Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan,
struktur, sifat, dan perubahan materi. Ilmu kimia meliputi topik-topik seperti sifat-
sifat atom, cara atom membentuk ikatan kimia untuk menghasilkan senyawa kimia,
interaksi zat-zat melalui gaya antarmolekul yang menghasilkan sifat-sifat umum dari
materi, dan interaksi antar zat melalui reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang
berbeda.
Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula
beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.
Kimia anorganik merupakan salah satu cabang ilmu kimia.
Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi
senyawa anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai
atau cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam
kimia organik.
Kimia anorganik adalah salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari
tentang senyawa anorganik dan organologam. Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat
dan reaksi senyawa anorganik. Kimiawan di bidang ini fokus pada unsur-unsur dan
senyawa lain selain karbon atau hidrokarbon. Sederhananya, kimia anorganik
meliputi semua bahan yang tidak organik dan disebut sebagai zat tak-hidup - senyawa
yang tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (CH). Kimia anorganik mencakup
aspek yang luas dalam kehidupan, misalnya dalam katalisis, sains material, surfaktan,
pelapisan, bahan bakar dan pertanian. Senyawa yang dipelajari oleh ahli kimia
anorganik meliputi struktur kristal, mineral, logam, katalis, dan sebagian besar unsur
pada tabel periodik. Contohnya adalah kekuatan balok daya yang digunakan untuk
membawa berat tertentu atau menyelidiki bagaimana emas terbentuk di bumi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam penemuan kimia anorganik?
2. Bagaimana sejarah perkembangan cabang-cabang kimia anorganik?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan tujuan dari
pembuatan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam penemuan kimia
anorganik
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan cabang-cabang kimia anorganik

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kimia Anorganik
Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi
senyawa anorganik. Kimia di bidang ini fokus pada unsur-unsur dan senyawa lain
selain karbon dan hidrokarbon. Sederhananya, kimia anorganik meliputi semua bahan
yang tidak organik dan disebut sebagai zat tak hidup-senyawa yang tidak anorganik
meliputi struktur Kristal, mineral, logam, katalis, dan sebagian besar unsur pada tabel
periodik. Contohnya adalah kekuatan balok daya yang digunakan untuk membawa
berat tertentu atau menyelidiki bagaimana emas terbentuk di bumi.

2.2 Tokoh-tokoh dalam Kimia Anorganik


2.2.1 Jabir Ibnu Hayyan
Jabir Ibnu Hayyan yang merupakan seorang ilmuwan dan filsuf terkemuka
memiliki nama lengkap Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan Al Azdi yang di Barat dikenal
dengan nama Geber. Beliau lahir di Thus, Khurasan, Iran pada tahun 721 M atau
sekitar abad ke-7. Jabir adalah seorang yang berketurunan Arab, namun ada juga
yang mengatakan bahwa ia adalah orang Persia. Ayahnya bernama Hayyan al-Azdi
berasal dari suku Arab Azd adalah seorang yang ahli di bidang farmasi dari kabilah
Yaman yang besar yaitu kabilah Azad yang sebagian besar dari mereka berhijrah ke
Kufah setelah rubuhnya Bendungan Ma‟rif. Setelah ayahnya meninggal, Jabir dan
keluarganya kembali ke Yaman dan ia mulai mempelajari al-Qur’an dan berbagai
ilmu lainnya dari seorang ilmuwan yang bernama Harbi al-Himyari.
Jabir kembali ke Kufah setelah Abbasiyah berhasil menumbangkan Umayyah
dan mulai merintis karirnya di bidang kimia. Ketertarikannya dalam bidang ini yang
membuatnya terus mendalaminya sehingga menjadi seorang ahli dalam kimia bisa
jadi dikarenakan oleh profesi ayahnya sebagai seorang peracik obat. Jabir pun terus
bekerja dan ereksperimen dalam bidang kimia dengan tekun di sebuah laboratorium

3
dekat Bawaddah di Damaskus dengan ciri khas eksperimen-eksperimennya yang
dilakukan secara kuantitatif, bahkan instrument-instrument yang digunakan untuk
eksperimentnya ia buat sendiri dari bahan logam, tumbuhan dan hewani.
Di laboratoriumnya itulah Jabir berhasil menemukan berbagai penemuan
besar yang sangat bermanfaat sampai saat ini, bahkan di laboratorium itu pula telah
ditemukan berbagai peralatan kimia miliknya.
Diketahui bahwa Jabir Bin Hayyan telah menemukan 19 macam substansi.
Substansi dalam istilah modern kita menyebutnya unsur. Dalam catatan sejarah, Jabir
Ibnu Hayyan adalah orang yang pertama kali menemukan asam belerang, natrium
karbonat, pottasium karbonat, dan sepuh. Zat-zat kimia ini sekarang sangat urgen,
bahkan hampir menjadi salah satu dasar perkembangan peradaban pada abad 19 dan
20 di bidang kimia, farmasi, pertanian, dan lain lain.
Banyak zat-zat kimia lain yang telah dia temukan yaitu asam asetat dari cuka
nitrat, asam sitrat, asam asetat dan juga asam klorida. Kemudian dia mencoba
menggabungkan asam klorida dan asam nitrat. Dari itu dia pun menemukan asam
super yang sangat keras, disebut juga air raja (aqua regia). Dan ternyata air raja dapat
melarutkan emas. Penemuan ini sangat berarti bagi para ahli kimia untuk
mengekstrasi dan memurnikan emas, bahkan di tahun berikutnya ditemukan bahwa
temuan-temuan dari reaksi asam dapat digunakan pada logam lainnya.
Jabir Bin Hayyan memang dikenal telah banyak menghasilkan penemuan-
penemuan dari asam mineral/ asam anorganik seperti asam sulferik, air raja yang tadi
dijelaskan, penyulingan tawas, amonia klorida, pottasium nitrat. Dalam manuskripnya
yang berjudul Sandaqal Hikmah (Rongga Dada Kebijaksanaan) terdapat beberapa
paparan Jabir tentang asam. Zat-zat yang diuji coba olehnya sering kali diambil dari
benda-benda yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti isolasi asam
sitrat dan asam tartar yang telah ia coba lakukan. Asam sitrat tersebut diambil dari
lemon , sedangkan asam tartarat dari sisa pengendapan (residu) setelah membuat
anggur.

4
Ada lagi temuan lain dari tokoh yang berhasil memasukkan terma "alkali"
dalam kosakata sains ini, yaitu sebuah zat aditif yang dapat mencegah karat pada besi
dan membuat bahan tekstil kedap air. Dan masih banyak penemuan Jabir Bin
Hayyan. Pengetahuannya ini juga ia diaplikasisan untuk pembuatan besi dan logam
lainnya serta untuk penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.

2.2.2 Herman Lux


Herman Lux adalah seorang ahli kimia anorganik terkemuka dari Munich,
Jerman. Ia lahir pada 3 september 1904 di Karlsruhe dan meninggal pada 8 juli 1999.
Lux belajar kimia di University of Karlsruhe dimana ia lulus dengan pujian pada
1928 dan kemudian menyelesaikan pendidikannya di Universitas Bon pada 1929. Dia
kembali ke karlruhe dan bekerja disana sampai kepindahannya ke Ludwig
Maximilians University Of Munich pada tahun 1937, dimana ia bekerja sebagai
asisten sampai 1940. Kemudian sebagai dosen sampai 1946 dan kemudian menjadi
kepala departemen kimia analitik. Dia menjadi professor pada tahun 1944 dan
professor penuh pada tahun 1955. Dia pindah ke Technical University of Munich
pada tahun 1968 dimana ia menjadi professor penuh dari anorganik dan analisi kimia
hingga pension pada tahun 1973. Dia meninggal pada tanggal 8 juli 1999, hamper 95
tahun. Berikut ini adalah beberapa Penemuan dari Herman Lux:
a. Menemukan metode penentuan kuantitatif dari kuantitas merkuri (1931 bersama
dengan Alfred Stock)
b. Mempelajari secara ekstensif reaksi kimia dalam garam cair, yang mengarah
keteori asam-basa Lux-Flood (1937)
c. Menciptakan “hanging melt” metode yang memungkinkan untuk mempelajari
sangat agresif system garam cair, seperti oksida alkali
d. Menyediakan logam garam dalam oksidasi yang tidak biasa, seperti bivalen
kromium atau pentavalent mangan
e. Menerbitkan sejumlah buku termasuk “Anorganisch-Chemische Experiment”
(kimia anorganik seni eksperimental) dan “praktikum der quantitativen

5
anorganischen Analyse” (tentu saja praktis analisis anorganik kuantitatif) yang
diterjemahkan ke dalam berbagai bahsa dan digunakan oleh banyak ahli kimia
analitik.

2.2.3 Friedrich Wohler


Lahir di Jerman tepatnya di Kota Eschersheim tanggal 31 Juli 1800. Ia adalah
seorang ilmuwan kimia yang sangat berjasa dalam dunia kimia organic maupun
anorganik. Pada tahun 1823 ia menyelesaikan studi kedokteran di laboratorium milik
Leopold Gmelin di Heidelberg, setelah itu Wohler belajar di bawah bimbingan Jons
Jakob Berzelius di Stockholm. Ia kemudian sekolah di Sekolah Politeknik di Berlin
dari tahun 1826 hingga 1831, kemudian pada tahun 1839 ia dipindahkan ke Sekolah
Politeknik di Kassel. Setelah itu ia belajar di Universitas Gottingen, disana ia
mendapat gelar profesor di bidang kimia.
Pada abad ke 18 dan awal abad ke 19, para ilmuwan kimia mulai
membedakan antara dua jenis senyawa. Perbedaan ini pun termasuk darimana
senyawa tersebut berasal, dari makhluk hidup atau tidak. Istilah organik digunakan
untuk senyawa yang berasal dari tanaman dan hewan, sedangkan istilah anorganik
digunakan untuk senyawa yang berasal dari materi atau benda yang ada di bumi.
Selama periode tersebut, para ilmuwan berpendapat senyawa organik mempunyai
keunikan “vital force” bahwa hanya makhluk hidup yang dapat memproduksinya.
Teori vital force ini berasal dari pembimbing Wohler sendiri yaitu Jons Jakob
Berzelius yang berbunyi:
“senyawa anorganik bisa diubah menjadi senyawa organik dengan adanya
vital force yang hanya terdapat di makhluk hidup.”
Pada tahun 1828, Wohler mendapat hasil yang tak disangka dari eksperimen
anorganik yang sedang dilakukannya. Saat mencoba mengkristalisasi garam
anorganik NH4CNO dari larutannya, ia tidak sengaja memproduksi senyawa organik
yang telah diketahui yaitu urea, senyawa dari air seni. Hasil percobaan Wohler ini
memberikan dorongan untuk upaya baru kepada ilmuwan untuk mensintesis senyawa

6
organik dari senyawa anorganik sebagai bahan utamanya. Setelah itu, banyak
percobaan yang dilakukan berhasil. Hingga pada tahun 1860, teori vital force hilang
secara perlahan, dan Friedrich Wohler dikenal sebagai bapak kimia organik.
Meskipun teori vital force sudah runtuh, dengan teori tersebut senyawa pada sumber
makhluk hidup atau bukan makhluk hidup ada istilah senyawa organik atau senyawa
anorganik masih digunakan. Walaupun definisi aslinya untuk istilah tersebut sudah
diubah.

2.3 Cabang-cabang Kimia Anorganik beserta Sejarah Perkembangannya


2.3.1 Kimia Koordinasi
Kimia tentang senyawa-senyawa kompleks, relatif belum lama. Senyawa
kompleks yang mula-mula didapatkan agaknya biru prusia: KCN, Fe(CN)2 . Fe(CN)3 .
senyawa ini didapatkan oleh pembuatan zat warna Diesbach di Berlin pada awal abad
ke-18. Sejak itu telah banyak dibuat senyawa-senyawa kompleks, seperti
K4[Fe(CN)6] pada tahun 1753,kobalt ammine pada tahun 1789, [Fe(CO)5] Pada tahun
1891, flalosianin pada tahun 1926, siklopentadienil pada tahun 1951.
Awal dari kimia koordinasi biasanya dianggap sejak ditemukannya
heksamminekobalt (III) Klorida, CoCl3 .6NH3 Oleh Tassaert pada tahun 1798. Ia
mendapatkan bila larutan Co(II) Klorida ditambahkan larutan NH3 dan dibiarkan
semalam, akan terbentuk kristal-kristal CoCl3.6NH3 yang warnanya orange.
Dia dan ahli lain tidak dapat menjelaskan, apa sebabnya dua senyawa
diatas,yang masing-masing sudah jenuh valensinya dapat saling berikatan
membentuk senyawa yang baru. Jawaban ahli itu baru diketemukan kira-kira seratus
tahun kemudian. Sejak itu memang telah banyak senyawa-senyawa sejenis dibuat dan
diselidiki, beberapa teori telah diajukan, namun teori-teori ini tidak dapat
menjelaskan hasil-hasil percobaan.
Pembuatan dari kompleks-kompleks logam biasanya dilakukan dengan
mereaksikan garam-garam dengan molekul-molekul ion-ion tertentu. Penelitian-
penelitian pertama selalu memakai amoniak dan zat yang terjadi disebut logam

7
ammiene. Kemudian ternyata,bahwa anion-anion seperti CN- NO2 NCS- dan Cl- juga
membentuk kompleks dengn logam-logam.
2.3.2 Kimia Nuklir (Studi bahan Radioaktif)
Sejarah perkembangan kimia nuklir
Ledakan nuklir terjadi karena pelepasan energy yang terus menerus dari
sebuah reaksi nuklir yang terjadi secara cepat. Ledakan nuklir yang paling kita kenal
sejak mulai pelajatan dari mulai SD adalah Bom Atom (nuklir) Hiroshima dan
Nagasaki. Bom tersebut diciptakan oleh Amerika yang fungsinya untuk
menghancurkan sebuah kota seperti yang terjadi di horoshima dan Nagasaki (lihat
buku sejarah).
Sebulan sebelum PD II pecah, tepatnya 2 agustus 1939, ilmuwan besar Albert
Eistein menirim surat kepada Presiden AS Franklin Delano Roosevelt. Dalam upaya
suratnya Einstein mengabarkan bahwa Nazi Jerman tengah giat mengembangkan
penemuan baru ini menjadi bom atom yang sangat spektakuler. Bom berbahan bakar
zat radioaktif ini belum pernah dibuat dimanapun. Kekuatan yang berjuta-juta kali
lipat bahan peledak konvensional trinitro toluene (TNT) bias menghancurkan kota
dalam hitungan detik.
Einstein menambahkan, pemerintah mantan negerinya itu secara diam-diam
mulai menghentikan penjualan uranium dari Cekoslovia (dahulu) dan mengambil alih
tambang-tambangnya. Menyasati hal Ini, menerut Einstein, semestinya Amerika bias
mendahului pengembangan bom nuklir sebelum Jerman melakukannya. Tidak lama
setelah surat Eistein diterima presden, AS segera menggelar suatu proyek pabrik yang
dibangun di Handford, Washington, Oak Ridge, Tennese dan di laboratorium utama
di Los Alamos, New Mexico seluas 20.000 hektare. Banyak pekerja tidak diberitahu
perihal apa yang mereka kerjakan. Insinyur-insinyur penting mungkin mengerti
maksud project Manhanttan, namun mereka lebih memilih bekerja tanpa banyak
bicara dibawah pengawasan penuh J. Robert Oppenheimer, seorang ahli fisika nuklir.
Memisahkan isotope uranium-235 yang ada di alam bukan perkara mudah
dalam hal ini. Apalagi sebagian besar terdiri dari atas isotope uranium dengan nomor

8
massa 238 (u-238). Kadar u-235 sendiri dialam jumlahnya tidak lebih dari satu persen
saja. Untuk inilah, konon AS mem-budget-kan biaya sebesar dua milyar dollar untuk
penelitian dan menciptakan bom atom antara 1939-1945.
Enam tahun kemudian , kerja keras itu terwujud. Little Boy sebesar 4,5 ton
dijatuhkan diatas Hiroshima pada 6 agustus 1945. Bom uranium-235 ini membuat
cendawan debu hingga ketinggian 45000 kaki dengan ledakan dahsyat berantai,
kilatan, api, dan gelombang kejut berkecepatan 1100 kaki perdetik. Belum lagi efek
ledakan ini menimbulkan hembusan angina berkecepatan ratusan mil perjam hingga
radius puluhan mil. Sebanyak 137000 nyawa dalam hitungan dalam hitungan detik.
Begitupun gedung-gedungf jembatan dan semua istalasi hancur tak bersisa.
Selang tiga hari kemudian biom kedua dijatuhkan AS di Nagasaki. Kali ini
78000 rajyat menjadi santapan Fat Man, yakni bom atom bermuatan plutonium-239.
PD II pun berakhir dengan berlutunya Jepang kepada sekutu. Namun lebuh daripada
itu, duniapun telah menyaksikan suatu kebiadaban dari penemuan bartu para ilmuwan
fisika yang sulit diterima akal.
Tragedi hitam di jepang pada 6 dan 9 agustus itu, diakui atau tidak, kemudian
membawa dunia masuk kedalam lorong persaingan membuat nuklir pemusnah.
Perjanjian pencegahan dan pengurangan senjata nuklir dunia tahun 1972 yang terus
digembar-gembor AS ibarat tak mendapat hirauan. Lagipula, siapa bisa menjamin,
konflik peperangan tidak akan membuat balistik-balistik nuklir yang telah bertebaran
dibanyak Negara diluncurkan? Bahkan oleh AS sekalipun. Menurut sebuah sumber
penelitian yang dikeluatkan di prancis April 2002, kini di dunia sedikitnya terdapat
1400 reaktor nulir yang dibangun sejak 1954. Dan lihatlah, 57 persen digunakan
untuk kepentingan system pertahanan/penyerangan militer. Jumlah itu terdapat
anatara lain dalam 220 kapal selam peluncur rudal. 250 kapal serang, 10 kapal induk,
dan 14 kapal jelajah. Sebanyak 245 reaktor nuklir terapung dimiliki AS, Inggris,
Pranci, Cina dan Rusia didalam 182 kapal perang.
Digarisbawahi, dunia seharusnya prihatin akan keamanan kapal-kapal selam
nuklir Rusia. Tragedi Chernobyl, april 1986 di Soviet (Ukraina) setidaknya menjadi

9
catatan sendiri. Tetapi, keprihatianan serupa juga dunyatakan bagi keamanan
penyimpanan maupun perawatan limbah nuklir AS, Inggris dan Prancis.
Pembelahan inti
Penciptaan energi nuklir menarik untuk dikaji. Terlebih sejak empat ilmuwan
Jerman, yakni Otto Hahn, Lise Meitner, Fritz Strssman dan Otto Frisch menemukan
pertamakali tahun 1939, bahwa inti atom berat (radiaktif) bisa dibelah dengan
menembambakkan sebuah netron. Netron dipilih karena zarah ini tidak bermuatan.
Sehingga tidak akan menimbulkan gaya tolak Coulomb terhadap inti-inti atom
bermuatan positif, proton. Reaksi pembelahan (fisi) sebuah inti akan menghasilkan
rat-rata 2,5 netron dan beberapa inti baru. Pada bom atom, reaksi pembelahan ini
akan terus berantai tidak terkendali karena netron baru tidak dicegah untuk
menumbuk inti-inti yang telah dihasilkan.
Sangat bahaya, karena dalam setiap pembelahan inti akan terjadi pelepasan
energy yang besar. Contohnya, pada pembelahan satu inti uranium dilepaskan energy
yang besar. Contohnya, pada pembelahan satu inti uranium dilepaskan energy sebesar
208 MeV. Satu MeV setara dengan listrik 4,45 X 10-20 kWh. Itu baru untuk satu
nuklida (inti atom). Coba bayangkan betapa besanya energy yang dilepaskan oleh
pembelahan inti satu kilogram uranium. Energinya akan mencapai 2,37x107 kWh.
Bila energy ini digunakan untuk menghidupkan bola lampu 100 w, maka bola lampu
itu akan terus menyala tanpa henti selama 30000 tahun. Lainhalnya bila dihitung
dalam kalori, energy pembelahan satu kilogram u-235 adalah 25,5 juta kilogram
kalori. Bandingkan dengan pembakaran satu kilogram karbon hanya menghasilkan
8,5 kalori.
Bila menilik ukuran atom, mungkin kita sulit percaya. Sebuah nuklida (yang
tersusun oleh proton-proton dan neutron) ukurannya berada dalam orde 10-15 meter.
Untuk membuat bayangan sederhana, baiklah ukuran inti atom kita perbesara
seukuran kelereng. Maka, bila kita tempatkan kelereng itu di tengah lapangan sepak
bola, itulah gambaran nuklida di dalam atom. Sungguh kecil. Namun demikian, inti
atom ternyata mengandung lebih dari 99,9 persen massa atomnya, atau setara dengan

10
1800 kali massa sebuah orbitalnya, electron. Selebihnya atomnya merupakan ruang
kosong.
Menakjubkan.
Bom nuklir atau bom atom, sebenarnya tidak hanya bisa diciptakan melalui
reaksi fisi. Para ahli kemudian mencoba mebuat bom hydrogen dengan cara
melakukan penggabungan (fusi) inti-inti ringan deuterium (H2) dan tritium (H3). Dua
inti atom bernomor atom kecil ini bila digabungkan akan membentuk helium (He-4)
sambil membebaskan energy yang besar. Namun demikian, penyatuan dua nukdulida
tentu tidak mudah. Dibutuhkan energy yang sangat besar sebelumnya untuk melawan
gaya tolak Coulumb. Artinya, untuk mendapatakan kejadikan inti yang sangat cepat
agar bertumbuhkan, dibutuhkan suhu tinggi hingga ratusan juta Kelvin. Dengan kata
lain reaksi fisu harus dilalui dengan fisi. Sehingga reaksi ini disebut reaksi
termonuklir atau reaksi bertingkat, fisi dan fusi.
Dengan demikian, bom hidrogen memiliki kekuatan lebih besar lagi dari bom
atom. Maret 1954, AS telah mengujicoba bom hydrogen pertama bernama “Bravo” di
Atol Bikini, Kepulauan Marshal, Samudra Pasifik. Bravo berkekuatan 10 megaton
TNT atau kira-kira 700 kali energy bom atom Littlr Boy. Alhasil, jutaan ton pasir,
batu karang, tumbuhan, dan fauna laut dalam radius 20 mil beterbangan membentuk
cendawan raksasa membakar langit. Mengerikan, tiga Atol Bikini, yakni Bokonijien,
Aerokojlol dan Nam tidak terlihat lagi di atas permukaan air.
Reaksi fusi nuklir dikenal terjadi di matahari setiap saat dalam sati detik.
Dibakar setiap enam juta ton gas hydrogen. Reaksi serupa dengan kekuatan yang
lenih besar lagi terjadi di bintang-bintang lain dalam tatasurya. Beruntunglah jarak
bumi kita tercinta cukup jauh dari matahari atau bintang-bintang itu. Dengan begitu,
alih-alih menjadi bencana malah menjadi sumber kehidupan. Apapun itu, kekuatan
energy nuklir telah memberikan pelajaran, bahwa rahasia-rahasia besar seringkali
tersembunyi dalam zarah yang mikro sekalipun.
2.3.3 Kimia Organologam (studi bahan kimia yang mengandung ikatan antara
logam dan karbon-tumpangsuh dengan kimia organik)

11
Sejarah perkembangan kimia organologam
Kimia organologam telah dimulai sekitar jutaan tahun yang lalu. Cobalamin
atau vitamin B12 merupakan senyawa organologam yang telah ada di alam, karena
sudah ada di alam maka keberadaan senyawa organologam sudah ada sejakl jutaan
tahun yang lalu bahkan sebelum manusia ada.
Dilakukan total synthetys pertama terhadap senyawa organologam pertama
yaitu pada tahun 1972. Yang dimaksud total sintetis yaitu mensintesis suatu senyawa
dari sangat awal bagaikan merangkai atom per atom. Karena disintesis bagian
perbagian maka senyawa cobalamin ini dibuat dalam waktu yang sangat lama, sekitar
20 tahun.
2.3.4 Kimia Padatan/Kimia Material (studi pembentukan, struktur, dan karakteristik
material fasa padat)
Sejarah perkembangan kimia padatan
Sebelum abad ke-20, para kimiawan mengalami kesulitan dalam menentukan
struktur suatu senyawa. Cara yang dilakukan pada masa itu adalah dengan
membandingkan senyawa yang akan di tentukan denga senyawa yang sudah ada,
dimana kedua senyawa ini memiliki sifat kimia dan fisika yang identic. Namun, cara
ini tidak dapat diguanakan dalam menentukan struktur senyawa yang baru ditemukan
dan tidak memiliki kemiripan dengan senyawa yang terdapat didalam literatur.
Salah satu metode awal yang digunakan dalam menentukan struktur senyawa
adalah dengan menggunakan spektrometri sedangkan untuk senyawa yang berwujud
padatan Kristalin dPt digunakan metode difraksi sinar x. metode difraksi sinar x
pertama kali diperkenalkan pada awak abad ke-20 oleh William Henry Bragg (1890-
1971). Bragg melakukan percobaan dengan menentukan sturktur garam dan intan.
Proses analisis Kristal dengan difraksi sinar z adalah terjadi difraksi cahaya
dalam zat yang di analisis jika jarak antar partikel-partikel penyusunnya teratur. Pada
proses ini, panjang gelombang cahaya yang digunakan haruslah sebanding.
Gelombang terdifraksi yang sefas akan saling menguatakan sedangkan gelombang
yang tidak sefasa akan saling menguatkan sedangkan gelombang yang tidak sefasa

12
saling melemahkan. Pola difraksi akan muncul bila Kristal dikenai cahaya
monokramatis.
2.4 Materi Kimia Anorganik
 Struktur Atom
 Sistem Periodik Unsur
 Kimia Unsur
 Ikatan Kimia
 Asam dan Basa
 Hidrolisis Garam
 Reaksi Reduksi dan Oksidasi
 Senyawa Kompleks

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu kimia memiliki
beberapa cabang dan salah satunya ialah kimia anorganik. Kimia anorganik sendiri
ialah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik. Seperti
ilmu kimia yang memiliki cabang-cabang lainnya, kimia anorganik juga memiliki
cabang-cabang, antara lain : Kimia Koordinasi, Kimia Nuklir, Kimia Organologam,
dan Kimia Padatan/Kimia Material. Setiap cabang dari kimia anorganik ini memiliki
sejarah penemuannya masing-masing seperti yang telah dijelaskan dalam makalah.

Penemuan cabang-cabang kimia anorganik tak lepas dari para tokoh-tokoh


kimia yang berepran dalam penemuan kimia anorganik seperti Jabir Ibnu Hayyan
atau yang dikenal sebagai bapak kimia modern dunia Islam, Herman Lux yang
mempelajari secara ekstensif reaksi kimia dalam garam cair, dan Friedrich Wohler
sebagai bapak kimia organik.

3.2 Kritik dan Saran

Demikian makalah ini telah dibuat, apabila ada kritik dan saran yang ingin
disampaikan, silakan menyampaikan kepada tim penulis agar dapat memperbaiki
makalah ini menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

14

Вам также может понравиться