Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. EKSTERNALITAS
Pasar biasanya merupakan cara yang baik untuk mengatur aktivitas ekonomi. Tidak adanya
kegagalan dalam pengelolaan pasar mengakibatkan hasil pasar yang efisien sehingga dapat
memaksimalkan keuntungan

Salah satu kegagalan dalam pasar atau perusahaan adalah eksternalitas. Eksternalitas muncul
ketika seseorang atau perusahaan mengambil tindakan yang mempunyai efek bagi seseorang
ataupun perusahaan lain dan, efek tersebut tidak dibayar oleh individu atau perusahaan yang
bertindak.

Jika dampak pada seseorang atau perusahaan tersebut bersifat merugikan, hal itu disebut
eksternalitas negatif; jika itu bermanfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut, itu disebut
eksternalitas positif.

Contoh dari negative eksternalisasi adalah

 Polusi udara dari pabrik


 Anjing tetangga yang menggongngong
 Suara musik dari tetangga sebelah yang diputar secara keras
 Suara berisik dari pembangunan sesuatu
 Asap rokok dari perokok
 Mengangkat telfon saat berkendara yang dapat menyebabkan orang lain celaka

SOLUSI SWASTA UNTUK EKSTERNALITAS

Semua solusi terhadap eksternalitas ini bertujuan untuk mendekatkan alokasi sumber daya pada
opimum sosial.

Jenis-jenis solusi swasta

1. Nilai moral dan Sanksi

2. Kegiatan amal

3. Mengandalkan kepentingan pribadi pihak-pihak terkait

4. Pihak-pihak berkepentingan membuat kontrak

TEOREMA COASE

Teorema Coase diambil dari seorang ekonom yang bernama Ronald Coase, menyatakan bahwa
“pasar swasta dapat sngat efektif pada sejumlah situasi”. Jika pihak-pihak swasta dapat
merundingkan alokasi sumber daya tapa memakan biaya, pasar swasta akan selalu mengatasi
persoalan eksternalitas dan menngalokasikan sumber daya secara efisien. Menurut Teorema
Coase pasar swasta akan mencapai hasil efisien dengan sendirinya. Distribusi hak awal tidak
berpengaruh pada kemampuan pasar unntuk mencapai hasil efisien. Teorema Coase hanya
berlaku apabila pihak-pihakyang berkepentingan bersedia mencapai dan melaksanakan suatu
kesepakatan. Pihak-pihak yang berkepentinagn gagal memecahkan persoalan eksternalitas akibat
biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya yang ditimbulkan oleh berbagai pihak dalam proses
menyepakati dan melaksanakan suatu perundingan.

KEBIJAKAN PUBLIK MENGENAI EKSTERNALITAS

Apabila suatu eksternalita menyebabkan pasar mengalokasika sumber daya secara tidaak efisien,
pemerintah dapat merespons dengan dua cara yaitu :

1. Kebijakan perintah dan kendali ( mengatur perilaku secara langsung)

2. Kebijakan berbasis pasar (memberikan insentif agar pengambilan keputusan swasta


memutuskan untuk mengatasi sendiri persoalannya)

Peraturan

Pemerintah dapat mengatasi eksternalitas dengan memastikan bahwa perilaku tertentu wajib
dilaksanakan atau dilarang.

Pajak Pigovian dan Subsidi

Pemerintah dapat tidak mengatur perilaku, tetapi menerapkan kebikan berbsis pasar untuk
menyelaraskan insentif swasta dengan efisiensi sosial. Pajak Pigovian (Pigovian Taxes) adalah
pajak yg dikenakan untuk memperbaiki pengaruh eksternalitas negative. Contohnya perusahaan
atau pabrik membayar pajak untuk polusi yang ditimbulkan untuk membuat suatu produk.

B. MACAM-MACAM EKSTERNALITAS
Kesejahteraan ekonomi
(tanpa adanya campur tangan pemerintah kurva tersebut akan seimbang)

NEGATIF EKSERNALISASI DALAM PRODUKSI

(harga menjadi naik karena eksternalisasi yang ditimbulkan oleh pabrik atau perusahaan sebagai
tanggung jawab sosial kepada masyarakat ditambah biaya produksi )

EKSTERNALITAS DALAM KONSUMSI


(harga barang menjadi turun karena barang tersebut berguna secara berlebihan dalam masyarakat
atau eksternalitasnya positif sehingga nilai dalam masyarakatnya berkurang dan masyarakat daya
belinya menurun )

EKSTERNALITAS DALAM KONSUMSI

NEGATIF EKSTERNALITAS KONSUMSI

Kami mengambil contoh alcohol karena harga alcohol asli atau minuman keras sangat mahal
dikarenakan besarnya pajak yang harus dibayar oleh pabrik minuman keras mengakibatkan nilai
konsumsi di masyarakat menurun.

POSITIF EKSTERALITAS KONSUMSI

Contoh eksternalitas positif kosumsi yaitu pendidikan karena pendidikan sangata penting dalam
masyarakat dan pemerinth mendukung hal tersebut dengan cara memberikan subsidi pendidikan
gratis mengakibatkan konsumsi masyarakt pada dunia pendidikan menjadi naik karena
eksernalisasi positif yang ditimbulkan.

C. BARANG PUBLIK DAN SUMBER DAYA MILIK BERSAMA


Barang bebas merupakan tantangan istimewa bagi analisis ekonomi. Sebagian besar barang
dalam perekonomian kita dialokasikan di pasar tempat pembeli membayar barang yang mereka
peroleh dan penjual memperoleh bayaran atas barang yang mereka sediakan. Untuk barang-
barang adalah penanda yang memandu keputusan penjual dan pembeli. Namun, apabila barang-
barang tersedia gratis, daya pasar yang biasa mengalokasikan sumber daya dalam perekonomian
pun menjadi tidak bisa.

Berbagai Jenis barang

1. Barang swasta (Private Goods)


- Barang-barang yang bersifat ekskludabel (dapat dikecualikan dalam pemanfaatannya)
dan Rival (merupakan barang saingan dalam pemanfaatannya).
Contoh: Es krim yang bersifat ekskludabel karena terdapat kemungkinan untuk
mencegah seseorang agar tidak memakan es krim-cukup dengan tidak memberinya es
krim. Es krim juga merupakan barang Rival karena jika seseorang memakan es krim,
orang lain tidak dapat memakan es krim yang sama.
2. Barang Publik (Public Goods)
- Barang-barang yang tidak (bersifat) ekskludabel dan tidak juga (bersifat) rival. Tidak
dapat mencegah orang dari menggunakan barang publik dan penggunaan seseorang
atas barang publik tidak mengurangi kemampuan orang lain untuk menggunakannya.
Contoh: alarm angin puting beliung di suatu kota kecil adalah barang publik. Apabila
alarm itu berbunyi, kita tidak mungkin menghalangi orang lain untuk mendengarnya.
Dan apabila seseorang memperoleh manfaat dari alarm tersebut, ia tidak mengurangi
manfaat alarm itu bagi orang lain.
3. Sumber Daya Milik Bersama (Common Resources)
- Barang rival, tetapi tidak ekskludabel.
Contoh: ikan-ikan di lautan merupakan barang rival: Apabila seseorang menangkap
ikan, jumlah ikan yang dapat ditangkap oleh orang lain menjadi berkurang. Namun,
ikan-ikan ini tidak tergolong sebagai barang ekskludabel karena mengingat luasnya
lautan, sulit untuk menghentikan para nelayan dari mengambil ikan.
4. Apabila suatu barang ekskludabel, namun bukan rival, maka barang itu
merupakan contoh monopoli alamiah.
Contoh: perlindungan kebakaran di sebuah kota kecil. Mudah untuk mencegah orang lain
menggunakan barang ini: Dinas pemadam kebakaran cukup membiarkan rumahnya
terbakar. Namun, perlindungan kebakaran bukan barang rival. Para petugas pemadam
kebakaran menghabiskan sebagian besar waktu mereka menunggu terjadinya kebakaran
sehingga melindungi satu rumah lagi kecil kemungkinan mengurangi perlindungan untuk
rumah lain.
BARANG PUBLIK

Penumpang Gratis (Free-rider)- bisa disebut juga sebagai pembonceng- adalah seseorang
yang memperoleh manfaat suatu barang, namun tidk ingin membayar. Karena barang
ekskludabel, masalah penumpang gratis mencegah pasar swasta untuk menyediakannya. Namun,
pemerintah berpotensi dalam mengatasi masalah ini. Jika pemerintah memutuskan bahwa jumlah
manfaat suatu barang publik melebihi biayanya, pemerintah dapat menyediakan barang itu dan
membayarnya dengan pendapatan pajak yang menguntungkan semua orang.

Barang Publik yang Penting

Pertahanan Nasional: pertahanan suatu negara dari serangan asing merupakan contoh klasik dari
barang publik. Apabila suatu negara dipertahankan, mustahil seseorang dicegah dari menikmati
manfaat pertahanan ini. Ketika seseorang menikmati manfaat pertahanan nasional, ia tidak
mengurangi manfaat tersebut bagi orang lain. Oleh karena itu, pertahanan nasional tidak
ekskludabel dan tidak juga rival.

Riset Dasar penciptaan pengetahuan merupakan barang publik. Jika seorang ahli matematika
membuktikan teorema baru, teorema tersebut menjadi bagian perbendaharaan pengetahuan yang
dapat digunakan oleh semua orang tanpa biaya. Karena pengetahuan merupakan barang yang
diciptakan oleh orang lain dan akibatnya menyediakan hanya sedikit sumber daya untuk
menciptakan pengetahuan baru.

SUMBER DAYA MILIK BERSAMA

Sumber daya milik bersama, seperti barang publik, tidak ekskludabel. Sumber daya milik
bersama tersedia tanpa biaya bagi semua orang yang ingin menggunakannya. Namun, sumber
daya milik bersama merupakan barang rival: penggunaan sumber daya ini oleh seseorang
mengurangi kemampuan orang lain untuk menggunakannya. Oleh karena itu, sumber daya milik
bersama menimbulkan persoalan baru. Setelah suatu barang disediakan, para pembuat kebijakan
perlu memikirkan kadar penggunaannya. Masalah ini sebaiknya dipahami melalui parabel klasik
atau dongeng yang disebut dengan Tragedi Lahan Bersama (Tragedy of the Commons).

Sumber Daya Milik Bersama yang Penting

Udara dan Air Bersih polusi merupakan eksternalitas negatif yang dapat diatasi dengan
regulasi atau pajak Pigou atas kegiatan polusi. Kita dapat memandang kegagalan pasar ini
sebagai contoh persoalan sumber daya milik bersama. Udara dan air bersih merupakan sumber
daya milik bersama, sama seperti lahan pengembalaan terbuka, dan polusi yang berlebihan sama
seperti penggunaan tanah secara berlebihan untuk memberi makan ternak domba. Kerusakan
lingkungan adalah Tragedi Lahan Bersama pada zaman modern.

Kemacetan Lalu Lintas Jalan raya dapat menjadi barang publik atau sumber daya milik
bersama. Jika jalan raya tidak mengalami kemacetan maka penggunaan oleh seseorang tidak
memengaruhi orang lain. Penggunaan itu bukan rival dan jalan raya itu merupakan barang
publik. Namun, jika jalan raya itu mengalami kemacetan maka penggunaan jalan itu
menimbulkan eksternalitas negatif. Apabila seseorang berkendara lebih pelan. Dalam kasus ini,
jalan tersebut menjadi sumber daya milik bersama.

Ikan, Paus, dan Hewan Liar Lain Banyak spesies hewan yang merupakan sumber daya
milik bersama. Ikan,Paus, misalnya, bernilai komersial, dan siapa pun dapat mengarungi lautan
untuk menangkap segala jenis ikan dan paus yang tersedia. Masing-masing orang memiliki
sedikit keinginan untuk mempertahankan spesies tersebut untuk tahun mendatang. Sama halnya
dengan penggunaan Lahan Bersama untuk menggembalakan domba secara berlebihan,
penangkapan ikan dan paus yang berlebihan dapat merusak populasi laut yang bernilai
komersial.

Laut masih menjadi sumber daya yang paling sedikit diregulasi. Ada dua masalah yang
mempersulit solusi. Pertama, banyak negara dapat mengakses laut sehingga semua solusi
memerlukan kerja sama internasional di antara negara-negara dengan nilai yang berbeda-beda.
Kedua, karena laut sangat luas, penerapan segala jenis perjanjian sulit dilakukan. Akiabatnya,
hak menangkap ikan sering menjadi sumber ketegangan internasional di antara negara-negara
yang lazimnya bersahabat.

D. Yang Mempengaruhi Rancangan Sistem Pajak


Sistem pajak dianggap lebih efisien jika sistem pajak dapat mengumpulkan besarnya jumlah
pendapatan yang sama dengan biaya yang lebih kecil bagi pihak yang membayar pajak. Transfer
uang dari pembayar pajak pada pihak pemerintah adalah hal yang tidak dapat dilewatkan dalam
sistem pajak mana saja. Tetapi pajak juga membebankan dua biaya lainnya, yang berusaha untuk
diminimalkan, yaitu;
1) Kerugian beban baku, terjadi jika pajak mengubah keputusan yang telah dibuat oleh
rakyat. Kerugian beban baku dari pajak adalah terjadinya pengurangan kesejahteraan ekonomi
dari pihak pembayar pajak atas kelebihan jumlah pendapatan yang diterima oleh pemerintah.
Sedangkan kerugian beban baku sendiri adalah terciptanya ketidakefisienan dalam pajak ketika
pembayar pajak telah mengalokasikan sumber daya yang ada pada intensif pajak dan bukan pada
kebaikan dan biaya yang sebenarnya dari barang atau jasa yang mereka jual atau beli
sebelumnya.
2) Beban administrasi, beban administrasi ditanggung oleh pihak yang telah membayar
pajak ketika mereka mematuhi undang-undang pajak yang berlaku. Beban administrasi dalam
sistem pajak mana saja dapat diartikan sebagai bagian dari ketidakefektifan yang tercipta dari
sistem yang bersangkutan. Beban ini tidak hanya berupa waktu yang dihabiskan untuk mengisi
formulir-formulir, tetapi juga waktu yang dihabiskan sepanjang tahun untuk melakukan segala
pencatatan dengan kepentingan pajak dan sumber daya yang ada yang harus digunakan oleh
pemerintah dalam menegakkan undang-undang pajak yang ada. Banyak pihak yang membayar
pajak mulai memperkejakan para angkuntan pajak dan juga pengacara pajak untuk membantu
mereka dalam menangani pajak. Perilaku seperti ini adalah perilaku yang tidak melanggar
hukum pajak yang ada, berbeda dengan pengelakan pajak yang dilakukan secara ilegal atau
melanggar hukum.
Sumber daya yang diperuntukkan untuk mematuhi undang-undang pajak adalah jenis kerugian
beban baku. Pemerintah hanya memperoleh jumlah pajak yang dibayarkan, sedangkan pembayar
pajak tidak hanya mendapatkan kerugian atas jumlah tersebut, tetapi juga uang dan waktu yang
dihabiskan untuk mendokumentasi , menghitung dan menghindari pajak.
Beban administrasi yang ada dalam sistem pajak dapat dikurangi dengan cara menyederhanakan
undang-undang pajak. Namun, penyederhanaan ini dirasa masih sulit secara politik. Bahakan
sebagian orang siap untuk menyederhanakan kode pajak dengan cara menghapus loopholes
(celah-celah hukum) yang menguntungkan pihak lain, tetapi hanya beberapa saja yang berhasrat
untuk merelakan loopholes yang mereka manfaatkan. Akhirnya, kerumitan yang terjadi dalam
undang-undang pajak justru terjadi dari proses politik dalam pembayaran pajak dengan
melakukan lobi pada kasusnya sendiri.

E. Pembagian Beban Pajak dan Pemerataan Pajak


Pihak yang menanggung beban pajak adalah salah satu hal penting dalam mengevaluasi
pemerataan pajak. Orang yang menanggung beban pajak tidak selalu orang yang menerima
tagihan dari pemerintah. Pajak dapat merubah permintaan dan penawaran, dan pajak juga bisa
mempengaruhi harga keseimbangan. Saat mengevaluasi pemerataan vertikal dan horizontal pajak
juga perlu memperhatikan beberapa dampak tidak langsung. Tetapi masih banyak keputusan
pemerataan pajak yang tidak mengindahkan dampak tidak langsung dari pajak dan cenderung
didasarkan pada apa yang disebutkan oleh para ahli ekonomi dengan sebutan teori kertas
penangkap lalat (flypaper teory) dari pembagian beban pajak. Berdasarkan teori ini beban pajak
diibaratkan sebagai seekor lalat yang menempel pada kertas penangkap lalat, akan tetap
menempel walau dimanapun ia mendarat. Namun, asumsi ini masih jarang dianggap benar.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Titik keseimbangan pasar memaksimalkan jumlah surplus produsen dan konsumen.
Apabila penjual dan pembeli di pasar merupakan satu-satunya pihak yang berkepentingan,
hasilnya lebih efisien dari sudut pandang masyarkat secara keseluruhan. Namu, apabila timbul
pengaruh eksternal, misalnya polusi evaluasi hasil pasar juga perlu memperhitungkan
kesejahteraan pihak lain. Dalam kasus ini, tangan tak tampak pasar dapat gagal mengalokasikan
sumber daya secara efisien. Dalam beberapa kasus, kita dapat mengatasi persoalan eksternnalitas
dengan usaha sendiri. Teorema coase menyatakan bahwa pihak-pihak yang berkepentigan dapat
saling menawar dan menyepakati solusi yang efisien. Namun, hasil yang efisien terkadang tidak
dapat dicapai, mungkin karena banyaknya jumlah pihak yang berkepentingan menyulitkan hal
itu. Apabila kita dapat mengatasi persoalan eksternalitas secara pribadi(privately) pemerintah
sering kali ikut campur tangan. Namun, bahkan hingga kini masyarakat seharusnya tidak
mengabaikan daya pasar seluruhnya. Sebaliknya, pmerintah dapat mengatasi persoalan ini
dengan mewajibkan para pengambil keputusan untuk menanggung biaya tindakan mereka
sepeuhya. Pajak pigovian tas emisi dan izin polusi misalnya, dirancang untuk menginteralisasi
eksternalitas akibat polusi selain itu keduanya merupakan keijakan yang dipilih oleh pihak-pihak
yang berkepentingan untuk melindungi lingkungan. Jika diarahkan ulang dengan baik, daya
pasar sering menjadi penawar terbaik bagi kegagalan pasar.

Pasar gagal mengalokasikan sumber daya secara efisien karena hak milik tidak diberikan
dengan baik. Artinya, sebagian barang berharga tidak dimiliki dan dikendalika oleh pihak
berwenang.apabila ketiadaan hak milik menyebabkan kegaglan pasar, pemerintah berpotensi
dalam megatasi masalah ini. Terkadang, sama seperti penjualan izin polusi, solusinya adalah
pemerintah membantu untuk mendefinisikan hak milik sehingga memperkuat daya pasar. Jika
direncanakan dan dijalankan dengan baik, kebijakan-kebijakan tersebut dapat membuat alokasi
sumber daya smakin efisien sehingga meningkatkan sumber daya ekonomi.

Efisiensi sistem pajak mengacu pada biaya yang dibebankan pajak kepada para pembayar
pajak. Ada dua biaya pajak diluar transfer sumber daya dari pembayar pajak ke pemerintah.Yang
pertama adalah pengganguan alokasi sumber daya yang meningkat seiring pajak mengubah
insentif dan perilaku. Yang kedua adalah beban administrasi dalam mematuhi undang-undang
pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N.Gregory. Quah, Euston. Wilson, Peter. 2012.Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta.
Salemba Empat.

Вам также может понравиться