Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR
SKABIES
Oleh :
KULSUMARINA
10542049413
Pembimbing :
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Kulsumarina
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Makassar.
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ANAMNESIS .............................................................................................. 8
DIAGNOSIS ............................................................................................... 9
PENATALAKSANAAN ............................................................................ 9
PROGNOSIS .............................................................................................. 9
iii
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................... 17
LAMPIRAN .......................................................................................................... 20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau
Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.) beserta produknya, Skabies dapat
usia dan kontak dengan penderita baik langsung (kulit dengan kulit) maupun tidak
meletakan telur , larva dan nimfa di dalam startum korneum, oleh karena itu
parasit sangat menyukai bagian kulit yang memiliki startum korneum yang lebih
longgar dan tipis. Skabies dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko seperti
baik langsung maupun tidak langsung, Tanda kardinal penyakit skabies yaitu
pertama gatal di malam hari karena aktivitas tungau skabies meningkat di suhu
yang lebih lembab dan panas, kedua penyakit ini menyerang manusia secara
yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok dan
5
pada ujung terowongan ditemukan atau vesikel. Ke empat, menemukan tungau
Skabies dapat menjangkiti semua orang pada semua umur, ras, dan tingkat
ekonomi sosial. Sekitar 300 juta kasus skabies di seluruh dunia dilaporkan setiap
tahunnya. Menurut Depkes RI, berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia
Indonesia menduduki urutan ke tiga dari dua belas penyakit kulit tersering.Skabies
termasuk negara tropis. Penyakit ini banyak ditemukan pada tempat dengan
penghuni padat seperti asrama tentara, penjara dan pondok pesantren. Tempat
12.95% saja, Sedangkan angka kejadian penderita scabies pada santri IMMIM
Putra Makassar yaitu sebesar 42 orang penderita selama 1 tahun terakhir dari
bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Kejadian penyakit
skabies tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian penyakit skabies
dan banyak terjadi pada tingkat penduduk yang padat, penyakit skabies ini terjadi
6
setiap tahunnya di Pesantren IMMIM dengan prevalensi yang berbeda-beda
(PONPES IMMIM).1,5,6
panas dan beriklim tropis, endemik terutama dilingkungan padat penduduk dan
sering diabaikan karena tidak mengancam jiwa, namun sebenarnya skabies dapat
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Seorang Anak Laki-Laki berusia 15 tahun dan diantar oleh ibunya datang
ke Balai Kesehatan Kulit Kelamin dan Kosmetika dengan keluhan gatal pada
bagian lipatan paha kiri dan kanan (kedua kaki) dan selah- selah jari tangan,
dirasakan gatal utamanya pada malam hari, Dialami sudah sejak 1 bulan yang
lalu, Awalnya pasien merasakan gatal pada bagian lipatan paha kiri dan kanan
kemudian di selah-selah jari tangan, sebelumnya ada teman yang menderita hal
yang sama dan ada kontak kulit, Riwayat demam disangkal, Riwayat Alergi
terhadap makanan (-) Riwayat Penyakit Sebelumnya (-) , Riwayat Konsumsi Obat
Pemeriksaan Klinis
Kesadaran (composmentis/uncomposmentis)
Status Dermatologi
Lokasi : Di daerah lipatan paha kedua kaki dan bagian selah-selah jari
8
Gambar 1 : Tampak vesikel , makula hiperpegmentasi dengan ukuran lentikular
pada bagian lipatan paha
Diagnosis Banding
1. Prurigo Nodular
2. Pedikulosis Korporis
9
Diagnosis
Skabies.
Penatalaksanaan
Terapi Topikal
2. Permethrin 5% (scabimite)
Terapi Sistemik
3. Cetrizine 1 x 1
Prognosis
10
BAB III
PEMBAHASAN
sarcoptes scabei var hominis yang mampu menggali terowongan di bawah kulit
dan menyebabkan rasa gatal. skabies terjadi pada laki-laki maupun perempuan
pertemanan yang tinggal dan hidup bersama biasanya anggota keluarga atau
teman terkena infeksi oleh tungau tersebut secara tidak langsung misalnya
memakai pakaian, handuk, seprei dan bantal yang sama ataupun secara langsung
teman yang menderita hal yang sama dan terjadi kontak kulit dengan kulit.
malam hari yang disebabkan oleh aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang
lebih lembab dan panas. Seseorang mengalami gejala skabies ketika tungau masuk
pasien mengeluhkan semakin gatal yang dirasakan terutama pada malam hari.
Siklus hidup tungau ini, setelah ovulasi (perkawinan) yang terjadi diatas
kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari
dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi
11
sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai
jumlah 40 atau 50. Telur akan menetas dan menjadi larva lalu menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Masa inkubasi
stratum korneum yang tipis, yaitu diselah-selah jari, lipatan ketiak, area
umbilikus, area bokong dan genetalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah.
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan didapatkan lesi berupa vesikel disertai
identifikasi tungau, telur, cangkang telur, atau pelet tungau. Beberapa sampel kulit
superfisial harus diperoleh dari lesi karakteristik khusus, liang atau papula dan
vesikel. Beberapa cara untuk menemukan tungau dengan cara kerokan kulit,
Mengambil tungau dengan jarum dan tes tinta pada terowongan (Burrow Link
12
Test) , membuat biopsi irisan (Epidermal Shave biopsy) , Biopsi irisan dengan
HE. Awalnya mencari terowongan kemudian pada ujung yang terlihat papul atau
vesikel dicongkel dengan jarum , dan diletakan diatas sebuah kaca objek lalu
ditutup dengan kaca objek lalu dilihat dimikroskop cahaya, Dengan cara disikat
oleh sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca
pembesar, Dengan membuat biopsi irisan caranya lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa di mikroskop cahaya,
untuk mendapatkan beberapa sampel kulit dangkal dari lesi khas - khususnya, dari
liang atau papula dan vesikula di ujung liang. Lesi harus dikikis secara lateral di
material yang dikeruk untuk melekat pada pisau. Spesimen harus diperiksa di
keratin dan memberikan visualisasi yang jelas dari themites dan telur tetapi dapat
menggunakan garam atau minyak mineral. Karena rata-rata dari 10-12 tungau
betina hidup pada inang yang terinfeksi kudis berklasik, kegagalan untuk
menemukan tungau adalah hal yang umum dan tidak mengeluarkan kudis.
Metode alternatif untuk mikroskopi adalah uji tinta liang Dengan metode ini, liang
hingga 600 kali sangat cocok untuk membuat diagnosis skabies pada kasus
13
menggores kulit bisa meningkat ketika dikombinasikan dengan dermatoskopi,
terutama pasien rawat inap di mana steroid telah digunakan sebelumnya, tinjauan
menggunakan dermatoskopi dari 6,5 dan rasio kemungkinan negatif 0,1, bila
monitoring pengobatan dan waktu optimal dari aplikasi obat topikal. Bahkan
mendeteksi S. scabiei DNA dari sisik pada pasien yang terinfeksi. Tes yang sama
ini negatif 2 minggu setelah pengobatan, menunjukkan bahwa tes ini dapat
antibodi IgE spesifik terhadap antigen scabies rekombinan. Dalam penelitian ini,
sensitivitas dan spesifisitas untuk mendiagnosis skabies adalah 100% dan 93,75%,
13%, adanya gatal difus, visiblelesions di setidaknya dua lokasi yang khas, atau
rumah tangga dengan gatal memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 97% untuk
diagnosis skabies. Dalam Upaya preventif perlu dilakukan edukasi pada pasien
skabies menjaga higiene pribadi dan tata cara pengolesan obat rasa gatal
pemilihan dan cara pemakaian obat serta syarat pengobatan dan menghilangkan
14
faktor predisposisi antara lain higiene maka penyakit ini dapat diberantas dan
prognosis baik.2,3,9
Berdasarkan Teori pemberian terapi yang diberikan pada pasien ini sesuai
dengan teori yaitu pemberian Permethrin yaitu target utama pengobatan adalah
membran sel skabies, Obat membuat ion Cl masuk kedalam sel secara berlebihan,
membuat sel saraf sulit depolarisasi dan parasit akan paralisis/lumpuh. Obat ini
efektif untuk membunuh parasit , tapi tidak efektif untuk telur oleh karena itu
pemberian yang kedua dan ketiga dapat membunuh tungau yang baru menetas.
Obat antipruritus seperti obat antihistamin dalam hal ini pemberian cetrizine dapat
antihistamin yang diproduksi oleh tubuh. dan pemberian Asam salisilat yang
merupakan zat keratolitik yang berefek untuk mengurangi proliferasi epitel dan
3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
15
• Permetrin 5% krim dioleskan dari kepala hingga ujung kaki dan dicuci
• Benzyl benzoate lotion 10–25% diterapkan satu kali setiap hari pada malam hari
Dalam Upaya preventif, perlu dilakukan edukasi pada pasien tentang penyakit
skabies , perjalanan penyakit dan penularan penyakit cara eradikasi tungau skabies
dan menjaga higiene pribadi, Jadi Pada pasien dijelaskan bahwa perlengkapan
yang digunakan seperti seprei, selimut yang digunakan agar di cuci atau diganti
rutin untuk menjaga kebersihan begitu pula dengan handuk dan pakaian yang
digunakan dicuci bersih lalu di jemur dibawah terik matahari. bahkan pada
pakaian yang dipakai 3 hari terakhir dapat dicuci dan dibilas menggunakan air
yang panas agar tungau yang menempel di pakaian dapat hilang. Dan juga untuk
handuk , dll untuk tidak dipakai bersama , mengingat penularan dapat terjadi
karena kontak langsung kulit dengan kulit ataupun kontak tidak langsung seperti
16
BAB IV
KESIMPULAN
Penyakit ini sering terjadi kepada orang atau kelompok dengan higenitas yang
rendah. Gejala yang paling sering ditimbulkan adalah gatal yang semakin
bertambah saat malam hari. Lesi berupa eritema, krusta, eksoriasi, papul, dan
nodul yang sering ditemukan disela-sela jari aspek volar dan pergelangan tangan,
siku, aksila , jika ada infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorf (pustul ,
Penatalaksanaan pada scabies dengan cara pemeberian terapi topikal dan sistemik
transmisi skabies melalui kontak langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya
berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual, kontak tak langsung
misalnya benda yang digunakan bersama seperti bantal, seprei, handuk, pakaian
dan lain-lain.
17
DAFTAR PUSTAKA
7. Repository.usu.ac.id/bitsstream/handle/chapter2011,Universitas Sumatera
Utara, 2011.
Curie,2016,H 1719-1720.
19
LAMPIRAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama :MI
Umur : 15 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
2. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara langsung kepada pasien pada tanggal 4 Juli 2018 di
Seorang Anak Laki-Laki berusia 15 tahun dan diantar oleh ibunya datang ke Balai
Kesehatan Kulit Kelamin dan Kosmetika dengan keluhan gatal pada bagian
lipatan paha kiri dan kanan (kedua kaki) dan selah- selah jari tangan, dirasakan
gatal utamanya pada malam hari, Dialami sudah sejak 1 bulan yang lalu, Awalnya
pasien merasakan gatal pada bagian lipatan paha kiri dan kanan kemudian di
selah-selah jari tangan, sebelumnya ada teman yang menderita hal yang sama dan
ada kontak kulit, Riwayat demam disangkal, Riwayat Alergi terhadap makanan (-)
20
3. PEMERIKSAAN FISIS
Status Pasien
Keadaan Umum
- Sakit : Ringan
- Kesadaran : Composmentis
Status Dermatologi
- Lokasi : Lipatan Paha kiri dan kanan (kedua kaki) dan sela jari
- Efloresensi: Tampak Vesikel , Makula hiperpigmentasi, Eksoriasi,
dengan bentuk lentikular
21