Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang
lainnya saling behubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang
dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan
orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri.
Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu
berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu memerlukan hubungan
timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi aktifitas
kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
meningkatkan hubungan interpersonal dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing)
pada klien dengan gangguan orientasi realitas (Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan
dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari ketrampilan terapeutik
dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
1.2 Tujuan
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami miliki serta sesuai materi yang
harus dibahas dalam makalah ini yang diberikan oleh dosen mata kuliah,maka ruang
lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan Defenisi TAK, Tujuan TAK, Manfaat TAK,
Tahap-Tahap TAK, Peran Perawat TAK, Macam-Macam TAK, Kerangka Teoritis TAK dan
Terapi.
BAB II
PEMBAHASANA
Menurut stuart & Laraia (dalam Keliat,2004) Kelompok adalah kumpulan individu
yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma
yang sama. Sedangkan Yalom dalam Stuart & Laraia (dalam Keliat,2004) mengatakan
bahwa anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani
sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, kesukaan
dan menarik. Dari semua kondisi itu akan mempengaruhi dinamika kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan
yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama. Sedangkan
kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (Sharing)
tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan
orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku
destruktif menjadi konstruktif.
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptif.
Tipe: biblioterapy
Aktivitas: menggunakan artikel, sajak,puisi, buku, surat kabar untuk merangsang dan
mengembangkan hubungan dengan orang lain.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
A. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota,
dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada
anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok
seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
B. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
1. Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader
mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
2. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan
saling ketergantungan yang akan terjadi.
3. Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
C. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan
penyelesaian masalah yang kreatif.
D. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok adalah :
1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih dahulu,
membuat proposal.
Proposal tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok, komponen yang dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien,
masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat,
waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.
2. Tugas sebagai leader dan coleader
Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi yang terjadi
dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisnya
kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat
peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
Tujuan khusus :
a. Penderita mampu menyebutkan identitasnya
b. Menyebutkan identitas penderita lain
c. Berespon terhadap penderita lain
d. Mengikuti aturan main
e. Mengemukakan pendapat dan perasaannya
Karakteristik :
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
b. Penderita sering berada ditempat tidur
c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
d. Penderita dengan harga diri rendah
e. Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
f. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban
sesuai pertanyaan
g. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
5. Penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara kontruktif
dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi seperti katarsis,
peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa menimbulkan kerugian
pada diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan :
a. Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
b. Mengekspresikan perasaan
c. Meningkatkan hubungan interpersonal
a. Perlu berkomunikasi
b. Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi
verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup.
c. Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
d. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan
yang lain untuk melakukan komunikasi efektif
e. Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal
dan social anggota kelompok.
Selain itu teori komunikasi membantu anggota merealisasi bagaimana
mereka berkomunikasi lebih efektif.
Selanjutnya leader juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip
komunikasi dan bagaimana menggunakan didalam kelompok serta
menganalisa proses komunikasi tersebut.
3. Model interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan)
dagambarkan melalui hubungan interpersonal.
Contoh: interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari
tingkah laku anggota lain.
Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok
ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini kesalahan persepsi
dapat dikoreksi dan perilaku social yang efektif dipelajari. Perasaan cemas dan
kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan merubah tingkah
laku/perilaku.
Contoh: tujuan salah satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan
interpersonal. Pada saat konplik interpersonal muncul, leader menggunakan situasi
tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan
mempelajari konplik apa yang membuat anggota merasa cemas dan menentukan
perilaku apa yangdigunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat
terjadi konflik.
4. Model psikodrama
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran
sesuai dengan yang perna dialami.
Contoh: klien memerankan ayahnya yang dominin atau keras.
2.8 TERAPIS
Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien yang
mengalami gangguan jiwa. Adapun terapis antara lain :
a. Dokter
b. Psikiater
c. Psikolog
d. Perawat
e. Fisioterapis
f. Speech teraphis
g. Occupational teraphis
h. Sosial worker
Persyaratan dan kwalitas terapis
Menurut Globy, Kenneth Mark seperti yang dikutif Depkes RI menyatakan bahwa
persyaratan dan kualifikasi untuk terapi aktivitas kelompok adalah :
a. Pengetahuan pokok tentang pikiran-pikiran dan tingkah laku normal dan
patologi dalam budaya setempat
b. Memiliki konsep teoritis yang padat dan logis yang cukup sesuai untuk
dipergunakan dalam memahami pikiran-pikiran dan tingkah laku yang normal
maupun patologis
c. Memiliki teknis yang bersifat terapeutik yang menyatu dengan konsep-konsep
yang dimiliki melalui pengalaman klinis dengan pasien.
d. Memiliki kecakapan untuk menggunakan dan mengontrol institusi untuk
membaca yang tersirat dan menggunakannya secara empatis untuk memahami
apa yang dimaksud dan dirasakan pasien dibelakang kata-katanya
e. Memiliki kesadaran atas harapan-harapan sendiri, kecemasan dan mekanisme
pertahanan yang dimiliki dan pengaruhnya terhadap teknik terapeutiknya.
f. Harus mampu menerima pasien sebagai manusia utuh dengan segala
kekurangan dan kelebihannya
Rawlins (dalam keliat,2004) mengodentifikasi tiga area yang perlu dipersiapkan untuk
menjadi terapis (pemimpin) terapi kelompok yaitu :
Persiapan teoritis melalui pendidikan formal, literatur, bacaan, lokakarya, pelatihan
praktik yang disupervisi pada saat berperan sebgai pemimpin kelompok, dan
berpengalaman mengikuti terapi kelompok.
Perawat diperbolehkan memimpin terapi kelompok jika telah dipersiapkan secara
profesional (telah mahir dibidang TAK). American Nurses’ Association (ANA)
menetapkan pada praktik keperawatan psikiatri dan klinikal spesialis dapat berfungsi
sebagai terapis kelompok. Selannjutnya The American Group Psychotherapy Association
(AGPA) sebagai badan akreditasi terapis kelompok menetapkan anggotanya minimal
berpendidikan master.
Perawat yang memimpin kelompok terapeutik dan kelompok tambahan (TAK),
persyaratannya harus mempunyai pengetahuan tentang masalah pasien dan mengetahui
metode yang dipakai untuk kelompok khusus serta terampil berperan sebagai pemimpin
(Keliat,2004).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan
yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.
Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (Sharing)
tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan
orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku
destruktif menjadi konstruktif.
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptif.
3.2 SARAN
Sebagai perawat haruslah mengetahui tentang terapi aktivitas kelompok serta dapat
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA