Вы находитесь на странице: 1из 5

Jalan Salib

1
Tematis

“JALAN BERSAMA TUHAN”


Jumat, 26 Februari 2016

a. LAGU PEMBUKA
b. TANDA SALIB DAN SALAM
P1: Saudara/i terkasih, kita datang bekumpul di sini merenungkan jalan salib hidup
kita. Kehadiran kita adalah bukti bahwa kita selalu ditantang oleh salib penderitaan hidup ini,
maka di hadapan Tuhan yang tersalib, kita berbagi suka dan duka hidup kita masing-masing.
Untuk itu, mari kita menyesali salah dan dosa kita di hadapan Tuhan yang Maha Rahim.
Saya mengaku...
P1: Semoga Allah yang Maha Kuasa, mengasihani kita, mengampuni dosa-dosa kita,
dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
Umat: Amin.
P1: Marilah Berdoa: Allah Bapa di surga, kami mau merenungkan jalan salib ini
bersama Tuhan kami Yesus Kristus. Penderitaan-Nya adalah bukti cinta-Nya kepada kami
anak-anak-Mu. Utuslah Roh Kudus-Mu agar permenungan cinta akan maut pada senja hari
ini berkenan di hadirat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan Kami.
Umat: Amin

Perhentian Pertama: Yesus Dihukum Mati


P1: Kami menyembah Dikau, Ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu.
Umat: Sebab dengan Salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
P1: Yesus, hakim dunia, berdiri di muka penghakiman manusia, Pilatus. Dengan
penuh kebencian orang banyak menuntut agar Yesus dihukum mati.
Pilatus: “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini.”
P1: Mereka berseru.
Massa 1: “Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di
Galilea dan sudah sampai ke sini."
Massa 2: “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!”
P1: Pilatus tidak berkutik. Ia membersihkan dirinya dan menyerahkan Yesus kepada
orang banyak untuk dihukum. “Dia dianiaya, tetapi membiarkan dirinya ditindas. Dia
dikurbankan karena Dia sendiri menghendakinya. Dan Dia tidak membuka mulut-Nya untuk
mengeluh.” (Saat hening)
P1: Marilah berdoa: Tuhan Yesus, Engkau membiarkan diri-Mu dicaci dan dihina
untuk kami. Biarkanlah kami mengerti dan memahami, betapi cinta-Mu lebih merdu dari
angin, lebih teduh dari pohon, lebih agung dari sunyi.
P1: Kasihanilah Tuhan, kasihanilah kami...
Umat: Allah, ampunilah kami karena kami orang berdosa.

Perhentian Ketiga: Yesus Jatuh Pertama kali di Bawah Salib


P1: Kami menyembah Dikau, Ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu.
Umat: Sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Jalan Salib
2
Tematis

P1: Bebannya berat, jalannya tidak rata dan berbatu-batu. Tuhan sudah amat lelah.
Dia goyah dan jatuh, sementara tangan kasar para serdadu Romawi menarik Dia kembali ke
atas, memaksa Dia untuk berjalan terus.
P2: (membacakan puisi berjudul “Jatuh” diiringi instrumen gitar)

Jatuh

Pada mulanya adalah jatuh


aku jatuh pada matamu yang menyimpan
kata

Matamu itu mata kata


yang menghampiri bibirku, seketika aku melumat
cinta

Entahlah kalau katamu:


Biarkan piala ini berlalu,
dan aku akan tetap merapal harap:
Meneguk kenangan ini

Akhirnya sama-sama kita meneguk, merasa asin


di bibir yang sama, juga manisnya
seperti awal mula adalah jatuh
lalu jatuh dan bangun lagi

P3: Pengalaman jatuh adalah pengalaman rahmat dalam hidup kita. Di sepanjang
jalan kenangan hidup kita, jatuh adalah kegagalan-kegagalan kita. Kita tidak pernah
menyangkal, bahwa hidup ini tidak ada “jatuhnya”, tetapi selalu ada kejatuhan-kejatuahan
kecil yang terus mewarnai derap langkah dan perjuangan kita masing-masing. Di rumah, kita
gagal mencintai keluarga, di sekolah kita gagal mencintai guru, mata pelajaran, dan sesama
teman-teman. Di dalam masyarakat, kita gagal menjadi teladan bagi sesama. Itu semua
adalah kelemahan kita sebagai manusia, maka dalam jalan salib derita cinta ini, kita diajak
oleh Tuhan Yesus supaya bangun lagi dari jatuh dan berjalan terus menapaki hari-hari yang
penuh dengan kabut kerikil-kerikil kecil, tajam, dan menusuk sakit yang selalu diderita dalam
ziarah hidup ini. (Saat hening).
P1: Marilah berdoa: Tuhan Yesus, Engkau ditikam karena pemberontakan kami.
Engkau diremukkan oleh karena kejahatan kami. Itulah ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kami. Dan kami bersykur, oleh bilur luka-luka-Mu, kami menjadi sembuh.
P1: Kasihanilah Tuhan, kasihanilah kami...
Umat: Ya Allah, ampunilah kami karena kami orang berdosa.

Perhentian Keempat: Yesus Berjumpa dengan Ibu-Nya


P1: Kami menyembah Dikau, Ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu.
Umat: Sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Koor: (Lagu “Mother How”re You Today”)
Jalan Salib
3
Tematis

Mother, how are you today


Here is a note from your daughter
With me everything is okey heey....
Mother, how are you today?

Intro

Mother, don’t worry i’m fine


Promise to see you this summer
This time there’ll be noe delay, heyy...
Mother, how are you today

Reff:
I found the man of my dream
Next time you will get to know him
Many things happened while i was away
Mother, how are you today?

Intro to part 1

Aaaaa....aaaaa......
Many things happened while i was away
Mother, how are you today?

Mother, how are you today? (slowly)

P1: Marilah berdoa: Tuhan Yesus, pengalaman perjumpaan adalah sebuah kehadiran
cinta maha dalam. Kami bersyukur karena Engkau memberi kami Maria, ibu dari semua ibu,
yang selalu menjaga kami dalam suka duka hidup ini. Kami bertanya, “Apa kabar ibu di hari
ini?” Tentu saja, ada jawab dan mungkin juga tiada jawab. Ada geliat kehilangan ibu, yang
sudah mendahului kami, dan ada juga yang masih memiliki ibu, dan kami selalu bersyukur.
P1: Kasihanilah Tuhan, kasihanilah kami..
Umat: Ya Allah, ampunilah kami karena kami orang berdosa.

Perhentian kelima: Yesus Ditolong Simon dari Kirene


P1: Kami menyembah Dikau, Ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu.
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
P3: Dalam ziarah hidup kita, ada banyak simon-simon yang hadir di tengah-tengah
kita. Simon adalah seorang petani. Dia mewakili semua status-status sosial yang melekat
dalam setiap pribadi di mana saja mereka berada. Simon adalah bukti bahwa Allah tidak
meninggalkan Yesus berjalan sendirian.
Dalam hidup kita, kita sering menemukan orang-orang datang atau lewat dan
menyentuh kita dengan dorongan-dorangan untuk maju terus, melangkah, dan terus
malangkah. Maka, Simon dalam kisah ini adalah kasih Allah sendiri. Kasih itu sabar, kasih
itu murah hati, kasih itu tidak suka mendendam, kasih itu adalah kasih, yang mengalir seperti
sungai ke dalam rumah hati kita masing-masing. (Saat hening)
P1: Kasihanilah kami, ya Tuhan kasihanilah kami.
Umat: Allah, ampunilah kami, karena kami orang berdosa.
Jalan Salib
4
Tematis

Perhentian Kedelapan: Yesus Menasihati Wanita-wanita yang Menangis

P1: Kami menyembah Dikau, Ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu.


Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
P2: Ada banyak duka, ada banyak suka. Di sekitar kita, orang-orang menangis. Air
mata mereka jatuh setiap waktu lantaran perang berkecamuk di dalam diri. Itulah perang yang
muncul dari ambisi hati manusia. Dalam kisah ini, wanita-wanita menagisi Yesus, tetapi bagi
Yesus air mata adalah kekuatan besar yang bisa menguburkan apa saja, mengaburkan
ketakutan, menghilangkan kecemasan, kesedihan, dan duka cita manusia. Maka, tidak heran
jika Yesus berkata:
P3: “Jangan kamu menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu.” (Saat
hening)
P1: Marilah berdoa: Tuhan Yesus, air mata kami masih terus menetes dari wajah
kehidupan kami. Dunia kami adalah dunia duka, dan kami tak bisa menyangkal air mata
kami. Kami menangis bukan karena kami lemah, tetapi kami menagis karena kami merasa
kuat di dalam duka-Mu.
P1: Kasihanilah kami, ya Tuhan kasihanilah kami.
Umat: Allah, ampunilah kami, karena kami orang berdosa.

Perhentian Keduabelas: Yesus Wafat di Kayu Salib


(Umat Berlutut)

P1: Kami menyembah Dikau, Ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu.


Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Pembaca Puisi: Di Jeda Nafas-Mu, Aku (instrumen gitar mengiringi)

(Saat hening)
P1: Kasihanilah kami, ya Tuhan kasihanilah kami.
Umat: Allah, ampunilah kami, karena kami orang berdosa

Perhentian Keempatbelas: Yesus Dimakamkan

P1: Kami menyembah Diaku, Ya Tuhan dan bersykur kepada-Mu.


Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
P2: Tubuh Yesus siap dimakamkan, telah diurapi dan terbungkus dalam kain kafan.
Dalam hening, Dia diarak ke makam. Para wanita mengikuti Yusuf dari Arimatea. Di
antaranya adalah Maria Ibu Yesus. Maria ingat akan sabda Yesus: “Pada hari ketiga Aku
akan dibangkitkan.” (Saat hening)
P3: Tuhan Yesus, demikianlah Engkau ingin mengambil bagian dalam nasib kami
sebagai manusia. Tiga hari lamanya, Engkau di dalam perut bumi dan pada hari ketiga kami
yakin dan percaya bahwa Engkau bangkit dari antara orang mati.
P1: Marilah berdoa: Tuhan Yesus, jikalau biji gandum jatuh ke dalam tanah dan mati,
ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Buah yang
ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.
P1: Kasihanilah kami, ya Tuhan kasihanilah kami.
Umat: Allah, ampunilah kami karena kami orang berdosa.
Jalan Salib
5
Tematis

c. DOA BAPA KAMI


P1: Saudari/a yang terkasih, mari kita menyatukan semua suka duka perjalanan hidup
kita sembari mendoakan doa yang diajarkan oleh Yesus kepada kita: Bapa Kami...
Umat: yang ada di surga..dst.

d. AKHIR KATA DAN LAGU PENUTUP


P1: Marilah berdoa: Allah Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu karena dalam
suka duka hidup kami, Engkau masih meberi kami kesempatan untuk berjalan bersama Yesus
Putera-Mu dalam jalan salib hidup kami masing-masing. Kami sadar bahwa kami orang
berdosa, lemah dan hanyalah setitik debu di alas kaki-Mu Tuhan. Maka, dengarkanlah jerit
hati kami yang terus melambung pada-Mu. Semua doa dan permenungan ini kami mohon
kepada-Mu dengan pengantaran Kristus Tuhan kami.
Umat: Amin.

Lagu Penutup (Hanya Debulah aku)

Вам также может понравиться