Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang padi
2. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang menyerang padi
3. Mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit
1.3. Manfaat
Agar kita dapat mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi dan
mengetahui cara pengendaliannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. HAMA TANAMAN PADI DAN PENGENDALIANNYA
Telur
- Bentuk pipih lonjong
- Panjang 1 mm
- Warna telur putih, menjelang menetas warna coklat tua atau agak hitam.
Nimfa
- Bentuk ramping
- Sayap kanan berkembang penuh
- Warna hijau terang berubah abu-abu.
Dinamika Populasi
- Siklus hidup walang sangiit 35-56 hari
- Imago aktit pagi dan sore hari
- Waktu siang hari bersembunyi dibawah tanaman atau rerumputan
- Bila diganggu mngeluarkan bau khas
- Walang sangit menyerang padi fase masak susu
- Kepadatan populasi meningkat pada kondisi tanaman sedang berbunga, cuaca hangat dan
gerimis
- Hujan lebat dapat menurunkan populasi.
Kerusakan
- Walang sangit menyerang padi fase masak susu dengan mengisap cairan biji padi
- Bekas tusukan berupa bercak berwarna gelap
- Padi yang terserang walang sangit bobotnya menurun bahkan menjadi hampa.
Musuh alami
- Parasitoid telur : Gryon nixoni dan Ooencyrtus malayensis
- Predator : Conocephalus longipenis
- Jamur patogen : Beauveria bassiana
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan
memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik; (2) menyemprotkan insektisida Bassa
50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo
supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens).
Dapat menimbulkan kerugian besar. Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk
tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh
batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting
(pengisian biji) disebut “beluk”. Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan
kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati,
membakar jerami; (2) menggunakan insektisida Curaterr 3G, Dharmafur 3G, Furadan 3G,
Karphos 25 EC, Opetrofur 3G, Tomafur 3G.
7. Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura lencogastroides,
peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih L. ferramaya).
Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: Mengusir
dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
2. Masa Pertumbuhan :
- Pertumbuhan awal 15-25 hari
- Pertumbuhan lanjut 26-59 hari
3. Dewasa :
- Masa berkembangbiak 60 hari sampai 3 bulan
Biologi :
- Hidup di air
- Dapat bertahan hidup 6 bulan didalam tanah kering selama
musim kemarau dan aktif kembali pada musim hujan.
- Keong Mas dewasa dapat bertahan hidup lebih dari 3 tahun
- Setiap bulan Keong Mas dapat menghasilkan 1000 butir telur
- Keong Mas merusak tanaman padi umur 1 -3 minggu setelah tanam
Pengendalian :
- Memasang pagar plastik
- Menanam bibit berumur tua untuk IR 64 : 25 hari ; Cisadane : 30 hari
( menanam bibit terlalu tua jumlah anakan sedikit)
- Menanam bibit 3-7 tunas per rumpun (terlalu banyak tunas
per rumpun pemborosan benih)
- Memasang saringan di saluran irigasi
- Menancapkan bambu untuk bertelur (setelah terkumpul dimusnahkan)
- Membuat parit agar keong mas berkumpul
- Memasukkan bebek kesawah setelah umur padi mencapai 35 hari
- Menaburkan daun kencur di lokasi yg terserang keong mas
- Memungut Keoang Mas untuk :
a. Dimasak sebagai hidangan
b. POC (Pupuk Organik Cair)
c. MOL (Mikro Organisme Lokal)
d. Tambahan pakan ternak
Telur
- Bentuk telur lonjong, berwarna merah jambu kehijau-hijauan
- Letak telur berkelompok pada pangkat rumpun padi
- Stadium telur 4-7 hari.
Nimfa
- Warna nimfa coklat kekuningan.
- Tidak bersayap.
- Stadium nimfa 20-30 hari.
Dinamika populasi
- Serangga dewasa mampu hidup dan berkembangbiak selama 2 musim.
- Waktu musim kemarau serangga dewasa dapat bertahan pada bongkahan tanah yang berumput.
- Pada saat cuaca baik dewasa terbang ke pertanaman dalam jumlah besar (lebih menyukai
keadaan basah dan lembab)
- Serangga dewasa menyukai intensitas cahaya yang tinggi dan mudah ditangkap pada saat bulan
purnama.
- Tanaman inang : Panicum, jagung Sceleria, Scirphus dan padi liar.
- Kepinding tanah menyerang pada bagian batang padi.
Pengendalian
- Pembajakan tanah segera setelah panen untuk mematikan telur, nimfa dan dewasa yang tinggal
pada pangkal padi.
- Pengeringan lahan sawah untuk menghambat perkembangan.
- Sanitasi lahan dan lingkungan dari tumbuhan inang rerumputan
Musuh alami
- Parasitoid telur : Scelionid
- Predator telur ; Katak dan kadal
- Predator telur,nimfa dan dewasa adalah kumbang Carabidae
2. Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung
tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat
pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi
hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul
Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif dan
fase pembentukan bulir; (2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP,
Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
3. Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)
Penyebab: jamur Cercospora oryzae. Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis
atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan
dan pengisian biji terhambat. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit ini seperti
Citarum, mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri; (2) menyemprotkan fungisida Benlate T
20/20 WP atau Delsene MX 200.
5. Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji
menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman padi. Kerusakan
yang diderita tidak terlalu parah. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih
pada larutan merkuri.
9. Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian
tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning- kuningan,
batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Penyakit ini sangat merugikan.
Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang ada memberantas vektor
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Padi merupakan tanaman semusim, berakar serabut, memiliki batang sangat pendek, struktur
serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna
dengan pelepah tegak,dan berurat daun sejajar. Hama dan penyakit pada tanaman padi
merupakan kendala bagi pertumbuhan dan perkembangan padi itu sendiri. Adapun macam-
macam hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi yaitu wereng, walang sangit, burung,
tikus, keong mas, dan kepinding tanah serta penyakit yang diantaranya penyakit bercak coklat,
blas, hawar daun, tungro, penyakit garis coklat daun, busuk pelepah daun, penyakit fusarium,
penyakit noda/api palsu, leaf streak dan kerdil. Hama dan penyakit tersebut dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi pada tanaman padi. Sehingga diperlukan berbagai cara untuk
mengendalikannya.
3.2. SARAN
Akan lebih baik jika kita sering mengamati dan melakukan pengendalian langsung dilahan kita,
sangat bermanfaat dan sekalian mengasah ilmu untuk mendapat pengetahuan yang lebih
mendalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Seto,Jakes. 2011. Buku PERTANIAN. Departemen Pertanian:Jakarta
Anonim. 2008. Bercocok Tanam Padi. Tribhuwana: Bandung
Wikipedia.co.id
Nasoetion,Andi Hakim.1990. Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Litera Antarnusa:Jakarta
Anonymous,a.2010. HPTU.http://dictionary.refrence.plant.com/browse_html.
Anonymous,b.2010.hptu.http//www.google.com/hamatanaman/org. com
Anonymous,c.2010.pptu.http://dictionary.refrence.penyakit tanaman.com/
Anonymous,d.2010.faktor PPTU dan HPTU.
Anonymous,e.2010.budidaya padi.http://www.google.com/jurnal-budidaya/padi.pdf
Demikian postingan dari budidayapetani.com tentang Makalah Jenis Jenis Hama Dan Penyakit
Pada Tanaman Padi dan Cara Pengendalian Hama Dan Penykit Yang Menyerang Tanaman Pad
semogga bermanfaat untuk kita semua... salam petani indonesia
HAMA UTAMA PADA TANAMAN PADI
Makalah Dasar-Dasar Agronomi
Disusun Oleh:
Arin Amini
Yendi Arikal
Hani Farah
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Padimerupakantanamanpangan yang utama bagi masyarakat Indonesia. Para
petani terus berfikir bagaimana tanaman padi dapat mencukupi kebutuhan panganrakyat
Indonesia yang kian tahun kian meningkat jumlahnya. Di
balik itu semua tentusaja ada peluang dan ada pula
tantangannya. Peluangnya yaitu dengan adanya padi yang dikenal dengan mandul jantan yang
dapat disilangkan dengan padi jenis lain agar menghasilkan padi hibrida yang
hasilnya nanti akan banyak dan mampu memenuhikebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
Tetapi dibalik peluang itu, ada jugatantangan yang harus di lalui para petani padi agar
padinya tetap tumbuh dengan baik, salah satunya adalah serangan hama.
Hama tentu saja sangat merugikan bila menyerang suatu jenis tanaman. Hama
dan penyakit dapat menurunkan nilai ekonomi suatu tanaman dalam pasaran dan padaakhirny aa
da yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Maka dari itu pemahaman mengenai Hama perlu dilakukan untuk mengetahuijenis hama
yang menyerang padi serta metode pengendalianya yang
sesuai dengansystem pengendalian hama terpadu (PHT)..
B. TUJUAN
1. Memahami jenis, dampak, serta metode pengendalian yang tepat pada hama yang menyerang
tanaman padi (Oryza sativa).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban dan merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian
kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah
memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM.
Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM.
Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand,
Laos, Vietnam (Meneristek, 2009).
Varietas padi gogo lokal yang berasal dari Kalimantan yang masih diminati oleh petani
karena daya adaptifnya yang baik antara lain : varietas Buyung, Cantik, Katumping, Sabai dan
Sasak Jalan. Demikian pula di Sumatera varietas lokal seperti Arias, Simaritik, Napa, Jangkong,
Klemas, Gando, Seratus Malam, dll. Varietas-varietas lokal umumnya selain berumur panjang,
potensi hasilnya rendah sekitar 2 ton GKG/ha. Namun kelebihannya varietas lokal mempunyai
rasa enak yang sesuai dengan etnis daerah setempat. Selain itu varietas lokal toleran terhadap
keadaan lahan yang marjinal, tahan terhadap beberapa jenis hama dan penyakit, memerlukan
masukan (pupuk dan pestisida) yang rendah, serta pemeliharaan mudah dan sederhana (Perdana,
2001).
Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur), Bali,
Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai
10.869.000 ha dengan rata-rata hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi nasional adalah
47.293.000 ton. Pada tahun itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat.
Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami
penurunan produksi yang berarti. Produksi padi nasional sampai Desember 1997 adalah
46.591.874 ton yang meliputi areal panen 9.881.764 ha. Produksi padi dunia menempati urutan
ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan
sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia (Meneristek, 2009).
Dalam pertumbuhannya tanaman menglami gangguan baik dari faktor abiotik dan biotik.
Dari biotik bisa berupa serangan hama ataupun penyakit, sehingga bisa merusak hasil panen
nantinya. Arti hama secara sempit adalah binatang yang aktivitasnya mengganggu atau merusak
tanaman. Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang menyebabkan kerusakan pada
tanaman budidaya dan menyebabkan kerugian secara ekonomis. Pengertian lain tentang hama
adalah suatu gangguan yang terjadi pada tanaman atau pada komoditas tertentu yang disebabkan
oleh binatang sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan dan kerugian secara ekonomis.
Sedangkan penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai
akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi pathogen atau factor lingkungan dan
berkembangnya gejala. Namun yang akan dibahan pada makalah ini adalah hama yang
menyerang tanaman padi saja.
Seperti kita ketahui tanaman semusim seperti padi, kedelai, jangung dan sebagainya
keadaan ekologinya berubah-ubah terus. Hal tersebut mengakibatkan tidak stabilnya
keseimbangan antara populasi hama dan musuh alami (predator, parasit, dan patogen). Pada
tanaman musiman, sering terjadi pemutusan masa bertanam yang akan mengakibatkan tidak
berkembagnnya musush alami. Jadi perkembangan hama meningkat terus tampa ada faktor
pembatas dari alam. Bersamaan dengan itu orang lalu menggunakan pestisida secara berlebihan,
yang akhirnya mengakibatkan terjadinya resistensi pada hama, kematian musuh alami, timbulnya
hama baru karena tidak adanya musuh alami, dan hama berusaha meningkatkan keturunannya
karena karena generasinya terancam punah, terjadilah ledakan seperti wereng coklat pada padi
(Tjahjadi, 1986).
Hama dan penyakit tanaman padi (Matnawi, 1986).
persemaian :Tikus, ulat tanah, ulat grayak, laalt bibit
akar :Nematoda, anjing tanah, uret (larva Coleoptera), dan kutu akar padi
batang :Tikus, penggerek batang, dan hama ganjur
daun :Pengorok daun, kumbang, belalang, ulat tanah, dan ulat kantung.
daun :Thrips, penggerek batang, dan hama ganjur.
uah :Walang sangit, kepik, ulat, tikus, dan burung
BAB III
PEMBAHASAN
5. Tikus Sawah
Pengendalian tikus harus sudah dilaksanakan pada saat tanaman padi di persemaian sampai
anakan maksimum dengan teknik pengendalian sebagai berikut :
a. Pada saat pra tanam atau pengolahan tanah dilakukan gropyokan, sanitasi lingkungan dan
pengumpanan beracun di habitatnya.
b. Tanam serentak dengan selang < 10 hari dalam areal luas (+ 300 Ha) sehingga masa generatif
tanaman hampir serempak yang diharapkan pertumbuhan populasi tikus dapat dideteksi dan
upaya pengendalian dapat direncanakan dengan baik.
c. Minimalisasi ukuran pematang dan tanggul disekitar persawahan sehingga mengurangi
kesempatan pembuatan liang
d. Sanitasi lingkungannam persawahan (semak, rumput dan tempat persembunyian lain)
e. Pemagaran persemaian dengan plastik dan dikombinasikan dengan pemasangan perangkap bubu
f. Pada tanaman muda dilakukan pemasangan umpan beracun antikoagulan, pengemposan, sanitasi
lingkungan, pemasangan pagar plastik dan dikombinasikan dengan perangkap bubu pada
pertanaman yang berbatasan dengan sumber serangan
g. Pemasangan bubu yang dikombinasikan dengan pagar plastik serta tanaman perangkap. Untuk
setiap + 13 ha dapat diwakili satu petak tanaman perangkap.
h. Pemanfaatan musuh alami antara lain kucing, anjing, ular sawah, burung elang dan burung
hantu.
6. Ulat grayak
Cara Pengendalian:
Persemaian jauh dari areal yang banyak rerumputan
Sanitasi persemaian
Penggenangan persemaian, baik yang sudah terserang/belum terserang sehingga ulat grayak
tidak dapat menggerek pangkal batang padi.
Bila diperlukan gunakan insektisida yang berbahan aktif BPMC atau karbofuran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa hama yang sering menyerang tanaman padi
adalah penggerek batang, wereng hijau, keong mas, wereng coklat, tikus sawah, ulat grayak,
sedagnkan dampak yang disebabkan oleh hama-hama tersebut bervariasi bergantung tingkat
serangan, dan banyaknya hama yang menyerang. Jika serangan telah parah dapatnyebabkan
rusaknya hasil padi dan dapat menyebabkan poso bahkan kelaparan pada beberapa kasus. Unruk
teknik pengendaliannya bergantung pada jenis hama yang menyerang karena setiap hama
mempunyai pengendalian yang berbeda.
Daftar Pustaka
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2009. Padi. Jakarta
(Perdana, A, S,. 200. Budidaya Padi Gogo. Mahasiswa Swadaya Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
UGM)