Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
CO Donuts
Siapa tidak kenal J.Co? Gerai donat asli lokal yang selalu menamai produknya dengan nama eksentrik seperti Da
Vin Cheez, MONA PIZA, Alcapone, atau Why nut. Ketika gerai J.co Donuts and Coffee pertama dibuka pada 26 Juli
2005, banyak yang menyangka bahwa gerai donat ini merupakan waralaba asing. Maklum, sebab saat itu toko donat
yang memiliki konsep open kitchen belum ada di Indonesia.
Perkembangan J.co bisa dibilang sangat pesat. Dua tahun semenjak gerai pertamanya di Supermal Karawaci
dibuka, J.co telah memiliki 24 gerai dan memiliki 2 gerai di luar negeri, satu di Malaysia dan lainnya di Singapura.
Tahun ini diperkirakan gerai J.Co akan mencapai 100 gerai.
Prestasi ini tak lepas dari peran besar pendiri J.Co, Johnny Andrean. Johnny adalah anak perantauan yang berasal
dari Singkawang, Kalimantan Barat. Orang tuanya adalah penjual hasil bumi dan pengelola salon. Johnny berangkat
ke Jakarta pada tahun 80-an berbekal ilmu salon dari ibunya dan mampu bertahan hidup dengan mendirikan salon
kecil di Jakarta Utara. Bisnis salonnya itu kemudian berkembang menjadi besar dan sangat terkenal. Selain salon, ia
juga membeli izin waralaba BreadTalk dan mengembangkannya di Indonesia.
Suatu hari muncul ide untuk masuk ke bisnis donat. Johnny awalnya hendak menggunakan konsep yang sama
dengan BreadTalk, di mana ia membeli hak waralaba dari luar negeri. Namun, donat yang hendak dibeli waralabanya
itu ternyata memiliki banyak kelemahan mulai dari bahan baku hingga proses produksi yang kurang menjaga
kualitas. Jhonny pun berusaha mengembangkan sendiri resep donatnya, dan sukses. Ia kemudian mengambil
beberapa konsep penjualan donat di luar negeri; mencontoh Eropa untuk urusan penyajian, serta mencontoh jepang
untuk urusan display.
Donat-donat buatan Johnny dibuat dengan menggunakan mesin modern, mulai dari adonan, cara memasak, hingga
pengglasuran dan menutup permukaan donat dengan bahan-bahan yang menjadi ciri-ciri setiap jenis donatnya.
Hampir separuh bahan baku diimpor, cokelat dari Belgia dan susu didatangkan dari Selandia baru. Biji kopi untuk
minuman didatangkan dari Italia dan Kosta Rika.
Johnny juga mendatangkan spesialis-spesialis donat dan kopi untuk membuat menu baru, dan tak segan
mengirimkan tim risetnya ke luar negeri untuk mempelajari resep-resep baru. Untuk pemasaran, Johny lebih percaya
pada kekuatan public relations daripada iklan-iklan mahal di televisi dan koran.
Sumber : wordpress.com
Penemu paste
Lawrence Gordon Tesler adalah seorang ilmuwan komputer yang bekerja pada Xerox PARC, Apple
Computer, Amazon.com, dan Yahoo! menemukan cara copy paste (yang akhirnya menjadi bahasa gaul
COPAS) yang lebih sederhana. Tesler bekerja pada pemrograman dari sistem Smalltalk-76 antara 1973-
1976, dan pada proyek itu ia menerapkan metode menangkap teks ke dalam memori internal komputer,
yaitu "cut" / "copy," dan kemudian memasukkan itu di tempat lain, yaitu "paste."
Kata (copy/paste) diambil dari ide lama dalam mengedit naskah, ketika harus secara fisik memotong
kata-kata pada halaman dengan gunting dan menempel di tempat lain.
Disusul kemudian oleh Apple (1981) yang mulai memunculkan penggunaan tombol ctrl C untuk
mengkopi, ctrl X untuk Cut , dan ctrl V untuk mempaste. Teknologi tersebut semakin lengkap dengan
munculnya ctrl Z untuk pembatalan (undo). Windows pun mengadopsi teknologi hasil temuan Apple
tersebut. Maka jadilah proses Copy Paste menjadi sangat mudah seperti yang hadir di depan meja Anda
sekarang ini.
Tesler pindah ke Xerox PARC dan memilki kehidupan yang cukup mewah beberapa dekade terakhir.
Tesler sempat bekerja untuk Apple, menjadi wakil presiden Amazon.com dan Yahoo!.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Orang terkaya di dunia identik dengan pengusaha paling sukses sejagad raya. Di berbagai pencatat orang-
orang terkaya di dunia, bertahun-tahun terakhir nama Bil Gates selalu menduduki peringkat teratas. Bill
Gates merupakan pendiri Microsoft. Bill Gates lahir pada 28 Oktober 1955 di Seattle, Washington.
Walaupun dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia, namun perjalanan hidup Gates tidaklah mulus. Bill
Gates menempuh kuliah di Harvard University di Cambridge mulai tahun 1975. Di sana ia bertemu
dengan Paul Allen sewaktu sekolah bersama-sama. Bersama Paul Allen, Bill Gates terus mengembangkan
talentanya di bidang pemograman komputer. Namun, Bill gates memutuskan keluar (drop out) untuk
menyumbangkan wakunya ke Microsoft.
"Saya sungguh memiliki banyak impian ketika masih kecil dan saya pikir hal itu tumbuh dari fakta bahwa
saya punya kesempatan untuk banyak membaca," kata Gates suatu ketika.
Orang tuanya pun sangat mendukung hobi yang bagus tersebut. Mereka selalu membelikan buku apapun
yang diminta oleh anaknya. Pada usia 11 tahun, Gates sudah aktif bertanya pada ayah soal topik bisnis
sampai peristiwa dunia.
"Sungguh menarik dan saya pikir itu adalah hal yang hebat. Namun ibunya tidak menyukai kebiasannya
itu," kenang Gates senior.
Ya, sang ibu mulai khawatir karena Gates mulai cenderung hanya suka berkutat dengan buku ketimbang
berhubungan dengan orang lain. Gates pun mulai sering bertengkar dengan ibu yang berupaya
mengontrolnya.
Ayah dan ibu Gates mulai khawatir karena anaknya terlihat cepat bosan. Ia memang anak yang pandai
dan mampu menyerap semua pelajaran dengan baik.
Pada umur 13 tahun, Bill menuntut ilmu di sekolah eksklusif, Lakeside School. Dia dikenal sebagai siswa
yang sangat pandai di sana.
Di sisi lain, Bill Gates mulai tidak suka dikontrol orang tuanya. Pada sebuah makan malam ketika Gates
masih remaja, ia berkata cukup kasar pada sang ibu karena sebuah pertengkaran. Sang ayah pun
melempar botol minum ke wajah anaknya. Ia kecewa anaknya menjadi bandel.
Gates akhirnya dibawa ke seorang terapis. Sang konselor menyatakan bahwa pada akhirnya, sang anak
akan menang dalam 'pertengkaran' sehingga disarankan untuk tidak terlalu mengekangnya.
Ibu dan ayah Gates akhirnya membiarkan anaknya tumbuh mandiri dan tidak terlalu mengekangnya lagi.
Gates pun gemar berpetualang untuk menyalurkan hobinya mengutak atik komputer.
Dia pernah menghabiskan beberapa malam di University of Washington untuk main komputer gratis. Dia
pernah pula bekerja paruh waktu sebagai programmer di sebuah power plant di selatan Washington.
Kesimpulan :
Wawasan dan ilmu pengetahuan harus selalu dipelajari. Jangan pernah bilang tidak ada manfaatnya
untuk membaca banyak buku. Semakin luas wawasan yang kita punya, semakin terbuka ide kreatif dan
inspirasi yang kita peroleh.
Saat sudah memulai sebuah usaha, dan usaha itu sudah berkembang. Maka coba untuk mengembangkan
dan berinvestasi ke usaha dibidang yang berlainan. Semakin banyak usaha yang kita jalani, semakin
banyak untung yang kita peroleh. Tapi juga resiko semakin tinggi, tergantung bagaimana kita memilah-
milahnya.
Orang kaya itu orang yang dermawan. Ingat Chairul tanjung? Dia sudah menjadi dermawan sebelum ia
menjadi orang yang kaya raya.
Itulah kisah orang terkaya di dunia, Bill Gates sang pemiliki Microsoft. Semoga bisa menjadi inspirasi
kamu yang mau melakoni usaha atau mengembangkan usaha yang tengah kamu jalani.
Kegagalan demi kegagalan dalam berwirausaha tak membuat Adi Pramudya patah
semangat. Sampai akhirnya anak muda ini membangun kesuksesan lewat bidang bisnis
yang tak banyak dilirik anak muda.
Berbisnis sudah menjadi dunianya sejak berusia 17 tahun. Meskipun Adi mendapatkan
beasiswa dari salah satu kampus ternama di Bandung, namun ia memutuskan untuk
hijrah ke Jakarta ikut sang abang memulai usaha dan kuliah.
“Saat itu abang saya melihat peluang menjadi pegawai tuh sulit karena ada
sistem outsourcing. Nah abang saya melihat peluangnya tuh berwirausaha. Jadi, saya
mulai tertarik usaha saat itu,” kata Adi yang ditemui Marketingcoid di salah satu mal di
Jakarta.
Adi mengakui bahwa latar belakang kedua orang tuanya sebagai pedagang
memberikannya pengaruh dan bekal mental seorang pengusaha. “Dari SD saya sudah
bantuin mereka. Dari nimbang beras, nimbang kemiri. Jadi, basic itu ada di saya, makanya
saya bersyukur banget,” ujarnya
Meski begitu, keputusannya menjadi seorang pengusaha kala itu bukan tanpa penolakan
dari keluarga. Sang ibu pada awalnya tak setuju anaknya menjadi pengusaha. Hal tersebut
dianggap wajar oleh Adi. Namun, Adi tetap pada pendiriannya dan membuktikan bahwa
menjadi pengusaha memiliki masa depan cerah.
Pada tahun 2010 Adi mulai berbisnis. Bisnis pertamanya adalah pisang coklat yang cukup
sukses memiliki empat gerai. Kuliah dan bisnis dilakoninya saat itu. Dari bisnisnya
tersebut pria asal Pati, Jawa Tengah ini mampu membayar uang kuliahnya.
Namun, seiring waktu terjadi masalah internal dalam bisnisnya. Adi harus menelan pil
pahit bisnis pisang coklatnya gulung tikar. Tak menyerah, Adi mencoba bisnis kuliner
lainnya dan harus kecewa dengan kegagalannya lagi.
Merasa terpukul dengan kegagalan-kegagalannya, Adi berhenti berwirausaha selama tiga
bulan. Sampai akhirnya ia menemukan peluang bisnis di bidang pertanian.
Dulang sukses dengan bisnis pertanian
Bagi sebagian besar anak muda, pertanian bukan bisnis seksi yang layak dilirik. Fakta
tersebut justru dilihat Adi sebagai sebuah peluang besar. Apa lagi Indonesia pada
dasarnya adalah negara agraris yang tanahnya subur dengan sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Terjun ke bisnis pertanian untuk pertama kalinya, Adi memilih berbisnis komoditas
singkong. Sarjana teknik industri ini memang tak tahu menahu tentang pertanian pada
awalnya. Dengan tekad dan niat, ia belajar langsung budidaya singkong kepada petaninya
selama tujuh bulan.
“Bisnis pertanian tuh kalau bisa belajar sama gurunya pertanian, yaitu ya petaninya.
Jangan belajar dari buku karena buku dibikin kan supaya laku. Kalau buku nyeritain rugi
siapa yang mau beli,” ujarnya sambil berkelakar.
Diakuinya rasa takut gagal kerap muncul saat itu. Tapi, lantaran sudah mengalami
beberapa kegagalan besar sebelumnya, Adi merasa tak mengapa apabila mengalaminya
lagi. Baginya kegagalan adalah ketika ia berhenti mencoba. Kegagalan-kegagalan
sebelumnya dijadikannya sebuah pelajaran berharga. “Jangan menyerah sebelum
mencoba karena semua indah pada waktunya,” katanya lagi.
Usahanya tak sia-sia, ia mendulang untung besar pada panen pertama dan seterusnya.
Pada tahun kedua bisnisnya berjalan, ia memperluas lahan budidaya singkongnya dari
setengah hektare menjadi dua hektare. Sayangnya, pada panen kedua harga singkong
mengalami anjlok meskipun Adi tak sampai mengalami kerugian.
Singkat cerita, saat itu ia melihat peluang yang lebih menggiurkan dengan berbisnis
rempah. “Waktu itu lihat petani nanem lengkuas. Dia cuma nanem 1.000 meter, tapi bisa
menghasilkan uang Rp 5 juta sekali panen. Modal sejuta, berarti untung Rp 4 juta.
Untungnya 400%. Akhirnya saya belajar dari dia,” ceritanya.
Awal tahun 2013 Adi pun memutuskan untuk beralih ke komoditas lengkuas. Uang dari
bisnis singkong, ia alihkan untuk modal berbisnis komoditas bumbu dapur tersebut.
Dengan modal 40 juta untuk satu hektare lahan lengkuas, Adi bisa mendapatkan omzet
sekitar Rp 90 juta tiap kali panen.
Sejak saat itu perusahaannya, C.V. Anugrah Adi Jaya terus berkembang. Kini, tak hanya
lengkuas saja, beberapa komoditas rempah lainnya sudah ditanamnya.
Jatuh bangun yang membuahkan hasil
Menjadi pengusaha muda yang sukses bukanlah jalan yang mudah bagi Adi Pramudya.
Pada akhirnya, jatuh bangun dan usahanya membuahkan hasil. Ia pun berpesan kepada
anak-anak muda yang ingin berbisnis bahwa penting untuk bermimpi, berkomitmen,
fokus dan tak menyerah.
“Bagi anak-anak muda hal yang penting tuh komitmen. Banyak anak muda yang ingin
usaha tapi ga punya komitmen. Contohnya aja banyak yang berpindah-pindah usaha.
Kalau kita pindah-pindah nih, kita belajar dari nol lagi,” ujarnya.
“Hal yang sangat penting lagi… orang kan bilangnya kerja keras, kalau menurut saya kita
harus kerja cerdas. Kalau kita kerja cerdas, kita ga harus kerja keras terus. Hal penting
berikutnya adalah fokus. Memang kalau kuliah sambil berusaha, pasti ada yang nggak
maksimal. Itu sudah hukum alam karena itu harus ada yang dikorbankan,” lanjutnya.
Bagi Adi bisnis yang digelutinya ini tak hanya memberikan profit finansial bagi dirinya,
tapi juga memberikan kontribusi bagi lingkungan sosialnya karena itulah ia mencintai
bisnis ini. “Ada buruh tani yang udah berumur 60 tahun bekerja di tempat saya bilang
‘kami sangat berterima kasih Bapak sudah datang ke sini’. Hal yang membuat saya terharu
adalah dia setiap malam berdoa untuk saya. Dari situ saya benar-benar mencintai bisnis
ini”, ujarnya.
Kini komoditas rempah-rempahnya sudah mencapai benua Eropa. Ke depannya, Adi
berencana untuk memperluas pasar ekspornya. Selain bisnisnya yang kini beromzet
ratusan juta rupiah, ia juga mendapatkan penghargaan Wirausaha Muda Berprestasi pada
tahun 2014 dari Kemenpora. (Putri Sekar/CS)
Untuk mengikuti Kuliah Online Gratis ini, silahkan masuk ke CiputraUceo.com
Anda boleh tidak percaya saat mendengar ada seorang pengusaha sukses yang dulunya
bekerja sebagai tukang sapu, namun Tri Sumono adalah bukti nyata akan kisah sukses
ini dan sekarang ia mempunyai pendapatan per bulan hingga ratusan juta. Salut dan
serta usaha lain seperti peternakan burung, jahe dan pertanian padi, dan masih banyak
lagi membuat omzet yang diterima Pak Tri saat ini mencapai lebih dari Rp 500 juta per
bulan.
Luar biasa… Mungkin benar kata pepatah roda itu berputar-kadang diatas kadang juga
Sumono nama aslinya. Seorang pria kelahiran Gunung Kidul 7 Mei 1973 dan ia
hanyalah seorang lulusan SMA tanpa keahlian. Pada tahun 1993 ia nekad merantau ke
Kota Jakarta meskipun hanya berbekal tas berisi kaos dan ijazah SMA yang baru
diperolehnya. Sesampai di Jakarta Tri Sumonomulai mencari pekerjaan apa saja tanpa
Pekerjaan pertama yang ia dapat adalah menjadi buruh bangunan di Ciledug – Jakarta
Selatan. Selang beberapa bulan ia akhirnya dapat tawaran untuk jadi tukang sapu di
Tawaran untuk jadi tukang sapu langsung diambilnya tanpa pikir panjang. Dengan
anggapan bahwa menjadi tukang sapu akan lebih mudah dibanding jadi kuli bangunan.
Dari tukang sapu kemudian diangkat menjadi office boy. Hal ini ia dapat lantaran
Dari office boy, ia kembali mendapat tawaran menjadi tenaga pemasar hingga karirnya
Selama bekerja di kantor, Tri Sumono juga coba-coba mencari penghasilan tambahan.
Pada saat libur kantor atau setiap hari Sabtu dan minggu ia berjualan pernak pernik
aksesori seperti jepit rambut, kalung dan lain-lain di Stadion Gelora Bung Karno.
Usahanya ini ia lakoni selama 4 tahun dengan modal 100 ribu rupiah.
Dari pengalaman jualan ini kemudian ia berpikir, bahwa usaha sendiri ternyata lebih
menjanjikan daripada jadi karyawan dengan gaji pas-pasan. Pada tahun 1997 ia nekad
mundur dari pekerjaan kantor dan menekuni jualan aksesorinya hingga memiliki kios di
penjualan kios di Mall Graha Cijantung karena ditawar orang dengan harga mahal. Di
Saat itu, ia langsung membuka toko sembako. Menurutnya bisnis ini lumayan
menjanjikan karena ke depan, Perumahan Pondok Ungu tempatnya bermukim itu bakal
Pada saat itu Pondok Ungu masih terbilang sepi. Demi meramaikan kawasan tempatnya
dengan harga miring. Rumah kontrakan ini kebanyakan disewa oleh pedagang keliling,
Cerdas sekali Tri Sumono, selain mendapat hasil dari rumah kontrakan, para pedagang
itu juga meramaikan toko sembako miliknya. Melihat took sembako Tri mulai ramai,
Seiring waktu berjalan, naluri usahanya semakin menjadi. Pada tahun 2006, Tri mulai
tertarik dengan bisnis pembuatan sari kelapa. Dari beberapa kabar yang diperolehnya
diketahui bahwa untuk membuat sari kelapa adalah proses dari fermentasi air kelapa
Tapi Tri tidak patah semangat, ia terus belajar bagaimana untuk menghasilkan sari
kelapa yang baik dan berkualitas standar yang ditetapkan perusahaan. Seorang dosen
di IPB ditemuinya dengan maksud untuk belajar fermentasi. Sang dosen awalnya
enggan mengajari mengingat Tri yang hanya lulusan SMA pasti akan kesulitan
menerima penjelasannya.
Keseriusan Tri untuk belajar dan kecerdikannya merayu, Pak dosen pun akhirnya mau
mengajarinya selama dua bulan. Setelah banyak mengantongi ilmu, Tri pun memulai
nampan dan bisa lolos ke perusahaan. Produksi pertamanya ini senilai Rp 70 juta.
Sekarang terbalik, beberapa perusahaan antri mengambil olahan sari kelapanya. Nah …
sejak saat itulah perjalanan bisnis Tri Sumono terus maju dan berkembang.
Melalui Perusahaannya CV 3 Jaya, Tri Sumono mengelola banyak cabang usaha, antara
lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan burung, serta
pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan alat tulis kantor
(ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice Cream Campina.
Memiliki usaha sendiri yang sukses tentunya merupakan hal yang diidamkan oleh
banyak orang. Sayangnya membuat suatu usaha menjadi sukses bukanlah hal yang
mudah. Banyak aspek dalam sebuah bisnis yang perlu direncanakan dengan baik dan
memahami kegunaan model bisnis yang baik, bagaimanakah cara membuatnya, serta
Sebelum berbicara panjang lebar tentang sosok sederhana Rex Marindo, mari kita melihat
menu makanan yang disajikan di Warunk Upnormal. Ya, walau sekilas terkesan megah dan
mahal, tapi menu makanan di Warunk Upnormal tetap merakyat, alias tetap ramah di
kantong, terutama mahasiswa.
Baca juga: Kisah Sukses Pengusaha Makaroni Hasilkan Rp 3 Miliar Per Bulan
Bagaimana tidak, menunya masih seputar makanan sederhana ala rumahan, yakni
Indomie, nasi goreng, roti bakar, susu, kopi, kentang goreng, dan lain-lain. Bedanya,
makanan-makanan tersebut sudah diolah sedemikian rupa sehingga terasa enak dan
sedap di lidah.
Selain itu, Warunk Upnormal merupakan tempat nongkrong yang tidak ditujukan untuk anak
muda saja, karena semua kalangan dari yang muda hingga yang tua tetap bisa menikmati
hidangan di sana.
Lebih menariknya lagi, di Warunk Upnormal disediakan beberapa permainan serta ruangan
untuk area merokok dan bebas rokok. Dengan begitu, pengunjung yang suka merokok dan
tidak suka merokok tidak saling terganggu.
Maka tak heran, pengunjungnya banyak sekali terutama di malam minggu. Bahkan, sudah
malam pun masih terlihat beberapa pengunjung yang mengantri untuk makan di Warunk
Upnormal. Luar biasa memang, kira-kira bagaimana awal berdirinya Warunk Upnormal?
Ternyata Warunk Upnormal adalah usaha kuliner ketiga yang dibangun oleh Rex Marindo
bersama teman-temannya. Sebelumnya, Rex Marindo mendirikan Nasi Goreng Rempah
Mafia pada tahun 2013. Kemudian di tahun 2014, Rex Marindo membangun usaha kuliner
lagi bernama Bakso Boedjangan. Setelah keduanya sukses, setahun kemudian tepatnya
tahun 2015, Rex Marindo mendirikan Warunk Upnormal.
Dari ketiga bisnis kulinernya ini, Rex Marindo dulu hanya mengeluarkan modal Rp 100 juta.
Uang tersebut yang Rp 60 juta untuk sewa tempat Nasi Goreng Rempah Mafia di Jl.
Dipatiukur. Dalam waktu singkat, Nasi Goreng Rempah Mafia sudah berkembang menjadi
28 cabang. Kemudian mendirikan Bakso Boedjangan sebanyak 25 cabang, lalu Warunk
Upnormal yang diketahui sekarang sudah mencapai 105 cabang, seperti yang dikutip dari
Krjogja.com.
Perlu Anda ketahui, untuk membangun satu cabang Warunk Upnormal biaya franchisenya
bisa mencapai lebih dari Rp 4 miliar, seperti yang disadur dari Hello.web.id. Bisa
dibayangkan, berapa kekayaan Rex Marindo sekarang? Tentunya, dia termasuk orang kaya
raya di Indonesia. Namun, siapa sangka, hidupnya tetap sederhana dan bersahaja.
Dia sendiri justru sering terlihat hanya memakai kaos hitam Upnormal bertuliskan "Kopi
untuk Indonesia". Setiap membuka cabang baru, dia mendapat kaos seperti itu. Bahkan dia
mempunyai kaos hitam sekitar selusin.
“Semakin banyak cabang resto baru dibuka, kaos saya seperti ini semakin banyak. Saya
punya kaos selusin kayak begini,” kata Rex Marindo.
Pria kelahiran Palembang ini selalu menahan diri membeli mobil dan tetap memakai motor.
Uang yang didapat ditanam lagi untuk membuka lebih banyak cabang restoran baru.
Baca juga: Modal Rp 1,3 Juta Untuk Bisnis Cafe Susu, Sekarang Omzet Pemuda Ini
Rp 250 Juta Per Bulan
Tak heran, teman-teman Rex Marindo selalu menganggapnya sama. Rex dulu dan Rex
sekarang tak ada bedanya. Ke mana-mana, Rex tidak memakai baju mahal. Bahkan, tak
terlihat arloji di tangannya. Celana jeans dan sepatu olahraganya juga sama seperti sepatu
yang digunakan banyak orang, yaitu New Balance, Adidas atau Nike. Itupun tidak ada yang
tahu, sepatunya original atau sepatu KW-1.
Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran berharga bahwa orang yang benar-benar kaya
tidak akan menunjukkan kekayaannya di depan umum. Orang kaya seperti Rex Marindo
justru lebih nyaman tampil sederhana.
Jika artikel Njajan.com bermanfaat dan menginspirasi, jangan lupa like dan share ke
teman-teman kalian. Terima kasih.
3 Orang Sukses Karena Bekerja
Ridwan Kamil
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.
Sebagian Tanda Jasa/Kehormatan B.J Habibie :
1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip
Batam.
1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No.
40, 1980)
1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia.
Tahun 2009, Dwi Soetjipto meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen Kekhususan
Manajemen Strategis dari Universitas Indonesia (UI). Sebelumnya menyandang
gelar Magister Manajemen dari Universitas Andalas Padang, dan gelar Insinyur
dari Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Surabaya.
Sri Mulyani Indrawati adalah seorang wanita yang berpengaruh dalam bidang
ekonomi di Indonesia. Sri Mulyani lahir di Tanjungkarang, Lampung, 26
Agustus 1962. Ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan
Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni
1998. Ia kemudian dipercaya oleh Presiden SBY untuk menjabat Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas. Pada 5
Desember 2005 ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan
perombakan (Reshuffle) kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri
Keuangan menggantikan Jusuf Anwar.
Sebelum diangkat menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu, Sri Mulyani hijrah ke
Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, sebagai konsultan di USAid sejak Agustus
2001 dalam rangka kerjasama untuk memperkuat institusi di daerah. Yaitu,
memberikan beasiswa S-2 untuk pengajar universitas di daerah. Disana ia
banyak memberikan saran dan nasihat mengenai bagaimana mendesain
program S-2 untuk pendidikan universitas di daerah maupun program USAid
lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Di samping itu, ia juga
mengajar tentang perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di Georgia
University serta banyak melakukan riset dan menulis buku.
Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr, Boediono dilantik sebagai
Gubernur Bank Indonesia, ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik
Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela
Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai
wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan
wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan
Oktober.
Sri Mulyani Indrawati atau akrab dengan panggilan Mbak Ani, adalah seorang
ekonom yang sering tampil di panggung-panggung seminar atau dikutip di
berbagai media massa. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI)
ini juga sempat aktif menjadi penasehat pemerintah bersama sejumlah ekonom
terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era
pemerintahan Abdurrahman Wahid. Seperti halnya di Indonesia, di Amerika ia
juga sering mengikuti seminar, tetapi lebih banyak masalah internasional
daripada di Indonesia.
Pada awal Oktober 2002, Sri Mulyani terpilih menjadi Executive Director Dana
Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East
Asia/SEA Group). Sejak 1 November 2002, ia mewakili 12 negara anggota SEA
Group di IMF. Tugasnya sebagai executive director terkait dengan pengambilan
keputusan. Untuk menentukan berbagai program dan keputusan yang harus
diambil IMF. Jadi ia tidak hanya mewakili kepentingan Indonesia, namun
mewakili kepentingan negara-negara anggota di lembaga IMF maupun forum
internasional yang relevan.