Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Anatomi
Zaman mengemukakan bahwa keganasan nasofaring kelenjar getah bening yang tanpa rasa nyeri paling
dapat juga terjadi pada: mungkin merupakan penyakit keganasan. Daerah
pembesaran kelenjar getah bening yang multipel
1. Dinding atas nasofaring atau basis kranii dan biasanya menunjukkan penyakit sistemik seperti
tempat di mana terdapat adenoid. limfoma, tuberkulosis, atau mononukleois
2. Di bagian depan nasofaring yaitu terdapat di pinggir infeksiosasedangkan kelenjar yang soliter seringkali
atau di luar koana. metastatik. Kelenjar getah bening leher bagian bawah
3. Dinding lateral nasofaring mulai dari fosa paling mungkin berasal dari penyakit keganasan yang
Rosenmulleri sampai dinding faring dan palatum berasal dari bagian tubuh lain selain kepala dan leher,
molle.2 sedangkan kelenjar pada leher bagian atas paling
mungkin sekunder dari kepala dan leher.3
Definisi
Epidemiologi
masuk EBV ke sel epitel masih belum jelas, replikasi Selatan dan Afrika Utara disebabkan karena asap dari
EBV dapat terjadi di sel epitel orofaring. Virus Epstein- pembakaran kayu bakar. Sembilan puluh tiga persen
Barr dapat memasuki sel-sel epitel orofaring, bersifat penderita karsinoma nasofaring tinggal di rumah
menetap (persisten), tersembunyi (laten) dan dengan ventilasi buruk dan mempunyai riwayat
sepanjang masa (life-long). Antibodi Anti-EBV terkena asap hasil bakaran kayu bakar. Pajanan asap
ditemukan lebih tinggi pada pasien karsinoma hasil kayu bakar lebih dari 10 tahun meningkatkan 6
nasofaring, pada pasien karsinoma nasofaring terjadi kali lipat terkena karsinoma nasofaring. 7
peningkatan antibody IgG dan IgA, hal ini dijadikan 6. Alkohol
pedoman tes skrining karsinoma nasofaring pada Konsumsi alkohol tidak berhubungan dengan
populasi dengan risiko tinggi.7 peningkatan risiko karsinoma nasofaring. 7
2. Ikan asin 7. Obat Herbal
Paparan non-viral yang paling konsisten dan Pada populasi Asia, beberapa penelitian
berhubungan kuat dengan risiko karsinoma nasofaring melaporkan 2 sampai 4 kali lipat peningkatan risiko
adalah konsumsi ikan asin. Konsumsi ikan asin karsinoma nasofaring karena penggunaan obat herbal
meningkatkan risiko 1,7 sampai 7,5 kali lebih tinggi tradisional, tetapi tiga penelitian di Cina Selatan tidak
dibanding yang tidak mengkonsumsi. Diet konsumsi menemukan hubungan obat herbal dengan karsinoma
ikan asin lebih dari tiga kali sebulan meningkatkan nasofaring. Di Filipina, penggunaan obat herbal
risiko karsinoma nasofaring. Potensi karsinogenik ikan tradisional meningkatkan risiko karsinoma nasofaring,
asin didukung dengan penelitian pada tikus terutama pada orang yang mempunyai titer antibodi
disebabkan proses pengawetan dengan garam tidak anti-HBV tinggi. 7
efisien sehingga terjadi akumulasi nitrosamin yang 8. Pajanan Pekerjaan
dikenal karsinogen pada hewan. Enam puluh dua Pajanan pekerjaan terhadap fume, asap,
persen pasien karsinoma nasofaring mengkonsumsi debu atau bahan kimia lain meningkatkan risiko
secara rutin makanan fermentasi yang diawetkan. karsinoma nasofaring 2 sampai 6 kali lipat.
Tingginya konsumsi nitrosamin dan nitrit dari daging, Peningkatan risiko karsinoma nasofaring karena
ikan dan sayuran yang berpengawet selama masa pajanan kerja terhadap formaldehid sekitar 2 sampai 4
kecil meningkatkan risiko karsinoma nasofaring. kali lipat. Namun sebuah meta-analisis dari 47
Delapan puluh delapan persen penderita karsinoma penelitian tidak mendukung hubungan formaldehid
nasofaring mempunyai riwayat konsumsi daging asap dengan karsinoma nasofaring. Stimulasi dan inflamasi
secara rutin. 7 jalan nafas kronik, berkurangnya pembersihan
3. Buah dan Sayuran Segar mukosiliar, dan perubahan sel epitel mengikuti
Konsumsi buah dan sayuran segar seperti tertumpuknya debu kayu di nasofaring memicu
wortel, kobis, sayuran berdaun segar, produk kedelai karsinoma nasofaring, paparan ke pelarut dan
segar, jeruk, konsumsi vitamin E atau C, karoten pengawet kayu, seperti klorofenol juga memicu
terutama pada saat anak-anak, menurunkan risiko karsinoma nasofaring. Paparan debu kayu yang hebat
karsinoma nasofaring. Efek protektif ini berhubungan meningkatkan risiko karsinoma nasofaring karena
dengan efek antioksidan dan pencegahan iritasi dan inflamasinasofaring langsung atau melalui
pembentukan nitrosamin. 7 endotoksin bakteri. Paparan tempat kerja yang panas
4. Tembakau atau produk bakaran meningkatkan dua kali lipat risiko
Sejak tahun 1950 sudah dinyatakan bahwa terkena karsinoma nasofaring. Paparan debu kayu di
merokok menyebabkan kanker. Merokok tempat kerja lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko
menyebabkan kematian sekitar 4 sampai 5 juta per terkena karsinoma nasofaring. 7
tahunnya dan diperkirakan menjadi 10 juta per Penelitian lain juga menjelasskan bahwa
tahunnya pada 2030. Rokok mempunyai lebih dari pesisida termasuk kedalam 15 variabel yang
4000 bahan karsinogenik, termasuk nitrosamin yang berhubungan secara langsung dengan terjadinya
meningkatkan risiko terkena karsinoma nasofaring. karsinoma nassoaring. 13
Kebanyakan penelitian menunjukkan merokok 9. Pajanan Lain
meningkatkan risiko karsinoma nasofaring sebanyak 2 Riwayat infeksi kronik telinga, hidung,
sampai 6 kali. Perokok lebih dari 30 bungkus per tenggorok dan saluran napas bawah meningkatkan
tahun mempunyai risiko besar terkena karsinoma risiko karsinoma nasofaring sebanyak dua kali lipat.
nasofaring. Kebanyakan penderita karsinoma Bakteri yang menginfeksi saluran nafas dapat
nasofaring merokok selama minimal 15 tahun (51%) mengurai nitrat menjadi nitrit, kemudian dapat
dan mengkonsumsi tembakau dalam bentuk lain membentuk bahan N-nitroso yang karsinogenik. Di
(47%). Merokok lebih dari 25 tahun meningkatkan Taiwan, kebiasaan mengunyah betel nut (Areca
risiko karsinoma nasofaring. Merokok lebih dari 40 catechu) selama lebih dari 20 tahun berhubungan
tahun meningkatkan 2 kali lipat risiko karsinoma dengan peningkatan 70% risiko karsinoma nasofaring.
nasofaring. 7 Sebuah penelitian ekologi di Cina Selatan menemukan
5. Asap lain 2 sampai 3 kali lipat kadar nikel di nasi, air minum, dan
Beberapa peneliti menyatakan bahwa rambut penduduk yang tinggal di wilayah yang tinggi
insidens karsinoma nasofaring yang tinggi di Cina insiden karsinoma nasofaringnya. Penelitian lain
Gangguan pada telinga timbul karena tempat Pemerikaan IgA anti EA dan IgA anti VCA
asal tumor dekat muara eustachius (fosssa untuk infeksi virus EBV menunjukkan kmajuan dalam
rosenmuller). Gangguan dapat berupa tinitus, rasa mendeteksi karsinoma nasofaring. 10
tidak nyaman hingga nyeri pada telinga. 10
Diagnosis pasti ditegakkan dengan biopsi
Penjalaran melalui foramen laserum akan nasoaring. Biopsi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
mengenai saa otak ke III, IV, VI dan dapat pula ke V, dari hidung tanpa melihat jenis tumornya (blind
sehingga pasien datang sering dengan gejala diplopia. biopsy), dan dari mulut dengan kateter nelaton. 10
Neuralgia trigeminal, atau hipoastesi juga sering
ditemukan. Pada karsinoma yang lanjut akan Diagnosis banding
mengenai saraf otak ke IX, X, XI dan XII jika
penjalaran melalui foramen jugular. 10 a. hipertrofi adenoid, namun biasanya adenoid
memiliki permukaan licin,alur longitudinal,
Metastasis ke kelenjar leher dalam bentuk dan letaknya di tengah nasofaring.
benjolan di leher merupakan salah attu gejala yang b. Pada laki-laki remaja dapat pula
mendorong pasien untuk pergi berobat. 10 dibandingkan dengan angiofibroma
juvenil,hal ini dapat dikonfirmasi dengan
Gejala-gejala yang sering muncul adalah endoskopi dan pemeriksaan MRI.
terdapat massa di leher pada 41% kasus, keluhan c. Tumor lain di nasofaring di antaranya seperti
telinga (termasuk berkurangnya pendengaran dan limfoma9
gangguan drainase) pada 27% kasus, sumbatan atau
perdarahan hidung pada 21% kasus, defisit saraf Tatalaksana
kranial pada 8% kasus, dan gejala lain yang tidak
spesifik pada 8% kasus. Perbesaran kelenjar getah Terapi pada karsinoma nasofaring diberikan
bening di level VA biasanya ada (pada 54% pasien), sesuai dengan stadium tumor yaitu:10
kemudian di level II paa 49% pasien, level III pada
24% pasien, di inferior VA/superior VB pada 22%. a. Stadium I : radioterapi
Perbesaran KGB di level IV, inferior VB dan b. Stadium II dan III: kemoradiasi
supraklavikular jarang ada, hanya sekitar 10-13%. c. Stadium IV dengan N < 6 cm: kemoradiasi
Perluasan tumor juga dapat menimbulkan gangguan d. Stadium IV dengan N > 6 cm: kemoterapi
pada nevus VI.6 dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
Diagnosis Radioterapi
Kemoterapi No MR : 989434
- lalu, dapat berhenti sendiri dan membasahi Wajah : tidak ditemukan kelainan
sebanyak lebih kurang 1 lembar tisu.
- Riwayat pingsan ada lebih kurang 10 hari Thorax : paru dan jantung dalam
yang lalu, sebelumnya pasien muntah batas normal
sebanyak ¾ gelas aqua. Pasien dirawat di
RSUD Lubuk Sikaping selama 2 hari karena Abdomen : dalam batas normal
pingsannya.
Extremitas : akral hangat dan refilling
- Penurunan berat badan ada dari 45 kg
kapiler <2”
menjadi 39 kg dalam 6 bulan terakhir.
- Hidung tersumbat tidak ada, riwayat hidung
tersumbat tidak ada Status Lokalis THT
- Bengkak pada leher tidak ada
- Penurunan pendengaran tidak ada. Telinga
- Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada.
- Riwayat demam lama tidak ada Pemerik Kelainan Dekstra Sinistra
saan
Riwayat penyakit dahulu : Kel kongenital Tidak Tidak
Daun ada ada
- Riwayat keganasan pada bagian tubuh lain
telinga Trauma Tidak Tidak
tidak ada
ada ada
- Riwayat hipertensi tidak ada.
Radang Tidak Tidak
- Riwayat diabetes melitus tidak ada
ada ada
Kel. Metabolik Tidak Tidak
ada ada
Riwayat penyakit keluarga : Nyeri tarik Tidak Tidak
ada ada
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita Nyeri tekan Tidak Tidak
keganasan. tragus ada ada
Cukup lapang Cukup Cukup
Dinding (N) lapang lapang
Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan kebiasaan : liang Sempit - -
telinga Hiperemis Tidak Tidak
Pasien seorang petani ada ada
Pasien tidak merokok Edema Tidak Tidak
ada ada
Pasien terpapar dengan pestisida sejak lebih Massa Tidak Tidak
kurang 30 tahun yang lalu ada ada
Pasien jarang mengonsumsi ikan asin Ada / Tidak Ada Ada
Sekret/s Bau Tidak Tidak
erumen ada ada
PEMERIKSAAN FISIK Warna kekunin Kekunin
gan gan
Status Generalis Jumlah Sedikit Sedikit
Jenis Kering Kering
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Sinus paranasal
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada Rinoskopi Posterior ( sulit dilakukan, pasien tidak
kooperatif)
Rinoskopi Anterior Pemeriksaan Kelaina Dekstra Sinistra
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra n
Vestibulum Vibrise Ada Ada Koana Cukup
Radang Tidak Tidak ada lapang
ada (N)
Cukup - - Sempit
Cavum nasi lapang Lapang
Mukosa Warna
(N)
Edema
Sempit + +
Lapang - -
Lokasi Dinding Dinding Jaringa
Sekret lateral lateral n
nasal nasal granula
Jenis Serosa Serosa si
Jumlah Sedikit Sedikit Konka Ukuran
Bau - - superior
Konka Ukuran Hipertrof Hipertrofi Warna
inferior i Permuk
Warna Livid Livid aan
Permukaa Licin Licin Edema
n Adenoid Ada/
Edema Ada Ada tidak
Konka media Ukuran Sulit Sulit Muara tuba Tertutu
dinilai dinilai eustachius p secret
Warna Sulit Sulit Massa Lokasi
dinilai dinilai Ukuran
Permukaa Sulit Sulit Bentuk
n dinilai dinilai
Edema Sulit Sulit Post nasal drip
dinilai dinilai
Diskusi
Tatalaksana:
- MST 1x1
- Vit. B komplek 2x1
Prognosis
Dinding tumor biasanya rapuh karena terjadi karna adanya gejala endokrin paraneuplastik
kekurangan suplai darah sehingga mudah terjadi pada pasien kanker ketika sel kanker menghasilkan
perdarahan. Hal inilah mungkin penyebab epistaksis homon atau peptida yang menyebabkan gangguan
pada pasien ini. Epistaksis merupakan salah satu metabolik.15
10
gejala nasofaring. Pasien pernah mengalami
Tatalaksana pasien ini yaitu dengan
pingsan 10 hari yang lalu, kemungkinan disebabkan
pemberian MST dan Vit.B komplek untuk gejala
peluasan tumor ke intakanial.
simptomatik sambil menunggu hasil biopsi unuk
Penurunan berat badan ada dari 45 kg tatalaksana lebih lanjut.
menjadi 39 kg dalam 6 bulan terakhir. Keadaan
DAFTAR PUSTAKA
tersebut merupakan salah satu gejala paraneoplastik
pada seseorang yang menderita keganasan. Pasien 1. Firdaus, M.A & Prijadi, J. 2013. Kemoterapi
adalah seorang petani dan sudah tepapar pestisida Neoadjuvan pada Karsinoma Nasofaring. Diakses
dari www.repository.unand.ac.id pada tanggal 30
sjak 30 tahun yang lalu. Pestisida merupakan salah September 2017 pukul 22.00 WIB
satu variabel yang berhubungan secara langsung 2. Maulana A.S dkk. 2010. Kasus Karsinoma
terjadinya carsinoma nasoaring. 13 Nasofaring di RSD dr. Soebandi Jember Periode
2009-2010. Jember: Fakultas Kedokteran
Universitas Jember
Pada pemeriksaan fisik ditemukan, 3. Adams GL, Boeis LR, dan Higler PH. Boies : Buku
pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan kavum nasi Ajar Penyakit THT. Edisi 6. EGC. 2015.
4. Chua MLK, Wee JTS, Hui EP. 2015.
dextra dan sinistra sempit. Sekret sedikit pada dinding Nasopharingeal carcinoma.
lateral nasal dextra dan inistra. Konka inferior dextra http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(15)00055-0.
Diunduh pada 1 Oktober 2017.
dan sinistra tampak hipertrofi berwarna livid, 5. Roezin A & Adham M. 2012. Karsinoma
permukaan licin dan udema.Pada rinoskopi posterior, Nasofaring, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher, Balai Penerbit
sulit dinilai. Diagnosis karsinoma nasofaring dapat FK-UI, Edisi Ketujuh, Jakarta, pp.158-163
ditegakkan berdasarkan hasil biopsi. Namun pada 6. Kamran SC, Riaz NR, Lee N. 2015.
pasien ini biopsi di RSAM hanya menunjukkan Nasopharingeal carcinoma.
http://dx.doi.org/10.1016/j.soc.2015.03.008.
displasia ringan, sehingga dibutuhkan pemeriksaan Diunduh pada 1 Oktober 2017.
ulang di RSUP DR M.Djamil untuk menentukan terapi 7. Ariwibowo H. 2013. Faktor Risiko Karsinoma
Nasofaring. CDK-204. Vol. 40. No. 5.
lebih lanjut. Pemeriksaan CT-scan kepala di RSAM 8. Ryan M dan Permana PH. 2016. Case Report:
Bukittinggi ditemukan massa pada nasofaring dextra Karsinoma Nasofaring. Bagian THT-KL RSUP dr.
M Djamil Fakultas Kedokteran Universitas
pasien ini. Pemeriksaan nasoendoskopi menunjukkan Andalas.
bahwa tampak massa pada nasofaring. Jadi, dari 9. Wijaya FO, Soeseno B. Deteksi Dini dan
Diagnosis Karsinoma Nasofaring. Departemen
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeiksaan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok
penunjang, dapat ditegakkan suspek kanker Bedah Kepala Leher. Universitas Padjadjaran.
2017:44(7).
nasofaring.
10. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti
RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Pada pasien ini tidak ditemukan pembesaran Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7. Fakultas
KGB leher, hal tersebut menunjukkan bahwa belum Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2012.
11. Hui EP, Chan ATC. The Evolving Role Of
ada metastasis regional. Pada karsinoma nasofaring Systemic Therapy In Nasopharyngeal Carcinoma:
yang sudah melibatkan KGB biasanya akan ditemukan Current Strategies And Perspectives. Dalam:
Busson P. Nasopharyngeal Carcinoma. Keys For
pembesaran KGB leher pada level II.10 Translational Medicine And Biology. Springer.
2013
Hasil CT Scan kepala pada pasien ini 12. American Cancer Society. Survival Rates for
menunjukkan adanya massa di daerah nasofaring. Hal Nasopharyngeal Cancer By Stage. 2016.
13. Auseam, Alex, Sergio RdM, Mrily C. 2012.
tersebut semakin mengarahkan bahwa terdapat suatu Analysis of nasopharyngeal carcinoma risk factors
tumor didaerah nasofaring. with Bayesian networks. Artificial Intelligence in
Medicine: page 53– 62.
Hasil laboratorium pada pasien ini 14. Aulina, Susi, Kurnia B, Jumraini T, Faisal I. 2016.
Modul Problem Based Learning Nyeri Kepala.
menunjukkan hipokalemi dan hiponatremi. Hal ini Fakultas Kedokteran Univeritas Hasanuddin :
Makasar
15. Arleen N, Suryatenggara, Dalima A, Astrawinata.
2012. Sindrom Hormon Antidiuretik Berlebih
dalam Indonesian Journal of Clinical Pathology
and Medical Laboratory. Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik Indonesia : Surabaya.
Vol 18 No 22