Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang
lainnya saling behubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang
dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan
orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri.

Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu
berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu memerlukan hubungan
timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.

Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif


dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang.
Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan
memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien atau klien, dan
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi aktifitas
kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
meningkatkan hubungan interpersonal dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing)
pada klien dengan gangguan orientasi realitas (Birckhead, 1989).

Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan
dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari ketrampilan terapeutik
dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.

Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota


kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian
masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam
kelompok.

1.2 Tujuan

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Terapi Aktivitas Kelompok serta dapat


mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
1.3 Ruang Lingkup

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami miliki serta sesuai materi yang
harus dibahas dalam makalah ini yang diberikan oleh dosen mata kuliah,maka ruang
lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan Defenisi TAK, Tujuan TAK, Manfaat TAK,
Tahap-Tahap TAK, Peran Perawat TAK, Macam-Macam TAK, Kerangka Teoritis TAK dan
Terapi.
BAB II

PEMBAHASANA

2.1 DEFENISI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Menurut stuart & Laraia (dalam Keliat,2004) Kelompok adalah kumpulan individu
yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma
yang sama. Sedangkan Yalom dalam Stuart & Laraia (dalam Keliat,2004) mengatakan
bahwa anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani
sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, kesukaan
dan menarik. Dari semua kondisi itu akan mempengaruhi dinamika kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan
yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama. Sedangkan
kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (Sharing)
tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan
orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku
destruktif menjadi konstruktif.

Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan kelompok


memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling bertukar
pengalaman dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan
demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk uji coba
kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain.

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptif.

2.2 TUJUAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Mengembangkan stimulasi kognitif

Tipe: biblioterapy

Aktivitas: menggunakan artikel, sajak,puisi, buku, surat kabar untuk merangsang dan
mengembangkan hubungan dengan orang lain.

2. Mengembangkan stimulasi sensori


Tipe: music, seni, menari.
Aktivitas: menyediakan kegiatan, mengekspresikan perasaan.
Tipe: relaksasi
Aktivitas: belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot, dan
imajinasi.
3. Mengembangkan orientasi realitas
Tipe: kelompok orientasi realitas, kelompok validasi.
Aktivitas: focus pada orientasi waktu,tempat dan orang, benar, salah bantu memenuhi
kebutuhan.
4. Mengembangkan sosialisasI
Tipe: kelompok remitivasi
Aktivitas: mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi
Tipe: kelompok mengingatkan
Aktivitas: focus pada mengingatkan untuk menetapkan arti positif.

Secara umum tujuan kelompok adalah :

1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman


2. Memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain
3. Merupakan proses menerima umpan balik

2.3 MANFAAT TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Secara umum manfaat terapi aktivitas kelompok adalah :

1. Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan


umpan balik dengan atau dari orang lain.
2. Melakukan sosialisasi.
3. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

Secara khusus manfaatnya adalah :

1. meningkatkan identitas diri


2. menyalurkan emosi secara konstruktif
3. meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.

Di samping itu manfaat rehabilitasinya adalah :

1. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.


2. Meningkatkan keterampilan sosial.
3. Meningkatkan kemampuan empati.
4. Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
2.4 TAHAP-TAHAP DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
A. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota,
dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada
anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok
seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
B. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
1. Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader
mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
2. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan
saling ketergantungan yang akan terjadi.
3. Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
C. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan
penyelesaian masalah yang kreatif.
D. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

2.5 PERAN PERAWAT DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok adalah :
1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih dahulu,
membuat proposal.
Proposal tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok, komponen yang dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien,
masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat,
waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.
2. Tugas sebagai leader dan coleader
Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi yang terjadi
dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisnya
kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat
peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.

3. Tugas sebagai fasilitator


Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota
kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat
mengikuti jalannya kegiatan.
4. Tugas sebagai observer
Tugas seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati respon penderita,
mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani peserta/anggota kelompok
yang drop out.
5. Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub kelompok,
kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau kelompok dan adanya anggota
kelompok yang drop out.
Cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok terapis, kontrak dan
kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas tersebut.
6. Program antisipasi masalah
Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan
yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi proses
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.
Dari rangkaian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai fasilitator.
Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer penyembuhan dan
perubahan.
Iklim yang ditimbulkan oleh kepribadian ahli terapi adalah agen perubahan yang kuat.
Ahli terapi lebih dari sekedar ahli yang menerapkan tehnik; ahli terapi memberikan
pengaruh pribadi yang menarik variable tertentu seperti empati, kehangatan dan rasa
hormat (Kaplan & Sadock, 1997).
Sedangkan menurut Depkes RFI 1998, di dalam suatu kelompok, baik itu kelompok
terapeutik atau non terapeutik tokoh pemimpin merupakan pribadi yang paling
penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok lebih mempengaruhi tingkat
kecemasan dan pola tingkah laku anggota kelompok jika dibandingkan dengan
anggota kelompok itu sendiri. Karena peranan penting terapis ini, maka diperlukan
latihan dan keahlian yang betul-betul professional.
Stuart & Sundeen (1995) mengemukakan bahwa peran perawat psikiatri dalam terapi
aktivits kelompok adalah sebagai leader/co leader, sebagai observer dan fasilitator
serta mengevaluasi hasil yang dicapai dalam kelompok.
Untuk memperoleh kemampuan sebagai leader/co leader, observer dan fasilitator
dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok, perawat juga perlu mendapat latihan dan
keahlian yang professional.

2.6 MACAM-MACAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi yang bertujuan
untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimuli persepsi
dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi perilaku
maladaptif.
Tujuan :
a. Meningkatkan kemampuan orientasi realita
b. Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
c. Meningkatkan kemampuan intelektual
d. Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain.
Karakteristik :
a. Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai
b. Menarik diri dari realitas
c. Inisiasi atau ide-ide negative
d. Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau
mengikuti kegiatan
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami
kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitasi penggunaan
panca indera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun
eksternal.
Tujuan :
a. Meningkatkan kemampuan sensori
b. Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan pada
kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat.
Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara
didaktik.
Tujuan :
a. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan,
sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
b. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
c. Pembicaraan penderita sesuai realita
d. Penderita mampu mengenali diri sendiri
e. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
Karakteristik :
a. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi, ilusi, waham,
dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
b. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain
c. Penderita kooperatif
d. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
e. Kondisi fisik dalam keadaan sehat
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien dalam
melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan social. Sosialisasi
dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :
a. Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
b. Memberi tanggapan terhadap orang lain
c. Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
d. Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
Tujuan umum :
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain,
mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal.

Tujuan khusus :
a. Penderita mampu menyebutkan identitasnya
b. Menyebutkan identitas penderita lain
c. Berespon terhadap penderita lain
d. Mengikuti aturan main
e. Mengemukakan pendapat dan perasaannya
Karakteristik :
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
b. Penderita sering berada ditempat tidur
c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
d. Penderita dengan harga diri rendah
e. Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
f. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban
sesuai pertanyaan
g. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
5. Penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara kontruktif
dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi seperti katarsis,
peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa menimbulkan kerugian
pada diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan :
a. Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
b. Mengekspresikan perasaan
c. Meningkatkan hubungan interpersonal

2.7 KERANGKA TEORITIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


1. Model fokal konflik
Menurut Whiteaker dan Liebermen’s, terapi kelompok berfokus pada kelompok
dari pada individu.
Prinsipnya: terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak
disadari. Pengalaman kelompok secara berkasinambungan muncul kemudian
konfrontir konflik untuk penyelesaian masalah, tugas terapi membantu anggota
kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik
Menurut model ini pimpinan kelompok (leader) harus memfasilisati dan
memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan
mendiskusikannya untuk menyelesaiakan masalah.
2. Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan
komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak efektif
dalam kelompok akan menyebabkan ketidak puasan anggota kelompok, umpan
balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.
Dengan menggunakan kelompok ini leader memfasilitasi komunikasi efektif,
masalah individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan.
Leader mengajarkan pada kelompok bahwa:

a. Perlu berkomunikasi
b. Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi
verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup.
c. Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
d. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan
yang lain untuk melakukan komunikasi efektif
e. Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal
dan social anggota kelompok.
Selain itu teori komunikasi membantu anggota merealisasi bagaimana
mereka berkomunikasi lebih efektif.
Selanjutnya leader juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip
komunikasi dan bagaimana menggunakan didalam kelompok serta
menganalisa proses komunikasi tersebut.
3. Model interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan)
dagambarkan melalui hubungan interpersonal.
Contoh: interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari
tingkah laku anggota lain.
Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok
ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini kesalahan persepsi
dapat dikoreksi dan perilaku social yang efektif dipelajari. Perasaan cemas dan
kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan merubah tingkah
laku/perilaku.
Contoh: tujuan salah satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan
interpersonal. Pada saat konplik interpersonal muncul, leader menggunakan situasi
tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan
mempelajari konplik apa yang membuat anggota merasa cemas dan menentukan
perilaku apa yangdigunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat
terjadi konflik.
4. Model psikodrama
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran
sesuai dengan yang perna dialami.
Contoh: klien memerankan ayahnya yang dominin atau keras.
2.8 TERAPIS
Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien yang
mengalami gangguan jiwa. Adapun terapis antara lain :
a. Dokter
b. Psikiater
c. Psikolog
d. Perawat
e. Fisioterapis
f. Speech teraphis
g. Occupational teraphis
h. Sosial worker
Persyaratan dan kwalitas terapis
Menurut Globy, Kenneth Mark seperti yang dikutif Depkes RI menyatakan bahwa
persyaratan dan kualifikasi untuk terapi aktivitas kelompok adalah :
a. Pengetahuan pokok tentang pikiran-pikiran dan tingkah laku normal dan
patologi dalam budaya setempat
b. Memiliki konsep teoritis yang padat dan logis yang cukup sesuai untuk
dipergunakan dalam memahami pikiran-pikiran dan tingkah laku yang normal
maupun patologis
c. Memiliki teknis yang bersifat terapeutik yang menyatu dengan konsep-konsep
yang dimiliki melalui pengalaman klinis dengan pasien.
d. Memiliki kecakapan untuk menggunakan dan mengontrol institusi untuk
membaca yang tersirat dan menggunakannya secara empatis untuk memahami
apa yang dimaksud dan dirasakan pasien dibelakang kata-katanya
e. Memiliki kesadaran atas harapan-harapan sendiri, kecemasan dan mekanisme
pertahanan yang dimiliki dan pengaruhnya terhadap teknik terapeutiknya.
f. Harus mampu menerima pasien sebagai manusia utuh dengan segala
kekurangan dan kelebihannya

Rawlins (dalam keliat,2004) mengodentifikasi tiga area yang perlu dipersiapkan untuk
menjadi terapis (pemimpin) terapi kelompok yaitu :
Persiapan teoritis melalui pendidikan formal, literatur, bacaan, lokakarya, pelatihan
praktik yang disupervisi pada saat berperan sebgai pemimpin kelompok, dan
berpengalaman mengikuti terapi kelompok.
Perawat diperbolehkan memimpin terapi kelompok jika telah dipersiapkan secara
profesional (telah mahir dibidang TAK). American Nurses’ Association (ANA)
menetapkan pada praktik keperawatan psikiatri dan klinikal spesialis dapat berfungsi
sebagai terapis kelompok. Selannjutnya The American Group Psychotherapy Association
(AGPA) sebagai badan akreditasi terapis kelompok menetapkan anggotanya minimal
berpendidikan master.
Perawat yang memimpin kelompok terapeutik dan kelompok tambahan (TAK),
persyaratannya harus mempunyai pengetahuan tentang masalah pasien dan mengetahui
metode yang dipakai untuk kelompok khusus serta terampil berperan sebagai pemimpin
(Keliat,2004).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan
yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.
Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (Sharing)
tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan
orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku
destruktif menjadi konstruktif.
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptif.

3.2 SARAN

Sebagai perawat haruslah mengetahui tentang terapi aktivitas kelompok serta dapat
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, Wahyu & Karlina Ina.2010.Asuhan Keperawatan Jiwa.Jogjakarta:Nuha


Medika.
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ihromi. (2004). Bunga
rampai Sosiologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Prabowa, E. (2014). Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Medical Book. Purwaningsih, W. (2012). Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Nuha Medika. Stuart, d. (2006). Buku saku Keperawatan
Jiwa. Jakarta: EGC. Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Вам также может понравиться

  • Etik Legal Keperawatan Gadar
    Etik Legal Keperawatan Gadar
    Документ24 страницы
    Etik Legal Keperawatan Gadar
    Ariwati Anggita Putri
    Оценок пока нет
  • Waham
    Waham
    Документ27 страниц
    Waham
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Cempaka DM Kel 2
    Cempaka DM Kel 2
    Документ11 страниц
    Cempaka DM Kel 2
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Intervensi
    Intervensi
    Документ6 страниц
    Intervensi
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Ggn. Jiwa Di Masyarakat
    Ggn. Jiwa Di Masyarakat
    Документ13 страниц
    Ggn. Jiwa Di Masyarakat
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Sistem Pengorganisasian
    Sistem Pengorganisasian
    Документ23 страницы
    Sistem Pengorganisasian
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Paliatif Pada Lansia
    Paliatif Pada Lansia
    Документ30 страниц
    Paliatif Pada Lansia
    Jiejie Mahmudah
    63% (8)
  • WOC Syok Hipovolemik
    WOC Syok Hipovolemik
    Документ1 страница
    WOC Syok Hipovolemik
    marissa ulkhair
    75% (4)
  • PEMERIKSAAN FISIK UROGENITAL
    PEMERIKSAAN FISIK UROGENITAL
    Документ10 страниц
    PEMERIKSAAN FISIK UROGENITAL
    Deti Gusvena
    Оценок пока нет
  • Sistem Pengorganisasian
    Sistem Pengorganisasian
    Документ23 страницы
    Sistem Pengorganisasian
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Konsep Triage GADAR 11
    Konsep Triage GADAR 11
    Документ43 страницы
    Konsep Triage GADAR 11
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Ggn. Konsep Diri
    Ggn. Konsep Diri
    Документ18 страниц
    Ggn. Konsep Diri
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Konsep Diabetes M
    Konsep Diabetes M
    Документ22 страницы
    Konsep Diabetes M
    Fuji Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Paliatif Pada Lansia
    Paliatif Pada Lansia
    Документ30 страниц
    Paliatif Pada Lansia
    Jiejie Mahmudah
    63% (8)
  • Konsep Triage GADAR 11
    Konsep Triage GADAR 11
    Документ43 страницы
    Konsep Triage GADAR 11
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Ggn. Kognitif
    Ggn. Kognitif
    Документ10 страниц
    Ggn. Kognitif
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Terapi Relaksasi
    Terapi Relaksasi
    Документ8 страниц
    Terapi Relaksasi
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Ggn. Jiwa Di Masyarakat
    Ggn. Jiwa Di Masyarakat
    Документ21 страница
    Ggn. Jiwa Di Masyarakat
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • KDK GD 1
    KDK GD 1
    Документ9 страниц
    KDK GD 1
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • h3 Prioritas Tn. Ha
    h3 Prioritas Tn. Ha
    Документ2 страницы
    h3 Prioritas Tn. Ha
    Deti Gusvena
    Оценок пока нет
  • Askep Paliatif Lansia
    Askep Paliatif Lansia
    Документ34 страницы
    Askep Paliatif Lansia
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Ggn. Konsep Diri
    Ggn. Konsep Diri
    Документ14 страниц
    Ggn. Konsep Diri
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Pre Planning Pertemuan 2 Tn. R
    Pre Planning Pertemuan 2 Tn. R
    Документ3 страницы
    Pre Planning Pertemuan 2 Tn. R
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Cover Satuan Acara Penyuluhan
    Cover Satuan Acara Penyuluhan
    Документ2 страницы
    Cover Satuan Acara Penyuluhan
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Sap HCN
    Sap HCN
    Документ5 страниц
    Sap HCN
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Cover Satuan Acara Penyuluhan
    Cover Satuan Acara Penyuluhan
    Документ4 страницы
    Cover Satuan Acara Penyuluhan
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Sap TB Fixx 1
    Sap TB Fixx 1
    Документ6 страниц
    Sap TB Fixx 1
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Dokumen - Tips Sop Pem Telinga
    Dokumen - Tips Sop Pem Telinga
    Документ3 страницы
    Dokumen - Tips Sop Pem Telinga
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Sap TB Fixx 1
    Sap TB Fixx 1
    Документ6 страниц
    Sap TB Fixx 1
    Jiejie Mahmudah
    Оценок пока нет
  • SOP Pemeriksaan Fisik Telinga
    SOP Pemeriksaan Fisik Telinga
    Документ8 страниц
    SOP Pemeriksaan Fisik Telinga
    Oktavia Armalina
    0% (1)