Вы находитесь на странице: 1из 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA merupakan masalah kesehatan yang
sangat serius baik di dunia maupun di Indonesia. United Nations International Children's
Emergency Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada tahun 2008
telah melaporkan bahwa ISPA merupakan penyebab kematian paling besar pada manusia
dibandingkan dengan jumlah kematian akibat AIDS, malaria dan campak. ISPA
menyebabkan lebih dari 2 juta anak meninggal dunia tiap tahunnya, yang didominasi
balita umur 1 sampai 4 tahun (Depkes RI, 2010).
Data Kemenkes Indonesia, kasus ISPA pada tahun 2007 hingga tahun 2011
mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 terdapat 7,2 juta kasus ISPA dan tahun 2011
kasus menjadi 18,79 juta kasus ISPA. Berdasarkan hasil survei demografi kesehatan
Indonesia, angka kematian balita (AKABA) 1-4 pada tahun 2007 sebesar 44 per 1000
kelahiran hidup, 15,5 persen atau sebesar 30.470 kematian pada balita usia 1-5 tahun
disebabkan oleh ISPA. Ini berarti secara rata-rata di Indonesia 83 orang balita meninggal
setiap harinya karena ISPA (WHO, 2010).
Penyakit ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
faktor lingkungan seperti pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, dan
kepadatan hunian. Sedangkan faktor individu anak meliputi umur anak, berat badan lahir,
status gizi, vitamin A dan status imunisasi. Faktor lingkungan meliputi perilaku
pencegahan dan penanggulangan ISPA pada balita atau peran aktif keluarga atau
masyarakat dalam menangani penyakit ISPA serta perilaku kebiasaan yang merugikan
kesehatan seperti merokok dalam keluarga (Maryunani dalam Ramadhani 2014).
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani batuk pada ISPA diantaranya dengan
pengobatan tradisional, World Health Organization (WHO) merekomendasi penggunaan
obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan
kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat
dari obat tradisional (WHO, 2010).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, kejadian infeksi saluran
pernafasan pada bayi dan balita tahun 2012 sebanyak 1.576 kejadian. Sedangkan yang
(2011), pemberian minuman jahe dan madu juga efektif untuk menurunkan keparahan

1
2

batuk pada anak dengan ISPA. Batuk merupakan salah satu penyakit yang lazim pada
anak. Batukmemiliki ciri khas sehingga dapat dikenali. Satu hal yang perlu diingat
bahwabatuk hanyalah sebuah gejala, bukan suatu penyakit. Batuk baru bisa
ditentukansebagai tanda suatu penyakit jika ada gejala lain yang menyertainya.
Penelitian oleh Department of Pediatrics di Amerika, madu merupakan salah satu
pengobatan tradisional yang unggul untuk gejala ISPA, diantaranya dapat menurunkan
keparahan batuk dan dapat meningkatkan kualitas tidur anak pada malam hari. Penelitian
Yulvina (2011), pemberian minuman jahe juga efektif untuk menurunkan keparahan
batuk pada anak dengan ISPA. Pemberian minuman jahe madu dapat menurunkan
keparahan batuk pada anak, karena kandungan minyak atsiri dalam jahe yang merupakan
zat aktif yang dapat mengobati batuk, sedangkan zat antibiotik pada madu yang dapat
menyembuhkan beberapa penyakit infeksi seperti batuk anak pada ISPA. Anak yang
telah diberikan penelitian lebih aplikatif tentang jahe dan madu terhadap batuk pada anak
(Nooryani dalam Ramadhani 2014).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung di Puskesmas Puter didapatkan
hasil bahwa sebagian besar pengunjung yang datang ke puskesmas ketika anaknya
datang dengan keluhan batuk biasanya langsung diberikan obat kimia, tidak diberikan
yang tradisional, alasannya karena kurang mengetahui apa saja obat tradisional yang
dapat digunakan untuk menyembuhkan batuk.
Berdasarkan studi literatur dan studi pendahuluan yang telah dipaparkan
sebelumnya maka kelompok tertarik untuk melakukan analisis mengenai “Pengaruh
Pemberian Minuman Jahe dan Madu tehadap Penyembuhan Batuk pada Anak ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah yang akan di
tarik pada analisis ini ialah “Bagaimana Pengaruh pemberian minuman jahe dan madu
tehadap penyembuhan batuk pada anak?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk mengetahui Pengaruh pemberian minuman jahe
dan madu tehadap penyembuhan batuk pada anak di UPT Puskesmas Puter –
Bandung
3

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh pemberian minuman jahe tehadap penyembuhan batuk
pada anak
b. Mengetahui pengaruh pemberian madu tehadap penyembuhan batuk pada anak

D. Manfaat
1. Manfaat untuk pelayanan keperawatan di rumah sakit
Diharapkan penulisan Evidence Based Nursing ini dapat memberikan masukan
yang positif mengenai pemberian obat batuk tradisional yang aman dan sesuai untuk
anak sehingga saat anak batuk dapat diberikan obat yang tidak mengandung kimia,
sehingga anak dapat terhindar dari efek samping akibat dari obat kimia.
2. Manfaat Bagi Pasien
Pengobatan atau penanganan batuk yang tepat dapat menurunkan angka
kesakitan pada anak yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada anak terutama
saat anak batuk, sehingga saat anak diberikan obat batuk dengan cara yang
tradisonal dan dibuktikan bahwa khasiat dari obat tradisionaltersebut efektif dengan
harapan akan menghindarkan anak dari ketidaknyamanan akibat dari batuk yang
dialaminya.
4

BAB II
TINJAUAN JURNAL

A. BATUK
1. Definisi Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga pernapasan dari
benda atau zat asing. Batuk dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti virus (flu,
bronkitis), bakteri, dan benda asing yang terhirup (alergi). Beberapa penyakit, seperti
kanker, paru-paru, TBC, tifus, radang paru-paru, asma dan cacingan, juga
menampakkan gejala berupa batuk (Widodo, 2009).
Batuk merupakan cara tubuh melindungi paru-paru dari masuknya zat atau
benda asing yang mengganggu. Batuk merupakan refleks alami tubuh, dimana saluran
pernapasan berusaha untuk mengeluarkan benda asing atau produksi lendir yang
berlebihan. Menurut (Junaidi, 2010) ada 2 definisi tentang batuk yaitu:
a. Batuk merupakan cara tubuh melindungi paru-paru dari masuknya zat atau benda
asing yang mengganggu.
b. Batuk merupakan refleks alami tubuh, dimana saluran pernapasan berusaha untuk
mengeluarkan benda asing atau produksi lendir yang berlebihan.
2. Jenis-jenis Batuk
a. Batuk produktif
Batuk produktif adalah batuk yang menghasilkan dahak atau lendir (sputum)
sehingga lebih dikenal dengan sebutan batuk berdahak. Batuk produktif memiliki
ciri khas yaitu dada terasa penuh dan berbunyi. Mereka yang mengalami batuk
produktif umumnya mengalami kesulitan bernapas dan disertai pengeluaran
dahak. Batuk produktif sebaiknya tidak diobati dengan obat penekan batuk karena
lendir akan semakin banyak terkumpul di paru-paru.
b. Batuk tidak produktif
Batuk tidak produktif adalah batuk yang tidak menghasilkan dahak (sputum),
yan juga disebut batuk kering. Batuk tidak produktif sering membuat tenggorokan
terasa gatal sehingga menyebabkan suara menjadi serak atau hilang. Batuk ini
sering dipicu oleh kemasukan partikel makanan, bahan iritan, asap rokok (baik
oleh perokok aktif maupun pasif), dan perubahan temperatur. Batuk ini dapat
merupakan gejala sisa dari infeksi virus atau flu.

4
5

3. Jenis Batuk Berdasarkan Waktu Berlangsungnya


a. Batuk akut
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 3 minggu,serta
terjadi dalam 1 episode. Batuk jenis ini umumnya disebabkanoleh flu dan
alergi. Bentuk batuk yang sering ditemui, merupakan jenisbatuk akut ringan
yang disertai demam ringan dan pilek.
b. Batuk kronis
Batuk kronis adalah batuk yang berlangsung lebih dari 3 mingguatau
terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut. Batuk jenis ini biasanya
disebabkan oleh bronchitis, asma, dan tuberkolosis
4. Jenis Batuk pada Anak-anak
a. Batuk menggonggong
Batuk seperti menyalak (menggonggong) umumnya disebabkanoleh
inflamasi atau pembengkakan pada saluran napas atas.Kebanyakan batuk ini
disebabkan oleh croup, yakni inflamasi pada laring (pangkal tenggorok) dan
trakea (batang tenggorok). Croupdapat disebabkan oleh alergi, perubahan suhu
pada malam hari daninfeksi saluran napas atas. Anak dibawah 3 tahun
cenderung terserangcroup karena batang tenggoroknya sempit.
b. Pertusis/batuk rejan
Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi pada saluran napas, yangterjadi
akibat bakteri bordetella pertusis. Penyakit ditandai oleh batukyang diakhiri
dengan suara keras saat anak menarik napas. Gejalalainnya adalah hidung
berair, bersin, batuk dan sedikit demam. Penyakit ini biasanya menyerang
anak yang berusia diantara 3 bulan dan 3 tahun, batuk rejan dapat mengancam
kehidupan jika tidakditangani. Terapi biasanya meliputi pemberian antibiotik
dan cairan serta anak dipajankan terhadap udara yang dilembapkan,
untukmempertahankan fungsi pernapasan.
c. Batuk disertai napas berbunyi
Batuk disertai dengan napas berbunyi saat anak mengembuskannapas
merupakan tanda saluran napas bagian bawah
mengalamiperadangan/inflamasi. Pada anak yang masih kecil, saluran
bagianbawah terhalang oleh benda asing atau lendir karena infeksi pernapasan.
6

d. Batuk di malam hari


Batuk ini kebanyakan bertambah buruk ketika malam hari
karenapenyumbatan dalam hidung dan sinus mengalir disepanjangtenggorokan
serta menyebabkan iritasi saat anak berbaring. Inimenimbulkan masalah
karena anak menjadi sulit tidur. Asma jugadapat memicu batuk dimalam hari
karena saluran napas cenderungmenjadi sensitif dan mudah teriritasi pada
malam hari.
e. Batuk di siang hari
Batuk di siang hari disebabkan alergi, asma, kedinginan, daninfeksi
pernapasan. Udara dingin dan aktivitas yang berat dapatmemperparah batuk
ini, tetapi biasanya akan mereda dimalam hariketika anak beristirahat. Perlu
dipastikan bahwa dirumah tidak adafaktor pencetus batuk seperti pengharum
ruangan, binatangpeliharaan, dan asap terutama asap rokok.
f. Batuk disertai demam
Jika anak batuk disertai demam dan hidung meler, kemungkinananak
terserang flu. Namun batuk disertai demam tinggi (39˚C) ataulebih mungkin
disebabkan oleh pneumonia, terutama jika anakterlihat lesu dan bernapas tidak
cepat. Bila ini terjadi, segera bawa anak ke dokter.
g. Batuk disertai muntah
Umumnya anak batuk karena dipicu oleh reflex penyumbatan.Anak yang
menderita batuk disertai flu atau asma dapat muntah jikaterlalu banyak lendir
yang mengalir ke dalam perut dan menimbulkan rasa mual.
h. Batuk menetap
Batuk yang disebabkan flu dapat hilang dalam seminggu. Asma,alergi,
atau infeksi kronis di sinus atau saluran napas mungkinpenyebab pada batuk
yang menetap (persisten). Jika batuk terjadiselama seminggu, segera hubungi
dokter.
B. JAHE
1. Definisi Jahe
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rimpang yang termasuk dalam
familia Zingiberwme. Jahe terkenal sebagai salah satu tanaman yang mengandung
banyak khasiat selain untuk rempah-rempah jahe juga bermanfaat sebagai bahan obat.
Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya
7

yaitu jahe putih/kuning besar (jahe gajah atau jahe badak), jahe putih kecil (jahe
sunti), dan jahe merah (Widodo, 2010 ).
2. Kandungan Jahe
Beberapa senyawa dalam jahe yang berperan besar dalam aktivitas antioksidan,
antiinflamasi, analgesik, antikarsinogenik dan kardiotonik yaitu 6-gingerdiol, 6-
shogaol, asam kafeat, champhene, capsaicin, Asam khorogenat, kurkumin,
delphinidin, eugenol, asam ferulat, gamma-terpinen, gingerol, isoeugenol,
kaempferol, melatonin, myrcene, myricetin, p-coumaric-acid, asam fihidriksi-benzoat,
quersetin, asam vanilla, vanillin dan zingerone Sebagai obat tradisional, jahe juga
sering digunakan untuk mengatasi influenza, batuk, luka lecet dan luka tikam, dan
gigitan ular, selain itu, jahe dapat digunakan sebagai obat penambah nafsu makan,
memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. ( Widodo, 2010 )
3. Manfaat Jahe
a. Menurunkan tekanan darah tinggi, hipertensi
Jahe merangsang hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah yang
mengakibatkan darah mengalir lebih cepat dan lancar serta meringankan kerja
jantung dalam memompa darah.
b. Membantu Pencernaan
Jahe dapat membantu sistem pencernaan menjadi lancar karena jahe
mengandung enzim pencernaan yaituprotease dan lipase yang masing-masing
mencerna protein dan lemak.
c. Melancarkan peredaran darah
Gingerol yang terdapat pada jahe bersifat antikoagulan akan mencegah
gumpalan darah, sehingga mencegah tersumbatnyapembuluh darah yang juga
menjadi penyebab utama stroke dan serangan jantung.
d. Obat masuk angin dan mual
Jahe mampu memblok serotonin yaitu senyawakimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi sehingga timbul rasa mual,termasuk mual akibat
mabuk perjalanan , rnernbuat larnbung menjadi nyaman, meringankan keram
perut dan membantu mengeluarkan gas dalam perut.
e. Menangkal radikal bebas
Jahe mangandung antioksidan yang mendorong penetralan efek merusak yag
disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
8

f. Meredekan rasa sakit


Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan rasa nyeri,
sakit kepala dan migren, dengan minumwedang jahe sehari 3 kali dapat
menurunkan rasa nyeri yang dialami.
g. Mengobati rematik
Obat luka, karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri, jatuh serta gigitan
ular (sebagai pertolongan pertama sebelum dibawa ke dokter). Caranya rimpang
jahe merah ditumbuk sedikit lalu letakan pada bagian yang luka.
h. Mengobati batuk
Jahe yang mengandung gingerol dapat dimanfaatkan sebagai obat
antiinflamasi, obat nyeri sendi dan otot karena reumatik, tonikum, serta obat
batuk.
C. MADU
1. Definisi Madu
Madu adalah suatu cairan kental berasa manis dan lezat, berwarna kuning
terang atau kuning keemasan yang dihasilkan oleh hewan jenis serangga yang disebut
lebah atau tawon. Lebah penghasil madu ini termasuk dalam famili “apidae” dan yang
paling banyak dibudidaya di Indonesia maupun diseluruh dunia adalah jenis lebah
Apis Mallifera. Madu alami umumnya terbuat dari nektar yakni cairan manis yang
terdapat di dalam mahkota bunga yang biasa diserap oleh lebah atau tawon, yang
kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam sarangnya untuk diolah menjadi bahan
persediaan makanan utama bagi mereka, seisi penghuni sarangnya (Purbaya, 2007).
Madu digolongkan berdasarkan bunga sumber nektarnya yaitu:
a. Madu monoflora merupakan madu yang sumber nektarnya didominasi oleh satu
jenis tanaman, contohnya madu kapuk, madu randu, madu kelengkeng, madu
karet, madu jeruk, madu kopi dan madu kaliandra.
b. Madu multiflora atau madu poliflora merupakan madu yang sumber nektar dari
berbagai jenis tanaman, contohnya madu Nusantara, madu Sumbawa dan madu
Kalimantan. Lebah cenderung mengambil nektar dari satu jenis tanaman dan akan
mengambil dari tanaman lain apabila belum mencukupi (Purbaya, 2007).
9

2. Kandungan madu murni


Kandungan madu dari Indonesia (Sihombing, 1994) antara lain sebagai berikut:
Komposisi Rataan (mEq) Kisaran nilai (mEq)
Air 22.9 16.6 – 37
Fruktosa 29.2 12.2 – 60.7
Glukosa 18.6 6.6 – 29.3
Sukrosa 13.4 1.4 – 53
Asam bebas 41.31 10.33 – 62.21
pH 3.92 3.60 – 5.34
Madu juga mengandung enzim – enzim seperti diastase, glukosa oksidase,
katalase serta vitamin A, betakaroten, vitamin B komplekslengkap, vitamin C, D, E
dan K. Selain itu juga dilengkapi mineral berupa kalium besi, magnesium, fosfor,
tembaga, mangan, natrium dan kalsium. Bahkan terdapat hidrogen peroksida yang
dihasilkan oleh glukosa oksidase dan inhibin (Ahmad, 2007).
3. Manfaat madu
a. Antimikroba
Madu memiliki aktivitas antimikroba, melawan peradangan daninfeksi.
Didalam kandungan fisik dan kimiawi seperti kadarkeasaman dan pengaruh
osmotik berperan untuk membunuh mikroba.
b. Kemampuan penyembuh luka
Madu memiliki kemampuan untuk membersihkan luka,mengabsorbsi cairan
edema di sekitar luka dan menambah nutrisi.
c. Luka bakar
Membangkitkan reaksi pencegahan untuk menyembuhkan lukabakar.
d. Antioksidan
Kandungan plasma darah semakin bertambah untuk melawanoksidasi dengan
kadar yang lebih tinggi setelah minum madu, selain itu terdapat juga fenolik
didalam madu yang sangat efektif untuk ketahanan tubuh melawan stres.
e. Antibakteri
Bahan anti bakteri yang terdapat dalam madu berguna sekali untuk membantu
fungsi-fungsi tubuh di dalam mengatasi bakteri (kuman penyakit). Hal itu karena
didalam madu terdapat senyawa hidrogen peroksidan dan fitonitrisi. Madu juga
10

mengandung senyawa lysozine yang memiliki daya antibakteri, termasuk juga


senyawa inhibine yang dapat bekerja sebagai desinfektan (Purbaya, 2007).
Cara kerja madu sebagai anti bakteri adalah madu mengikat air sehingga
bakteri kekurangan air untuk menggandakan diri. Water activity madu
menghambat pertumbuhan bakteri, dan pH madu yang berkisar 3,2-4,5 cukup
rendah untuk menghambat pertumbuhan bakteri secara umum. Aktivitas
antibakteri utama di madu adalah terkait dengan hidrogen peroksida yang
terbentuk secara enzimatis. Tingkat hidrogen peroksida yang diproduksi bersifat
antibakteri, namun tidak membahayakan jaringan tubuh. Berkumur madu encer (+
15%) dapat menyembuhkan radang rongga mulut (Purbaya, 2007).
4. Mekanisme Aktivitas Antimikroba pada Madu
a. Hiperosmolar
Madu memiliki konsentrasi gula yang tinggi dan kadar air yang rendah
menyebabkan tekanan osmotik meningkat sehingga keadaandisekitar mikroba
menjadi hipertonis yang menyebabkan air yangberada di dalam sel mikroba keluar
sehingga terjadi plasmolisis.Tekanan osmotik yang tinggi berfungsi sebagai suatu
mediumhiperosmolar yang menyebabkan terjadinya aktivitas pembersihanluka
dan mencegah pertumbuhan mikroba.
b. Higroskopis
Madu juga bersifat higroskopis sehingga memungkinkan terjadinyadehidrasi
mikroba yang mengakibatkan keadaan inaktif bahkan tanpaair mikroba tidak dapat
bereplikasi atau bertahan hidup.
c. Kadar pH rendah
Dimana suatu kondisi lingkungan yang tidak menyokong untukpertumbuhan
mikroba.
d. Inhibin
Bahan termolabil ini diklaim oleh beberapa peneliti sebagai bahanantimikroba
yang bertanggung jawab menghambat pertumbuhanorganisme baik gram positif
maupun gram negatif. Faktor inhibin inikemudian menjadi efektif karena hidrogen
peroksida.
e. Hidrogen Peroksida
Aktivitas antimikroba dari madu sebagian besar disebabkan olehadanya
hidrogen peroksida yang dihasilkan secara enzimatik padamadu. Kandungan
11

hidrogen peroksida ini menghasilkan radikal bebashidroksil dengan efek


antimikroba.
f. Antimikroba
Berbagai kandungan bahan antimikroba dari madu yang telah diketahui
terdapat beberapa jenis madu dengan bahan kandungantambahan yang berasal dari
tanaman yang dikunjungi lebah.
12

5. Jurnal Evidence Base Nursing


No Judul dan peneliti Tujuan Sampel Instrument Hasil penelitian dan
kesimpulan
1 Efektifitas Untuk mengetahui 52 responden anak Rancangan hasilnya menunjukkan
Pemberian efektifitas pemberian dengan batuk dengan bahwa pada kelompok
eksperimen Two
Minuman Jahe madu jahe kepada anak ISPA, 52 responden kontrol dan kelompok
Madu Terhadap penderita batuk dengan ini dibagi menjadi group pretest eksperimen tanpa
Keparahan Batuk ISPA di wilayah kerja kelompok eksperimen pemberian madu jahe
posttest
Pada Anak Dengan puskesmas rumbai dengan 26 anak dan diperoleh nilai p (0,001)>
Ispa di wilayah kelompok kontrol α (0,05) dapat
kerja Puskesmas dengan 26 anak. disimpulkan ada
Rumbai. Purposive sampling perbedaan kontrol dan
(Apri Nur dengan menggunakan kelompok eksperimen
Ramadhani, Riri pengamatan tanpa memberi madu
Novayelinda, kecukupan batuk. jahe jahe Hasil penelitian
Rismadefi Woferst) Data dianalisis dengan ini merekomendasikan
uji t independen. untuk memberi madu
jahe sebagai salah satu
intervensi keperawatan
dalam mengatasi
keparahan batuk pada
anak-anak dengan ISPA.
2 Madu menurunkan Untuk mengidentifikasi Jumlah sample yang Rancangan Hasil analisis data
frekuensi batuk menggunakan
efektivitas pemberian digunakan dalam eksperimen semu
pada malam hari independent t-test yang
dan meningkatkan madu terhadap batuk penelitian ini pretest posttest menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan
kualitas tidur balita pada malam hari dan berjumlah 36 orang with non equivalent
penurunan skor batuk
pneumonia. kualitas tidur balita yang diambil secara control group dan peningkatan kualitas
tidur yang bermakna saat
yang mengidap consecutive sampling
post test pada kelompok
(Rokhaidah, Nani
yang mendapatkan madu
13

Nurhaeni, Nur pneumonia. dibandingkan dengan


kelompok kontrol.
Agustini)
3 Sinergi Kemangi, Untuk menyinergikan Penelitian yang Kajian literatur dan Hasil uji organoleptik
Jahe Dan Madu ekstrak kemangi, jahe meliputi pembuatan
Uji Aktivitas Anti- menunjukkan bahwa
Menjadi Sirup dan madu menjadi sirup sirup dan Uji
Pereda Batuk Dan minuman kesehatan Aktivitas Anti-asma asma yang sirup kemangi memiliki
Asma. yang mampu dilaksanakan di
melibatkan kualitas produk yang
meredakan batuk dan Kelurahan Donan
(Nadia Permata asma sehingga lebih Kecamatan Cilacap penderita batuk dan baik. Hasil Uji Aktivitas
Putri Dan Fachul menjamin keselamatan Tengah.
asma. Anti-asma menunjukkan
Zouca Widura dan kesehatan para
Sma Negeri 3 pekerja. bahwa penderita asma
Cilacap)
yang rutin meminum
sirup kemangi akan
berangsur-angsur pulih
dari gangguan batuk
asmanya.
14

BAB III
PEMBAHASAN

a. Pembahasan Evidenced Based Nursing


Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga
pernapasan dari benda atau zat asing. Batuk dapat disebabkan oleh berbagai
faktor seperti virus (flu, bronkitis), bakteri, dan benda asing yang terhirup
(alergi). Batuk merupakan cara tubuh melindungi paru-paru dari masuknya
zat atau benda asing yang mengganggu. Batuk merupakan refleks alami
tubuh, dimana saluran pernapasan berusaha untuk mengeluarkan benda asing
atau produksi lendir yang berlebihan. Keluarga yang datang ke Puskesmas
Puter datang dengan keluhan batuk bukan pneumonia berdasarkan hasil
anamnesa yang dilakukan oleh perawat, dan keluarga biasanya memberikan
obat batuk langsung diberikan obat batuk yang didapat dari apotik atau obat
warung, padahal berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti menunjukan bahwa obat tradisional lebih aman digunakan untuk anak
dibandingkan dengan pemberian obat kimia.
Adapun menurut penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Widura
(2016) bahan dan cara pembuatannya adalah 1 ruas jahe, 7 sendok makan
madu, 900 ml air. Cara membuatnya yaitu rebus jahe dengan air tunggu
hingga air tersisa 450 ml. Setelah itu, diamkan seharian. Kemudian saring dan
tambahkan 7 sendok madu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh ramadhani (2014) menunjukan
hasil terjadi penurunan keparahan batuk baik pada kelompok kontrol maupun
kelompok intervensi sesudah diberikan minuman jahe madu.
Hasil analisis data menggunakan independent t-test yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan penurunan skor batuk dan peningkatan kualitas
tidur yang bermakna saat posttest pada kelompok yang mendapatkan madu
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peneliti merekomendasikan
pemberian madu bagi balita pneumonia sebagai terapi komplementer yang
aman untuk mengatasi batuk.

14
15

Tujuan utama pemberian asuhan keperawatan adalah bagaimana


memenuhi kebutuhan dasar individu dan mampu memberikan solusi yang
tepat atas tidak terpenuhinya kebutuhan dasarnya. Saatseorang anak
mengalami batuk anak akan mengalami rasa tidak nyaman karena dapat
mengganggu pola tidur dan aktivitas sehari-hari. World Health Organization
(WHO) merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, selain itu WHO juga mendukung
upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional
(WHO, 2010).
Salah satu pemberian obat batuk yang disarankan untuk mengobati
batuk yaitu jahe dan madu. Alasannya madu dan jahe mudah didapatkan,
selain itu di dalam jahe, sedangkan zat antibiotik pada madu dapat
menyembuhkan beberapa penyakit infeksi contohnya seperti batuk pada anak.
16

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari jurnal dan dari studi pendahuluan yang
dilakukan di UPT Puskesmas Puter Kota Bandungdapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh pemberian minuman jahe terhadap penyembuhan batuk
pada anak dikarenakan didalam jahe ada kandungan minyak atsiri yang
merupakan zat aktif yang dapat mengobati batuk.
2. Terdapat pengaruh pemberian madu tehadap penyembuhan batuk pada
anak dikarenakan didalam madu terdapat zat antibiotik yang dapat
menyembuhkan beberapa penyakit infeksi contohnya seperti batuk pada
anak.

B. Saran
1. Pelayanan Keperawatan di Puskesmas
Bagi pelayanan kesehatan khususnya di UPT Puskesmas Puter
disarankan untuk dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu
intervensi keperawatan pada anak yang mengalami batuk.

2. Keluarga Pasien
Bagi keluarga pasien khususnya ibu yang anaknya mengalami batuk
dapat menggunakan minuman jahe dan madu sebagai penanganan awal
untuk penanganan batuk pada anaknya.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. A.,2007,Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-tumbuhan Obat.


Indonesia, 43-44, 63-64 ITB Press, Bandung.
DepkesRI. 2010.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2012).Datapenemuan penyakit
ISPA.Pekanbaru:Dinkes Kota Pekanbaru.
Junaidi, Iskandar. (2010). Penyakit Paru & Saluran Napas; Cara Mudah
Mengetahui,. Mencegah dan Mengobatinya. Jakarta.
Purbaya, J.R. (2007). Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Madu Alami.

Putri, N. P., & Widura, F. Z. (2016). Sinergi Kemangi, Jahe dan Madu menjadi
Sirup Pereda Batuk dan Asma. Jurnal Penelitian Siswa.

Ramadani, A. N., Novayelinda, R., & Woferst, R. (2014). Efektifitas Pemberian


Minuman Jahe Madu Terhadap Keparahan batuk Pada Anak Dengan
ISPA. JOM PSIK.

Widodo, Rahayu. (2009). Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pada. Anak.
Jakarta : EGC.
World Health Organization (2010). Traditional
Medicine,http://www.who.int/mediacentre/factsheets/2010/fs134/en/,
(diakses tanggal 23 januari 2018).

17

Вам также может понравиться