Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1.1 DEFINISI
Syok merupakan sindrom klinis bukan diagnose yang terjadi akibat
menurunnya tekanan darah secara persisten yang menyebabkan perfusi
memburuk serta malfungsi organ vital yang di sebabkan oleh hipovolemia,
kardiogenik, sepsis, anafilaksis, dan defisiensi steroid (krisis Addison)-
jarang.
Syok hipovolemik terjadi apabila ada defisit volume darah ≥15%, sehingga
menimbulkan ketidakcukupan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan
dan penumpukan sisa-sisa metabolisme sel. Berkurangnya volume
intravaskular dapat diakibatkan oleh kehilangan cairan tubuh secara akut
atau kronik, misalnya karena oligemia, hemoragi, atau kebakaran.
Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum di tandai dengan
penurunan volume intravasculer. Cairan tubuh terkandung dalam
kompartemen intraseluler dan ekstravaskuler. Cairan intra seluler menempati
hampir 2/3 dari air tubuh total sedangkan cairan tubuh ekstraseluler di
temukan dalam salah satu kompartemen intravaskuler dan intersisial.
Volume cairan interstitial adalah kira-kira 3-4x dari cairan intravascular 15%
sampai 25%.
1
b. Terjadi kompensasi dimana biasanya cardiac output dan tekanan
darah masih dapat dipertahankan
2. Tahap II :
a. Terjadi apabila kehilangan darah 15-20%
b. Tekanan darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu, diaforetik,
gelisah, pucat.
3. Tahap III :
a. Bila terjadi kehilangan darah lebih dari 25%
b. Terjadi penurunan ; tekanan darah, cardiac output, PO2, perfusi
jaringan secara cepat
c. Terjadi iskemik pada organ
d. Terjadi ekstravasasi cairan
Klasifikasi
1. Kehilangan Cairan
Akibat diare, muntah-muntah atau luka bakar, bisa berakibat dehidrasi.
Derajat dehidrasi :
Tanda Klinis Ringan Sedang Berat
Defisit 3-5% 6-8% >10%
Hemodinamik Takikardi, nadi Takikardi, nadi Takikardi, nadi
lemah sangat lemah, tak teraba, akral
volume kolaps, dingin, sianosis
hipotensi
orthostatik
Jaringan Lidah kering, Lidah keriput, Atonia, turgor
turgor turun turgor kurang buruk
Urine Pekat Jumlah turun Oliguria
Susunan saraf Mengantuk apatis coma
pusat
2. Perdarahan
Syok yang diakibatkan oleh perdarahan dapat dibagi dalam beberapa
kelas :
Variabel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Sistolik > 110 >100 >90 <90
(mmHg)
Nadi <100 >100 >120 >140
(x.menit)
Nafas 16 16-20 21-26 >26
(x/menit)
Mental Anxious Agitated Confused Lethargic
Kehilangan <750ml 750-1500ml 1500- >2000 ml
darah 3000ml
<15% 15-30% 30-40% >40%
2
1.2 ETIOLOGI
Absolut
a. Kehilangan darah dan seluruh komponennya
1) Trauma
2) Pembedahan
3) Perdarahan gastrointestinal
b. Kehilangan Plasma
1) Luka bakar
2) Lesi luas
c. Kehilangan cairan tubuh lain
1) Muntah hebat
2) Diare berat
3) Diuresis massive
Relatif
a. Kehilangan integritas pembuluh darah
1) Ruptur limpa
2) Fraktur tulang panjang atau pelvis
3) Pankreatitis hemoragi
4) Hematothorax/ hemoperitoneum
5) Diseksi arteri
b. Peningkatan permeabilitas
1) Membran kapiler
2) Sepsis
3) Anaphylaxis
4) Luka bakar
c. Penurunan tekanan osmotik koloid
1) Pengeluaran sodium hebat
2) Cirrhosis
3) Obstruksi intestinal
3
cairan dengan jumlah sedang vasokontriksinya dan takikardia. Kehilangan
volume yang cukup besar dalam waktu lambat, meskipun terjadi pada pasien
usia lanjut, masih dapat di tolerir juga dibandingkan kehilangan dalam waktu
yang cepat atau singkat (Toni Ashadi, 2006).
1. Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian
kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
1.4 PATOFISIOLOGI
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi
sistem fisiologi utama sebagai berikut: sistem hematologi, kardiovaskuler,
ginjal, dan sistem neuroendokrin. Sistem hematologi berespon terhadap
kehilangan darah yang berat dan akut dengan mengaktivasi kaskade
koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh darah (melalui pelelepasan
tromboksan A2 lokal). Selain itu, platelet diaktivasi (juga melalui pelepasan
tromboksan A2 lokal) dan membentuk bekuan darah immatur pada sumber
perdarahan. Pembuluh darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang
selanjutnya menyebabkan penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan
4
darah. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menyempurnakan fibrinasi
dari bekuan darah dan menjadi bentuk yang sempurna.
Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik
dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard,
dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat
peningkatan pelepasan norepinefrin dan penurunan ambang dasar tonus
nervus vagus (diatur oleh baroreseptor di arcus caroticus, arcus aorta, atrium
kiri, dan penbuluh darah pulmonal). Sistem kardiovaskuler juga berespon
dengan mengalirkan darah ke otak, jantung, dan ginjal dengan mengurangi
perfusi kulit, otot, dan traktus gastrointestinal.
Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan
sekresi renin dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan mengubah
angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang selanjutnya akan dikonversi
menjadi angiotensin II di paru-paru dah hati. Angotensin II mempunyai 2
efek utama, yang keduanya membantu perbaikan keadaan pada syok
hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol otot polos, dan menstimulasi
sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron bertanggungjawab pada
reabsorbsi aktif natrium dan akhirnya akan menyebabkan retensi air.
Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan
meningkatan Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH dilepaskan
dari glandula pituitari posterior sebagai respon terhadap penurunan tekanan
darah (dideteksi oleh baroreseptor) dan terhadap penurunan konsentrasi
natrium (yang dideteksi oleh osmoreseptor). Secara tidak langsung ADH
menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dan garam (NaCl) pada tubulus
distalis, duktus kolektivus, dan lengkung Henle
5
3. Pemeriksaan pembekuan : Trombosit terjadi penurunan (
trombositopenia) dapat terjadi karena agregasi trombosit. PT/PTT
mungkin memanjang mengindentifikasikan koagulopati yang
diasosiasikan dengan iskemia hati / sirkulasi toksin / status syok.
4. Laktat serum meningkat dalam asidosis metabolic,disfungsi hati, syok.
5. Glukosa serum terjadi hiperglikemia yang terjadi menunjukan
glukoneogenesis dan glikogenolisis di dalam hati sebagai respon dari
perubahan selulaer dalam metabolisme.
6. BUN/Kr terjadi peningkatan kadar disasosiasikan dengan dehidrasi ,
ketidakseimbangan / gagalan hati.
7. GDA terjadi alkalosis respiratori dan hipoksemia dapat terjadi
sebelumnya dalam tahap lanjut hioksemia, asidosis respiratorik dan
asidosis metabolic terjadi karena kegagalan mekanismekompensasi.
8. Urinalisis adanya SDP / bakteri penyebab infeksi. Seringkali muncul
protein dan SDM.
9. Sinar X film abdominal dan dada bagian bawah yang
mengindentifikasikan udara bebas didalam abdomen dapat menunjukan
infeksi karena perforasi abdomen / organ pelvis.
10. EKG dapat menunjukan perubahan segmen ST
1.6 KOMPLIKASI
Kegagalan multi organ akibat penurunan alilran darah dan hipoksia
jaringan yang berkepanjangan.
Sindrom distress pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan
alveolus kapiler karena hipoksia.
DIC (Koagulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian
jaringan yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang
koagulasi
Kerusakan Ginjal
Kerusakan Otak
Gangren pada lengan atau tungkai hingga amputasi
Serangan Jantung
Syok yang berat dapat berujung pada kematian
6
1.7 PENATALAKSANAAN
Pemantauan
Parameter dibawah ini harus dipantau selama stabilisasi dan pengobatan
: denyut jantung, Frekuensi pernafasan, tekanan darah, tekanan vena
sentral (CVP) dan pengeluaran urin. Pengeluaran urin yang kurang dari
30ml/jam (atau 0,5 ml/kg/jam) menunjukkan perfusi ginjal yang tidak
adekuat
Penatalaksanaan pernafasan
Pasien harus diberikan aliran oksigen yang tinggi melalui masker atau
Kanula. Jalan napas yang bersih harus dipertahankan dengan posisi
kepala dan mandubula yang tepat dan aliran pengisapan darah dan
sekret yang sempurna. Penentuan gas darah arterial harus dilakukan
untuk mengamati ventilasi dan oksigenasi. Jika ditemukan kelainan
secara klinis atau laboratorium analisis gas darah, pasien harus
diintubisi dan diventilasi dengan ventilator yang volumenya terukur.
Volume tidal harus diatur sebesar 12 sampai 15 ml/kg, frekuensi
pernapasan sebesar 12-16 permenit. Oksigen harus diberikan untuk
mempertahankan PO2 sekitar 100mmHg. Jika pasien “melawan”
terhadap ventilator, maka obat sedatif atatu pelumpuh otot harus
diberikan. Jika cara pemberian ini gagal untuk menghasilkan
oksigenase yang adekuat, atau jika fungsi paru-paru menurun harus
menambahkan 3-10 cm tekanan ekspirasi akhir positif
Pemberian cairan
a. Penggantian cairan harus dimulai dengan memasukkan larutan ringer
laktat atau larutan garam fisiologis secara cepat. Umumnya paling
sidikt 1-2 liter larutan RL harus diberikan dalam 45-60 menit
pertama atau bisa lebih cepat lagio bila dibutuhkan. Jika hipotensi
dapat diperbaiki dan tekanan darah tetap stabil, ini merupakan
indikasi bahwa kehilangan darah sudah minimal. Jika hipotensi tetap
berlangsung harus dilakukan tranfusi darah pada pasien ini secepat
miungkin dan kecepatan serta jumalah yang diberikan disesuaikan
dari respon yang dipantau.
b. Celana militer anti syok (MAST = Military Antishock Trousers)
Tekanan berlawanan eksternal dengan pakaian MAST bermanfaat
sebagai terapi tambahan pada terapi penggantian cairan. Pakaian
7
MAST ini dikenakan pada kedua tungkai atau abdoomen pasien, dan
masing-masing ketiga kompartemen individual ini dapat
dikembungkan. Pakaian ini meristribusikan darah dari ekstremitas
bawah ke sirkulasi sentral dan mengurangi darah arterial ke tungkai
dengan memprkecil diameter pembuluh darah.
Kontra indikasi pemakaian MAST
- Edema paru yang bersamaan
- Kehamilan . Ini hanya berlaku pada kompartemen abdomen
Hal yang peerlu diperhatikan
- Pakaian mast dapat meningkatkan kejadian perdarahan karena
cidera diafragmatik.
- Pemakaian yang lama (24-48 jam) pada tungkai yang cedera
dapat menyebabkan timbulnya sindrom kompartemen pada
fascial
Vasopresor
Pemakain vasopresor pada penangan syok hipovolemik akhir-akhir
ini kurang disukai alasannya adalah bahwa ha ini akan lebih
megurangi perfusi jaringan. Vasopresor dapat diberikan sebagai
tindakana sementara untuk meningkatkan tekanan darah sampai
mendapatkan cairan pengganti yang adekuat. Hal ini terutama
bermanfaat bagi pasien yang lebih tua dengan penyakit koroner
atau penyakit pembuluh darah otak yang berat, hal yang digunakan
adalah Norepinefrin 4-8 Mg yang dilarutkan dalam 500 ml 5%
dekstrosa dalam air ( D5W, atau metaraminor, 5-10 ml yang
dilarutkan dalam 500ml D5W yang bersifat vasokonstriktor
predominan dengan efek yang minimal pada jantung.Dosis harus
disesuaikan dengan tekanan darah.
8
1.8 PATHWAY
Melepaskan histamin
Kebocoran plasma
Hipovolemia
9
2. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
1. Riwayat Kesehatan
2. Riwayat trauma (perdarahan)
3. Riwayat penyakit jantung
4. Riwayat penyakit infeksi
5. Riwayat pemakaian obat
6. Hasil laboratorium
7. Fungsi metabolic
2.1.2 Pemeriksaan fisik
2. Respon Motorik
- Dengan perintah = 6
- Melokalisasi nyeri = 5
- Menarik area nyeri = 4
- Fleksi abnormal = 3
- Ekstensi = 2
- Tidak berespons = 1
3. ResponVerbal
- Berorientasi = 5
- Bicara membingungkan = 4
- Kata-kata tidak tepat = 3
- Suara tidak dapat dimengerti = 2
- Tidak ada respon = 1
- Tak ada respon = 1
B. Tingkat Keparahan
1. Ringan (GCS 13 – 15)
2. Sedang (GCS 9 – 12)
3. Berat (GCS 3 – 8)
10
C. Aspek Neurologis
- Kaji GCS
- Disorientasi tempat / waktu
- Refleksi Patologis & Fisiologis
- Nervus Cranialis XII nervus (sensasi, pola bicara abnormal)
- Status Motorik
Skala Kelemahan Otot
0 : Tidak ada kontrak
1 : Ada Kontraksi
2 : Bergerak tak bisa menahan gravitasi
3 : Bergerak mampu menahan gravitasi
4 : Normal
- Perubahan pupil/penglihatan kabur, diplopia
5 – 6 cm = kerusakan batang otak
Mengecil = Metabolis Abnormal & disfungsi
encephalo
Pin-point = Kerusakan pons, batang otak
- Perubahan tanda-tanda vital
- Tanda-tanda peningkatan TIK
- Penurunan kesadaran : Gelisah letargi
- Sakit kepala
- Muntah proyektif
- Pupil edema
- Pelambatan nadi
- Pelebaran tekanan nadi
- Peningkatan tekanan darah sistolik
D. Aspek Kardiovaskuler
- Perubahan TD (menurun/meningkat)
- Denyut nadi : Bradikardi, Tachikardi, irama tidak teratur
- TD naik, TIK naik
E. Sistem Pernafasan
- Perubahan pola nafas
- Irama, frekuensi, kedalaman, bunyi nafas
F. Kebutusan Dasar
- Eliminasi
- Perubahan pada BAB/BAK
- Inkontinensia, obstipasi
- Hematuri
- Nutrisi : mual, muntah, gangguan mencerna/menelan
makanan.
- Istirahat : kelemahan, mobilisasi, tidur kurang
11
G. Pengkajian Psikologis
Gangguan emosi/apatis, delirium
H. Pengkajian Sosial
- Hubungan dengan orang terdekat
- Kemampuan komunikasi
I. Pengkajian Spiritual
Ketaatan terhadap agama
EKG
Foto Toraks
CT Scan
Ekokardiografi
Ekokardiografi transesofagus (TEE)
Subjektif : Haus
Objektif
Perubahan status mental
12
Kehilangan volume cairan aktif
Konsumsi alcohol yang berlebihan terus menerus
Kegagalan mekanisme pangaturan
Asupan cairan yang tidak adekuat
2) Batasan karakteristik
a. Perubahan kecepatan jantung/ irama
- Aritmia
- Bradikardi
- Perubahan EKG
- Palpitasi
- Takikardi
b. Perubahan preload
- Edema
- Penurunan tekanan vena central
- Penurunan tekanan arteri paru
- Kelemahan
- Peningkatan tekanan vena central
- Peningkatan tekanan arteri paru
- Distensi vena jugula
- Peningkatan BB
c. Perubahan afterload
- Kulit berkeringat
- Dispnea
- Penurunan nadi perifer
- Penurunan resistensi pembuluh darah pulmonal
- Penurunan tahanan tekanan darah sistemik
- Peningkatan resistensi pembuluh darah pulmonal
- Peningkatan tahanan tekanan darah sistemik
- Oliguria
- Pengisian kembali dari perifer
- Perubahan warna kulit
- Hasil pembacaan tekanan darah berbeda-beda
d. Perubahan kontraktilitas
- Ronki basah
- Batuk
- Fraksi ejeksi < 40%
13
- Penurunan index beban kerja ventrikel kiri
- Penurunan index volume gerak
- Penurunan index jantung
- Ortopneu
- Dispnea nocturnal paroksismal
- S3 atau S4 (bunyi jantung)
14
Rencana Asuhan Keperawatan
15
2 Penurunan NOC: Cardiac care: akut
kardiak output
Setelah dilakukan intervensi - Evaluasi adanya nyeri dada
keperawatan pada klien - Auskultasi suara jantung
selama 5x24 jam - Evaluasi adanya krackels
- Monitor status neurology
- Klien dapat memiliki - Monitor intake/output,
pompa jantung efektif, urine output
- status sirkulasi, perfusi - Ciptakan lingkungan yang
jaringan & status tanda vital kondusif untuk istirahat
yang normal.
Kriteria Hasil:
Cirkulatory care;
- menunjukkan kardiak
output adekuat yang - evaluasi nadi dan edema
ditunjukkan dg TD, nadi, perifer
ritme normal, nadi perifer - monitor kulit dan
kuat, melakukan aktivitas ekstrimitas
tanpa dipsnea dan nyeri - monitor tanda-tanda vital
- bebas dari efek samping - pindah posisi klien setiap 2
obat yang digunakan jam jika diperlukan
- ajarkan ROM selama
bedrest
- monitor pemenuhan cairan
16
Daftar Pustaka
Carpenito, 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta.
Preseptor Akademik
(........................................................)
17