Вы находитесь на странице: 1из 28

[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Kasus Individu

Perumusan Masalah

a. Identitas Kasus
Nama : MA
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir : 31 Mei 1987
Umur : 25 tahun
Pendidikan : Mahasiswa
Fakultas : Psikologi
Kampus : Universitas Airlangga
Semester : 13
Alamat : Manukan - Surabaya
Agama : Islam
Anak ke- : Pertama dari tiga bersaudara
Pekerjaan Ayah : Karyawan Perusahaan Swasta
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
b. Deskripsi Kasus
Subyek adalah mahasiswa semester ketigabelas Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga. Semenjak semester kedelapan subyek mulai
mengerjakan skripsinya, namun hingga saat ini skripsinya belum juga
selesai. Pada awalnya subyek mengaku mengerjakan skripsi dengan
asal-asalan. Selama sekitar dua semester subyek berproses dengan judul
tersebut, sampai akhirnya dia menemukan kesulitan dalam penyusunan
alat ukur skripsinya sehingga dia merasa jenuh dan malas mengerjakan
skripsinya lagi.
Setelah merasa jenuh karena selama dua semester lebih
mengerjakan skripsi, subyek mulai bekerja di berbagai tempat. Pada
tahun 2011, subyek bekerja membantu proyek di perusahaan tempat
ayahnya bekerja, pekerjaan ini terus bertahan sampai saat ini. Pada
tahun 2012, saat subyek memasuki semester keduabelas, subyek juga

Aji Bagus Priyambodo 1


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

pernah mengikuti pelatihan sebagai barista dan sempat selama beberapa


bulan bekerja sebagai barista. Dan sampai akhirnya di tahun 2012,
Subyek juga bekerja sebagai konsultan bisnis di sebuah lembaga
konsultan milik seorang temannya.
Menurut dosen pembimbing, pada awalnya subyek termasuk
mahasiswa yang rajin meminta pembimbingan skripsi. Dosen
pembimbing subyek menambahkan bahwa subyek termasuk mahasiswa
yang aktif membantu para dosen dalam proyek penelitian. Namun
setelah sekitar dua semester, entah mengapa subyek tiba-tiba
menghilang dan jarang datang menemui dosen pembimbingnya
kembali.
Berdasarkan hasil analisa terhadap Daftar Nilai Akademik Subyek
dapat diketahui bahwa subyek selalu mengambil porsi sajian mata
kuliah tepat pada waktunya, tidak ada yang dilewatkan. Hal ini
menunjukkan bahwa subyek tidak mengalami hambatan akademis,
selain hambatan dalam pengerjaan skripsi. Selain itu, nilai IPK Subyek
juga cukup baik (3,23).
Subyek adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayah subyek
bekerja di sebuah perusahaan swasta, sedangkan ibunya seorang
wiraswasta. Sebenarnya subyek memiliki keinginan agar dia bisa segera
lulus kuliah dan bisa membantu orang tuanya. Namun subyek merasa
memiliki hambatan dalam pengerjaan skripsinya. Subyek menyadari
bahwa dia adalah orang yang tidak disiplin. Subyek merasa kurang
mampu mengatur dirinya. Subyek kurang dapat menentukan skala
prioritas tugas, kurang dapat merencanakan pengerjaan skripsi dan
lemah dalam time management. Ditambah lagi aktivitas pekerjaannya
yang susah untuk bisa dia tinggalkan semakin membuat perhatiannya
pada pengerjaan skripsi semakin berkurang. Subyek merasa
membutuhkan bantuan dalam mengatasi hambatan-hambatannya
tersebut.

Aji Bagus Priyambodo 2


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Hasil Asesmen

a. Informasi Latar Belakang Kasus


 Riwayat perkembangan & kesehatan
Ketika Ibu subyek mengandung subyek, proses
kehamilannya lancar tanpa ada masalah . Sampai pada tanggal
31 Mei 1987 subyek dilahirkan secara normal. Namun, subyek
kecil termasuk anak yang lebih sering sakit dibandingkan anak-
anak lain seusianya saat itu. Subyek pernah terkena gangguan
pernapasan pada usia lima tahun. Akibat gangguan pernapasan
itu, subyek menjalani penyedotan debu di saluran
pernapasannya. Kemudian subyek juga menderita alergi susu
formula, saat dia berumur enam tahun. Subyek juga pernah
terserang penyakit demam berdarah pada saat usia sembilan
tahun. Dan ketika subyek berusia delapan belas tahun, dia
pernah menjalani operasi pengangkatan benjolan, sejenis tumor
jinak, di punggungnya. Hingga akhirnya saat ini, subyek telah
tumbuh dewasa dengan tinggi badan 163 cm dengan berat badan
53 kg. Kulit subyek sawo matang dan rambutnya lurus dipotong
pendek.
 Riwayat keluarga & lingkungan tempat tinggal
Subyek adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Subyek
tinggal bersama Ayah, Ibu dan dua orang adik laki-lakinya. Ayah
subyek merupakan karyawan sebuah perusahaan swasta di
bidang minyak bumi (rekanan Pertamina). Sedangkan ibunya
memiliki toko sembako dan memiliki usaha (home industry)
yang memproduksi kue-kue kering. Adik subyek yang pertama
lulusan program D3 Jurusan Broadcasting dan saat ini telah
bekerja. Sedangkan adik subyek yang kedua masih duduk di
kelas VII SMP. Subyek dan keluarga tinggal di sebuah rumah di
komplek Perumahan Nasional (Perumnas) yang cukup padat

Aji Bagus Priyambodo 3


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

penduduknya di daerah Manukan, Surabaya barat. Masyarakat


di sekitar tempat tinggal nya mayoritas berasal dari tingkat
ekonomi menengah ke atas. Subyek cukup sering berinteraksi
dengan tetangga di sekitar rumahnya. Subyek selalu menghadiri
undangan pengajian, tahlilan dan syukuran yang diadakan
tetangga-tetangganya.
 Riwayat Pendidikan dan Sekolah
Subyek bersekolah Taman Kanak-Kanak di TK Dorowati
Surabaya pada tahun 1991 - 1993, saat itu subyek masuk pada
usia empat tahun dan lulus saat enam tahun. Kemudian subyek
melanjutkan sekolahnya di SDN Manukan Kulon IV Surabaya
pada tahun 1993-1999, saat itu subyek masuk pada usia enam
tahun dan lulus pada usia dua belas tahun. Selanjutnya subyek
melanjutkan studi di bangku Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 3 Surabaya pada tahun 1999 – 2002, saat itu subyek
masuk pada usia dua belas tahun dan lulus pada usia lima belas
tahun. Kemudian subyek melanjutkan studinya di SMAN 1
Surabaya, pada tahun 2002 – 2005, saat itu subyek masuk pada
usia lima belas tahun dan lulus pada usia delapan belas tahun.
Dan selanjutnya subyek melanjutkan studinya di bangku
perguruan tinggi. Pada tahun 2005, subyek diterima sebagai
mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, namun
subyek hanya bertahan selama satu tahun di sana. Subyek
merasa tidak cocok di jurusan tersebut. Sehingga akhirnya pada
tahun 2006 subyek mengikuti ujian Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB) kembali dan diterima di Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga hingga saat ini masih tercatat
sebagai mahasiswa di sana.

Aji Bagus Priyambodo 4


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

b. Hasil Wawancara
Hasil Wawancara Subyek

Berdasarkan hasil wawancara dengan subyek terkait


riwayat pengerjaan skripsinya diperoleh informasi bahwa
subyek mulai mengerjakan skripsi pada semester 8 yaitu pada
tahun 2010. Pada awalnya subyek mengaku mengerjakan
skripsi dengan asal-asalan. Saat itu subyek tertarik untuk
meneliti tentang resiliensi korban lumpur Lapindo, yang
kebetulan saat itu dia sedang terlibat dalam proyek dosen yang
berhubungan dengan korban lumpur Lapindo. Selama sekitar
dua semester subyek berproses dengan judul ini, sampai
akhirnya dia merasa jenuh dan malas mengerjakan skripsinya
lagi. Dia menilai alat ukur resiliensi korban lumpur Lapindo ini
terlalu rumit.
Memasuki semester kesepuluh subyek memulai kembali
pengerjaan skripsinya, kali ini dia memilih tema tentang
ideologi peran gender, namun subyek mengaku sudah sangat
tidak termotivasi dalam mengerjakan skripsinya. Dalam satu
semester hanya sekitar satu bulan yang dia gunakan untuk
mengerjakan skripsi, dia lebih banyak menghabiskan waktunya
untuk bekerja. Subyekpun jarang bimbingan dengan dosen
pembimbingnya. Hal ini berlangsung terus sampai saat ini dia
memasuki semester ketigabelas.
Pada awalnya, setelah merasa jenuh karena selama dua
semester lebih mengerjakan skripsi, subyek mulai bekerja di
berbagai tempat. Pada tahun 2011, subyek bekerja membantu
proyek di perusahaan tempat ayahnya bekerja, pekerjaan ini
terus bertahan sampai saat ini. Pada tahun 2012, saat subyek
memasuki semester keduabelas, subyek juga pernah mengikuti
pelatihan sebagai barista dan sempat selama beberapa bulan
bekerja sebagai barista. Dan sampai akhirnya di tahun 2012,

Aji Bagus Priyambodo 5


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Subyek juga bekerja sebagai konsultan bisnis di sebuah


lembaga konsultan milik seorang temannya.
Subyek menyadari bahwa dia adalah orang yang tidak
disiplin. Subyek merasa kurang mampu mengatur dirinya.
Subyek kurang dapat menentukan skala prioritas tugas, kurang
dapat merencanakan pengerjaan skripsi dan lemah dalam time
management. Subyek menambahkan, selain rasa jenuh yang dia
rasakan dalam pengerjaan skripsinya, permasalahan lain yang
membuat subyek meninggalkan skripsi adalah perpisahan
dengan sang pacar. Pada tahun 2011, saat subyek memasuki
semester kesepuluh, subyek putus dengan pacarnya. Padahal
diakui subyek, pacarnya adalah orang yang paling dapat
membuat subyek bersemangat mengerjakan skripsi. Subyek
merasa dirinya sangat dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik
daripada intrinsik. Dan perpisahannya dengan sang pacar
membuat subyek kehilangan spirit booster. Dua hal ini, rasa
jenuh dan perpisahan dengan pacar membuat subyek
menghindari pengerjaan skripsinya dan memilih untuk bekerja
dan berkegiatan lain.

Hasil Wawancara Dosen Pembimbing

Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen pembimbing


diperoleh informasi bahwa pada awalnya subyek termasuk
mahasiswa yang rajin meminta pembimbingan skripsi. Pada
awalnya subyek berminat meneliti tentang korban lumpur
Lapindo. Dosen pembimbing subyek menambahkan bahwa
subyek termasuk mahasiswa yang aktif membantu beliau dalam
proyek penelitian daerah terdampak semburan lumpur Lapindo.
Namun setelah sekitar dua semester, entah mengapa subyek
tiba-tiba menghilang dan jarang datang menemui dosen

Aji Bagus Priyambodo 6


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

pembimbingnya kembali.
Dosen pembimbing subyek mengetahui bahwa subyek
bekerja di berbagai tempat. Beliau menilai pekerjaannya
membuat perhatian subyek berubah sehingga subyek
menomorduakan pengerjaan skripsinya. Subyek jarang
meminta pembimbingan skripsi lagi hingga saat ini. Dosen
pembimbing subyek mengatakan, bahwa saat ini subyek
sampai pada tahap penyusunan alat ukur untuk judulpenelitian
yang baru. Namun karena tidak dikerjakan dan jarang
bimbingan sehingga tidak ada progress dan tetap disitu saja.

Analisa Daftar Nilai Akademik

Semester Tahun Jumlah MK Jumlah Keterangan


SKS
1 2006 8 19 Mengambil semua mata
kuliah
2 2007 8 21 Mengambil semua mata
kuliah
3 2007 8 20 Mengambil semua mata
kuliah
4 2008 9 22 Mengambil semua mata
kuliah
5 2008 10 21 Mengambil semua mata
kuliah

6 2009 8 17 Mengambil semua mata


kuliah
7 2009 9 19 Mengambil semua mata
kuliah
8 2010 2 4 Mengambil semua mata
kuliah plus Skripsi
9 2010 - Skripsi
10 2011 - Skripsi
11 2011 - Skripsi
12 2012 - Skripsi
13 2012 - Skripsi
14 2013 - Skripsi

Aji Bagus Priyambodo 7


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisa terhadap Daftar Nilai Akademik Subyek
dapat diketahui bahwa subyek selalu mengambil porsi sajian mata kuliah
tepat pada waktunya, tidak ada yang dilewatkan. Hal ini menunjukkan
bahwa subyek tidak mengalami hambatan akademis, selain hambatan
dalam pengerjaan skripsi. Selain itu, nilai IPK Subyek juga cukup baik
(3,23).

Aji Bagus Priyambodo 8


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Tinjauan Teori

1) Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi


Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi merupakan mahasiswa yang
telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pihak Fakultas untuk
menyusun skripsi, dan biasanya mereka menduduki semester akhir.
Mahasiswa semester akhir ini masuk dalam kategori yang disebut oleh
Kenniston sebagai masa perpanjangan ekonomi dan pribadi sementara
(Santrock, 2002). Hal ini disebabkan karena mahasiswa belum memenuhi
syarat untuk memasuki dewasa awal dalam hal kemandirian secara ekonomi
dan kemandirian dalam membuat keputusan (Santrock, 2002). Namun secara
usia sudah termasuk dan sudah dapat mulai memenuhi tugas-tugas
perkembangan di masa dewasa awal.

Seperti yang telah disinggung di atas bahwa mahasiswa yang sedang


menyusun skripsi berdasarkan usia kronologisnya termasuk dalam masa
peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal, karena pada umumnya mahasiswa
yang sedang menyusun skripsi adalah mereka yang duduk di semester akhir
yang berusia rata-rata 20 tahun ke atas. Pada masa dewasa awal, individu
mengatur pemikiran operasional formal mereka. Sehingga mereka mungkin
merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-masalah seperti
remaja, namun mereka lebih sistematis dalam mendekati masalah sebagai
orang dewasa. Orang dewasa lebih mampu menyusun hipotesis daripada
remaja dan menurunkan suatu pemecahan masalah dari suatu permasalahan
(Santrock, 2002). Kemampuan kognitif individu pada masa dewasa awal
sangat baik, dan juga menunjukkan adaptasi dengan aspek pragmatis dari
kehidupan mereka. Kompetensi sebagai seorang dewasa muda mungkin
memerlukan banyak keterampilan berpikir logis dan adaptasi yang pragmatis
terhadap kenyataan (Santrock, 2002: 92).

Menurut Schaie (dalam Santrock, 2002) secara kognitif orang dewasa


melampaui pemikiran ilmiah yang kuat yang merupakan ciri dari pikiran
operasional formal, dalam usaha mencari pengetahuan, dan orang dewasa

Aji Bagus Priyambodo 9


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

lebih maju dari remaja dalam penggunaan intelektualitas mereka. Schaei


percaya bahwa orang dewasa awal mempunyai kemampuan kognitif yang
dapat digunakan untuk memonitor perilaku mereka sendiri. Secara psikologis,
ketika seseorang berada pada fase dewasa awal maka akan terjadi perubahan
dalam hal pola pikir dan perilakunya. Perubahan pola pikir itu sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kartini-Kartono (1989) merupakan salah satu ciri utama
dari usia dewasa yaitu mampu mengaitkan realitas dunia luar yang obyektif
dengan Aku-nya sendiri serta mampu mengendalikan dorongan-dorongan dari
dalam untuk diarahkan pada tujuan yang berarti. Sedangkan perubahan
perilaku dijelaskan oleh Hurlock (1997 : 246), bahwa sebagai orang dewasa
maka mereka diharapkan mengadakan penyesuaian diri secara mandiri.

Penyesuaian diri merupakan suatu proses individu dalam memberikan


respon terhadap lingkungan dan kemampuan untuk melakukan coping
terhadap stres (Rathus & Nevid, 2002). Kegagalan seseorang dalam
melakukan penyesuaian diri dapat menyebabkan orang tersebut mengalami
gangguan psikologis seperti ketakutan, kecemasan, dan agresivitas
(Schneiders dalam Gunawati dkk., 2006). Adapun salah satu penyesuaian diri
vokasional, yaitu penyesuaian diri dalam bidang pendidikan, salah satunya
adalah penyesuaian diri pada tugas skripsi.

Dalam periode kemahasiswaan skripsi merupakan tahap paling akhir bagi


seorang mahasiswa dalam mencapai gelar sarjana. Skripsi adalah karya tulis
ilmiah dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis
oleh mahasiswa program sarjana (S1) yang bersifat mandiri untuk memenuhi
sebagai persyaratan memperoleh derajat kesarjanaan Strata 1 (Panitia Skripsi
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, 2008: i).

Poerwadarminta (1983: 957) menyebut skripsi sebagai karya ilmiah yang


diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di Perguruan Tinggi.
Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah tersebut, karena skripsi
digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh

Aji Bagus Priyambodo 10


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

gelar akademisnya sebagai sarjana. Sehingga penyelesaian skripsi merupakan


tahap yang paling menentukan bagi seorang mahasiswa, karena usaha dan
kerja keras yang telah dilakukan bertahun-tahun sebelumnya menjadi sia-sia
jika mahasiswa gagal menyelesaikan skripsi. Oleh karena itulah keberhasilan
menyelesaikan skripsi bisa disebut sebagai sukses dalam periode
kemahasiswaan di Universitas.

Dalam usahanya menyusun/menyelesaikan skripsi ini , banyak mahasiswa


yang merasa kesulitan atau menemui banyak masalah. Masalah-masalah yang
umum dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah: banyaknya
mahasiswa yang kurang mempunyai kemampuan dalam tulis menulis karya
ilmiah, kemampuan akademis yang kurang memadai, serta kurang adanya
ketertarikan mahasiswa pada penelitian (Slamet, dalam Gunawati dkk., 2006).

Kegagalan dalam penyusunan skripsi juga disebabkan oleh adanya


kesulitan dalam mencari judul skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan
bacaan, dana yang terbatas, serta adanya kecemasan dalam meghadapi dosen
pembimbing skripsi (Riewanto, dalam Gunawati dkk., 2006). Apabila
masalah-masalah tersebut menjadi tekanan dalam diri mahasiswa maka hal ini
dapat menyebabkan adanya stres dalam meyusun skripsi pada mahasiswa.

Stres dan Coping Stres Pada Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan


Skripsi

Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat
adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan (Rathus & Nevid, 2002).
Pernyataan ini berarti bahwa individu dapat dikatakan mengalami stres ketika
individu tersebut mengalami kondisi adanya tekanan dalam diri akibat
tuntutatn yang berasal dari dalam diri dan lingkungan. Akan tetapi stres tidak
selalu berdampak negatif pada diri individu, stres juga dapat berdampak
positif. Stres yang berdampak negatif disebut sebagai distress dan stres yang
berdampak positif disebut dengan eustress. Adanya perbedaan dampak stres
pada diri individu disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik masing

Aji Bagus Priyambodo 11


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

masing individu terhadap stimulus yang menjadi sumber stres, sehingga


respon setiap individu akan berbeda-beda walaupun stimulus yang menjadi
sumber stresnya sama. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi stres dalam
menyusun skripsi pada mahasiswa menurut Gunawati dkk., (2006), antara
lain:

a) Jenis kelamin
Wanita cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan pria. Secara umum wanita mengalami stres 30% lebih tinggi daripada
pria.
b) Status sosial ekonomi
Orang yang memiliki status sosial ekonomi rendah cenderung memiliki stres
yang tinggi. Rendahnya pendapatan menyebabkan adanya kesulitan ekonomi
sehingga sering menyebabkan tekanan dalam hidup.
c) Karakteristik kepribadian mahasiswa
Perbedaan karakteristik kepribadian mahasiswa yang sedang menyusun skripsi
menyebabkan reaksi terhadap sumber stres yang sama. Mahasiswa yang
memiliki kepribadian ketabahan memiliki daya tahan yang lebih tinggi
terhadap sumber stres daripada mahasiswa yang kurang memiliki kepribadian
ketabahan.
d) Strategi coping yang digunakan mahasiswa
Strategi coping merupakan rangkaian respon yang melibatkan unsur-unsur
pemikiran dan perilaku untuk mengatasi permasalahan dan sumber stres yang
menyangkut tuntutan dan ancaman yang berasal dari lingkungan. Strategi
coping yang digunakan oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi
menghadapi stres berpengaruh pada tingkat stresnya.
Tugas akhir atau skripsi dapat menjadi sekedar sebuah tantangan bagi
seorang mahasiswa, namun juga dapat menjadi sesuatu hal yang sangat penuh
stres bagi mahasiswa lain yang merasa tidak siap menghadapinya terlepas
apakah ketakutannya tersebut realistik atau tidak (Davidson, Neale & Kring,
2006).

Aji Bagus Priyambodo 12


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Coping berarti usaha-usaha kognitif dan behavioral individu untuk


mengelola (mengurangi, meminimalisir, menguasai atau menoleransi) tuntutan
–tuntutan eksternal & internal yang berasal; dari transaksi antara individu-
lingkungan yang dinilai sebagai sesuatu yang membebani atau melebihi
sumber daya seseorang (Folkman, dkk., 1986a). Menurut Edwards & Banglion
(dalam Makie, 2006), coping dikonseptualisasikan sebagai usaha-usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan efek-efek
negatif dari stres terhadap kesejahteraannya (wellbeing).
Sementara Sarafino (1994: 139) mendefinisikan coping sebagai suat
proses dimana individu berusaha untuk me-manage (mengelola) ketidak
sesuaian yang dirasakan antara tuntutan dan sumber daya yang mereka miliki
dalam situasi yang menimbulkan stres (stresfull). Kata manage di sini
mengindikasikan bahwa usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu
mengarah pada pemecahan masalah. Meskipun usaha-usaha coping dapat-
beberapa pendapat mengatakan, seharusnya- ditujukan untuk memperbaiki
atau mengatasi masalah, usaha coping ini juga minimal bisa membantu
individu untuk mengubah persepsinya terhadap ketimpangan (discrepancy)
yang ada antara tuntutan dan sumber daya yang dimilikinya, menoleransi atau
menerima situasi yang dirasakannya membahayakan (harm) dan mengancam
(threat) dan melarikan diri atau menghindari situasi tersebut (Lazarus &
Folkman, 1984; Moos & Schaefer, 1986, dalam Sarafino, 1994: 139). Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa coping merupakan sejumlah usaha yang
dilakukan oleh individu untuk menghadapi stres.
Adapun coping itu sendiri, secara luas dikenal mempunyai dua fungsi
utama yaitu mengatur reaksi emosional yang muncul karena suatu masalah
(emotion-focused coping), dan untuk mengubah masalah yang menyebabkan
timbulnya stres (problem-focused coping) (Folkman, dkk., 1986b).
Sehubungan dengan banyaknya penelitian mengenai perilaku coping, maka
banyak ahli yang berusaha mengklasifikasikan coping tersebut. Namun secara
umum dalam beberapa literatur orang biasanya membedakan cara seseorang
melakukan coping (strategi coping) menjadi dua yaitu problem-focused dan

Aji Bagus Priyambodo 13


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

emotion-focused coping, meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda


(Folkman dkk., 1986; Lazarus & Folkman, 1984; Pearlin dan Schooler, 1978).
Long dkk (dalam Selmer 2002) mengklasifikasikan coping strategies dengan
menggunakan istilah engagement vs disengagement, sementara Billings dan
Moos (1981) dengan istilah strategi approach vs avoidance.
Apapun istilahnya, baik emotion-focused, avoidance, maupun
disengagement sama-sama menekankan pada pengaturan emosi yang
menimbulkan stres, sedangkan problem-focused, approach, maupun
engagement adalah untuk mengubah permasalahan hubungan antara orang
dengan lingkungan (person-environment) yang dipersepsikan sebagai
penyebab stres (Selmer, 2002). Oleh karenanya, dengan strategi emotion-
focused coping, individu berusaha untuk meminimalisasi kecemasan melalui
penarikan diri baik mental maupun fisik atau untuk menghindari masalah.
Sedangkan strategi problem-focused coping, individu berusaha untuk
menghadapi masalah dengan mengubah situasi (Folkman dkk., 1986b).
Pengklasifikasian kedua tipe coping ini bukan merupakan sesuatu yang
terpisah sama sekali karena kedua tipe coping ini kadang dapat bekerja atau
muncul bersama baik digunakan secara bersamaan maupun bergantian oleh
individu ketika menghadapi suatu masalah (Taylor, 2006). Hanya saja
kecenderungan individu dalam memilih untuk menggunakan tipe coping mana
yang lebih dominan bisa berbeda-beda.

Aji Bagus Priyambodo 14


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Analisa Teoritik terhadap Kasus

Subyek memiliki tuntutan untuk menyusun skripsi sebaik dan


secepat mungkin, hal ini disebabkan oleh karena:
a. Subyek sendiri yang telah memilih Psikologi daripada Farmasi
sehingga sudah seharusnya dapat selesai dengan baik
b. Subyek adalah anak sulung, dia ingin membantu ortu membiayai adik-
adiknya.
Namun subyek dihadapkan pada kondisi:
1. Proposal ditolak, di akhir semsester 8.
2. Kehilangan spirit booster, putus dengan pacar yang selama ini menjadi
penyemangat
Adanya kesenjangan antara tuntutan dengan kondisi yang terjadi
menimbulkan masalah pada Subyek. Strategi coping yang dijalankan
subyek dominan emotion-focused coping, yaitu dengan bekerja, membantu
pekerjaan ayah di kantor, jalan-jalan, ikut kepanitiaan acara musik, dan
travelling ke luar kota. Subyek sangat sedikit sekali melakukan problem
focused coping, dia hanya sesekali datang ke kampus dan melakukan
tindakan yang konstruktif terhadap pengerjaan skripsinya.
Meninjau kondisi psikologisnya, berdasarkan hasil asesmen
diketahui bahwa subyek memiliki ketahanan kerja yang rendah, hal ini
membuat subyek menjadi mudah jenuh. Subyek memiliki need of order
yang rendah, ini mempengaruhi kemampuannya dalam mengatur diri.
Subyek juga memiliki sistematika kerja yang kurang baik, ini membuat
subyek mengalami kendala dalam self regulated learning dalam
pengerjaan skripsinya. Dan subyek juga memiliki motivasi berprestasi
yang rendah, dia jadi sangat bergantung pada motivasi eksternal dalam
pengerjaan skripsi. Apa yang terjadi pada subjek adalah dia belum
sepenuhnya menyadari apa yang sedang dia lakukan, dan dia juga kurang
begitu memahami tentang apa sebenarnya yang dia inginkan. Dalam kasus
ini, subyek perlu menjadi lebih realistis. Upaya intervensi pada subyek
dapat dilakukan dengan pendekatan konseling realitas. Subyek perlu

Aji Bagus Priyambodo 15


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

membuat perencanaan yang lebih realistis. Menyadari apa yang sedang dia
lakukan dan menentukan apa yang sebenarnya dia inginkan. (Corey,
2008).
Langkah-langkah dalam konseling realitas diperlukan untuk
peningkatan kemampuan regulasi-diri. Karena setiap pilihan memiliki
konsekuensi. Ketika seorang individu memilih untuk tidak mau repot
melakukan tugas-tugas akademik, maka konsekuensinya adalah pada
kesiapan karirnya. Itulah pentingnya kemapuan regulasi diri, untuk
meregulasi, mengatur cara pikir, perasaan yang dapat membuat kinerja
terganggu, keinginan yang terlalu tinggi atau terlalu sederhana, serta
perilaku yang tidak mengacu pada apa yang seharusnya dicapai masing-
masing individu.

Aji Bagus Priyambodo 16


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Psikodinamika

Bagan Psikodinamika
Kondisi Biologis:
Lingkungan Fisik:
--
--
MA
(interaksi)
Lingkungan Sosial: Kondisi Psikologis:
Emotion Focused Coping
Perpisahan dengan Ketahanan kerja rendah
pacar Motivasi berprestasi rendah
Pekerjaan yang tidak Sistematika kerja rendah
bisa ditinggal Problem pengaturan diri

Individu Situasi

Tidak mengerjakan skripsi


(Hambatan dalam pengerjaan skripsi)

Hipothesis

Subjek memiliki hambatan dalam pengerjaan skripsi. Berawal dari


rasa jenuh dalam mengerjakan skripsi, subyek mulai mencoba untuk
bekerja. Dunia kerja menjadi sesuatu yang sedemikian menarik bagi
subjek, sehingga dia menunda pengerjaan skripsi. Kondisi psikologis
subjek membuat subjek mengalami kesulitan dalam penetapan prioritas,
antara mengerjakan skripsi ataukan bekerja.

Aji Bagus Priyambodo 17


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Intervensi

a. Tujuan Intervensi
Adapun tujuan intervensi yang akan dilakukan untuk subjek
adalah untuk membantu subjek dalam membuat perencanaan yang lebih
realistis terhadap pilhan apa yang akan dijalani subjek kedepannya.
Membantu subjek dalam mengetahui sebab dan akibat akan pilihan yang
akan subjek jalani kedepannya.

b. Metode dan Bentuk Intervensi


1) Konseling realitas
Peran konselor dalam konseling realitas adalah konselor dapat membantu
klien mengenali apa yang sedang mereka lakukan tidak akan menolongnya
untuk diterima sebagaimana adanya jika ia tetap bertahan pada kebiasaan
yang merusak hubungan. Konselor mengajak klien untuk membuat
perencanaan yang lebih realistis. Konselor harus mampu menyediakan
bantuan melalui tanya jawab secara mahir yang ditujukan untuk menolong
klien menilai apa yang diinginkannya. Jika konselor tidak mahir melihat
perilaku klien secara total, maka pertanyaan itu tidak akan membanu klien
mengenali apa yang ia inginkan. Akibatnya konseling tidak akan menjadi
efektif (Corey, 2008).
Konselor (pemimpin kelompok dalam konseling kelompok) perlu
menantang klien/anggota kelompok terus menerus dengan pertanyaan
mendasar seperti berikut:
a) Apakah Anda ingin berubah?
b) Bagaimana agar anda lebih senang untuk mengubah hidup anda?
c) Apa yang Anda inginkan dalam hidup Anda, yang tidak anda peroleh?
d) Apakah perilaku Anda yang sekarang menjadikan Anda semakin dekat
atau semakin jauh dari orang-orang di lingkungan Anda?
e) Jika Anda berubah, bagaimana agar Anda merasa lebih baik?
f) Apa yang akan Anda dapatkan dalam hidup Anda, jika Anda mau untuk
berubah?
g) Apa yang harus Anda perbuat sekarang untuk membuat perubahan-
perubahan?

Aji Bagus Priyambodo 18


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Langkah-langkah dalam konseling realitas diperlukan untuk peningkatan


kemampuan regulasi-diri. Karena setiap pilihan memiliki konsekuensi.
Ketika seorang individu memilih untuk tidak mau repot melakukan tugas-
tugas akademik, maka konsekuensinya adalah pada kesiapan karirnya. Itulah
pentingnya kemapuan regulasi diri, untuk meregulasi, mengatur cara pikir,
perasaan yang dapat membuat kinerja terganggu, keinginan yang terlalu
tinggi atau terlalu sederhana, serta perilaku yang tidak mengacu pada apa
yang seharusnya dicapai masing-masing individu.
Prosedur Konseling
Prosedur utama konseling realitas yang dapat digunakan adalah satu
sistem yang diakronimkannya dengan WDEP.
 W = wants and needs,
 D = direction and doing,
 E = self-evaluation,
 P = planning
a) Wants (mengeksplorasi keinginan, kebutuhan, dan persepsi).
Untuk mengeksplorasi wants ini, konselor menanyakan "Apa yang
diinginkan klien." Sekaitan dengan regulasi diri, ada dua kemungkinan
jawaban berhubungan dengan wants. Pertama; klien memang
tidak/belum memiliki wants secara jelas. Maka tugas konselor adalah
memunculkan wants. Kedua; klien memiliki wants, tapi tidak memiliki
regulasi-diri untuk mewujudkan wants. Melalui tanya jawab oleh
konselor yang terlatih, klien didorong untuk mengenali, menggambarkan,
dan menyaring bagaimana mereka ingin menemukan kebutuhan-
kebutuhan, keinginan-keinginan mereka.
Bagi klien yang belum memiliki keinginan, kebutuhan, atau cita-cita,
harus dimunculkan lebih dulu. Caranya dapat dilakukan melalui
penayangan film-film atau bacaan kisah-kisah sukses yang menurut
pertimbangan logis dapat memunculkan keinginan atau cita-cita. Proses
seperti itu oleh Glasser (Corey, 2005) dinamakannya sebagai pictures
change (merubah gambaran) hidupnya menuju quality world klien. Sama
seperti mengeksplorasi "foto album," sebagai gambaran quality world
dari klien. Eksplorasi tentang wants, needs, dan persepsi dilanjutkan

Aji Bagus Priyambodo 19


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

dalam proses konseling untuk merubah pictures klien yang tidak


menggambarkan regulasi-diri.
Contoh-contoh pertanyaan sebagai berikut: "Jika Anda mempunyai
harapan pada diri Anda, seperti apa yang Anda harapkan?" - "Apakah
keluarga anda menyukai harapan Anda itu?" - "Apa yang akan anda
lakukan jika anda sedang menginginkan sesuatu?" - "Apakah Anda
benar-benar ingin mengubah hidup anda?" - "Apakah keinginan Anda itu
tidak sama seperti kehiduan sehari-hari Anda?" - "Apakah Anda berpikir
untuk berhenti dari yang sedang Anda lakukan sesuai perubahan yang
Anda inginkan?"
Untuk konteks regulasi diri, maka pertanyaan berhubungan dengan
karir yang dicita-citakannya, kemungkinan cita-cita karirnya itu untuk
dicapai, serta hubungan cita-cita karirnya dengan tindakannya sehari-
hari.
Bagi klien yang belum punya keinginan tentang karirnya di masa
depan, maka tugas konselor adalah untuk memunculkan keinginan
terlebih dahulu melalui penayangan felm atau sumber bacaan yang
menurut pertimbangan rasional dapat membangkitkan keinginan untuk
memilih tujuan hidup/karir tertentu, barulah setelah itu membahas
kesesuaiannya dengan keluarga dan sebagainya.
b) Direction and Doing (Arahan dan lakukan).
Konselor menekankan pada perilaku yang ada dan mempunyai
kaitan dengan kejadian yang lampau hanya sepanjang mempengaruhi
bagaimana klien berperilaku sekarang. Fokus konseling adalah
diperolehnya kesadaran akan pentingnya melakukan pilihan karir yang
diinginkan dan mengubah perilaku klien secara total mengacu pada
terujudnya cita-cita karir itu. Pertanyaannya adalah pada "Apa yang
dikerjakan sekarang." "Apa yang benar-benar telah dikerjakannya
minggu lalu." "Apa yang ingin dia kerjakan yang berbeda dengan minggu
lalu." "Apa yang akan dia lakukan besok".
Dikaitkan dengan regulasi diri, langkah ini penting untuk
mempertegas perilaku klien sesuai dengan tuntutan kesiapan karir yang
diharapkannya. Perilaku tersebut meliputi perilaku mengarahkan pikiran,

Aji Bagus Priyambodo 20


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

perasaan, keinginan, dan perbuatan yang secara rasional diperlukan


sebagai kesiapan untuk kesuksesan mencapai karir itu kelak.
Sebagai contoh, ketika klien bercita-cita jadi pengacara, maka
pikiran, perasaan, keinginan, dan tindakannya harus diarahkan sesuai
dengan tuntutan karakteristik pribadi seorang pengacara professional.
Misalnya tertarik dengan hukum, senang berdebat, senang mengikuti
kasus-kasus hukum yang perlu mendapat pembelaan, termasuk mengikuti
sidang-sidang pengadilan. Ini sejalan dengan teori tindakan yang
mengatakan cita-cita karir harus diikuti oleh projek dan tindakan yang
sesuai dengan tuntutan khusus dan umum dari karir yang hendak dituju
(Valach, Ladislav & Young, Richard A., 2009).
c) Evaluation (Penilaian)
Langkah keketiga dari konseling realitas adalah konselor meminta
klien mengevaluasi kecocokan antara doing/direction dengan want
seperti yang telah dibahas dalam langah pertama dan kedua, melalui
pertanyaan seperti berikut; " Apakah perilaku yang Anda tampilkan
sekarang merupakan kesempatan yang layak bagi Anda untuk meraih apa
yang Anda ingin capai?" Wubbolding (1988,2000; Wubbolding &
Associates, 1998) menyarankan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: --
"Apakah yang sedang Anda lakukan membantu atau merugikan anda?" -
"Apakah yang sedang Anda lakukan sekarang adalah perilaku yang Anda
ingin lakukan?" -"Apakah perilaku yang sedang Anda lakukan adalah
untuk Anda?" - "Adakah sama manfaatnya antara apa yang sedang Anda
lakukan dengan apa yang Anda yakini?" - "Apakah yang sedang Anda
lakukan berlawanan dengan aturan-aturan dari cita-cita karir yang ada?"
d) Planning and Action (Perencanaan dan Tindakan)
Corey (2005) mengemukakan, sebagian besar pekerjaan penting dari
proses konseling realitas adalah melibatkan klien mengidentifikasi cara-
cara khusus untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan klien. Begitu
klien menekankan apa yang mereka inginkan, mereka siap untuk
mengeksplor kemungkinan perilaku dan diformulasi menjadi action
(tindakan nyata).
Kaitannya dengan regulasi diri adalah bahwa salah satu aspek
penting dalam regulasi-diri adalah menyusun strategi untuk mencapai

Aji Bagus Priyambodo 21


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

cita-cita karir yang menjadi keinginan klien. Strategi yang dimaksud baik
secara akademik maupun non-akademik. Contoh strategi non-akademik,
seandainya seorang klien dari keluarga ekonomi kurang mampu yang
bercita-cita jadi sarjana, maka ia harus memiliki alternatif-alternatif untuk
memperoleh uang bagi kelangsungan perkuliahan. Misalnya kerja
serabutan sambil kuliah, berdagang kecil-kecilan, dan sebagainya, sesuai
dengan modal bukan uang yang dipunyainya.
Pada sesi Planning and Action, ditambahkan pemberian
materi tentang self regulated learning, karena sebagaimana hasil
asesmen diketahui bahwa subyek memiliki kendala dalam
mengatur kegiatan pengerjaan skripsinya.

Self regulated learning (pembelajaran yang diatur sendiri)


adalah pengaturan terhadap proses-proses kognitif sendiri agar
belajar secara sukses. Prosesnya meliputi :
 Penetapan tujuan. Pembelajar yang mengatur diri tahu apa yang
ingin mereka capai ketika membaca atau belajar, mendapatkan
pemahaman konseptual yang luas tentang suatu topik atau hanya
mendapatkan pengetahuan yang memadai agar bisa mengerjakan
soal ujian di kelas.
 Prencanaan. Pembelajar yang mengatur diri sebelumnya sudah
menentukan bagaimana baiknya menggunakan waktu dan sumber
daya yang tersedia untuk tugas-tugas belajar.
 Motivasi diri. Pembelajar yang mengatur diri biasanya memiliki
self efficacy yang tinggi akan kemampuan mereka menyelesaikan
suatu tugas belajar dengan sukses.
 Kontrol atensi. Pembelajar yang mengatur diri berusaha
memfokuskan perhatian mereka pada pelajaran yang sedang
berlangsung dan menghilangkan hal-hal yang mengganggu pikiran.
 Penggunaan energi belajar yang fleksibel. Pembelajar yang
mengatur diri memiliki strategi belajar yang berbeda tergantung
tujuan-tujuan spesifik yang ingin mereka capai.

Aji Bagus Priyambodo 22


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

 Monitor diri. Pembelajar yang mengatur diri terus memonitor


kemajuan mereka dalam kerangka tujuan yang ditetapkan, dan
mereka merubah strategi belajar bila dibutuhkan.
 Mencari bantuan yang tepat. Pembelajar yang benar-benar
mengatur diri tidak harus selalu berusaha sendiri, tapi menyadari
membutuhkan bantuan orang lain.
 Evaluasi diri. Pembelajar yang mengatur diri menentukan apakah
yang mereka pelajari itu telah memenuhi tujuan awal mereka.
Meningkatkan self regulating learning.
 Doronglah siswa untuk menyusun beberapa tujuan belajarnya
sendiri dan memonitor kemajuan mereka dalam kerangka tujuan
tersebut.
 Berilah kesempatan pada siswa untuk belajar dan berprestasi tanpa
arahan atau bantuan guru.
 Sesekali berikan aktifitas yang didalamnya siswa memiliki
keleluasaan yang cukup berkenaan dengan tujuan, penggunaan
waktu dan sebagainya.
 Berikan scafolding sesuai kebutuhan untuk membantu siswa
menguasai strategi-strategi mengatur diri
 Contohkan proses kognitif yang bersifat self regulated dengan
menunjukkan proses-proses itu secara lisan dan jelas.
 Secara konsisten mintalah siswa mengevaluasi performa mereka
sendiri dan bandingkan asesmen diri yang mereka buat dengan
asesmen yang dilakukan guru.

Aji Bagus Priyambodo 23


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

c. Rancangan Intervensi

SESI TAHAPAN WAKTU MEDIA TUJUAN KONDISI AWAL KONDISI AKHIR

I W 60 menit Ruangan Agar subjek mampu untuk Subjek belum mampu Subjek sudah dapat
Wants yang mengenali, mengenali kebutuhan mengenali,
kondusif, menggambarkan, dan atau keinginan subjek menggambarkan,
Video, menyaring bagaimana dalam menentukan dan menyaring
laptop subjek menemukan tujuan hidup atau karir ke kebutuhan atau
kebutuhan-kebutuhan, depan. keinginan subjek
keinginan-keinginan sehingga secara
mereka sehingga menurut rasional subjek telah
perimbangan rasional memiliki tujuan
dapat membangkitkan hidup atau karir
keinginan untuk memilih tertentu.
tujuan hidup atau karir
tertentu.

Aji Bagus Priyambodo 24


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

II D 60 menit Ruangan Agar subjek dapat Subjek belum melakukan Subjek telah
Direction and yang mempertegas perilaku perilaku yang dapat memiliki dan dapat
doing kondusif subjek sesuai dengan mengarahkan pikiran, mempertegas
tuntutan karir yang perasaan, keinginan, dan perilaku subjek
diharapkannya. Perilaku perbuatan yang secara sesuai dengan
tersebut meliputi perilaku rasional diperlukan untuk tuntutan karir yang
yang mengarahkan kesuksesan mencapai diharapkannya.
pikiran, perasaan, karir yang direncanakan. Perilaku tersebut
keinginan, dan perbuatan meliputi perilaku
yang secara rasional yang mengarahkan
diperlukan sebagai pikiran, perasaan,
kesiapan untuk kesuksesan keinginan, dan
mencapai karir yang perbuatan yang
direncanakan. secara rasional
diperlukan sebagai
kesiapan untuk

Aji Bagus Priyambodo 25


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

kesuksesan
mencapai karir yang
direncanakan.
III E 60 menit Ruangan Agar subjek dapat Subjek belum dapat Subjek dapat
Evaluation yang mengevaluasi kecocokan mengevaluasi kecocokan mengevaluasi
kondusif antara doing/direction antara doing/direction kecocokan antara
dengan want seperti yang dengan want dalam doing/direction
telah dibahas dalam perilaku yang dilakukan dengan want
langkah pertama dan subjek sehari-hari sehingga sudah
kedua terdapat benang
merah apa yang
akan dilakukan oleh
subjek.
IV P 60 menit Ruangan Agar subjek dapat Subjek belum dapat Subjek dapat
Planning and yang mengidentifikasi cara-cara mengidentifikasi cara mengidentifikasi
Action kondusif, khusus untuk memenuhi untuk merealisasikan cara-cara khusus
Menggunakan alat tulis keinginan dan kebutuhan keinginan atau kebutuhan untuk memenuhi

Aji Bagus Priyambodo 26


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

strategi self subjek sehingga ketika terkait karir yang keinginan dan
regulated subjek sudah menekankan diinginkan subjek kebutuhan subjek
learning apa yang subjek inginkan, kedepannya sehingga sehingga ketika
subjek siap mengesplor action yang dilakukan subjek sudah
perilaku dan subjek berbeda atau menekankan apa
diformulasikan menjadi subjek sama sekali belum yang subjek
action (tindakan nyata) melakukan action. inginkan, subjek
siap mengesplor
perilaku dan
diformulasikan
menjadi action
(tindakan nyata).

Aji Bagus Priyambodo 27


[Pick the date] TYPE THE DOCUMENT TITLE

Evaluasi Intervensi

Evaluasi terhadap rancangan intervensi ini dapat dilakukan dengan jalan


mengevaluasi kondisi akhir subyek di setiap sesi konseling. Apabila subyek telah
menjalankan kegiatan yang telah direncanakan di setiap sesi untuk selanjutnya konselor
dapat mengobservasi kondisi akhir subyek setelah sesi diberikan, sejauh mana
perubahannya. Apabila kondisi subyek subyek menunjukkan perubahan seperti halnya
yang direncanakan dalam rancangan, berarti intervensi telah berhasil. Setelah intervensi
konseling ini selesai diberikan, selanjutnya dapat diobservasi implikasi pemberian
konseling terhadap pengerjaan skripsi subyek, apakah pemeberian konseling telah dapat
membantu subyek mengatasi hambatan dalam pengerjaan skripsi ataukah belum.

Saran & Rekomendasi

- Hendaknya subyek dapat meninggalkan pekerjaannya dan kembali fokus pada


pengerjaan skripsi.
- Hendaknya orang tua dapat lebih memotivasi subyek untuk kembali
mengerjakan skripsinya. Dan hendaknya ayah subyek berhenti memberikan
tawaran pekerjaan pada subyek, sehingga subyek dapat kembali fokus
menyelesakan skripsi.

Aji Bagus Priyambodo 28

Вам также может понравиться

  • Tata Tertib Pasien Rawat Inap Rs
    Tata Tertib Pasien Rawat Inap Rs
    Документ3 страницы
    Tata Tertib Pasien Rawat Inap Rs
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Ambulan
    Ambulan
    Документ3 страницы
    Ambulan
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Asesmen
    Asesmen
    Документ19 страниц
    Asesmen
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Sop Kejang Demam
    Sop Kejang Demam
    Документ39 страниц
    Sop Kejang Demam
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Program Kerja Unit Sanitari & Laundry 2018
    Program Kerja Unit Sanitari & Laundry 2018
    Документ15 страниц
    Program Kerja Unit Sanitari & Laundry 2018
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Jadwal Makan Dan Snack Pasien
    Jadwal Makan Dan Snack Pasien
    Документ1 страница
    Jadwal Makan Dan Snack Pasien
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Jadwal Mencuci Linen
    Jadwal Mencuci Linen
    Документ1 страница
    Jadwal Mencuci Linen
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Panduan Privasi Pasien
    Panduan Privasi Pasien
    Документ4 страницы
    Panduan Privasi Pasien
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • SOP Pencatatan Dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
    SOP Pencatatan Dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
    Документ4 страницы
    SOP Pencatatan Dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
    lalu irwan romadhan
    Оценок пока нет
  • Sop Lenny Siap
    Sop Lenny Siap
    Документ5 страниц
    Sop Lenny Siap
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Aaad
    Aaad
    Документ5 страниц
    Aaad
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Form PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS)
    Form PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS)
    Документ1 страница
    Form PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS)
    Vivin Tri W
    Оценок пока нет
  • Lagu Rohani
    Lagu Rohani
    Документ3 страницы
    Lagu Rohani
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Aaaaalll
    Aaaaalll
    Документ3 страницы
    Aaaaalll
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Annesti SOP
    Annesti SOP
    Документ2 страницы
    Annesti SOP
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Dewi Lamaran
    Dewi Lamaran
    Документ1 страница
    Dewi Lamaran
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • DSDD
    DSDD
    Документ2 страницы
    DSDD
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Anggo Seng Jahowa Na Pauli Rumah
    Anggo Seng Jahowa Na Pauli Rumah
    Документ1 страница
    Anggo Seng Jahowa Na Pauli Rumah
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Laporan Pemantauan Kasus Infeksi Nosokomial
    Laporan Pemantauan Kasus Infeksi Nosokomial
    Документ2 страницы
    Laporan Pemantauan Kasus Infeksi Nosokomial
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Format Limbah Laboratorium
    Format Limbah Laboratorium
    Документ2 страницы
    Format Limbah Laboratorium
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • $RR2NRU5
    $RR2NRU5
    Документ3 страницы
    $RR2NRU5
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Format Limbah Farmasi
    Format Limbah Farmasi
    Документ1 страница
    Format Limbah Farmasi
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • $RDHJ1TA
    $RDHJ1TA
    Документ1 страница
    $RDHJ1TA
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Format Limbah VK
    Format Limbah VK
    Документ2 страницы
    Format Limbah VK
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • $R3WY0AN
    $R3WY0AN
    Документ3 страницы
    $R3WY0AN
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • $RDHJ1TA
    $RDHJ1TA
    Документ1 страница
    $RDHJ1TA
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • $RYPEKR4
    $RYPEKR4
    Документ3 страницы
    $RYPEKR4
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • Contoh Laporan Konseling
    Contoh Laporan Konseling
    Документ28 страниц
    Contoh Laporan Konseling
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • $RDHJ1TA
    $RDHJ1TA
    Документ1 страница
    $RDHJ1TA
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет
  • $RMTLCBK
    $RMTLCBK
    Документ8 страниц
    $RMTLCBK
    Ganda Rizky Sipayung
    Оценок пока нет