Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Genetik
Genetik alias keturunan adalah salah satu komponen terbesar yang bisa memicu obesitas. Anak dari
orangtua yang obesitas jauh lebih berisiko mengalami obesitas dibanding anak yang orangtuanya
memiliki berat badan ideal.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Investigastion diketahui bahwa orang yang
membawa gen FTO biasanya cenderung banyak makan makanan berlemak dan tinggi gula. Selain itu
orang dengan gen tersebut juga biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa kenyang. Nah,
hal tersebutlah yang menyebabkan orang dengan gen FTO lebih mungkin untuk mengalami obesitas.
Meski begitu bukan berarti obesitas sepenuhnya ditentukan oleh genentik. Pasalnya, apa yang Anda
konsumsi juga memiliki efek besar pada gen yang dapat memicu obesitas. Ya, jika Anda memiliki gen
obesitas dan Anda memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat, maka hal tersebut justru akan
meningkatkan risiko Anda berkali-kali lipat untuk mengalami obesitas.
Sebaliknya, jika Anda memiliki gen obesitas, tapi Anda secara teratur menerapkan pola hidup sehat
dengan memerhatikan asupan makanan serta rajin olahraga, maka risiko Anda terkena obesitas pun akan
menurun.
2. Junk food
Junk food adalah jenis makanan yang tinggi kandungan gula, lemak, garam, dan minyak. Kombinasi
inilah, ditambah dengan wangi makanan dan berbagai paduan rasa lainnya, yang membuat makanan
junk food terasa nikmat sehingga bikin ketagihan. Tanpa sadar, orang yang sering makan junk food
menumpuk banyak kalori dan lemak di tubuhnya.
Nah, hal inilah yang menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan yang pada akhirnya memicu
obesitas. Jika sudah obesitas, maka Anda berisiko terkena penyakit kronis lainnya.
3. Obat-obatan tertentu
Banyak obat-obatan dengan/tanpa resep dokter dapat menyebabkan penambahan berat badan sebagai
efek samping. Misalnya antidepresan yang sudah lama dikaitkan dengan kenaikan berat badan secara
perlahan-lahan.
Beberapa obat-obatan lain yang bisa memicu kenaikan berat badan adalah obat diabetes dan
antipsikotik yang sering digunakan untuk meredakan masalah mental. Obat-obatan ini mengubah fungsi
tubuh dan otak Anda, menyebabkan meningkatkan nafsu makan dan berkurangnya tingkat metabolisme
Anda. Hal tersebutlah yang memicu kenaikan berat badan.
4. Stres
Siapa sangka, stres nyatanya juga bisa jadi penyebab obesitas. Ya, stres sangat mungkin menyebabkan
obesitas. Pasalnya pada saat Anda mengalami stres, Anda akan lebih mudah untuk lebih banyak makan,
terutama makanan manis, guna sekadar meredakan stres dan memperbaiki suasana hati.
Padahal tanpa disadari, konsumsi makanan di saat-saat seperti itu justru akan membuat Anda
mengonsumsi makanan ebih banyak, yang pada akhirnya akan menumpuk kalori, gula, serta lemak di
dalam tubuh. Nah, hal inilah yang menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan.
5. Malas gerak
Dengan adanya televisi, komputer, video game, mesin cuci, ponsel pintar, dan perangkat kenyamanan
modern lainnya, hidup kebanyakan orang memang jadi lebih santai. Sayangnya, hal tersebut justru
membuat banyak orang minim melakukan aktivitas fisik.
Padahal kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan perlambatan metabolisme dalam tubuh. Ya,
semakin sedikit Anda bergerak, maka semakin pula kalori yang Anda bakar.
Akibatnya, kalori akan lebih banyak menumpuk di dalam tubuh. Bahkan tak hanya soal kalori saja.
Aktivitas fisik yang minum juga memengaruhi kinerja hormon insulin dalam tubuh. Jika kadar insulin
dalam tubuh tidak stabil, maka erat kaitannya dengan penambahan berat badan.
Penelitian telah menemukan bahwa jika Anda tidak cukup tidur, Anda berisiko dua kali lipat untuk
mengalami obesitas. Risiko ini berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak. Hal ini berdasarkan penelitian
dilakukan di Warwick Medical School di University of Warwick.
Para ahli dalam penelitian tersebut meninjau bukti di lebih dari 28.000 anak dan 15.000 orang dewasa.
Hasil penelitian jelas menunjukkan bahwa kurang tidur secara signifikan meningkatkan risiko obesitas
pada kedua kelompok.
Kurang tidur dapat menyebabkan obesitas melalui peningkatan nafsu makan akibat dari perubahan
hormonal. Jika Anda tidak cukup tidur, Anda menghasilkan Ghrelin, hormon yang merangsang nafsu
makan. Kurang tidur juga mengakibatkan tubuh Anda memproduksi lebih sedikit Leptin, hormon yang
menekan nafsu makan.
Jika Anda tidak mengidap faktor-faktor risiko tersebut bukan berarti Anda tidak dapat terjangkit obesitas.
Tanda-tanda tersebut hanya referensi saja, jadi akan lebih baik jika Anda berkonsultasi pada dokter untuk
informasi lebih lanjut.