Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Politeknik Negeri Sriwijaya pada Juli
2017 s.d. selesai.
3.1. Alat Dan Bahan
3.1.1. Alat 1. Spektrofotometer 2. erlenmeyer 3. Gelas Ukur 100 ml 4. Beker Gelas 500 ml 5. Furnace 6. Magnetic Stirred 7. Hot Plate 8. Thermometer 9. Stopwatch 10. Kertas Saring 11. pH meter 12. Ayakan 13. Cawan porselen 14. Seperangkat alat titrasi 3.1.2. Bahan 1. Minyak Jelantah 2. Aquadest 3. Sabut Kelapa 4. Tempurung Kelapa 5. Larutan NaOH 0.1 M 6. Larutan HCl 0,1 M 7. Larutan KOH 0,1 M 8. Larutan Etanol, KI, K2Cr2O7, H2C2O4, Na2S2O3 dan indikator PP
20 21
3.2. Cara Kerja
3.2.1. Persiapan Bahan Adsorben.
1. Dalam proses pembuatan adsorben ini digunakan serabut dan tempurung kelapa yang dicampur dengan perbedaan variasi komposisi persen berat (0:100,30:70,50:50,70:30,100:0). 2. Sabut dan tempurung kelapa kering yang sudah dibersihkan dopotong kecil-kecil dan dihaluskan, lalu diayak dengan menggunakan ayakan berukuran 100 mesh 3. Selanjutnya sabut dan tempurung kelapa dihilangkan kandungan ligninnya dengan menambahkan larutan NaOH kedalam 50 gram sabut dan tempurung kelapa, diamkan beberapa saat. 4. Tambahkan larutan HCl untuk menetralkan bahan, kemudian disaring. 5. Cuci adsorben dengan aquadest kemudian keringkan didalam oven pada suhu 110OC selama 2 jam 3.2.2. Proses pembuatan karbon aktif dari bahan 1. Setelah dikeringkan, bahan adsorben sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam kaleng yang dilubangi sisi sampingnya, kemudian tutup rapat pada bagian atas. 2. Masukkan bahan adsorben ke dalam furnace pada suhu 400OC selama 1 jam sampai terbentuk karbon dari bahan. 3. Karbon yang telah diperoleh didinginkan sampai suhu kamar. 4. Setelah selesai, cuci karbon dengan aquadest lalu keringkan. 3.2.3. Aktivasi Karbon Aktif 1. Karbon aktif ditimbang seberat 50 gr dan masukkan ke dalam beaker gelas 500 ml. 2. Karbon aktif direndam di dalam larutan aktivator larutan KOH 0,1 M dengan waktu rendaman yaitu 18 jam. 3. Sampel disaring dengan kertas saring, kemudian dicuci dengan aquadest hingga pH netral. 4. Sampel lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 110oC selama 2 jam. 22
3.2.4.Persiapan Minyak Jelantah
1. Siapkan minyak jelantah sebanyak 100 mL kedalam Erlenmeyer. 2. Saring minyak dengan kertas saring untuk menghilangkan kotoran berupa padatan. 3. Analisis kandungan didalam minyak jelantah, seperti kadar FFA, bilangan peroksida, dan kejernihan warna. 4. Tutup sampel agar terhindar dari kontaminasi lingkungan. 3.2.5.Uji Kemampuan Variasi Adsorben Karbon Aktif dari Sabut dan Tempurung Kelapa Teraktivasi Untuk Menurunkan Kadar FFA, Angka Peroksida dan Warna Pada Minyak Jelantah 1. Sebanyak 100 ml limbah cair tahu industri dimasukkan kedalam beker gelas dengan ukuran 500 ml. 2. Kemudian tambahkan 5 gram karbon aktif yang telah teraktivasi kedalam beker gelas. 3. Panaskan campuran minyak jelantah dan karbon aktif dengan hot plate sampai suhu 90OC 4. Campuran diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer selama 1 jam dengan kecepatan pengadukan 100 rpm. 5. Setelah selesai, diamkan minyak sampai arang aktif mengendap 6. Pisahkan minyak dan adsorben dengan menggunakan kertas saring. 7. Setelah disaring analisa kadar FFA, Angka Peroksida (PV) dan warna pada minyak jelantah. 8. Ulangi langkah diatas menggunakan karbon aktif yang telah teraktivasi dengan perbedaan variasi komposisi serabut dan tempurung kelapa (0:100,30:70,50:50,70:30,100:0) persen berat.