Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Animal Welfare
Pendahuluan
Unggas merupakan salah satu ternak yang memiliki tingkat toleransi yang
rendah terhadap temperatur yang tinggi. Ayam memerlukan suhu optimum untuk
pertumbuhan dan produksi pada kisaran 15–25oC (Esmay, 1978). Ayam petelur adalah
ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara dengan tujuan untuk diambil telurnya. Fase
pemeliharaan ayam petelur dibagi menjadi 3 yakni: fase starter, fase grower, dan fase
layer. Rahmadi (2009) mengungkapkan bahwa ayam petelur fase layer merupakan
ayam yang berumur antara 20 hingga 80 minggu (afkir). Ayam pada akhir masa
produksi tergolong dalam fase layer, yakni pada umur 50 minggu ke atas. Ayam pada
akhir masa produksi biasa disebut ayam tua. Boling, et al. (2000) menyatakan bahwa
ayam di padang pengembalaan. Dalam hal ini dikenal dengan istilah free-range. Pada
karena sistem itulah yang mereka peroleh secara turun temurun dari nenek moyang
mereka.
intensif, yaitu ayam ditempatkan dalam cage dengan ukuran 30 x 30 x 40 cm yang diisi
dua ekor. Kondisi tersebut bertujuan untuk memacu peningkatan produksi dengan cara
cage banyak diterapkan oleh peternak karena diyakini lebih memudahkan secara
menurunya tingkat kesehatan, produksi, dan hasil produksi (Yakubuet al., 2007). Pada
umumnya, sistem pemeliharaan yang berbasis welfare yaitu menyediakan tempat pada
berbasis welfare menurut laporan Wall dan Tauson (2002) yaitu memiliki tempat
bertengger, mandi debu, serta komponen lain yang tidak membatasi perilaku alami
ternak.
Pola pemeliharaan ayam ras petelur alternatif berbasis animal welfare yang
banyak dilakukan adalah sistem free range. Sistem free range adalah sistem
pemeliharaan ayam yang diumbar pada padang pengembalaan (Miaoet al., 2005).
Sistem pemeliharaan tersebut akan memberikan ruang gerak yang luas kepada ayam.
pemeliharaan seperti hijauan, biji-bijian, dan serangga. Lebih lanjut Layet al. (2011)
Layet al. (2011) dapat diketahui dari tingkat stress, kesehatan, dan produksi.
Pembahasan
Welfare
eksploitasi hewan yang dilakukan oleh manusia dengan tujuan tertentu (Bousfield dan
Brown, 2010). Eksploitasi yang sering dilakukan oleh manusia adalah peningkan
jumlah produksi untuk mendapatkan keutungan yang maksimal (Yakubuet al., 2007).
Bousfield dan Brown (2010) dalam tulisannya menjelaskan bahwa hewan harus
mendapat lima kebebasan yaitu (1) bebas dari rasa haus dan kelaparan, (2) kebebasan
dari ketidaknyamanan, (3) kebebasan dari rasa sakit, (4) kebebasan untuk
mengekspresikan perilaku normal, (5) bebas dari rasa takut dan tertekan.
Layet al. (2011) melaporkan bahwa standar welfare ayam ras petelur yaitu
bebas dari penyakit, bebas untuk melakukan tingkah laku alamiah, bebas dari stress
nyaman.Sedangkan Singhet al. (2009) berpendapat bahwa standar welfare ayam yaitu
berada pada lingkungan pemeliharaan yang tidak membatasi insting alamiah ayam
seperti bertengger, mengais, mandi debu, berjalan dan tingkah laku alami yang lain.
Penurunan tingkat welfare yang terjadi pada ayam umumnya disebabkan oleh
(Greenet al., 2009). Sistem pemeliharaan yang dapat menurukan tingkat welfare ayam
sudah ditinggalkan oleh Negara-negara maju seperti Amerika and Eropa (Wall dan
Tauson, 2002). Atas dasar animal welfare, sistem pemeliharaan ayam yang
berkembang saat ini adalah sistem pemeliharaan yang umumnya menggunakan area
yang luas dan tidak membatasi aktifitas alami ayam (Miao et al., 2005).
Pada pemeliharaan free-range dengan mengumbar ayam untuk memperoleh
(Axonopus Contertus) sebagai pakan ternak dianggap sebagai sumber daya pakan yang
sangat berkelanjutan dan alami yang telah memperoleh perhatian yang meningkat
pemeliharaan yang menyediakan ruang gerak yang lebih bebas untuk ayam (Glatzet
al., 2005). Sedangkan Goldenet al. (2012) mengemukakan bahwa sistem free
range merupakan suatu sistem pemeliharaan yang memberi kebebasan kepada ayam
Mishraet al. (2005) yaitu makan, minum, istirahat, berjalan, bersarang, mandi debu,
memungkinkan ayam untuk melakukan aktifitas merumput (grazing) (Glatz and Ru,
2002). Pistekova et al. (2006) melaporkan bahwa pola merumput ayam pada padang
tingkat welfare tinggi yang dapat dilihat dari rendahnya tingkat stress and tingkat
kesehatan yang baik (Sosnowka-Czajka et al., 2007). Tingkat stress and kesehatan
ayam dapat diketahui dari aktifitas and nilai rasio heterofil : limposit (Layet al., 2011).
Lebih lanjut Singhet al. (2009) menjelaskan bahwa tingkat welfare ayam ras petelur
dapat dikatahui dari performan and kualias telur yang dihasilkan.
ayam dengan kondisi pemeliharaan yang lebih alami dan mengalami peningkatan
aktifitas mempunyai kadar lemak, kolesterol and residu antibiotik yang rendah. Selain
itu, integrasi ayam dengan lahan pasture akan memperbaiki kesuburan tanah (Lomu et
al., 2004).
Sistem pemeliharaan free range akan memberikan kesempatan kepada ternak untuk
melakukan insting alaminya karena ayam akan mendapatkan ruang gerak yang lebih
luas. Sedangkan sistem pemeliharaan intensif akan membatasi aktifitas ayam karena
ruang gerak yang sempit. Kondisi pemeliharaan free range akan memberi ayam
kebebasan untuk beraktifitas sehingga tingkat stress dapat berkurang.
Kandang Baterai
Kandang baterai ayam petelur adalah kandang bentuk sangkar empat persegi
panjang disusun berderet memanjang bertingkat dua atau lebih, setiap sangkar dapat
menampung 1 atau 2 ayam dewasa. Lantai kandang terbuat dari bambu atau kawat
disusun tidak rapat agar kotoran ayam dapat langsung jatuh ke tanah. Model kandang
baterai ini cocok dan efektif pada lahan sempit dan daerah panas seperti di Indonesia.
Keuntungan kandang baterai
1. Sirkulasi udara lancar
Kandang baterai umumnya dibuat menggunakan bahan kayu reng, bilahan
bambu, atau kawat, dengan susunan yang jarang-jarang sehingga membuat
udara keluar masuk lebih lancar.
2. Tidak memakan tempat,
Karena kandang model ini bisa dibuat bertingkat, jadi tidak menghabiskan
banyak tempat jika dibandingkan kandang model liter atau kandang umbaran
yang biasa digunakan untuk ternak ayam kampung atau ternak ayam potong.
3. Mudah dalam pengawasan dan pemanenan,
Kandang baterai lebih memudahkan dalam pengawasan serta penanganan
apabila ada ayam yang sakit, juga lebih memudahkan untuk pengambilan telur
saat panen, karena posisinya miring, dan telur dalam keadaan bersih.
4. Produktifitas lebih tinggi,
Untuk produksinya tentu lebih maksimal, karena tidak banyak mengahbiskan
energy untuk bergerak dalam kondisi kandang yang sempit.
5. Takaran makanan dapat tercukupi,
Karena posisinya 1 ekor ayam dalam 1 kandang, tentu tidak akan berebut
makanan dan ayam tidak mungkin berantem atau patok-patokan, sehingga
lebih mudah untuk memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan dari takaran
makanan. Baca juga cara membuat makanan alternative ayam.
6. Mudah untuk menjaga kebersihan,
Keuntungan lain kandang baterai adalah lebih mudah untuk membersihkan
kandang dan kotoran ayam, karena kotoran tidak berceceran kemana-mana.
Castellini, C., C. Mugnai, and A.D. Bosco. 2002. Effect of organic production system
on broiler carcass and meat quality. Meat Science 60 : 219-225.
Glatz, P.C. and Y.J. Ru. 2002. Free range poultry in a pasture/crop rotation sytem.
Proceeding 2002 Poultry Information Exchange 14-16 April 2002. Poultry
Information Exchange Association Inc. Caboolture Queensland, Australia.
Glatz, P.C., Y.J. Ru, Z.H. Miao, S.K. Wyatt andB.J. Rodda. 2005. Integrating Poultry
into a Crop and Pasture Farming System. Inter. J. Poult. Sci. 4 (4): 187-191.
Miao, Z.H., P.C. Glatz and Y.J. Ru. 2005. Free-range poultry production - a review.
Asian-aust. J. Anim. Sci. 2005. Vol. 18 : 113-132.
Mishra, A., P. Kaone, W. Schouten, B. Sprujit, P. Van Beek, and J. H. M. Metz, 2005.
Temporal and sequential structure of behaviour and facility usage of laying
Hens In An Enriched Environment. Poult. Sci. 84:979-991.
Padgett, D.A. and R. Glaser. 2003. How stress influences the immune
response. Trends Immunol. 24:444-448.