Вы находитесь на странице: 1из 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keratitis

1. Pengertian Keratitis

Keratitis merupakan suatu kondisi pada kornea mata yang

merupakan bagian terdepan bola mata, mengalami peradangan.Kondisi ini

ditandai dengan rasa sakit dan gangguan penglihatan.Keratitis dapat

disebabkan oleh infeksi maupun non infeksi.Keratitis akibat non infeksi

dapat disebabkan oleh trauma ringan, seperti goresan kuku, atau akibat

memakai lensa kontak yang terlalu lama.Keratitis akibat infeksi dapat

disebabkan oleh bakteri, visus, jamur dan parasit.( Gilmore, 2010 )

Bagi pengguna lensa kontak, harus mengetahui serta lebih disiplin

dalam menjaga kebersihan lensa kontak, karena lensa kontak yang kotor

dapat menyebabkan keratitis.Saat pertama kali menggunakan lensa kontak,

biasanya diingatkan terlebih dahulu untuk selalu menjaga kebersihan lensa

kontak.Kurangnya menjaga kebersihan lensa kontak bisa menyebabkan

infeksi mata serius yang disebut acanthamoeba keratitis.

Kasus keratitis sering ditemukan juga pada pengguna lensa kontak

yang belum menjaga kebersihan lensa kontak, misalnya lensa kontak yang

jarang dibersihkan sehabis dipakai atau penggunaan lensa kontak yang

sudah melebihi batas waktu.Keratitis timbul karena pasien tidak menyimpan

atau mensterilkan lensa kontak dengan baik, sehingga mengakibatkan

terjadinya infeksi pada mata. Selain dari faktor pengguna lensa kontak,
aktivitas juga dapat menjadi faktor resiko terjadi keratitis yaitu memakai

lensa kontak pada saat berenang atau mandi di pancuran ( shower ), tanpa

melepas lensa kontak terlebih dahulu.

Keratitis juga bisa terjadi karena pemakaian lensa kontak yang

dipakai melebihi waktu meskipun hanya sesekali terbawa sampai tidur.

Keadaan tersebut akan menyebabkan munculnya parasit, yang akan tumbuh

di lensa kontak kemudian menyebar ke kornea mata. Pada umumnya lensa

kontak memang tidak dirancang untuk dpat dipergunakan sepanjang waktu

untuk sampai terbawa tidur.Lensa yang terbawa tidur kemungkinan menjadi

tempat penampungan bakteri serta bisa terjadinya pengikisan pada kornea

mata, yang dapat menimbulkan infesi. Infeksi yang akan terjadi tersebut

biasanya akan ditandai dengan timbulnya rasa sakit pada mata, lalu menjadi

kemerahan serta dapat mengalami pembengkakan pada kelopak mata.

2. Tanda dan gejala Keratitis :

a. mata sakit, gatal, silau

b. Gangguan penglihatan (visus menurun)

c. Mata merah dan bengkak

d. Hiperemi konjungtiva

e. Merasa kelilipan

f. Gangguan kornea ( sensibilitas kornea yang hipestesia )

g. Fotofobia, lakrimasi, blefarospasme

h. Inflamasi bola mata yang jelas


i. Terasa benda asing di mata

j. Mata berair

k. Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol

3. Klasifikasi Keratitis

Keratitis biasanya diklasifikasikan berdasarkan lapisan kornea yang

terkena : yaitu keratitis superfisial, lapisan epitel dan bowman serta keratitis

profunda apabila mengenai lapisan stroma (Ilyas, 2006). Bentuk-bentuk

superfisialis antara lain adalah :

a) Keratitis pungtata superfisialis : berupa bintik-bintik putih pada

permukaan kornea yang ditandai dengan sindrom dry eye, blefaritis,

keratopati lagofthalmus, keracunan obat topical, sinar ultraviolet dan

akibat pemakaian lensa kontak.

b) Keratitis flikten : benjolan putih yang bermula di limbus

c) Keratitis sika : suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya

sekresi kelenjar lakrimalis yang berada di konjungtiva

d) Keratitis lepra : suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan

trofik syaraf yang disebut neuroparalitik.

e) Keratitis numuralis : bercak putih berbentuk bulat pada permukaan

kornea

Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau dan merasa

kelilipan. Radang kornea biasanya diklasifikasikan dalam lapis kornea yang

terkena, seperti keratitis superfisial, interstitital dan profunda.Keratitis dapat


disebabkan oleh berbagai hal seperti kurangnya air mata, keracunan obat,

reaksi alergi terhadap obat topikal dan reaksi terhadap konjungtivitis

menahun.

4. Patofisiologi

Menggunakan lensa kontak yang salah, beresiko pada gangguan

mata bahkan kebutaan, karenanya penting untuk berkonsultasi dengan

ahlinya untuk mengenali kebutuhan lensa kontak dan yang perlu

diperhatikan dalam menggunakan lensa kontak agar tidak terjadi hal-hal

yang merugikan.

Pengguna lensa kontak dapat memiliki komplikasi baik secara

langsung atau akibat dari permasalahan yang ada yang diperburuk dengan

pemakaian lensa kontak. Lensa kontak yang secara langsung bersentuhan

dengan mata dan memicu komplikasi melalui : trauma, mengganggu

kelembaban kornea dan konjungtiva, penurunan oksigenasi kornea,

stimulasi respon alergi dan inflamasi serta infeksi.

Dengan terpasangnya lensa kontak, maka kondisi kornea menjadi

avascular, untuk metabolisme aerobik kornea bergantung pada pertukaran

gas pada air mata.Maka tiap individu memiliki kondisi oksigenasi yang

bervariasi untuk menghindari komplikasi hipoksia. Baik dengan menutup

mata maupun memakai lensa kontak, keduanya dapat mengurangi proses

pertukaran oksigen dan karbondioksida pada permukaan kornea. Pertukaran

air mata di bawah lensa kontak juga mempengaruhi tekanan oksigen kornea.
Akibat oksigenasi yang tidak memadai, proses mitosis epitel kornea

yang menurun, menyebabkan ketebalan berkurang, mikrosis dan

peningkatan fragilitas.Akibatnya pada sel-sel epitel ini dapat menyebabkan

keratopati pungtata epitel, abrasi epitel, dan meningkatkan keratitis mikroba.

Hipoksia dan hiperkapnia stroma yang lama mengakibatkan asidosis

stroma, yang dalam waktu singkat akan menimbulkan edema endotel dan

blebs, serta dalam waktu yang lama akan mengakibatkan polymegathism sel

endotel. Efek lebih lanjut dari hipoksia adalah hypoesthesia kornea dan

neovaskularisasi pada epitel dan stroma.Dimana vaskularisasi stroma dapat

berevolusi menjadi keratitis interstisial.Pada beberapa kasus pemakaian

lensa kontak yang lama, kornea menjadi terbiasa dengan tegangan oksigen

baru dan edema stroma berubah menjadi lapisan stroma yang lebih tipis.

Pada pemakai lensa kontak menghadapi berbagai potensial

alergen.Lensa kontak mendorong adhesi dari debris, sehingga tetap

bersentuhan dengan jaringan okular.Larutan lensa kontak yang terutama

didalamnya menginduksi respon alergi pada individu-individu yang sensitif.

Reaksi terhadap deposit protein pada lensa kontak ini dapat mengakibatkan

konjungtivitis giant papiler.

Komplikasi pada lensa kontak dapat terjadi karena beberapa faktor :

penyalahgunaan lensa, pemakaian lensa yang tidak sesuai atau penyakit

mata sebelumnya. Komplikasi akibat pemakaian lensa kontak menyebabkan

perubahan pada kornea dalam hal struktur, jumlah, produksi air mata

maupun tingkat oksigen dan karbon dioksida.Perubahan - perubahan


tersebut dapat menimbulkan masalah.Pengguna lensa kontak dapat memiliki

komplikasi baik secara langsung atau akibat dari permasalahan yang ada

yang diperburuk dengan pemakaian lensa kontak. Dimana lensa kontak

secara langsung bersentuhan dengan mata dan memicu komplikasi melalui :

trauma, mengganggu kelembaban kornea dan konjungtiva, penurunan

oksigenasi kornea, stimulasi respon alergi dan inflamasi.

Tekanan lensa kontak pada kornea, memicu komplikasi pada

pengguna lensa kontak termasuk abrasi akibat pemakaian dan pelepasan

lensa yang tidak tepat, atau akibat fitting dan pemakaian lensa kontak.Lensa

kontak kaku yang tajam dapat menyebabkan abrasi pada kornea.

Lensa kontak juga meningkatkan penguapan air mata dan

menurunkan refleks air mata. Permukaan yang kering akibat rusaknya

lubrikasi mata oleh lapisan air mata, sehingga epitel beresiko terjadi abrasi

dan erosi.Keratitis pungtata superfisial ataupun epitel dapat terjadi sekunder

akibat trauma, hipoksia, kekeringan, toksisitas kimia.Rusaknya permukaan

kornea mata.

Surajiyo (2009) mengungkapkan, bahwa pengetahuan dapat

dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang

sesuatu.Dimana terjadi pengetahuan, terdiri atas unsur yang mengetahui dan

diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya

itu.Pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran

untuk mengetahui tentang sesuatu, dan objek yang merupakan sesuatu yang

dihadapinya sebagai hal yang ingin diketahuinya.Pengetahuan merupakan


hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk

memahami suatu objek yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia untuk

memahami suatu objek tertentu.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan pada pasien diperlukan

pengetahuan yang memadai, karena dengan pengetahuan tersebut akan

memberikan penguatan terhadap pasien dalam setiap mengambil keputusan

dan dalam berperilaku. Pengetahuan akan berpengaruh terhadap perilaku

seseorang. Perilaku yang baru diadopsi oleh pasien bisa bertahan lama dan

langgeng, jika pasien menerima perilaku tersebut dengan penuh kesadaran

yang didasari atas pengetahuan yang jelas dan yakin.(Notoatmojo, 2003).

Dalam situs asiaone.com dikemukakan tentang akibat dari tidak

mengetahui dan memperhatikan perawatan lensa kontak. Kesalahan

pertama, yaitu mencuci lensa kontak dengan air keran, hal ini berbahaya

karena akan menimbulkan bakteri pada lensa kontak . Cacing ditemukan

juga di air keran, yang ketika kita membilasnya, parasitnya akan menempel

di lensa kontak. Solusinya, kita harus benar-benar membilas lensa kontak

dengan larutan garam.Kesalahan kedua, memakai lensa kontak melebihi

dari yang disarankan. Hal ini tidak dianjurkan karena akan membuat kuman

masuk ke mata, dan kuman akan lebih menumpuk bisa menyebabkan

meningkatkan resiko infeksi yang parah. Solusinya bila kita benar-benar

perlu memakai lensa beberapa hari ekstra, hendaklah setelah dibersihkan,

bilaslah lensa kontak dengan larutan pembersih serba guna dan gosok

dengan jari selama minimal 10 detik. Kemudian bilas dengan larutan


pembersih lebih lama sebelum menyimpannya untuk persiapan yang akan

digunakan dalam waktu lama. Kesalahan ketiga, jika tidak menggosok lensa

kontak. Hal ini akan menimbulkan infeksi kornea yang parah, karena tidak

menggosok lensa sebagai solusi bebas infeksi. Pusat Pengendalian dan

pencegahan Penyakit di AS menemukan dua wabah infeksi mata yang berat

terkait dengan proses pencucian lensa tanpa digosok. Bakteri, jamur dan

ragi tetap pada permukaan lensa kontak jika kita tidak menggosok saat

membersihkannya.Penumpukan ini memungkinkan alergi dan infeksi yang

bisa menyebabkan kuman menempel di permukaan lensa kontak.Solusinya,

gosok dan bilaslah sekitar 10 detik, karena setiap menggosok lensa kontak,

bisa mengurangi resiko infeksi mata.Kesalahan keempat, memakai lensa

kontak ketika berenang.Kolam renang biasanya mengandung klorinasi dan

dapat mengakibatkan resiko terkontaminasi.Solusinya, tunggu sekitar satu

jam sebelum memasukkan lensa kontak. (Afriadi, 2013, Bahaya Pemakaian

Lensa Kontak, ¶ 5, http://mc-afriadi.blogspot.com, diperoleh tanggal 18

April 2018).

Hal pertama yang harus diperhatikan untuk menghindari dampak

negatif dari penggunaaan lensa kontak adalah mengetahui cara merawat

lensa kontak, baru dapat menggunakannya dengan benar, sehingga akan

merasa nyaman dan mengurangi efek sampingnya agar terhindar dari hal-hal

yang tidak diinginkan. Pemakaian lensa kontak tidak akan merusak

kesehatan mata apabila sesuai dengan kebutuhan dan prosedurnya.


B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga ( Notoatmodjo, 2007)

Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala

perbuatan manusia untuk memahami objek yang dihadapinya, atau hasil

usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu (Surajiyo, 2009)

Pengetahuan dapat dijadikan istilah yang dipergunakan untuk

menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu hal yang terdiri

atas unsur yang mengetahui dan diketahui serta kesadaran yang ingin

diketahuinya. Pengetahuan menuntut adanya subjek yang mempunyai

kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan

sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang ingin diketahuinya.

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (2008), pengetahuan adalah

segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal

pembelajaran.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Pengetahuan seseorang

tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek

negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang. Semakin

banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan
sikap makin positif terhadap objek tertentu, semakin tinggi pengetahuan

seseorang maka semakin baik pengetahuan orang tersebut.

2. Tingkat pengetahuan

Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa pengetahuan itu

diklasifikasikan menjadi enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima.Oleh karena itu, tahu

merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comperhension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui.Dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Jika telah faham objek

suatu materi, harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajarinya.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi yaitu kemampuan dalam menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.


d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang

lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) adalah sebagai

berikut:

a. Cara Kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.


2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran

sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau

disebut metodologi penelitian. Akhirnya lahirlah suatu cara untuk

melakukan penelitian yang dewasa ini dikenal dengan penelitian ilmiah.

4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang


menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan sehari hari yang dilakukan seseorang

untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam sebuah bidang pada umumnya

diperlakukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang yang

baik, setiap orang harus bisa bergaul dengan teman sejawat maupun

berhubungan dengan atasan.

c. Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya.

d. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

e. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.


5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari suatu subjek penelitianatau

responden. Pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan

dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. Cara mengukur tingkat pengetahuan

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian

nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.

Kriteria tingkat pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik, jika 76 - 100%

2. Cukup, jika 56 - 75%

3. Kurang, jika < 56%

C. Lensa Kontak

1. Pengertian Lensa Kontak

Lensa kontak adalah lensa kecil yang ditempelkan langsung pada

kornea mata.Lensa kontak dipakai sebagai pengganti kacamata, untuk rabun

jauh dan rabun dekat. Secara harfiah, lensa kontak merupakan alat bantu

untuk mengoreksi kelainan refraksi (pembiasan atau penyimpangan arah)

atau kelainan penglihatan yang disebabkan adanya ketidaksesuaian optik

(sistem pencahayaan) pada mata ( Sri, 2010).


Lensa kontak adalah lensa plastik yang melengkung, digunakan

dengan cara ditempelkan langsung pada kornea mata, untuk memperbaiki

kesalahan refraksi mata ( Anderson, 2007 ).

Lensa kontak merupakan lensa plastik bening tipis yang dipakai

menempel pada kornea mata yang memiliki fungsi yang sama dengan

kacamata, yaitu mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi

dan kosmetik.

Lensa kontak menjadi banyak pilihan, baik itu untuk alasan kosmetik

maupun medis. Banyak orang memutuskan untuk memakai lensa kontak

dibandingkan kacamata untuk mempertajam penglihatan yang terganggu

karena mata minus atau plus. Lensa kontak mempunyai kelebihan

dibandingkan kacamata, antara lain bebas gangguan embun seperti yang

terjadi pada kacamata terutama ketika hujan. Secara kosmetik pun meski

tidak seluruhnya, lensa kontak lebih bagus daripada kacamata, bagi mereka

yang memiliki mata dengan ukuran minus atau plus yang tinggi ( Sri,

2010).

2. Klasifikasi Lensa Kontak

a. Berdasarkan bahan / material :

1) Lensa Kontak Keras

Lensa Kontak keras atau biasa disebut hard contact lens,

terbuat dari bahan yang lebih keras dengan bentuk yang disesuaikan

kelengkungannya dengan permukaan selaput bening mata.Ukuran


atau penampang lensa ini lebih kecil daripada penampang kornea,

untuk memudahkan zat asam masuk ke dalam selaput bening yang

ditutupnya.

2) Lensa Kontak Lunak

Lensa kontak lunak terbuat dari plastik, mengandung air

seperti gel (hydrogel) dan merupakan jenis yang paling umum.Lensa

kontak lunak, sedikit lebih besar dari ukuran kornea.

b. Lensa Kontak bedasarkan lama pemakaiannya :

1) Daily wear, harus dilepas pada malam hari

2) Extended wear, dapat dipakai semalaman, biasanya selama tujuh hari

berturut-turut tanpa dilepaskan.

c. Lensa kontak berdasarkan tujuan pemakaiannya :

1) Lensa kontak korektif

Sebuah lensa korektif yang dirancang untuk memperbaiki

penglihatan.Kondisi yang diperbaiki dengan lensa kontak termasuk

myopia, hypermetropia, silindris dan presbiopia.

2) Lensa kontak kosmetik

Lensa kontak kosmetik di desain untuk merubah penampilan

bola mata.Lensa jenis ini selain dapat digunakan untuk mengoreksi

kelainan refraksi, namun dapat juga mengakibatkan penglihatan

menjadi kabur, akibat efek pewarnaan atau desainnya.Bahkan lensa

jenis ini dapat mengakibatkan iritasi ringan pada mata di fase awal

adaptasi.Seperti halnya lensa kontak lainnya, lensa kosmetik ini juga


membawa dampak resiko komplikasi ringan ataupun serius.Setiap

individu yang ingin menggunakan lensa kontak kosmetik ini harus

mempertimbangkan resikonya.

3) Lensa kontak teurapetik

Lensa kontak ini sering digunakan dalam pengobatan dan

therapi gangguan mata yang bukan refraksi. Sebuah bandage contact

lens melindungi kornea yang terluka atau penyakit kornea dari

gesekan kelopak mata saat terus-menerus berkedip sehingga

membantu penyembuhan kornea.

4) Lensa kontak untuk indikasi occupational

Lensa kontak yang digunakan untuk pekerjaan atau profesi

seseorang, yaitu oleh olahragawan, pilot dan aktor.

3. Kelebihan dan kekurangan lensa kontak

a. Kelebihan lensa kontak :

1) Tidak perlu memakai bingkai kacamata dan lensa di depan mata

2) Tidak berat, terutama untuk pemakai kacamata tebal

3) Tidak merubah penampilan dan praktis, terutama dipakai untuk para

olahragawan, fotomodel dan artis

4) Menghilangkan keluhan gangguan penglihatan pada pemakai

kacamata yang mempunyai ukuran kekuatan lensa kanan dan kirinya

yang jauh berbeda.

5) Menambah percaya diri


b. Kekurangan lensa kontak :

1) Tidak nyaman

2) Mudah hilang

3) Adaptasi lama

4) Harganya lebih mahal dari kacamata biasa

5) Butuh perawatan ekstra, harus selalu bersih, teliti dan disiplin dalam

pemakaiannya

6) Harus faham resiko pemakaian lensa kontak, yang apabila diabaikan

dapat menimbulkan peradangan pada kornea mata (keratitis).

4. Indikasi dan kontra indikasi pemakaian lensa kontak

a. Indikasi pemakaian lensa kontak

Lensa kontak dapat dianjurkan pemakaiannya pada keadaan mata sebagai

berikut :

1) Terdapat perbedaan ukuran kekuatan lensa kacamata yang sangat

jauh antara mata kanan dengan mata kiri

2) Terdapat ukuran kacamata yang berat pada kedua mata, sehingga

memberikan kesulitan pemakaian kacamata tebal.

3) Olahragawan yang mempergunakan kacamata dan ingin bebas tanpa

kacamata, kecuali perenang.

b. Kontra indikasi memakai lensa kontak

Kontra indikasi menggunakan lensa kontak yaitu sebagai berikut :

1) Mata sedang diberi obat-obat mata


2) Berada di tempat yang sangat berdebu

3) Lensa kontak tidak dianjurkan pemakaiannya bila calon pengguna

lensa kontak tidak dapat merawat lensa kontak dengan baik

4) Pada orang tua, dimana gerakan sudah kaku, sehingga akan kesulitan

menggunakan lensa kontak

5) Pada mata yang sedang sakit, merah, meradang, mengganjal dan

pedih

6) Seseorang yang mempunyai kebiasaan sering menggosok mata

7) Seseorang yang mempunyai riwayat alergi pada mata yaitu dapat

disebabkan dari bahan material lensa kontak atau cairan untuk lensa

kontak.

5. Cara Memasang dan Melepas Lensa Kontak

a. Cara Memasang Lensa Kontak :

1) Cucilah tangan hingga bersih, sampai tidak ada lagi sisa-sisa minyak,

krim, bedak atau kosmetik. Lalu keringkan dengan lap yang bersih.

2) Siapkan semua peralatan untuk memasang lensa kontak, yaitu :

kertas tissu, cermin, larutan pembersih dan larutan NaCl.

3) Untuk menghindarkan kekeliruan, biasakan memakai atau membuka

lensa kontak yang kanan terlebih dahulu.

4) Bila semua sudah disiapkan, bukalah tempat lensa kontak yang

sebelah kanan dan lihatlah apakah kelengkungannya sudah benar


atau belum. Caranya dengan meletakkan lensa pada ujung jari

telunjuk dan kemudian melekukkannya.

5) Taruhlah lensa kontak pada telapak tangan dan cucilah dengan

larutan pembersih, kemudian bilas dengan NaCl agar tidak pedih di

mata, bila dipakai nanti.

6) Letakkan lensa kontak di ujung jari telunjuk

7) Kemudian dengan jari yang lain, bukalah kelopak mata dengan

memakai jari telunjuk dan jari tengah.

8) Setelah itu, dekatkan lensa kontak pada mata yang telah terbuka dan

tempelkanlah lensa kontak pada permukaan bola mata sambil

menekannya sedikit.

9) Lepaskan kelopak mata dan lihatlah di cermin apakah lensa kontak

sudah benar atau belum sambil matanya dikedip-kedipkan.

10) Untuk memastikan ketepatan letak lensa kontak, tutuplah mata kiri

dan lihatlah suatu objek yang jauh dengan mata kanan yang sudah

terpasang lensa kontak. Periksa apakah penglihatan sudah baik atau

belum. Bila masih kurang baik, mungkin terjadi hal-hal sebagai

berikut :

a) Letak lensa belum tepat

b) Lensanya tertukar

c) Lengkungan lensa terbalik

11) Bila lensa kontak untuk yang sebelah kanan sudah terpasang dengan

benar, lakukan hal yang sama untuk mata kiri.


b. Cara Melepas Lensa Kontak :

1) Mula-mula cucilah tangan dengan bersih, kemudian mulailah untuk

melakukan pelepasan lensa kontak untuk mata kanan terlebih dahulu

agar tidak tertukar.

2) Tariklah kelopak mata bagian bawah dengan tangan kiri sambil

melihat ke atas.

3) Lakukan gerakan seperti mencubit dengan jari telunjuk dan ibu jari

tangan kanan, untuk mengambil lensa kontak dari mata. Hati-hati,

jangan sekali-kali melakukannya dengan kuku.

4) Cucilah lensa dengan larutan pembersih dan simpanlah lensa dalam

kotak penyimpanan untuk mata kanan. Kotak penyimpanan

kemudian diisi dengan larutan perendam dan tutuplah rapat-rapat.

5) Seminggu sekali, lensa harus dibersihkan.

6. Perawatan Lensa Kontak

a. Tehnik tentang cara perawatan lensa kontak :

1) Setiap kali akan memasang dan melepas lensa kontak, tangan

harus benar-benar bersih, tidak boleh ada sisa-sisa minyak, krem,

bedak atau kotoran lainnya.

2) Kuku harus selalu pendek, karena akan mengganggu

pemasangan dan dapat merobek lensa kontak


3) Sebelum pemakaian, lensa kontak juga harus selalu dicuci lebih

dulu dengan cairan pembersih, kemudian dibilas dengan NaCl

agar tidak pedih. Jangan keringkan lensa kontak dengan tissue.

4) Sesudah pemakaian, lensa kontak harus selalu dicuci dalam

larutan pembersih dan disimpan dalam tempat penyimpanan

sambil direndam dalam larutan perendam.

5) Hati-hati dengan lensa kontak karena mudah hilang dan tergores.

Jika lensa kontak jatuh ketika mengambilnya jangan menggeser

lensa kontak melewati permukaan.

6) Lepas satu kontak lensa, letakkan di telapak tangan. Siram dengan

cairan lensa kontak. Gosok perlahan pada kedua sisi selama 20

detik, hal ini bertujuan agar kotoran yang menempel hilang, bilas

kembali.

7) Letakkan lensa kontak pada wadahnya, lalu isi wadah dengan

cairan lensa kontak hingga terendam.

8) Pastikan merendam lensa kontak minimal 4 jam dan maksimal 12

jam. Jika dalam waktu 12 jam ke depan tidak akan memakai lensa

kontak, ganti airnya dengan cairan lensa kontak yang baru.

9) Saat tidak dipakai, bilas tempat lensa kontak dengan cairan lensa

kontak, lalu keringkan dengan cara membalik tempatnya ke arah

bawah.

10) Jangan pernah mencuci tempat lensa kontak dengan air kran dan

sabun, karena memudahkan perpindahan bakteri.


11) Selama pemakaian, harus sering berkedip, dan berkedipnya harus

penuh agar kornea menerima cukup O2.

12) Apabila pada pemakaian lensa kontak terdapat rasa tidak enak,

berilah tetes mata yang telah diberikan. Dan bila tetap terasa tidak

enak, maka lensa kontak harus dibuka dan dicuci sekali lagi, baru

kemudian dipasangkan kembali. Bila rasa tidak enak itu tetap

tidak hilang, maka pemakaian lensa kontak tidak dapat

dipaksakan. Pergunakan dahulu kacamata dan periksakan ke

dokter.

13) Harus disiplin terhadap jadwal pemakaian lensa kontak, tidak

boleh melebihi batas waktu pemakaian yang telah ditentukan

14) Selama pemakaian lensa kontak, boleh mandi asal tidak kena

sabun atau shampo, tapi tidak boleh dipakai pada waktu berenang

15) Untuk pemakai kosmetik mata, lensa kontak harus dipakai

sebelum memakai kosmetik mata, untuk menghindari pewarnaan

oleh kosmetik mata.

16) Pemakaian lensa kontak dibatasi antara 6-7 jam sehari secara

kontinyu

17) Periksakan mata, minimal 3 bulan sekali. Jika timbul keluhan

seperti mata berair, penglihatan buram atau mata merah, segera

lepas lensa kontak dan periksakan ke dokter mata.


b. Larutan / cairan untuk Lensa Kontak

1) Jenis-jenis larutannya adalah sebagai berikut :

a) Larutan pembersih : suatu larutan pembersih yang

menghilangkan kotoran, lendir dan debris yang menumpuk

selama memakai lensa kontak. Larutan harus digosok dengan

lembut selama beberapa detik untuk melarutkan debris dan

kemudian dibilas dengan cairan NaCl.

b) Larutan pembilas : Setelah dibersihkan, lensa harus dibilas

dengan larutan garam lensa kontak.

c) Larutan desinfeksi : suatu larutan desinfeksi menghambat dan

membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya lainnya

pada lensa yang menyebabkan infeksi mata. Setelah

pembersihan dan pembilasan lensa, lensa harus disimpan

semalaman dalam tempat penyimpanan yang diisi dengan

larutan desinfeksi segar.

d) Larutan multifungsi : Larutan kombinasi yang dirancang

untuk membersihkan, membilas dan desinfeksi lensa kontak.

e) Larutan pelembab : Larutan yang diteteskan untuk melumasi

lensa ketika lensa kontak sedang dipakai. Larutan tersebut

dapat digunakan sepanjang hati untuk menjaga kelembaban

mata dan untuk meningkatkan kenyamanan pemakaian lensa

kontak.
2) Tujuan perawatan dengan larutan / cairan lensa kontak :

a) Membersihkan dari kotoran, debris yang menempel pada

lensa kontak

b) Mencegah terjadinya defosit

c) Menjaga lensa kontak stabil hidrasinya, pembasahannya

sehingga pemakaiannya nyaman.

d) Mencegah terjadinya infeksi

3) Penggunan Cairan Lensa Kontak :

a) Gunakan cairan lensa kontak yang sesuai dengan kondisi

mata, karena beberapa cairan lensa kontak bisa memicu alergi

pada mata

b) Perhatikan tanggal kadaluwarsa cairan lensa kontak, jangan

memakai cairan yang sudah kadaluwarsa

c) Jangan menyentuh ujung aplikator cairan lensa kontak.

Usahakan ujung aplikator tidak menyentuh apapun agar tidak

terjadi kontaminasi bakteri.

d) Jangan mencampur cairan lensa kontak yang berbeda dalam

satu wadah

e) Jangan mengganti botol cairan lensa kontak pada botol lain,

sebab kontaminasi bakteri dari botol lain bisa menyebabkan

iritasi pada mata

f) Ganti cairan lensa kontak setelah 90 hari dibuka


g) Jika bepergian, beli cairan lensa kontak ukuran kecil dengan

merek yang sama dengan yang dipergunakan setiap hari.

4) Langkah-langkah Membersihkan Lensa Kontak :

a) Membersihkan tangan dengan sabun, letakkan lensa kontak

pada telapak tangan

b) Teteskan 1-2 tetes cairan pembersih ke atas permukaan lensa

kontak, gosok lensa kontak dengan lembut minimal 20 detik

c) Balikkan lensa kontak dan lakukan hal yang sama

d) Cuci lensa kontak dengan larutan salin sampai bersih

sebaiknya dilakukan setiap hari

5) Langkah-langkah Desinfeksi Lensa Kontak :

a) Setelah dilakukan pembersihan, letakkan lensa kontak pada

tempatnya, kemudian tambahkan cairan desinfeksi (misalnya:

optifree) sampai lensa terendam

b) Diamkan lensa minimal selama 4 jam sebelum dipasang

kembali.

6) Pelumasan Lensa Kontak :

Tujuannya adalah untu mencegah kekeringan pada lensa,

menambah kenyamanan dan menjernihkan penglihatan.

Caranya : teteskan 1-2 tetes cairan pelumas, selama 3 kali sehari.


Lensa kontak merupakan benda asing yang menempel pada permukaan

kornea, sehingga mudah menimbulkan iritasi, alergi atau trauma bahkan infeksi

jika tergores pada kornea.

Tidak semua lensa kontak sama, ada yang aman untuk mata ada juga yang

beresiko pada mata. Berbagai produk ditawarkan industri lensa kontak modern

akan memberikan banyak pilihan dengan berbagai harga yang bervariasi.

Lensa kontak dapat digunakan untuk memperbaiki visus.Mayoritas lensa

kontak dapat dipakai untuk koreksi penglihatan karena alasan kosmetik.Terdapat

berbagai tingkat pengetahuan dalam penggunaan dan perawatan lensa kontak.

Komplikasi dari pemakaian lensa kontak terjadi karena beberapa faktor :

penyalahgunaan lensa, pemakaian lensa yang tidak sesuai, atau ada penyakit mata

sebelumnya. Dengan cara perawatan dan pemakaian yang salah atau sembarangan

dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata, pengguna lensa kontak harus

mengetahui cara memakai lensa kontak yang benar dan dalam pemakaian lensa

kontak juga harus memperhatikan kebersihannya. Informasi yang minim

mengenai penggunaan lensa kontak menyebabkan banyak terjadi kasus kelainan

pada mata, mulai dari iritasi sampai kebutaan. Lensa kontak sangat sensitive

terhadap debu, apabila lensa kontak tercemar atau kurang bersih, menyebabkan

mata akan terasa gatal, kemerahan, pandangan kabur, terjadi iritasi pada mata dan

ada gangguan pada korneanya.


D. Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Lensa Kontak Dengan

Kejadian Keratitis Di Poli Rawat Jalan Pusat Mata Nasional (PMN)

Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

Di bawah ini terdapat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul

yang dipakai penulis, yaitu :

- Judul jurnal :

Tingkat Pengetahuan mengenai Faktor Risiko Achanthamoeba Keratitis

pada pengguna lensa kontak dan hubungannya dengan karakteristik

mahasiswa FKUI

- Penulis : Ferdinand Wahyudi

- Tahun : 2014

- Hasil penelitian :

1. Tingkat pendidikan mahasiswa merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai faktor risiko

Achanthamoeba Keratitis pada pengguna lensa kontak.

2. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat

pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko Achanthamoeba Keratitis

pada pengguna lensa kontak.

3. Jenis kelamin mahasiswa tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan

mahasiswa mengenai faktor risiko Achanthamoeba Keratitis pada

pengguna lensa kontak.


E. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya keratitis adalah

penggunaan lensa kontak yang tidak bersih, penggunaan dalam jangka waktu

lama, penggunaan lensa konta pada saat berenang, goresan kuku, trauma.

Karena kurangnya pengetahuan mengenai perawatan terkait hal tersebut

sehingga bisa menyebabkan terbentuknya jalur untuk infeksi jamur, bakteri

maupun virus mengkontaminasi sehingga terjadi keratitis.

Penggunaan lensa
kontak

Infeksi
Kurang
Goresan Kuku Bakteri,
pengetahuan
Jamur

Trauma

Keratitis

Herpes Simplex,
Virus
Herpes Zoster

Вам также может понравиться