Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA merupakan masalah kesehatan yang
sangat serius baik di dunia maupun di Indonesia. United Nations International Children's
Emergency Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada tahun 2008
telah melaporkan bahwa ISPA merupakan penyebab kematian paling besar pada manusia
dibandingkan dengan jumlah kematian akibat AIDS, malaria dan campak. ISPA
menyebabkan lebih dari 2 juta anak meninggal dunia tiap tahunnya, yang didominasi
balita umur 1 sampai 4 tahun (Depkes RI, 2010).
Data Kemenkes Indonesia, kasus ISPA pada tahun 2007 hingga tahun 2011
mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 terdapat 7,2 juta kasus ISPA dan tahun 2011
kasus menjadi 18,79 juta kasus ISPA. Berdasarkan hasil survei demografi kesehatan
Indonesia, angka kematian balita (AKABA) 1-4 pada tahun 2007 sebesar 44 per 1000
kelahiran hidup, 15,5 persen atau sebesar 30.470 kematian pada balita usia 1-5 tahun
disebabkan oleh ISPA. Ini berarti secara rata-rata di Indonesia 83 orang balita meninggal
setiap harinya karena ISPA (WHO, 2010).
Penyakit ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
faktor lingkungan seperti pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, dan
kepadatan hunian. Sedangkan faktor individu anak meliputi umur anak, berat badan lahir,
status gizi, vitamin A dan status imunisasi. Faktor lingkungan meliputi perilaku
pencegahan dan penanggulangan ISPA pada balita atau peran aktif keluarga atau
masyarakat dalam menangani penyakit ISPA serta perilaku kebiasaan yang merugikan
kesehatan seperti merokok dalam keluarga (Maryunani dalam Ramadhani 2014).
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani batuk pada ISPA diantaranya dengan
pengobatan tradisional, World Health Organization (WHO) merekomendasi penggunaan
obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan
kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat
dari obat tradisional (WHO, 2010).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, kejadian infeksi saluran
pernafasan pada bayi dan balita tahun 2012 sebanyak 1.576 kejadian. Sedangkan yang
(2011), pemberian minuman jahe dan madu juga efektif untuk menurunkan keparahan
1
2
batuk pada anak dengan ISPA. Batuk merupakan salah satu penyakit yang lazim pada
anak. Batukmemiliki ciri khas sehingga dapat dikenali. Satu hal yang perlu diingat
bahwabatuk hanyalah sebuah gejala, bukan suatu penyakit. Batuk baru bisa
ditentukansebagai tanda suatu penyakit jika ada gejala lain yang menyertainya.
Penelitian oleh Department of Pediatrics di Amerika, madu merupakan salah satu
pengobatan tradisional yang unggul untuk gejala ISPA, diantaranya dapat menurunkan
keparahan batuk dan dapat meningkatkan kualitas tidur anak pada malam hari. Penelitian
Yulvina (2011), pemberian minuman jahe juga efektif untuk menurunkan keparahan
batuk pada anak dengan ISPA. Pemberian minuman jahe madu dapat menurunkan
keparahan batuk pada anak, karena kandungan minyak atsiri dalam jahe yang merupakan
zat aktif yang dapat mengobati batuk, sedangkan zat antibiotik pada madu yang dapat
menyembuhkan beberapa penyakit infeksi seperti batuk anak pada ISPA. Anak yang
telah diberikan penelitian lebih aplikatif tentang jahe dan madu terhadap batuk pada anak
(Nooryani dalam Ramadhani 2014).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung di Puskesmas Puter didapatkan
hasil bahwa sebagian besar pengunjung yang datang ke puskesmas ketika anaknya
datang dengan keluhan batuk biasanya langsung diberikan obat kimia, tidak diberikan
yang tradisional, alasannya karena kurang mengetahui apa saja obat tradisional yang
dapat digunakan untuk menyembuhkan batuk.
Berdasarkan studi literatur dan studi pendahuluan yang telah dipaparkan
sebelumnya maka kelompok tertarik untuk melakukan analisis mengenai “Pengaruh
Pemberian Minuman Jahe dan Madu tehadap Penyembuhan Batuk pada Anak ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah yang akan di
tarik pada analisis ini ialah “Bagaimana Pengaruh pemberian minuman jahe dan madu
tehadap penyembuhan batuk pada anak?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk mengetahui Pengaruh pemberian minuman jahe
dan madu tehadap penyembuhan batuk pada anak di UPT Puskesmas Puter –
Bandung
3
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh pemberian minuman jahe tehadap penyembuhan batuk
pada anak
b. Mengetahui pengaruh pemberian madu tehadap penyembuhan batuk pada anak
D. Manfaat
1. Manfaat untuk pelayanan keperawatan di rumah sakit
Diharapkan penulisan Evidence Based Nursing ini dapat memberikan masukan
yang positif mengenai pemberian obat batuk tradisional yang aman dan sesuai untuk
anak sehingga saat anak batuk dapat diberikan obat yang tidak mengandung kimia,
sehingga anak dapat terhindar dari efek samping akibat dari obat kimia.
2. Manfaat Bagi Pasien
Pengobatan atau penanganan batuk yang tepat dapat menurunkan angka
kesakitan pada anak yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada anak terutama
saat anak batuk, sehingga saat anak diberikan obat batuk dengan cara yang
tradisonal dan dibuktikan bahwa khasiat dari obat tradisionaltersebut efektif dengan
harapan akan menghindarkan anak dari ketidaknyamanan akibat dari batuk yang
dialaminya.
4
BAB II
TINJAUAN JURNAL
A. BATUK
1. Definisi Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga pernapasan dari
benda atau zat asing. Batuk dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti virus (flu,
bronkitis), bakteri, dan benda asing yang terhirup (alergi). Beberapa penyakit, seperti
kanker, paru-paru, TBC, tifus, radang paru-paru, asma dan cacingan, juga
menampakkan gejala berupa batuk (Widodo, 2009).
Batuk merupakan cara tubuh melindungi paru-paru dari masuknya zat atau
benda asing yang mengganggu. Batuk merupakan refleks alami tubuh, dimana saluran
pernapasan berusaha untuk mengeluarkan benda asing atau produksi lendir yang
berlebihan. Menurut (Junaidi, 2010) ada 2 definisi tentang batuk yaitu:
a. Batuk merupakan cara tubuh melindungi paru-paru dari masuknya zat atau benda
asing yang mengganggu.
b. Batuk merupakan refleks alami tubuh, dimana saluran pernapasan berusaha untuk
mengeluarkan benda asing atau produksi lendir yang berlebihan.
2. Jenis-jenis Batuk
a. Batuk produktif
Batuk produktif adalah batuk yang menghasilkan dahak atau lendir (sputum)
sehingga lebih dikenal dengan sebutan batuk berdahak. Batuk produktif memiliki
ciri khas yaitu dada terasa penuh dan berbunyi. Mereka yang mengalami batuk
produktif umumnya mengalami kesulitan bernapas dan disertai pengeluaran
dahak. Batuk produktif sebaiknya tidak diobati dengan obat penekan batuk karena
lendir akan semakin banyak terkumpul di paru-paru.
b. Batuk tidak produktif
Batuk tidak produktif adalah batuk yang tidak menghasilkan dahak (sputum),
yan juga disebut batuk kering. Batuk tidak produktif sering membuat tenggorokan
terasa gatal sehingga menyebabkan suara menjadi serak atau hilang. Batuk ini
sering dipicu oleh kemasukan partikel makanan, bahan iritan, asap rokok (baik
oleh perokok aktif maupun pasif), dan perubahan temperatur. Batuk ini dapat
merupakan gejala sisa dari infeksi virus atau flu.
4
5
yaitu jahe putih/kuning besar (jahe gajah atau jahe badak), jahe putih kecil (jahe
sunti), dan jahe merah (Widodo, 2010 ).
2. Kandungan Jahe
Beberapa senyawa dalam jahe yang berperan besar dalam aktivitas antioksidan,
antiinflamasi, analgesik, antikarsinogenik dan kardiotonik yaitu 6-gingerdiol, 6-
shogaol, asam kafeat, champhene, capsaicin, Asam khorogenat, kurkumin,
delphinidin, eugenol, asam ferulat, gamma-terpinen, gingerol, isoeugenol,
kaempferol, melatonin, myrcene, myricetin, p-coumaric-acid, asam fihidriksi-benzoat,
quersetin, asam vanilla, vanillin dan zingerone Sebagai obat tradisional, jahe juga
sering digunakan untuk mengatasi influenza, batuk, luka lecet dan luka tikam, dan
gigitan ular, selain itu, jahe dapat digunakan sebagai obat penambah nafsu makan,
memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. ( Widodo, 2010 )
3. Manfaat Jahe
a. Menurunkan tekanan darah tinggi, hipertensi
Jahe merangsang hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah yang
mengakibatkan darah mengalir lebih cepat dan lancar serta meringankan kerja
jantung dalam memompa darah.
b. Membantu Pencernaan
Jahe dapat membantu sistem pencernaan menjadi lancar karena jahe
mengandung enzim pencernaan yaituprotease dan lipase yang masing-masing
mencerna protein dan lemak.
c. Melancarkan peredaran darah
Gingerol yang terdapat pada jahe bersifat antikoagulan akan mencegah
gumpalan darah, sehingga mencegah tersumbatnyapembuluh darah yang juga
menjadi penyebab utama stroke dan serangan jantung.
d. Obat masuk angin dan mual
Jahe mampu memblok serotonin yaitu senyawakimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi sehingga timbul rasa mual,termasuk mual akibat
mabuk perjalanan , rnernbuat larnbung menjadi nyaman, meringankan keram
perut dan membantu mengeluarkan gas dalam perut.
e. Menangkal radikal bebas
Jahe mangandung antioksidan yang mendorong penetralan efek merusak yag
disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
8
BAB III
PEMBAHASAN
14
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari jurnal dan dari studi pendahuluan yang
dilakukan di UPT Puskesmas Puter Kota Bandungdapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh pemberian minuman jahe terhadap penyembuhan batuk
pada anak dikarenakan didalam jahe ada kandungan minyak atsiri yang
merupakan zat aktif yang dapat mengobati batuk.
2. Terdapat pengaruh pemberian madu tehadap penyembuhan batuk pada
anak dikarenakan didalam madu terdapat zat antibiotik yang dapat
menyembuhkan beberapa penyakit infeksi contohnya seperti batuk pada
anak.
B. Saran
1. Pelayanan Keperawatan di Puskesmas
Bagi pelayanan kesehatan khususnya di UPT Puskesmas Puter
disarankan untuk dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu
intervensi keperawatan pada anak yang mengalami batuk.
2. Keluarga Pasien
Bagi keluarga pasien khususnya ibu yang anaknya mengalami batuk
dapat menggunakan minuman jahe dan madu sebagai penanganan awal
untuk penanganan batuk pada anaknya.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Putri, N. P., & Widura, F. Z. (2016). Sinergi Kemangi, Jahe dan Madu menjadi
Sirup Pereda Batuk dan Asma. Jurnal Penelitian Siswa.
Widodo, Rahayu. (2009). Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pada. Anak.
Jakarta : EGC.
World Health Organization (2010). Traditional
Medicine,http://www.who.int/mediacentre/factsheets/2010/fs134/en/,
(diakses tanggal 23 januari 2018).
17