Вы находитесь на странице: 1из 49

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang
bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya
adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya
pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam
paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2
dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2
dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah,sedangkan
ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandungkemih, yang
menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.Peran dari sistem
urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa ekskresi; melalui air
seni, manusia membebaskan diri dari air tambahandan bahan kimia dari aliran darah. .
Aspek penting lain dari sistem urin adalahkemampuannya untuk membedakan antara
senyawa dalam darah yang bermanfaatuntuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan
senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung
jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan
ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari jantung , Apa saja lapisan yang terdapat dalam jantung, Apa

yang termasuk anatomi jantung, Apa definisi jantung, Bagaimana cara kerja

jantung, Apa saja yang termasuk fisiologi jantung?

1
1. Jelaskan pengertian sistem pernafasan, Jenis – jenis pernapasan, Alat – alat
Sistem Pernapasan beserta fungsiny,Penyakit yang sering timbul pada sistem
Pernapasan ?

2. Apa yang dimaksud dengan system perkemihan, Apa sajakah anatomi system
perkemihan , Fungsi apa sajakah yang ada pada system perkemihan, Bagaimana
proses Fisiologi perkemihan ?

3. Apa yang dimaksud dengan system Sistem miskuloskeletal, Tulang, Sendi, Otot
Tendon Ligament Bursae ?

III. TUJUAN

a) Mengetahui anatomi dan fisiologi Sistem kardiovaskuler


b) Mengetahui anatomi dan fisiologi Sistem pernafasan
c) Mengetahui anatomi dan fisiologi Sistem perkemihan
d) Mengetahui anatomi dan fisiologi Sistem muskululoskeletal
·

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. SISTEM KARDIOVASKULER
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac
yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler
bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan
nutrisi yang diperlukan sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga
membawa sisa metabolisme untuk dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap
darah agar dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.
1. JANTUNG
Jantung merupakan bagian penting dari sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai
pompa, mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan sebagai salah satu
indikator kehidupan.
Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada (thoraks) 12-14 cm dari tulang
rusuk ke dua. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari
garis tengah tubuh. Ukurannya kurang lebih kepalan tangan orang dewasa. Berat
jantung orang dewasa berkisar 250-300 gr.
1.1 Struktur Jantung
a. Struktur Perikardium dan Lapisan Jantung
Perikardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung, dan
memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum. Pericardium

3
terdiri dari dua bagian yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium. Febrous
pericardium superficial adalah lapisan keras, tidak elastik dan merupakan jaringan
tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous pericardium mencegah peregangan
berlebihan dari jantung, melindungi dan menempatkan jantung dalam mediastinum.
Serous pericardium adalah lapisan dalam yang tipis, memberan yang halus yang
terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal adalah lapisan paling luar dari serous
pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan
viseral yang di sebut juga epicardium, yang menempel pada permukaan
jantung, antara lapisan parietal dan viseral terdapat cairan yang di sebut cairan
perikadial. Cairan perikardial adalah cairan yang dihasilkan oleh sel pericardial untuk
mencegah pergesekan antara memberan saat jantung berkontraksi.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Epikardium ( lapisan terluar )
2. Myocardium ( lapisan tengah )
3. Endocardium ( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan viseral, dari serous
perikardium. Lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari
mesothelium yang bertekstur licin pada permukaan jantung. Myocardium adalah
jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan berfungsi sebagai pompa
jantung dan bersifat involunter. Endocardium adalah lapisan tipis dari endotelium
yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang
licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung. Endocardium
bersambung dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar jantung.

b. Struktur Bagian Dalam dan Luar Ruang-ruang Jantung


Jantung terdiri dari empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel pada bagian
anterior. Setiap atrium terdapat auricle, setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang
atrium sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada permukaan
jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang mengandung
pembuluh darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus memberi tanda
batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian dalam mengelilingi
sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium superior dan ventrikel
inferior.

4
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan
jantung yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut
mengelilingi permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler
posterior dimana memberi tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.
1. Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus
koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang
berbentuk daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin
dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari
serabut-serabut otot yang berjalan pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding
antrium kanan 2 cm.
2. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan
jantung.Bagian dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang
terbentuk dari ikatan jaringan serabut otot jantung yang disebut trabeculae
carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan bagian yang membawa sistem
konduksi dari jantung.
Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan
chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut
yang disebut papillary muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri
oleh interventrikuler septum. Darah dari ventrikel kanan melalui katup semilunar
pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang disebut pulmonary truk yang
dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.
3. Atrium kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah
dari paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan bagian
dalam atrium kiri mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa dari
atrium kiri ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid dimana mempunyai dua daun
katup.
4. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan
mengandung trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana
mengikat daun katup bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel
kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh

5
yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian darah mengalir ke arteri
coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa darah
kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta
desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta desending membawa darah
keseluruh tubuh.
Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
• Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg
• Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
• Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )
c. Struktur Katup-katup Jantung
Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat
jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah
dengan cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.
1. Katup Atrioventrikuler
Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan ventrikel.
Katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup
yaitukatup trikuspidalis, sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah katup disebut katup bikuspidalis atau katup
mitral. Ketika katup atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke
ventrikel. Darah bergerak dari atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler
yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah dibanding tekanan atrium.Pada
saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai
tepi daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler
papilaris berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal
ini mencegah daun katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang
tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami kerusakan maka terjadi
kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi ventrikel.
2. Katup Semilunar
Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada arteri
pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak
antara aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup
yang berbentuk sama yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang
dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan

6
darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonal atau aorta selama
sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel. Pembukaan
katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,dimana tekanan
ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh.

1.2 SIRKULASI JANTUNG


Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Namun demikian terdapat juga sirkulasi
koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.\
A. Sisrkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru.
2. Hanya berfungsi untuk paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatiknya pendek.
Sirkulasi pulmonal disebut juga peredaran darah kecil.
Jantung → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis jantung.
B. Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4. Banyak mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatik panjang.
Sirkulasi sistemik disebut juga peredaran darah besar.
Jantung → aorta → seluruh bagian tubuh lewat pembuluh darah → venacava jantung
→ jantung.
C. Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen
untuk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada :

7
a) Peningkatan aktifitas
b) Jantung berdenyut
c) Rangsang sistem saraf simpatis

1.3 OTOT JANTUNG


a. Secara anatomi mirip dengan otot rangka (otot lurik)
b. Secara fisiologi bekerja seperti halnya otot polos
c. Otot jantung kaya akan mitokondria → sejumlah 25-35 % sel jantung
(dibandingkan hanya 2 % untuk otot rangka)
d. Konsekuensi → resisten terhadap kelelahan
e. Dalam fungsinya keterlibatan ion Ca2+

1.4. JANTUNG SEBAGAI POMPA


Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa system
sirkulasi darah. Yang paling berperan adalah bilik (ventrikel), sedangkan serambi
(atrium) sebenarnya berfungsi sebagai ruang penyimpanan selama ventrikel
memompa.
Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok darah ke paru-paru, dan
ventrikel kiri mendorong darah ke aorta berulang-ulang melalui sistem sirkulasi,
fasa ini disebut systole. Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak memompa)
setelah ventrikel mengosongkan darah menuju arteri disebut diastole. Kontraksi
jantung inilah yang mendasari terjadinya serangkaian peristiwa elektrik dengan
koordinasi yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal berawal
dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul SinoAtrial (SA) kemudian
melewati serabut otot atrial menuju simpul AtrioVentrikular (AV) lalu menuju
ke berkas His dan terpisah menjadi dua melewati berkas kiri dan kanan dan
berakhir pada serabut Purkinje yang mengaktifkan serabut otot ventrikel.
Jantung adalah otot yang berfungsi sebagai pompa yang mempertahankan
tekanan darah dan aliran darah melalui paru-paru dan seluruh bagian tubuh.
jantung memompa sekitar 100.000 kali dan mengirimkan darah 7200 liter
perharinya.

1.5 SISTEM PENGHANTARAN IMPULS JANTUNG, PENYEBARAN IMPULS DAN


SUPLAI DARAH KE OTOT JANTUNG

8
Hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung. Sistem
ini merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan
dan serabut saraf tertentu yaitu sinoatrial node (SA node), atrioventrikular node
(AV Node), atrioventrikular bundle (AV bundle, dan serabut penghubung terminal
(serabut purkinje).
Impuls untuk kontraksi timbul melalui depolarisasi spontan pada jaringan khusus
yang terletak di dekat tempat masuk vena cava superior ke dalam atrium kiri
(nodus sinu-atrial) yang merupakan pemacu (pacemaker) jantung.
Sinoatrial node (SA node) atau Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu massa
jaringan otot jantung khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat
di bawah pembukaan vena kava superior. Nodus S-A melepaskan impuls
sebanyak 72 kali per menit, frekuensi irama yang lebih cepat dibandingkan dalam
atrium (40 sampai 60 per menit), dan ventrikel (20 kali per menit). Nodus ini
dipengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan
mempercepat atau memperlambat iramanya. Nodus S-A mengatur frekuensi
kontraksi irama, sehingga disebut pemacu jantung.
Nodus ini merupakan pendahulu dari kontraksi jantung. Dari sini impuls
diteruskan ke atrioventrikular node (Syaifuddin, 2002). Impuls ini berjalan
melalui kedua atrium secara konsentris (dimungkinkan oleh serabut-serabut otot
yang bercabang).
Nodus atrioventrikular (nodus A-V) atau Atrioventrikular node susunannya sama
seperti sino atrial node berada di dalam septum atrium di dekat muara sinus
koronarius.
Impuls menjalar di sepanjang pita serabut Purkinje pada atrium menuju nodus A-
V. Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium
selesai sebelum terjadi kontraksi ventricular.
Atrioventrikular bundle (AV bundle) atau berkas atrioventrikular (berkas A-V
atau berkas His) adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang berasal dari
nodus A-V dan membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju
ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi dua percabangan berkas kanan dan kiri.
Percabangan berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel kanan. Serabut
bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje kecil yang menyatu dalam serabut
otot jantung untuk memperpanjang impuls. Percabangan berkas kiri memanjang
di sisi dalam ventrikel dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.

9
Berkas His (berkas AV menyatu dengan nodus AV) membentuk tempat pacemaker
lain. Dalam hal nodus SA tidak berfungsi, berkas His dapat mengawali dan
mempertahankan denyut jantung dengan kecepatan 40-60 denyut per menit.
Mulai dari berkas AV berjalan ke arah depan, pinggir posterior dan pinggir bawah
pars membranasea septum interventrikulare pada bagian cincin yang terdapat
antara atrium dan ventrikel disebut analus vibrosus. Rangsangan terhenti 1/10
detik, selanjutnya menuju apeks kordiks dan bercabang dua. Dua cabang itu
adalah Pars septalis dekstra berlanjut ke arah berkas AV di dalam pars muskularis
septum interventrikulare menuju ke dinding depan ventrikel kanan. Pars septalis
sinistra berjalan di antara pars membranasea dan pars muskularis sampai di sisi
kiri septum interventrikularis menuju basis papilaris inferior ventrikel kiri.
Serabut-serabut pars septalis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut
terminal (serabut purkinje).
Serabut Purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar
impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung.
Hantaran yang cepat di sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium
berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikular yang
serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang terkoordinasi.
Heart block atau blok jantung berarti pemutusan jalannya alur impuls tersebut.
Pemutusan yang paling sering adalah pada berkas AV yang memutuskan
hubungan antara atria dan ventrikel. Kemudian atria akan terus berdenyut pada
kecepatan normal, tetapi denyut ventricular adalah jauh lebih lambat dan sama
sekali tidak berkaitan dengan denyut atrial.

1.6 SUPLAI SARAF JANTUNG


Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial ke-10)
memperlambat frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kekuatan
kontraksi melalui hantaran impuls ke nodus sinuatrial. Saraf simpatis
mempercepat frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi. Persarafan ganda
terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung di medula oblongata otak.
Frekuensi denyut jantung juga dikendalikan secara refleks oleh dua kelompok
reseptor. Reseptor tekanan (atau baroreseptor) adalah reseptor yang sensitif
terhadap perubahan tekanan darah. Reseptor ini ditemukan pada arteri karotis dan
pada lengkung aorta. Apabila tekanan darah meningkat, maka akan terjadi

10
penurunan rangsang simpatis dan peningkatan rangsang para simpatis, sehingga
frekuensi jantung melambat dan tekanan darah menurun. Ini adalah salah satu
contoh mekanisme homeostatik yang bekerja melalui umpan balik negatif.
Kemoreseptor adalah reseptor yang sensitif terhadap jumlah oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Kemoreseptor ditemukan di leher dekat arteri
karotis dan dekat aorta. Kemoreseptor ini sensitif terhadap kekurangan oksigen.
Impuls dihantarkan ke pusat jantung dan frekuensi jantung dipercepat untuk
meningkatkan suplai darah (dan tentunya suplai oksigen) ke jaringan.
Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan
saraf otonom. System simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan system
parasimpatis bersifat menghambat kerja jantung
Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui
pengendalian persarafan pada keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih
besar daripada nerfus simpatikus. Waktu kerja, otot atau strestonus simpatis
meningkat dan tonus vagus menurun. Pengaturan oleh persarafan terjadi secara
reflex. Untuk terjadinya reflex diperlukan stimulus dan lengkung reflex sehingga
memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatkan atau menghambat
kerja jantung.
Pada reflex sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila tekanan
darah meningkat maka kerja jantung akan dihanbat oleh peningkatan tonus
prasimpatikus dan penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan darah
rendah maka akan terjadi penggiatan kerja jantung melalui peningkatan tonus
simpatikus dan penurunan tonus fagus. Pengaruh oksigen dan karbon dioksida
terhadap jantung sukar dinilai dari hasil percobaan. Karena zat ini secara langsung
atau mealui reflex juga mempengaruhi pembuluh darah dan kerja jantung.

2. PEMBULUH DARAH
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola,
kapiler, venula dan vena.
1. Arteri
Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi
keseluruh jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (luntur), kelenturannya
membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding

11
arteri banyak mengandung jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan
mengadakan rekoil pada diastol.
2. Arteriola
Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup
pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai
dinding yang kuat sehingga mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran
normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriola dipersarafi
oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriola merupakan
penentu utama resistensi/ tahanan aliran darah, perubahan diameternya
menyebabkan perubahan besar pada resistensi.
3. Kapiler
Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang
berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan
vena (membawa darah kembali ke jantung.
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke
dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke
dalam darah.
4. Venula
Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-
venul lain ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
5. Vena
Vena memili dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar
daripada arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama
tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena
tekanan dalam sistem vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga
mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan
tubuh.

3. DARAH
Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah.
Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena pengaruh zat
kandungannya, terutama kadar oksigen dan karbondioksida. Apabila kadar oksigen
tinggi maka warna daranya menjadi merah muda, tetapi bila kadar karbondioksidanya

12
tinggi maka warna darahnya menjadi merah tua. Volume darah pada manusia adalah
8% berat badannya.
1. Susunan darah
Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel-sel darah dan plasma
darah (cairan darah). Tiap-tiap komponen darah terdiri atas
berbagai komponen, yaitu:
a) Sel-sel darah
Sel-sel darah merupakan bagian terbesar dari darah, yaitu sekitar 40 –50 %. Sel-
sel darah terdiri atas tiga macam, yaitu:
a. Sel darah merah (eritrosit) Ciri-cirinya:
1) Berukuran 7,5-7,7 μm
2) Bentuknya bikonkaf
3) Tidak berinti
4) Tidak dapat bergerak bebas
5) Tidak dapat menembus dinding kapiler
6) Berwarna merah kekuning-kuningan
Pembentukan sel darah merah terjadi pada endotelium sumsum tulang. Sel
darah merah berfungsi mentranspor oksigen dan bersifat tetap di dalam
pembuluh darah.
b. Sel darah putih (leukosit) Ciri-cirinya:
1) Berukuran 10-12 μm
2) Mempunyai bentuk sangat bervariasi
3) Selnya mempunyai nukleus (inti sel)
4) Bergerak bebas secara ameboid
5) Menembus dinding kapiler yang disebut diapedesis
Sel darah putih dibuat di sumsum tulang merah, limpa, kelenjar limpa, dan
jaringan retikulo-indotel. Leukosit mempunyai fungsi utama untuk melawan
kuman yang masuk kedalam tubuh, yaitu dengan cara memakannya yang
disebut fagositosis. Jumlah leukosit dapat naik turun tergantung dari ada
tidaknya infeksi kuman-kuman tertentu. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu granulosit bila plasmanya bergranuler dan agranulosit bila
plasmanya tidak bergranuler.
Leukosit granulosit dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

13
1) Netrofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat netral, bentuk intinya
bermacam-macam seperti batang, berinti banyak,berinti bengkok, dan
lain-lain.
2) Basofil: plasmanya bersifat basah, berbintik-bintik kebiruan, dan bersifat
fagosit.
3) Eusinofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat asam, berbintik-binti
kemerahan yang jumlahnya akan meningkat bila terjadi infeksi.

Leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


1) Monosit: selnya berinti satu, besar berbentuk bulat panjang, bisa bergerak
cepat, dan bersifat fagosit
2) Limfosit: berinti satu, selnya tidak dapat bergerak bebas, ukurannya ada
yang sebesar eritrosit. Sel ini berperan besar dalam pembentukan zat kebal
(antibodi).
c. Sel darah pembeku (trombosit) Ciri-cirinya:
1) berukuran lebih kecil (2-4μm) dari eritrosit dan leukosit
2) Sel darah pembeku tidak berinti
3) bentuknya tidak teratur
4) Apabila tersentuh benda yang permukaannya kasar mudah pecah
Sel ini dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah tulang. Trombosit
sangat penting bagi proses pembekuan darah. Pembekuan darah merupakan
rangkaian proses yang terjadi padajaringan tubuh, plasma darah, dan
trombosit.
b. Plasma darah
Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat, baik
zat organik maupun zat anorganik dan zat yang berguna maupun zat sisa yang
tidak berguna sehingga jumlahnya lebih kurang 7-10%. Zat yang terlarut dalam
plasma darah dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam lemak,
kolesterol, serta garam-garam mineral.
2) Zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi.
3) protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino, yaitu:
a. Albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik darah
b. Fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah

14
c. Globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal
yang sangat penting.
4) Zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa lainnya.
5) Gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2, CO2, dan N2

B. Fungsi darah
Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak
fungsi, yaitu:
1) Mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan ke jaringan-
jaringan ke seluruh tubuh
2) Mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
3) Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi
4) Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan

II. SISTEM PERNAPASAN

Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi
untuk mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui
paru-paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom.

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas
2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.

Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga

15
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga
dada lebih besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.

1. ORGAN-ORGAN PADA RESFIRASI DAN FUNGSINYA

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat
juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk
bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang
berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

b. Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat
laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui
faring akan menyebabkan pitasuara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan
sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena
saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita
akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi
bersamaan sehingga tidak mengakibatkan gangguan kesehatan.

c. Laring

16
Kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea. Tabung pendek berbentuk
seperti kotak triangular dan ditopang oleh tiga kartilago tidak berpasangan (kartilago
tiroid, kartilago krikoid , dan epiglotis ) dan tiga kartilago berpasangan ( kartilago
ariteniod , kartilago kornikulata, dan kartilago kuneiform)

d. Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher


dansebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi
oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda- benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

e. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkuskiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang
rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannyamelingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus.

f. Bronkiolus

Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus
yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru
kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah
kiri hanya bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding
yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung
kecil yang dinamakan alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang
rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya
memiliki sebaran sel globet dan epitel. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media
yang menghubungkan oksigen yang dihirup agar mencapai paru-paru.

g. Paru-paru (Pulmo)

17
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-
paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus
dan paru-paru kiri (pulmosinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh
dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung
menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleuravisceralis) dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar
(pleura parietalis).

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang
masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan
zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan
pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah
permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.

2. MEKANISME PERNAFASAN (VENTILASI PULMUNAR)

Otot pernapasan utama adalah otot inspirasi, yang terpenting adalah diafragma;
kontraksi diafragma akan mendatarkan kubah, mengurangi tekanan rongga toraks,
sehingga menarik udara masuk ke paru-paru. Otot interkostalis eksterna membantu
dengan cara menaikkan iga dan meningkatkan dimensi rongga toraks. Pernapasan
yang tenang normalnya adalah pernapasan diafragma; otot inspirasi aksesorius
(misalnya skalenus, sternomastoideus) membantu inspirasi jika terdapat tahanan jalan
napas atau ventilasi yang tinggi. Ekspirasi dicapai dengan rekoil pasif paru dan
dinding dada, namun, pada laju ventilasi yang tinggi, ekspirasi dibantu oleh kontraksi
otot abdomen yang mempercepat rekoil diafragma dengan meningkatkan tekanan
abdomen (misalnya olahraga). Volume dan tekanan paru. Volume tidal adalah volume
udara yang keluar dan masuk paru saat pernapasan normal; volume tidal istirahat
normal adalah -500 mL, namun, seperti volume paru lainnya, volume ini bergantung
pada usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Kapasitas vital adalah volume tidal
maksimum, yaitu ketika seseorang menarik napas sedalam-dalamnya dan
menghembuskan napas sehabis-habisnya. Perbedaan volume antara ekspirasi istirahat
dan ekspirasi maksimum disebut volume cadangan ekspirasi; hal yang sama pada
inspirasi disebut volume cadangan inspirasi. Volume paru setelah inspirasi maksimum

18
adalah kapasitas paru total, sedangkan volume paru setelah ekspirasi maksimum
adalah volume residu. Kapasitas residu fungsional (functional residual capacity, FRC)
adalah volume paru pada akhir pemapasan normal, ketika otot-otot respirasi
berelaksasi. Besar FRC ditentukan oleh keseimbangan antara rekoil elastis ke arah
luar oleh dinding dada dan rekoil elastis ke arah dalam oleh paru. Keduanya
dikoupling oleh cairan di dalam rongga pleura dada yang kecil, sehingga terjadi
tekanan negatif (tekanan intrapleura: -0,2 sampai -0,5 kPa). Oleh karena itu,- perforasi
dada menyebabkan udara tersedot ke dalam rongga pleura, dan dinding dada akan
mengembang, sementara paru kolaps (pneumotoraks). Penyakit yang mempengaruhi
rekoil elastis paru akan mengubah FRC; fibrosis akan meningkatkan rekoil sehingga
mengurangi FRC, sedangkan emfisema, di mana terjadi kerusakan struktur paru,
rekoil berkurang dan FRC meningkat. Selama inspirasi, perluasan rongga toraks
membuat tekanan intrapleura menjadi lebih negatif, menyebabkan paru dan alveoli
mengembang, dan mengurangi tekanan alveolar. Hal ini memunculkan gradien
tekanan antara alveoli dengan mulut, dan menarik udara ke paru. Selama ekspirasi,
tekanan intrapleura dan tekanan alveolar meningkat, walaupun, kecuali saat ekspirasi
paksa (misalnya batuk), tekanan intrapleura tetap negatif pada keseluruhan siklus
karena ekspirasi normalnya adalah pasif. Ruang rugi (dead space) adalah volume jalan
napas yang tidak berperan dalam pertukaran gas. Ruang rugi anatomis mencakup
saluran napas dan turun hingga ke bronkiolus terminalis; normalnya -150 mL. Ruang
rugi alveolar adalah alveoli yang tidak mampu mengadakan pertukaran gas; dalam
kesehatan, hal ini tidaklah penting. Ruang rugi fisiologis adalah jumlah ruang rugi
anatomis dan alveolar.

Prinsip dasar

1. Toraks adalah rongga tertutup kedap udara disekeliling paru-paru yang terbuka
ke atmosfer hanya melalui jalur sistem pernafasan.

2. Pernafasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara ke dalam paru-paru dan


ekspirasi (ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.

3. Sebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosfer (sekitar 760 mmHg) sama
dengan tekanan udara dalam alveoli yang disebut sebagai tekanan intra-alveolar
(intrapulmonar).

19
4. Tekanan intrapleura dalam rongga pleura (ruang antar pleura) adalah tekanan
sub-atmosfer, atau kurang dari tekanan intra-alveolar.

5. Peningkatan atau penurunan volume rongga toraks mengubah tekanan


intrapleura dan intra-alveolar yang secara mekanik menyebabkan
pengembangan atau pengempisan paru-paru.

6. Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya.


Otot-otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks.

a. Inspirasi membutuhkan kontraksi otot dan energi

(1) Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang relaks akan memipih
saat berkontraksi dan memperbesar rongga toraks ke arah inferior.

(2) Otot interkostal eksternal mengangkat iga ke atas dan ke depan saat
berkontraksi sehingga memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan
superior.

(3) Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid,


pektoralis mayor, serratus anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar
rongga toraks.

b. Ekspirasi pada pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut
proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke
bawah dan otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen menekan
diafragma.

1. Transport gas

a. Transport O2

Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah

berikatan dengan hemoglobin (Hb), 3% oksigen sisanya larut dalam plasma.

1. Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan


dengan satu molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (Hb02)

20
berwarna merah tua. Ikatan ini tidak kuat dan reversibel. Hemoglobin
tereduksi (111Th) berwarna merah kebiruan.

2. Kapasitas oksigen adalah volume maksirnum oksigen yang dapat berikatan


dengan sejumlah hemoglobin dalam darah.

a) Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin.


Setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen.

b) 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk


maksimum 20 ml O2 per 100 ml darah (15 X 1,34). KonsentraSi
hemoglobin ini biasanya dinyatakan sebagai persentase volume dan
merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

3. Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksigen aktual yang
terikat pada hemoglobin dan kapasitas oksigen. Kejenuhan oksigen
dibatasi oleh jumlah hemoglobin atau PO2.

4. Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin. Grafik memperlihatkan persentase


kejenuhan hemoglobin pada garis vertikal dan tekanan parsial oksigen
pada garis horisontal.

a) Kurva berbentuk S (sigmoid) karena kapasitas pengisian oksigen


pada hemoglobin (afinitas pengikatan oksigen) bertambah jika kejenuhan
bertambah. Deinikian pula, jika pelepasan oksigennya (pelepasan oksigen
terikat) meningkat, kejenuhan oksigen darah pun meningkat. Hemoglobin
dlkatakan 97% jenuh pada PO2 100 mmHg, seperti yang terjadi pada
udara alveolar.

b) Lereng kurva disosiasi ini menjadi tajam di antara tekanan 10


sampai 50 mmHg dan mendatar di antara 70 sampai 100 mmHg. Dengan
deinikian, pada tingkat PO2 yang tinggi, muatan yang besar hanya sedikit
memengaruhi kejenuhan hemoglobin.

c) Jika PO2 turun sampai di bawah 50 mmHg, seperti yang terjadi


dalam jaringan tubuh, perubahan PO2 ini walaupun sangat sedikit dapat

21
mengakibatkan perubahan yang besar pada kejenuhan hemoglobin dan
volume oksigen yang dilepas.

d) Darah arteri secara normal membawa 97% oksigen dan kapasitasnya


untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, pernapasan dalam atau
menghirup oksigen murni tidak dapat memberi ‘peningkatan yang berarti
pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen. Menghirup oksigen murni
dapat meningkatkan penghantaran oksigen ke dalam jaringan karena
volume oksigen terlarut dalam plasma darah meningkat.

e) Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmHg dan hemoglobin masih


75% jenuh, ini menunjukkan bahwa darah hanya melepas sekitar
seperempat muatan oksigennya saat melewati jaringan. Hal ml
memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu
pernapasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.

2. Transport CO2

Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dan janingan dibawa ke paru-paru
melalui cara berikut ini:

1. Sejumlah kecil karbon dioksida (7% sampai 8%) tetap terlarut dalam
plasma.

2. Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana
25%-nya bergabung dalam bentuk reversibel yang tidak kuat dengan gugus amino
di bagian globin pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.

3. Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonat, terutama


dalam plasma.

a) Karbon dioksida dalam sel darah merah benikatan dengan air untuk
membentuk asam karbonat dalam reaksi bolak-balik yang dikatalis oleh
anhidrase karbonik.

22
b) Reaksi di atas berlaku dua arab, bergantung konsentrasi senyawa. Jika
konsentrasi CO2 tinggi, seperti dalam Jaringan, reaksi beglangsung ke
kanan sehingga lebih banyak terbentuk ion hidrogen dan bikarbonat. Dalam
paru yang konsentrasi C02-nya lebih rendah, reaksi berlangsung ke kiri dan
melepaskan karbon dioksida.

3. Proses difusi gas

Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu
daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih
rendah. Peristiwa difusi merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan
energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam paru adalah perpindahan
molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membrana kapiler alveolar,
kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah
merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan
dengan hemoglobin. Membran kapiler alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 um atau
sepertujuh puluh dari tebal butir darah merah sehingga molekul oksigen tidak
mengalami kesulitan untuk menembusnya. Peristiwa difusi yang lain di dalam
paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari darah ke udara alveolus.
Oksigen dan karbondioksida menembus dinding alveolus dan kapiler pembuluh
darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa
menggunakan tenaga aktif. Urut-urutan proses difusi terbagi atas:

a) Difusi pada fase gas Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran
yang cepat, ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara
atau gas yang baru masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas
yang telah ada di dalam alveoli. Kecepatan gas berdifusi di sini berbanding
terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen mempunyai berat molekul 32
sedangkan berat molekul karbondioksida 44. Gerak molekul gas oksigen lebih
cepat dibandingkan dengan gerak molekul gas karbondioksida sehingga
kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara gas yang baru
saja masuk ke dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan komplit
dalam hitungan perpuluhan detik. Hal semacam ini terjadi pada alveoli yang

23
normal, sedangkan pada alveoli yang tidak normal, seperti pada emfisema,
percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah berada di alveoli
lebih lambat.

b) Difusi menembus membran pembatas

Proses difusi yang melewati membrana pembatas alveoli dengan kapiler


pembuluh darah meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase cairan.
Dalam hal ini, pembatas-pembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler
pembuluh darah (endotel), lapisan plasma pada kapiler, dan dinding butir darah
merah (eritrosit). Kecepatan difusi melewati fase cairan tergantung kepada
kelarutan gas ke dalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih besar
dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi
karbondioksida di dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen.
Semakin tebal membrana pembatas halangan bagi proses difusi semakin besar.

D. FUNGSI SISTEM RESPIRASI

Menurut Ethel Sloane (2004 : 266) Fungsi utama sistem pernafasan adalah
untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk
mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke
atmosfer. Sedangkan fungsi tambahan sistem pernafasan adalah sebagai
produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan
tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

E. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN

1. Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan


O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi.

2. Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan


cairan limfa karena infeksi Diplokokus
pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.

3. Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi


oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga

24
mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti.
Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran
pernapasannya dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan
cara dari mulut ke mulut dengan irama tertentu dan menggunakan
metode Silvester dan Hilger Neelsen.

4. Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan


oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.

5. Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan


disebut sinusitis, peradangan pada bronkus disebut bronkitis, serta
radang pada pleura disebut pleuritis.

6. Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena


terinfeksi Mycobacterium tuber culosis penyebab penyakit TBC.

7. Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon


monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin
jauh lebih besar terhadap CO daripada O2 dan CO2.

8. Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula
menyebabkan terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam
pembuluh darah, karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar
terhadap racun dibanding terhadap O2.

9. Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem


pernapasan begitu juga kanker dapat menyerang paru-paru terutama
para perokok berat.

Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi
karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.

I. SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan

25
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).
Sistem perkemihan terdiri dari dua ginjal, yang menghasilkan urine, dua ureter
yang berjalan dari ginjal ke kandung kemih (buli-buli, vesika urinaria), yang
menerima dan menyimpan urine, dan uretra yang merupakan saluran keluar urine ke
eksterior. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal
seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya
lobus hepatis dexter yang besar. Setiap ginjal memiliki panjang sekitar 10 cm, lebar
6,5 cm, dan tebal sekitar 3 cm. Ginjal memiliki berat 100 g. Setiap ginjal terbungkus
oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar,
yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna
cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang
disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal
berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter
dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi
ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius. Fungsi
ginjal adalah memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir
dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

A. Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua
ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu
vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan
dari vesika urinaria.
1. Ginjal (Ren)

26
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal
seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya
lobus hepatis dexter yang besar.
Fungsi ginjal adalah
a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.

Fascia renalis terdiri dari


a. Fascia (fascia renalis),
b. Jaringan lemak peri renal, dan
c. Kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat
dengan erat pada permukaan luar ginjal
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di
bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian
medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong
yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices
renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices
renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
a. Proses Pembentukan Urin
1) Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri

27
dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
2) Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium,
klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
(obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal
terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan
pada papilla renalis.
3) Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla
renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

b. Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis
bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen
glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus
disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena cava inferior.

c. Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

28
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong
urin masuk ke dalam kandung kemih.

3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)


Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti
buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika
urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
b. Tunika muskularis (lapisan berotot).
c. Tunika submukosa.
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

4. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a. Urethra pars Prostatica
b. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan
urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
a. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.
Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar
urethra tetap tertutup
b. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf
c. Lapisan mukosa.

2. Urin (Air Kemih)


Sifat fisis air kemih, terdiri dari:

29
a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan
(intake) cairan dan faktor lainnya.
b. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
c. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
e. Berat jenis 1,015-1,020.
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Komposisi air kemih, terdiri dari:
a. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
b. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan
kreatinin.
c. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
d. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
e. Toksin.
f. Hormon.

3. Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
a. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya
meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah
tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
b. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan
kandung kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang)
Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari
“latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi,
sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
Ciri-Ciri Urin Normal
· Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.

30
· Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
· Baunya tajam.
· Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

4. Fungsi Sistem Perkemihan


1. Membuang sisa metabolisme :
a. Sisa metabolisme Nitrogenous : ureum, creatinin, uric acid.
b. Racun-racun/Toxins
c. Obat-obat/Drugs

2. Pengaturan homeostasis :
a. Keseimbangan air
b. Elektrolit
c. Keseimbangan asam-basa darah
d. Tekanan darah
e. Produksi darah merah
f. Mengaktifkan vitamin D

5. Proses Fisiologi Perkemihan


Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa meningkatkan
tekanannya (biasanya pada saat volume urine kira-kira 300 ml)makam reseptor
pada dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi musculus detrussor. Pada
bayi, berkemih terjadi secara involunter dan dengan segera. Pada orang dewasa,
keinginan berkemih dapat ditunda sampai ia menemukan waktu dan tempat yang
cocok. Walaupun demikian, bila rangsangan sensoris ditunda terlalu lama, maka
akan memberikan rasa sakit.
Dengan demikian mulainya kontraksi musculus detrussor, maka terjadi relaksasi
musculus pubococcygeus dan terjadi pengurangan topangan kekuatan urethra yang
menghasilkan beberapa kejadian dengan urutan sebagai berikut :
1. Membukanya meatus intemus
2. Perubahan sudut ureterovesical
3. Bagian atas urethra akan terisi urine
4. Urine bertindak sebagai iritan pada dinding urine
5. Musculus detrussor berkontraksi lebih kuat

31
6. Urine didorong ke urethra pada saat tekanan intraabdominal meningkat
7. Pembukaan sphincter extemus
8. Urine dikeluarkan sampai vesica urinaria kosong
Penghentian aliran urine dimungkinkan karena musculus pubococcygeus yang
bekerja di bawah pengendalian secara volunteer :
1. Musculus pubococcygeus mengadakan kontraksi pada saat urine mengalir
2. Vesica urinaria tertarik ke atas
3. Urethra memanjang
4. Musculus sprincter externus di pertahankan tetap dalam keadaan kontraksi.
Apabila musculus pubococcygeus mengadakan relaksasi lahi maka siklus
kejadian seperti yang baru saja diberikan di atas akan mulai lagi secara
otomatis.
II. SISTEM MUSKULOSKELETAL
III. SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. Definisi Sistem Muskuloskeletal


Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo)
dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh
yang
mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak).
Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
2.2Anatomi Dan Fisiologi Organ-Organ Dalam Sistem Muskuloskletal
1.Muskuler / Otot
A. Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot
tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan
sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Fungsi sistem muskuler/otot:
1) Pergerakan Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2) Penopang tubuh dan mempertahankan postur.
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posis
berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.

32
3) Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan
panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
a) Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat
atau tidak melibatkan pemendekan otot.
b) Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika
distimulasi oleh impuls saraf.
c) Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang
melebihi panjang otot saat rileks.
d) Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau meregang.

Jenis-jenis otot
1.Otot rangka
merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
a.Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b.Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
c.Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
a.Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari
serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut
myofiber /serabut otot.
b.Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang
mempunyai banyak nukleus ditepinya.
c.Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan
bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang
panjang disebut dengan myofibril.
d.Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda
ukurannya :
•yang kasar terdiri dari protein myosin
•yang halus terdiri dari protein aktin/actin.

2.Otot Polos

33
merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus,
serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan,
reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
a.Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
b.Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah)
sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
c.Kontraksinya kuat dan lamban.
Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot d
istimulasi untuk berkontraksi.

1) Otot polos unit ganda


ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada
jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan
lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
2) Otot polos unit tunggal (viseral)
ditemukan tersusun dalam lapisan dinding
organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu
berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau
miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari
aktivitas listrik spontan

3.Otot Jantung
a.Merupakan otot lurik
b.Disebut juga otot seran lintang involunter
c.Otot ini hanya terdapat pada jantung
d.Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

B. Kerja Otot
- Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
- Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
- Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)

34
- Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
- Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
- Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)

C. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat
dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau
otot dengan otot.

D. Ligamen

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan


elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan
tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
1 Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang
ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.
2. Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat
sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas

2. Skeletal
A. Tulang/ Rangka
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita
memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang
belakang.
Fungsi Sistem Skeletal :
1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
2. Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-
ototyang.

35
3. Melekat pada tulang
4. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu
jaringanpembentuk darah.
5. Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah
misalnya.
6. Hemopoesis
Struktur Tulang
- Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).
- Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
- Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.
- Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.
- Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang
dewasa).
- Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).
Jaringan tulang terdiri atas :
a. Kompak (sistem harvesian à matrik dan lacuna, lamella intersisialis)
b. Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh darah)
Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya
1. Tulang Kompak
a. Padat, halus dan homogen
b. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone
marrow”.
c. Tersusun atas unit : Osteon à Haversian System
d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh
darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut
periosteur, membran ini mengandung:
1. Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang : Osteoblas
2. Tulang Spongiosa
a. Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
c. Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh
darah yang memberi nutrisi pada tulang.

36
d. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang
lengan dan paha.
Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya
1. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna
2. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
3. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum
4. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
Pembagian Sistem Skeletal
1. Axial / rangka aksial, terdiri dari :
a) tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka
b) columna vertebralis / batang tulang belakang
c) costae / tulang-tulang rusuk
d) sternum / tulang dada
2. Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
 tulang extremitas superior
a. korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan clavicula
(tulang berbentuk lengkung).
b. lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
c. lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
d. tangan
 tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah, kaki.

B. Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan
untuk memudahkan terjadinya gerakan.
1. Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri
atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.
2. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah
kartilago. Contoh: Tulang belakang
3. Diarthrosis

37
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari
struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel
(siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).

B. LOW BACK REGION


1. Struktur
Ruas tulang punggung dikelompokkan menjadi:
1. Cervical/leher 7 ruas
2. Thoracalis/punggung 12 ruas
3. Lumbalis/pinggang 5 ruas
4. Sakralis/kelangkang 5 ruas
5. Koksigeus/ekor 4 ruas

2. Fungsi
Low back region berfungsi untuk menegakkan/menopang postur struktur tulang
belakang manusia. Postur tegak juga meningkatkan gaya mekanik struktur tulang
belakang lumbrosakral.
Antar tulang belakang diikat oleh intervertebal, serta oleh ligamen dan otot. Ikatan
antar tulang yang lunak membuat tulang punggung menjadi fleksibel. Sebuah unit
fungsi dari dua bentuk tulang yang berdekatan diperlihatkan dari gambar di bawah ini.

3. Komponen punggung
1. Otot punggung
Ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel.
Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan diskus tetap dalam
posisi normal.
2. Diskus
Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan goncangan.
Terdapat diantara vertebrae sehingga memungkinkan sendi-sendi untuk bergerak
secara halus. Tiap diskus mengandung cairan yang mengalir ke dalam dan keluar
diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan punggung
bergerak bebas. Diskus bersifat elastis, mudah kembali ke bentuk semula jika tertekan
diantara kedua vertebra.

38
a. Otot-otot punggung
1. Spina erektor terdiri dari massa serat otot, berasal dari belakang sakrum dan
bagian perbatasan dari tulang inominate dan melekat ke belakang kolumna
vertebra atas, dengan serat yang selanjutnya timbul dari vertebra dan sampai ke
tulang oksipital dari tengkorak. Otot tersebut mempertahankan posisi tegak tubuh
dan memudahkan tubuh untuk mencapai posisinya kembali ketika dalam keadaan
fleksi.
2. Lastimus dorsi adalah otot datar yang meluas pada belakang punggung. Aksi
utama dari otot tersebut adalah menarik lengan ke bawah terhadap posisi
bertahan, gerakan rotasi lengan ke arah dalam, dan menarik tubuh menjauhi
lengan pada saat mendaki. Pada pernapasan yang kuat menekan bagian posterior
dari abdomen.

b. Otot-otot tungkai
Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot dari
bokong. Otot-otot tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar ilium,
sebagian gluteus maksimus timbul dari sebelah belakang sacrum. Aksi utama
otot-otot tersebut adalah mempertahankan posisi gerak tubuh, memperpanjang
persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat menaiki tangga, dalam
mengangkat tubuh dari posisi duduk atau membungkuk, gerakan abduksi dan
rotasi lateral dari paha.

C. INTERVERTEBRAL DISC
Pada makhluk hidup vertebrata (memiliki ruas tulang belakang) terdapat sebuah
struktur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra (vertebral body).
Pada setiap dua ruas vertebra terdapat sebuah bantalan tulang rawan berbentuk
cakram yang disebut dengan Intervertebral Disc. Pada tubuh manusia terdapat 24
buah Intervertebral disc. Tulang rawan ini berfungsi sebagai penyangga agar
vertebra tetap berada pada posisinya dan juga memberi fleksibilitas pada ruas tulang
belakang ketika terjadi pergerakan atau perubahan posisi pada tubuh.
Gambar 7
Susunan tulang rawan ini terbagi menjadi 3 bagian:

39
1. Nucleus pulposus, memiliki kandungan yang terdiri dari 14% Proteoglycan, 77%
Air, dan 4% Collagen.
2. Annulus fibrosus, mengandung 5% Proteoglycan, 70% Air, dan 15% Collagen.
3. Cartilage endplate, terdiri dari 8% Proteoglycan, 55% Air, dan 25% Collagen.

D. NECK
1. Tulang Leher
Tulang leher terdiri dari tujuh ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang
ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lajunya saraf yang
disebut foramen tranvertalis. Ruas pertama vertebra serfikalis disebut atlas yang
memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus odontois
(aksis) yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ketujuh
mempunyai taju yang disebut prosesus prominan. Taju ruasnya agak panjang.
Tulang-tulang yang terdapat pada leher:
a. Os. Hyoideum adalah sebuah tulang uang berbentuk U dan terletak di
atas cartylago thyroidea setinggi vertebra cervicalis III.
b. Cartygo thyroidea
c. Prominentia laryngea, dibentuk oleh lembaran-lembaran cartylago
thyroidea yang bertemu di bidang median. Prominentia laryngea dapat
diraba dan seringkali terlihat.
d. Cornu superius, merupakan tulang rawan yang dapat diraba bilamana
tanduk disis yang lain difiksasi.
e. Cartilagocricoidea, sebuah tulang rawan larynx yang lain, dapat diraba
di bawah prominentia laryngea
f. Cartilagines tracheales, teraba dibagian inferior leher.
g. Cincin-cincin tulang rawan kedua sampai keempat tidak teraba karena
tertutup oleh isthmus yang menghubungkan lobus dexter dan lobus
sinister glandulae thyroideae.
h. Cartilage trachealis I, terletak tepat superior terhadap isthmus.

Otot Leher

Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian:

40
1. Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke
tulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah
dan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dan takut,
juga untuk menarik kulit leher ke atas.
2. Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateral
proc.mastoidebus ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis superior.
Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping), fleksi
dan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksi
kedua sisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja saat kepala akan ditarik ke
samping. Akan tetapi, jika otot muskulus platisma dan sternokleidomastoideus
sama-sama bekerja maka reaksinya adalah wajah akan menengadah.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.
Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.

Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari belakang
kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan
menggelengkan kepala.

E. ELBOW
Siku adalah suatu titik yang sangat komplek di mana terdapat tiga tulang yaitu
humerus, radius dan ulna. Ketiga tulang tersebut bekerja secara bersama-sama dalam
suatu gerakan flexi, extensi dan rotasi.

F. SHOULDER (BAHU)
1. Tulang Bahu
Tulang-tulang pada bahu terdiri dari:
1. Clavicula (tulang selangka), merupakan tulang berbentuk lengkung yang
menghubungkan lengan atas dengan batang tubuh. Ujung medial (ke arah tengah)
clavicula berartikulasi dengan tulang dada yang dihubungkan oleh
sendi sternoclavicular, sedangkan ujung lateral-nya (ke arah samping)
berartikulasi dengan scapula yang dihubungkan oleh
sendi acromioclavicular. Sendi sternoclavicular merupakan satu-satunya
penghubung antara tulang extremitas bagian atas dengan tubuh.

41
2. Scapula (tulang belikat), merupakan tulang yang berbentuk segitiga. Tulang ini
berartikulasi dengan clavicula dan tulang lengan atas. Ke arah lateral scapula
melanjutkan diri sebagai acromioclavicular yang menghubungkan scapula dengan
clavicula.
3. Sendi glenohumeral, merupakan penghubung antara tulang lengan atas dengan
scapula.
2. Otot Bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal
lengan dan scapula.
1. Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan
berpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang
pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan sampai
mendatar.
2. Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari bagian
depan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah
menengahkan dan memutar humerus (tulang lengan atas) ke dalam.
3. Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di lekuk
sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk
mengangkat lengan.
4. Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula). Otot ini berpangkal di lekuk
sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya
memutar lengan keluar.
5. Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku
bawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutar
lengan ke dalam.
6. Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di siku
sebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar
lengan ke luar.

G. MUSKULOSKELETAL DISORDERS
Musculoskeletal disorders adalah kondisi dimana bagian dari sistem otot dan tulang
mengalami masalah (sakit). Penyakit ini terjadi akibat bagian tubuh meregang terlalu
jauh, mengalami tubrukan secara langsung, ataupun karena kegiatan lainnya yang
mengakibatkan kesalahan pada sistem otot dan tulang.

42
Penyakit otot dan tulang atau lebih dikenal dengan musculoskeletal disorders/MSDs
merupakan penyakit akibat kerja. Gejalanya berupa pegal atau sakit otot, tulang, dan
sendi. Sebagian kecil hal ini disebabkan oleh penyakit spesifik, namun sebagian besar
sering disebabkan oleh kesalahan sikap (posture): sikap kerja, sikap duduk, sikap
tidur, dan masalah lainnya.
Musculoskeletal disorders dapat terjadi pada low back region, intervertebral discs,
neck, elbow, maupun shoulder.
1. Low-back region
Penyakit yang sering terjadi pada low-back region yaitu low-back pain. Gejala low-
back pain berupa sakit pinggang atau nyeri punggung.
Faktor risiko di tempat kerja:
1. Beban kerja fisik yang berat, seperti terlalu sering mengangkat atau
mengangkut, menarik, dan mendorong benda berat.
2. Posisi tubuh yang terlalu lama membungkuk ataupun posisi tubuh lainnya yang
tidak wajar,
3. Terlalu lama mengendarai kendaraan bermotor.
4. Faktor psikososial di tempat kerja, seperti pekerjaan yang monoton, bekerja di
bawah tekanan, atau kurangnya dukungan sosial antar pekerja dan atasan.
2. Intervertebral Discs
Penyakit yang sering terjadi diantaranya:
a. Skoliosis: adalah keadaan melengkungnya tulang belakang seperti huruf ’S’,
dimana intervertebral discs dan tulang vertebra retak.
b. Spondylolisthesis: terjadinya pergeseran tulang vertebra ke depan sehingga posisi
antara vertebra yang satu dengan yang lain tidak sejajar. Diakibatkan oleh patah pada
penghubung tulang di bagian belakang vertebra.
c. Ruptur: karena pecahnya anulus posterior akibat aktifitas fisik yang berlebihan.
d. Spinal stenosis: adalah penyempitan pada sumsum tulang belakang yang
menyebabkan tekanan pada serabut saraf spinal.
Faktor risiko:
1. Beban/tekanan: posisi saat duduk dapat menekan tulang belakang 5 kali lebih
besar daripada saat berbaring.
2. Merokok
3. Terpapar dengan vibrasi/getaran pada level tinggi, yaitu 5 – 10 Hz (biasanya
dihasilkan dari kendaraan).

43
3. Neck
Penyakit yang sering muncul diantaranya:
1. Tension neck: terjadi karena pemusatan tekanan leher pada otot trapezeus
2. Acute torticollis: adalah salah satu bentuk dari nyeri akut dan kaku leher
3. Acute disorder: terjadi karena hilangnya resistensi vertebra torakalis terhadap
tekanan ringan
4. Choronic disorder: karena adanya penyempitan diskus vertebralis
5. Traumatic disorder: dapat disebabkan karena kecelakaan
Faktor risiko di tempat kerja:
1. Sering terjadi pada pekerja VDU (Visual Display Unit), penjahit, tukang
perbaikan alat elektronik, dokter gigi, pekerja di pertambangan batu bara
2. Pekerjaan entri data, mengetik, menggergaji (manufaktur), pemasangan lampu,
rolling film
Pekerjaan-pekerjaan di atas menyebabkan leher berada pada satu posisi yang sama
dalam waktu yang lam sehingga otot leher megalami kelelahan.
3. Pekerjaan dengan gerakan berulang pada tangan.
4. Terpajan oleh vibrasi: penggunaan mesin bor atau mesin lainnya yang
mengeluarkan vibrasi.
5. Pengorganisasian kerja: durasi pekrjaan yang lama (over time), waktu istirahat
(jeda) yang singkat.
6. Faktor psikologi dan sosial: stres, kurangnya kontrol terhadap organisasi kerja,
kurangnya relasi antara managemen dan sesama pekerja, pekerjaan yang
menuntut keakuratan dan kecepatan kerja.

4. Elbow
Penyakit yang sering terjadi:
1. Epicondylitis: adalah kondisi yang sangat menyakitkan dimana otot yang
menggerakkan tangan dan jari bertemu dengan tulang.
2. Olecranon Bursitis: merupakan perdangan yang terjadi di olecranon bursa (kantong
cairan dibagian dorsal siku), karena trauma berulang kali dan infeksi.
3. Osteoarthrosis: kerusakan kartilago di siku, jarang terjadi pada orang usia 60
tahun kebawah.
Faktor risiko:

44
1. Pekerjaan yang menggunakan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan
penuh tenaga (hand-intensive tasks).
2. Penggunaan peralatan tangan atau pekerjaan manual yang berat secara intensif,
misalnya di pertambangan dan konstruksi
3. Vibrasi
4 Trauma

5. Shoulder
Penyakit yang sering terjadi di tempat kerja:
1. Rotator cuff disorder and biceps tendinitis: dimana terjadi peradangan pada
tendon dan membran sinovial
2. Shoulder joint and acromioclavicular joint osteoarthritis: adalah penurunan
komponen kartilago dan tulang pada penghubung dan intevertebral discs.

Faktor risiko:
1. Pekerjaan yang sering mengangkat/menaikkan tangan dengan durasi yang
panjang, misalnya pada industri otomotif.
2. Menggerakkan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan sepenuh tenaga,
misalnya pada penjahit.
3. Mengangkat benda berat dan menggunakan peralatan yang berat disertai vibrasi
pada lengan, misalnya pada pekerja kontruksi.
4. Melakukan gerakan flexi dan abduksi secara berulang, misalnya pada pelukis,
tukang kayu, dan atlet.

Penyakit Lain yang Berhubungan dengan Musculoskeletal:


1. Primary Fibomyalgia: penyebab penyakit ini tidak diketahui. Ditandai dengan
rasa lelah yang menyerang pada pagi hari, dengan gejala: lemas, kaku, dan bengkak
pada jari.
2. Rheumatoid Athritis: Penyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan
persendian. Kebanyakan terjadi pada wanita umur 30-50 tahun. Penyebabnya tidak
diketahui. Dengan gejala: bengkak pada sendi-sendi jari, kelemahan pada kaki, dan
demam rendah.
3. Gout atau asam urat: terjadi karena adanya gangguan metabolisme sehingga
menyebabkan peradangan pada sendi, terutama terjadi pada laki-laki.

45
4. Osteoporosis: penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya
massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah
patah.. Terjadi karena kurangnya intake kalsium, kebiasaan merokok, konsumsi kopi,
dan barat badan dibawah rata-rata.
5. Kanker tulang: sering menyerang anak kecil dan remaja, penyebabnya tidak
diketahui.
6. Osteomyelitis: infeksi tulang karena bakteri, jamur atau virus. Risiko meningkat
pada penderita diabetes.

Strategi pencegahan
1. Membuat daftar faktor-faktor risiko di tempat kerja yang mungkin dapat
menyebabkan penyakit pada muskuloskeletal, sehingga dapat dilakukan
eliminasi atau minimalisasi terhadap faktor ”exposure”.
2. Setiap pekerjaan harus diselidiki fakor risikonya apabila terdapat pekerja yang
rentan atau mengalami masalah pada anggota tubuhnya.
3. Setiap pekerjaan juga harus diselidiki apabila terdapat perubahan pada standar
kerja, prosedur, atau peralatan sehingga faktor risiko dapat diminimalisasi.
4. Design kerja yang baik (layout tempat kerja, frekuensi dan durasi kerja).
Misalnya pada pekerja VDU (Visual Display Unit), harus lebih diperhatikan
pencahayaan dan kontrasnya, jarak antara mata dengan monitor sekitar 45 – 50
cm, dan sudut pandang sekitar 10°- 20°.
5. Melakukan intervensi dini dan menjalankan ”safety rules”.
6. Memberikan edukasi dan pelatihan-pelatihan kepada pekerja agar mereka dapat
bekerja secara tepat dan aman.
7. Memberikan variasi pekerjaan agar tidak monoton.
8. Mengurangi intensitas kerja.
9. Organisasi kerja yang baik, misalnya jeda atau istitahat yang sering untuk
menghindari kelelahan. Contohnya pada pekerja VDU, istirahat selama 10
menit setiap jam, dan membatasi kerja maksimal 4 jam per hari.

46
10. Posisi kerja yang ergonomis.

BAB III

PENUTUP

A. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ
yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong
stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Pembuluh nadi atau
arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung.
Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa
darah menuju jantung. Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang
membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon
dioksida. Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ
berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama
yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata
Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang
berperan dalam sistem peredaran darah.
B. Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi
untuk mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida
melalui paru-paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara
otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Jenis pernapasan ada 2, yaitu sbb :
Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut

47
· Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
· Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Pernapasan Perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.


Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
· Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
· Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
B. Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa
urin (air kemih).
Antomi system perkemihan terdiri dari :
1. Ginjal
2. Uretra
3. Kandung kemih
4. Uretha
D. Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat
bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama

48
antara rangka & otot, manusia dapat berjalan, melompat, berlari dan
sebagainya.
Saran
Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-
Nya dan mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka
dari itu agar kelak kita tidak mendapatkan kesusahan melainkan memperoleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat, hendaknya kita selalu menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta segala sesuatu yang
madlarat yakni yang tidak berguna bagi hidup dan kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyono Setiadi,.(2011). Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi : Laskar AKSARA.
Setiadi,.(2007). Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta : GRAHA ILMU
C.Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat
. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003.
http://images.google.co.id/imgres= (10 Februari 2008)
http://images.google.co.id/imgres?Imgurl(10 Februari 2008)
http://www.web-books.com/elibrary/medicine/Physiology/skeletal/divisions
(10 Februari 2008)
”Muskuloskeletal System”. 2006.
http://www.ilo/encyclopaedia/print&nd=857400009&nh=0
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula
. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktera

49

Вам также может понравиться