Вы находитесь на странице: 1из 8

KEWIRAUSAHAAN

RINGKASAN MATA KULIAH SAP 9

OLEH :

KELOMPOK 5

I Dewa Agung Gede Krisna Naradipa (1215351011)


Devina Danayanti (1607532120)
I Gusti Ayu Agung Yustika Nanda (1607532136)
Putu Venny Yunita (1607532142)
Anak Agung Mas Prabha Iswara (1607532152)

PROGAM NON REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
1. Pengertian Intrapreneurship
Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan
(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship
adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama
muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul “Intracoporate
Enterpreneurship : Programs in American Industry”, dan kemudian dipopulerkan oleh
Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya. Princhott (1985)
mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan
kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang
menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Oleh karena
itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan.
Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada
kewirausahaan, ada beberapa perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan.
Pertama semua, intrapreneur membuat keputusan berisiko menggunakan sumber daya
perusahaan. untuk melakukannya, pengusaha menggunakan sumber daya mereka sendiri.
Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari dalam organisasi mereka,
sedangkan kewirausahaan cenderung terutama secara eksternal terfokus.
Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua,
pengusaha lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan dalam organisasi baru
daripada menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain,
intrapreneur bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa,
prosedur, dan birokrasi. Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki
perbedaan penting, mereka juga memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara
konsisten diposisikan sebagai kewirausahaan dalam organisasi .
Biasanya dalam organisasi biasa, entrepreneurship ini sulit muncul karena suasana yang
kaku dan tidak ada kebebasan berkreasi bagi karyawannya. Oleh karena itu sebuah
organisasi perlu mengembangkan semangat entrepreneurship ini, semangat ini akan
meningkatkan pengembangan produk, diservisifikasi dan meningkatkan produktivitas.

2. Iklim Organisasi yang Mendorong Intrapreneurship


a. Faktor Pendorong Intrapreneurship
Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden
intrapreneurship dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi
(organization).
Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi,
pertumbuhan industri, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk
lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan
persaingan yang tinggi.
Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong
intrapreneurship adalah sistem terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship,
pemindahan intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai
perusahaan. Dalam penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa
intrapreneurship berkorelasi secara positif dengan pertumbuhan (company growth), dan
dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan karakteristik organanisasi
(organization characteristics) berkorelasi positif dengan intrapreneurship.
b. Faktor Penghambat Intrapreneurship
Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10
hambatan utama dalam intrepreneurship meliputi:
a) Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan pengambilan risiko
(risk taking)
b) Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut
c) Tidak ada dorongan intrapreneurship
d) Unhealthy politicking dalam organisasi
e) Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan
f) Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang
g) Misi, sasaran perusahaan tidak jelas
h) Kurang dukungan manajemen
i) Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward
j) Keterbatasan waktu dan sumber daya

3. Karakteristik Kepemimpinan Intrapreneurship


Seorang Intrapreneur adalah para karyawan yang bekerja di dalam sebuah perusahaan
tapi memiliki jiwa intrapreneur untuk membangun perusahaan. Tidak semua karyawan
memiliki jiwa Intrapreneur.Ada perbedaan derajat, kemampuan, karakteristik; tergantung
dari seberapa besar keinginan mereka meningkatkan kualitas leadership, pengetahuan, dan
kreatifitas dalam mengeksekusi strategi kerja mereka.Karakteristik intrapreneursip dapat
dibagi menjadi 13 yaitu :
a. Percaya Diri
Percaya diri adalah ciri khas seorang intrapreneur.Ini adalah modal pertama yang
harus di miliki. Kita memang tidak dilahirkan dengan tingkat percaya diri yang sama,
namun bukan berarti anda tidak mampu untuk memiliki kepercayaan diri.Percaya diri
muncul karena tindakan dan pengambilan keputusan yang berani saat mereka dalam
keraguan.Justru disaat ragu mereka lebih banyak memutuskan Yes dari pada
No.Napoleon Hill memberikan komentar kepada seseorang yang lebih sering
mengatakan ‘Tidak’, ‘Tunggu Dulu,’ atau saya rundingkan dengan istri, team, anak
buah, dst.... adalah seorang pemimpin yang lemah. Mereka yang sering mengalami
keraguan, harus lebih sering mengambil keputusan kecil dan besar. Dengan demikian
keputusan ini akan memupuk rasa percaya diri dan penghargaan dari kawan maupun
lawan.
b. Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi
Seorang intrapreneur bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
sepenuh hati. Mereka bertindak dan memberi perhatian penuh terhadap proses. Mereka
melihat solusi dari setiap masalah, bukan menyalahkan keadaan atau anak buah,
betapapun sulit keadaan itu.Mereka memiliki rasa bangga ketika mencari solusi, selalu
mencari cara untuk meningkatkan kualitas perusahaan. Ownership disini sangat
berbeda dengan ingin mengontrol segala sesuatu atau control freak. Justru dengan
mental positif ini membuatseluruh karyawan yang lain untuk belajar bertanggung
jawab.Mereka menggerakkan setiap individu agar dapat diandalkan dan membiarkan
setiap individu merasakan nikmatnya memenangkan profit, teamwork dan kesuksesan
bisnis.
c. Mampu berkomunikasi
Intrapreneur menyadari bahwa faktor manusia sangat penting bagi kesuksesan
kerja.Bukan hanya karyawan tapi termasuk juga customer, business partner, strategic
alliances dan elemen manusia lainnyalah yang membuat pekerjaan sukses atau hancur
berkeping-keping.Maka komunikasi menjadi kunci kesuksesan dalam menciptakan
hubungan yang harmonis. Seorang intrapreneur mau berpikiran terbuka untuk
mempelajari cara berkomunikasi efektif, baik secara tulisan maupun lisan
Demi komunikasi efektif, mereka tidak segan-segan menginvestasikan uang dan
waktu untuk mengambil kursus komunikasi, public speaking, computer, email,
neurolingusitic programming, search engine optimization yang berhubungan dengan
komunikasi.Mereka mau mendengar, berpikiran terbuka, menjaga integritas dengan
mengatakan secara jujur apa yang ada di dalam pikirannya.
d. Sangat Terbuka Untuk Belajar Hal Baru
Intrapreneurs adalah pembelajar sejati. Mereka sangat terbuka dengan semua hal
yang berhubungan dengan ilmu baru.Banyak yang tidak memiliki pendidikan yang
signifikan, namun mereka penuh semangat mencari informasi, bertanya, riset dan
membaca buku.Tidak sedikit intrapreneur yang belajar dari kesalahan. Mereka tidak
memiliki arogansi, ego dan dibutakan dengan melakukan kesalahan yang sama
berulang-ulang. Mereka selalu menganjurkan teamnyauntuk terus belajar.
Thomas Alfa Edison hanya mengecap pendidikan selama tiga bulan. Beliau bukan
ilmuwan, bahkan tidak tahu cara yang benar ketika menciptakan bola lampu pijar.
Namun beliau dikelilingi orang-orang yang lebih pandai dari beliau.Demikian pula
dengan intrapreneur, mereka sangat menghargai edukasi dan menjadi pelajar seumur
hidup dari kehidupan dan pengalaman.
e. Team Player
Ini satu hal yang menarik berdasarkan penelitian para pakar bisnis.Intrapreneur
adalah pemain team yang penuh komitmen.Mereka menyadari bahwa sebatang lidi bisa
dengan mudah di patahkan, namun sapu lidi sangat sulit untuk di hancurkan.Bersatu
kita teguh, bercerai kita runtuh. Mereka juga menciptakan leverage, daya ungkit dari
teamwork untuk menyelesaikan persoalan bisnis yang rumit dan berat. Tidak ada
intrapreneur yang sukses tanpa dukungan team sukses.
f. System-Oriented
Seperti seorang ahli matematika, formula yang benar akan memberikan hasil yang
benar terus menerus. Selama kita masih menggunakan formula yang sama, hasilnya
pasti sama. Seorang intrapreneur sangat mengandalkan system, mereka sangat system
oriented. Mereka berupaya menyelesaikan masalah dengan system sebelum mencari
penyelesaian manusia.Mereka percaya bahwa pekerjaan yang sukses bukan karena
mengandalkan manusianya tapi systemlah yang bekerja.Manusia bisa sakit, cuti, resign,
jika intrapreneur mengandalkan manusia, maka system akan berhenti saat manusianya
tidak di tempat. Untuk itu intrapreneur membuat sebuah blueprint, peta dan kompas
agar saat terjadi sesuatu ada alat yang bisa memandu untuk mencapai hasil yang
diinginkan secara konsisten.
g. Dedikasi Tinggi
Seorang intrapreneur mendedikasikan dirinya untuk menyelesaikan rencana-
rencananya, visinya, dan mimpi-mimpinya yang merupakan tujuan hidupnya.Salah satu
alasan mengapa sebuah pekerjaan gagal adalah karena kehilangan fokus.
Contoh yang sangat nyata, Donald Trump sangat fokus dengan property, Anita Roddick
sangat fokus dengan kosmetik ramah lingkungan, Warren Buffet sangat fokus dengan
investing, Bill Gates sangat fokus dengan Microsoft, Michael Dell sangat fokus dengan
Dell Computer, Robert Kyosaki sangat fokus dengan edukasi financial, Anthony
Robbins sangat fokus dengan peak performance coach.
Tidak menghiraukan masalah dan upaya yang harus dilakukan, seorang
intrapreneursangat berdedikasi tinggi dan single-minded atas komitmen terhadap goal
mereka.
h. Grateful
Intrapreneur sejati ternyata adalah orang-orang yang penuh rasa syukur.Mereka
sadari semakin bersyukur, semakin tangan terbuka, semakin terbuka pula pintu-pintu
berkat. Karena hanya orang yang menghargai pemberian akan lebih banyak
diberi.Mereka bukan hanya bersyukur menerima kebaikan, namun mereka juga
bersyukur karena mendapat pembelajaran dari kesalahan.Mereka tidak menganggap
remeh apapun, dan inilah yang memberikan mereka ketekunan, daya tahan serta
fleksibilitas untuk terus maju.Intrapreneur sejati menyadari bahwa ‘kaya’ tidak semata-
mata diukur oleh benda-benda dan kemewahan, ‘kekayaan’ diukur oleh kepuasan hati,
kenikmatan memberi, berkontribusi dan pencapaian prestasi.
i. Optimistic
Seorang intrapreneur sangat optimis, mereka tidak menjadikan kegagalan masa lalu
menjadi hambatan untuk maju.Selalu mengambil hikmah dari kegagalan dan
menciptakan momentum baru. Saat musim kemarau mereka tetap menaruh harapan
bahwa musim hujan akan tiba dan saat makmur menghampiri, mereka menambah
keyakinan, iman, dan pengharapan bahwa dunia akan menjadi lebih baik.
j. Keseimbangan
Semangat tinggi 80% kegagalan di pekerjaan disebabkan oleh manusia, untuk itu
intrapreneur sangat menghargai hubungan antar manusia.Mereka sangat mudah
didekati, suka bersosialisasi.Semangat mereka menular kepada team, pelanggan,
teman, suplier.Meskipun mereka adalah pekerja keras, mereka juga seimbang dalam
membagi kesenangan, bersama keluarga.Para psychologist mengakui, intrapreneur
yang memiliki keseimbangan antara kerja keras dengan kesenangannya adalah orang
yang lebih berpotensi memiliki karir dan kesuksesan lebih tinggi lagi.Justru
intrapreneur adalah orang yang penuh perhatian, kesabaran dan Fun.Tidak selamanya
serius dan pemarah.
k. Menciptakan Pemimpin Baru
Selain self motivated seorang intrapreneur juga memiliki kemampuan untuk
memimpin orang. Mereka memahami pentingnya teamwork, dan mereka memahami
bahwa mendukung orang lain untuk sukses dan menjadi pemimpin akan membawa
hasil yang lebih memuaskan lagi.Mereka bukan leader yang tidak bisa digantikan
sehingga organisasi bisa bertumbuh tanpa mereka dan akhirnya meraih kemakmuran
dan kebebasan yang di idam-idamkan.Seorang business consultant dan pensiunan
United States Air Force Major General Perry M. Smith menulis, “ seorang pemimpin
yang membagikan kekuasaannya akan menghasilkan hal-hal yang luarbiasa. Pemimpin
sejati memahami bahwa kepempimpinan adalah pembebasan bakat terpendam, mereka
mencapai kejayaan bukan hanya karena menyerahkan kekuasaan namun karena tidak
pernah menarik kekuasaan kembali.”
l. Tidak takut Sukses ataupun Resiko
Seorang intrapreneur tidak takut resiko.Bukan hanya mengambil kesempatan,
namun mereka mengambil resiko. Banyak orang menghambat kesuksesan dengan cara
menurunkan mimpi dan takut dengan kemungkinan sukses. Ada pengusaha yang masih
memiliki employee mindset bertahan dengan familiarity, zona nyaman, dan berusaha
untuk tidak berubah.Intrapreneurs bukan orang yang tak kenal rasa takut. Mereka
menciptakan prioritas sehingga mengalahkan rasa takut gagal, frustrasi, kebosanan,
ketidakpuasan dan takut sukses.
m. Mengenali potensi dari dalam
Sangat mudah mengenali seorang individu yang memiliki kualitas intrapreneur
sejati.Ada pula yang perlu bersusah payah membangun kualitas tersebut dalam dirinya.
Apapun alasannya, semua orang bisa memupuk sifat ini dengan guidance, edukasi,
pengetahuan, dancoaching secara konsisten.Mereka mengambil jalan yang salah karena
kurang pengetahuan dan akhirnya membuang waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun
karenanya.
REFERENSI

Zimmerer, Thomas W. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usah KecilEdisi 5.


Jaakarta: Salemba Empat.
Alma, Buchari. 2000. Kewirausahaan. Jakarta: Alfabeta.
Modul Kewirausahaan FE Unud. 2006. Buku Pegangan Mahasiswa

Andreas Budiharjo. 2011. Organisasi: Menuju Pencapaian Kinerja Optimal. Jakarta :


Prasetya Mulya Publishing

Вам также может понравиться