Вы находитесь на странице: 1из 56

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “ Darah (Mengukur Hb, Golongan Darah, Jumlah Sel

Darah Merah dan Putih) ”, yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah

satu tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu,

serta sumber yang saya miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Anatomi

Fisiologi Manusia Ibu Dina Chamidah Spd.Msi. Akhirnya kami berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Surabaya, 16 April 2017

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................................1

DAFTAAR ISI........................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang....................................................................................3

1.2.Rumusan masalah................................................................................4

1.3.Tujuan.................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Darah ………………….................................................6

2.2. Fungsi Darah.................................................................................. 9

2.3. Bagian-bagian Sel Darah…………………………………………13

2.4. Cara Mengukur Hemoglobin……………………………………..21

2.4.1. Pengertian Hemoglobin………………………………..21

2.4.2. Fungsi Hemoglobin………………………….…...……22

2.4.3. Struktur Hemoglobin………………………….………22

2
2.4.4. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin……25

2.4.5. Macam-macam Pemeriksaan Hemoglobin…….........30

2.5. Penggolongan Darah………………………………………….41

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...............................................................................54

3.2. Saran.........................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)

tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat -zat dan oksigen yang

dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil

metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Istilah medis yang berkaitan dengan darah di awali dengan kata hemo- atau

hemato- yang berasal dari bahasa yunani haima yang berarti darah. Darah

memegang peranan inti dalam kehidupan manusia. Darah beredar dalam pembuluh

darah membentuk suatu sistem sirkulasi, dengan jantung sebagai pompanya.

Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel terfiksasi dalam tubuh dan

lingkungan luas serta memiliki sifat-sifat protektif terhadap organisme sebagai sutu

keseluruhan dan khususnya terhadap darah sendiri.

Pada tubuh orang dewasa sehat terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau

empat sampai lima liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan

waktu singkat akibat perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan,

yang paling mendesak adalah mengganti cairan yang hilang dengan segera. Transfusi

4
sel darah merah dapat menjadi penting karena akan mengembalikan kapasitas

pengangkutan oksigen oleh darah.

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah

darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.

Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna

batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 15-30%, sehingga tidak

dapat untuk menghitung indeks eritrosi.

Berdasarkan pemeriksaan diatas kita akan membahas mengenai hemoglobin dan

proses pemeriksaan hemoglobin sahli.

1.2.Rumusah Masalah

1. Apa pengertian dari darah?

2. Apa saja fungsi dari darah?

3. Apa saja bagian-bagian dari darah?

4. Bagaimana cara mengukur Hb pada darah?

5. Bagaimana penggolongan darah?

6. Apa saja penyakit atau kelainan pada darah?

5
1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian datah.

2. Mengetahui fungsi-fungsi darah.

3. Mengetahui bagian-bagian darah.

4. Mengetahui cara mengukur Hb pada darah.

5. Mengetahui penggolangan darah.

6. Mengetahui penyakit atau kelainan yang terjadi pada darah.

6
BAB II

PEMBAHSAN

2.1. Pengertian Darah

Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk

mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga

menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan

mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan

tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan

melalui darah.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir

dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung

menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan

menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke

jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh

7
saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui

saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke

jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital

keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut

zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan

pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti

trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari

serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Namun darah juga merupakan salah satu vektor dalam penularan penyakit.

Salah satu contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah

yang mengandung virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular

pada makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau

cairan tubuh makhluk hidup tersebut. Oleh karena penularan penyakit dapat terjadi

melalui darah, objek yang mengandung darah dianggap sebagai biohazard atau

ancaman biologis.Saat kita melihat darah dengan mata kasar maka kita akan melihat

darah sebagai cairan seperti air yang berwarna merah. sebenarnya didalam darah

terdapat beberapa komponen dan darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula

yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai

hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40

sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk

medium cairan darah yang disebut plasma darah.

8
2.2. Fungsi Darah

1. Mengedarkan sari makanan

Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa darah merupakan cairan yang selalu

mengalir di dalam tubuh manusia melewati alat alat pernapasan, melalui nadi yang

ada di dalam tubuh manusia ini, darah terus mengalir dan menyebarkan sari – sari

makanan yang di bawanya dari serapan oksigen maupun dari beberapa vitamin,

protein dan karbohidrat yang kita dapatkan melalui makannan yang kita konsumsi.

dengan begitu maka tubuh akan memperooleh sari makanan yang cukup

2. Mengangkut oksigen

Oksigen yang di dapatkan dari menghirup udara bebas di luar sana, kemudian

di tangkap melalui hidung, dan kemuadian melalui cara kerja hidung di saring dengan

bulu hidung setelah itu akan masuk ke pembuluh darah, melalaui pembuluh darahlah

darah itu akan mengalir ke seluruh tubuh, mulai dari menghirup udara sampai ke

jantung setelah itu dari jantung akan di sebarkan ke serluruh tubuh.

3.Mengedarkan hormon

Tak hanya sekedar mengedarkan darah ke jantung dan di bawa keseluruh tubuh,

ternyata darah juga membawa hormon yang masuk. hormon ini diperoleh karenan

adanya rangsangan atau stimulus dari luar maupun dari dalam diri manusia, setelah

itu darah akan mengangkut hormon-ccchormon itu, dan kelenjar eksokrin akan

9
mengambil hormon-hormon yang tidak bermanfaat dan dibuangnya melalui saluran

khusus, hormon yang dibuang ini dihasilkan dari hasil sekresi. sedangkan daraah

akan membawa hormon-hormon itu dengan saluran biasa, artinya tidak melalui aliran

khusus seperti yang diperlukan kelenjar eksokrin.

4. Membawa sisa oksidasi sel tubuh

Fungsi darah selanjutnya adalah membawa sisa-sisa zat yang tidak berguna

keluar dari tubuh. Hal ini bisa dilihat pada saat kamu melakukan proses pernafasan,

disini ada proses pengangkutan oksigen melalui darah sampai ke jantung, dan dari

jantung di proses ke seluruh tubuh, setelah itu dari jantun. karbondioksida akhirnya

dibuang, melalui darah pula dan dihembuskan bersamaan kita menghembuskan nafas.

5. Menyerang kuman ataau bakteri yang masuk

Ya, darah juga berfungsi sebagai pengaktif metabolisme tubuh, diatas tadi

sudah kita lihat bahwa adanya beberapa jenis sel-sel dalam tubuh. dan sel-sel itulah

yang menjaga metabolisme tubuh kita. ada sel darah merah dan juga sel darah putih

sel disini akan menyerang kuman atau benda asing yang masuk ke dalam aliran darah

manusia. bila sel darah itu berhasil melawan benda asing tersebut maka kita tidak

akan terserang penyakit. namun sebaliknya jika sel darah tidak sanggup untuk

melawan benda asing itu maka tubuh akan terserang penyakit

10
6. Menyembuhkan luka

Bagian darah yang disebut trombosit adalah bagian darah yang sangat

berperan dalam penyembuhan luka yang ada di kulit ari kita. Trombosit akan

mengelurakan zatnya dan bergabung dengan vitamin K untuk membentuk darah agar

darah menjadi beku. setelah darah membeku makan trombosit dengan perlahan akan

berusaha menuutupi luka yang berada dikulit ari kita, itu sebabnya mengapa kulit ari

yang luka, dapat kembali seperti semula, karena adanya peran darah, lebih tepatnya

peran trombosit pada darah setiap manusia. jika kepingan trombosit yang ada daalm

darah berkurang, maka bisa saja luka tersebut akan sulit di obati, karena tidak adanya

zat-zat yang mampu menutup luka dan membekkukan darah tersebut.

7. Mengankut karbondioksida

Mengangkut karbon dioksida, karbon dioksida merupakan zat yang tidak

dibutuhkan tubuh, sehingga darah akan mengembalikannya keluar melalui paru-paru

dan dihembuskannya lagi melalui hidung. Hal ini sama halnya dengan sisitem

pengankutan oksidasi yang telah dijelaskan diatas tadi.

8. Membuang zat zat sisa ke ginjal dan juga kulit

Zat-zat yang diangkut oleh darah bukanlah zat yang semuannya berguna

untuk tubuh, dalam proses pada sistem ekskresi, disini darah akan memisahkan mana

zat yang berguna bagi tubuh dan manapula zat yang tidak berguna bagi tubuh, jika zat

11
tidak berguna bagi tubuh, maka zat itu akan di alirkan ke sistem ekresi atau

pembuangan. termasuk ke dalam ginjal dan juga kulit

9. Sebagai pengatur suhu tubuh

Hasil dari oksidasi darah akan menghasilkan panas pada tubuh, jika oksidasi

itu baik maka suhu tubuh pula akan menjadi baik

10. Memendam bibit penyakit

Kepingan kepingan darah pada darah berfungsi untuk memendam bibit

penyakit agar bibit penyakit itu tidak tersebar keseluruh tubuh melalui darah, tapi

bibit penyakit itu akan di matikan oleh kepingan-kepingan darah, tubuh akan menjadi

sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

 Fungsi darah berdasarkan kategorinya

 Transportasi – Darah berfungsi untuk dijadikan transportasi bagi apa saja

yang masuk kedalam tubuh

 Homeotasis – homeotassis merupan fungsi darah sebagai pemelihara tubuh,

jadi darah ini berfungsi sebagi pelindung tubuh manusia, selain itu aktivitas

di luar darah juga dibutuhkan untuk memperlancar proses penjagaan darah

terhadap tubuh itu sendiri, diantarranya adalah olahraga, makan makannan

yang sehat. dan lain sebagainya.

12
 Kekebalan darah – Ternyata fungsi darah itu sendiri juga termasuk dari

fungsi kekebalan darah. yang dimaksud disini adalah kepingan kepingan

darah yang membantu menjaga darah agar tetap stabil.

2.3. Bagian-bagian Sel Darah

1. Plasma Darah

Plasma darah adalah cairan yang berwarna Kuning Jernih, pada plasma darah

terkandung 90% air serta larutan bermacam-macam zat sejumlah 7 sampai 10%. zat-

zat yang terkandung dalam plasma darah terdiri atas, sari makanan, hormon, enzim,

mineral, antibodi serta zat-zat sisa (contohnya karbon dioksida dan sisa

pembongkaran protein). sisa makanan tersebut di serap oleh usus halus.

Mineralomineral ang berada di dalam plasma darah terdapat dalam bentuk garam

mineral. adapun fungsi garam-garam mineral adalah untuk mengatur tekanan osmotik

dan pH darah. Protein yang terdapat dalam darah atau protein darah terdiri dari

albumin, globulin dan fibrinogen. adapun penjelasan sebagai berikut.

13
Albumin berperan untuk pengaturan tekanan darah

Globunin atau biasanya dikenal dengan immunoglobulin untuk melawan bibit

penyakit.

Fibrinogen adalah protein darah yang berfungsi membentuk benang-benang

Fibrin. benang-benang ini berperan penting dalam proses pembekuan darah

apa bila tubuh kita terluka.

Apabila larutan protein yang berada di dalam plasma darah di endapkan dengan

sentrifuge (alat pemutar), akan tertinggal cairan berwarna kuning jernih yang disebut

serum. Serum mengandung antibodi yang dapat melawan zat/benda asing atau

kuman yang masuk ke dalam tubuh. Zat asing yang masuk ke dalam tubuh disebut

antigen. Antibodi yang dapat menggumpal kan antigen disebut presipitin, yang dapat

menguraikan antigen disebut lisin, dan yang dapat menawarkan racun di sebutan

titoksin.

14
2. Sel Darah Merah

Sel Darah merah atau yang di kenal juga dengan eritrosit memiliki bentuk

bulat pipih bagian tengahnya cekung (bikonkaf) dan tidak berinti. eritrosit berwarna

merah di karenakan mengandung hemoglobin. Hemoglobin merupakan senyawa

protein yang mengandung zat besi. sel darah merah di bentuk di dalam sumsum

merah tulang pipih. selanjutnya, darah beredar keseluruh bagian tubuh melalui

pembuluh darah. Usia sel darah merah kurang lebih 120 hari. eritrosit atau sel darah

merah yang sudah tua akan di bongkar oleh hari dan limpa. di dalam hati, hemoglobin

di ubah menjadi zat warna empedu atau yang di kenal dengan bilirubin, yang

kemudian di tampung dalam kantong empedu. Bilirubin ini berfungsi sebgai pemberi

warna pada fases.Zat besi yang terdapat pada hemoglobin kemudian dilepas dan

digunakan untuk membentuk sel darah merah baru. Fungsi utama dari sel darah

merah adalah mengikat oksigen dan karbon dioksida. Bagian sel darah merah yang

sangat berperan dalam mengikat oksigen adalah hemoglobin.

15
Proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin di dalam paru-paru dapat kita

ilustrasikan sebagai berikut ini :

Hb (Hemoglobin) + 02 (Oksigen) HbO2, (Oksihemoglobin)

CO2 lebih mudah larut saat berada di dalam air dari pada O2, CO2 mudah

berikatan dengan air dalam plasma darah membentuk asam karbonat. asam karbonat

kemudian membebaskan ion hidrogen yang menyebabkan pH darah akan turun

(asam). apabila CO2 hanya di angkut dengan cara ini, maka metabolisme tubuh akan

mengalami gangguan, agar tidak membahayakan tidak lebih dair 5-10% CO2 yang di

hasilkan jaringan mengalami pengangkutan dengan cara ini. selebihnya,

pengangkutan CO2 dilakukan oleh sel darah merah, sekitar 25% CO2 berikatan

dengan hemoglobin dalam sel darah merah membentuk karbminohemoglobin.

CO2 tidak bergabung dengan hemoglobin di tempat yang sama pada oksigen.

Sel darah merah dan jantung yang sampai ke sel-sel tubuh akan membebaskan

oksigen dan meningkatkan pengangkutan karbon dioksida dari sisa-sisa oksidasi sel.

Sel darah merah dari sel-sel tubuh yang sampai ke paru-paru akan mengikat oksigen.

Pengikatan oksigen oleh hemoglobin ini akan menaikkan pembebasan karbon

dioksida. Dengan adanya dua mekanisme penting tersebut, pengangkutan karbon

dioksida dapat berlangsung dengan aman dan cepat.

16
Taukah sobat genggam internet pada kondisi yang normal, jumlah sel darah

merah di dalam tubuh Manusia di perkirakan kurang lebih lima juta tiap milimeter

kubiknya (mm3) darah. lingkungan juga mempengaruhi jumlah sel darah merah

dalam tubuh sesorang. Makin tinggi suatu daerah maka kadar O2 di atmosfer makin

berkurang. Manusia yang hidup di dataran tinggi mengadakan adaptasi dengan cara

memperbanyak jumlah sel darah merah agar kebutuhan oksigen tubuh tetap

tercukupi.

3. Sel Darah Putih

Sel darah putih atau yang di kenal dengan nama leukosit, sel darah putih

memiliki inti akan tetapi tidak memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak berwarna.

leukosit dalam milimeter kubik darah lebih kurang berjumblah 8.000. Tempat

pembentukan sel darah putih adalah pada sumsum merah tulang pipih, limpa dan

kelenjar getah bening. semua sel darah putih memiliki masa hidup antara 6 hingga 8

hari.

17
Sel darah putih dapat di bedakan menjadi 5 bagian yakni : Limfosit, Monosit,

Neutrofil, Eosinofil dan Basofil.

Umumnya sel darah putih berukuran lebih besar dari pada sel darah merah,

bentuk amoeboid atau tidak beraturan, dan berinti sel bulat atau cekung, jenis sel

darah putih yang terbanyak di dalam tubuh adalah Neutrofil, yakni sekitar 60%.

Neutrofil berfungsi untuk menyerang dan mematikan bakteri penyebab penyakit yang

masuk ke dalam tubuh, dengan cara menyelubunginya dan melepaskan suatu zat yang

mematikan bakteri.

Jumlah limfosit didalam sel darah putih sekitar 20-30%. Limfosit bertugas

membentuk antibodi, yaitu sejenis protein yang berfungsi memerangi kuman

penyakit. Jumlah monosit di dalam darah putih sekitar 5 -10%. Seperti halnya

neutrofil, monosit berfungsi menyerang dan mematikan bakteri.

18
Jumlah eosinofil dalam darah putih sekitar 5%. Eosinofil berfungsi

menyerang bakteri, membuang sisa sel yang rusak, dan mengatur pelepasan zat kimia

pada saat menyerang bakteri.Basofil di dalam darah putih berjumlah sekitar 1%.

Basofil berfungsi mencegah penggumpalan di dalam pembuluh darah.

Tauka bahwa Sel darah putih memiliki sifat fagosit, yakni mampu membunuh

kuman penyakit dengan cara memakan kuman tersebut. untuk menghancurkan kuman

penyakit, sel darah putih dapat menembus dinding pembuluh darah. Kemampuan itu

disebut diapedesis. Peningkatan jumlah sel darah putih yang tidak terkendali dapat

mengakibatkan sel-sel darah putih memakan sel darah merah atau bersifat abnormal.

Hal ini terjadi pada penderita kanker darah atau yang di kenal dengan penyakit

leukemia.

19
4. Keping-Keping Darah

Keping-keping Darah atau yang lebih di kenal dengan nama Trombosit ini

memiliki bentuk yang tidak beraturan seperti pecahan keramik, seta tidak berwarna

dan juga tidak memiliki inti. Pada kondisi yang normal jumlah keping darah dalam

tubuh manusia sekitar 250.000 tiap milimeter kubik darah. keping-keping darah ini

berfungsi dalam proses pembekuan darah.

20
2.4. Cara Mengukur Hb (Hemoglobin) Darah

2.4.1. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen.

Jumlah kadar hemoglobin rendah adalah rata-rata di bawah protein hemoglobin yang

pembawa oksigen dalam darah Anda. Fungsi hemoglobin yaitu sebagai pembawa

oksigen dari paru-paru ke tubuh Anda.Hemoglobin rendah secara umum didefinisikan

sebagai kurang dari 13,5 gram hemoglobin per desiliter (135 gram per liter) darah

pada pria dan kurang dari 12 gram per desiliter (120 gram per liter) pada wanita. Pada

anak-anak, definisi hemoglobin bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin. Ambang

batas sedikit berbeda antara praktek medis.

21
2.4.2. Fungsi Hemoglobin

1. Mengangkut O2 dari organ respirasi ke jaringan perifer dengan cara membentuk

oksihemoglobulin. Oksihemoglobin ini akan beredar secara luas pada seluruh

jaringan tubuh. Jika kandungan O2 di dalam tubuh lebih rendah dari pada jaringan

paru-paru, maka ikatan oksihemoglobulin akan dibebaskan dan O2 akan digunakan

dalam metebolisme sel.

2. Mengangkut karbon dioksida dari berbagai proton, seperti ion Cldan ion hidrogen

asam (H+ ) dari asam karbonat (H2CO3) dari jaringan perifer ke organ respirasi

untuk selanjutnya diekskresikan ke luar.

Oleh karena itu, hemoglobin juga termasuk salah satu sistem buffer atau

penyangga untuk menjaga keseimbangan pH ketika terjadi perubahan PCO2 (Martini,

2009).

2.4.3. Struktur Hemoglobin

Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi

dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin adalah suatu

protein dalam sel darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan

di seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke

paru untuk dibuang ke udara bebas ( Evelyn, 2000 ).

22
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme,

suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin

mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, di

antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia.

Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang

terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2

alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih

dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul

hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa 8 dan 2 rantai gama yang dinamakan

sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4

subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang

terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran

hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton,

sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.

Pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang

menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin

yang mengandung besi disebut heme . Tiap subunit hemoglobin mengandung satu

heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul

oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta

karbondioksida melalui darah.

Kapasitas hemoglobin untuk mengikat oksigen bergantung pada keberadaan

gugus prastitik yang disebut heme. Gugus heme yang menyebabkan darah berwarna

23
merah. Gugus heme terdiri dari komponen anorganik dan pusat atom besi. Komponen

organik yang disebut protoporfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang

dihubungkan oleh jembatan meterna membentuk cincin tetra pirol. Empat gugus

mitral dan gugus vinil dan dua sisi rantai propionol terpasang pada cincin ini ( Nelson

dan Cox, 2005 ).

Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah

yang bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel

darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi

alasan mengapa kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia. Jika nilainya

kurang dari nilai diatas bisa dikatakan anemia, dan apabila nilainya kelebihan akan

mengakibatkan polinemis (Evelyn, 2000).

Setiap rantai globin terdiri atas delapan daerah helik dan terdapat daerah

nonhelik di antara daerah helik tersebut dan pada terminal-terminal karboksil dan

amino. Sekelompok heme letaknya tersisip ke dalam celah yang terdapat pada

permukaan dari tiap-tiap rantai globin. Heme pada dasarnya bersifat nonpolar dan

sebagian penggabungannya dengan globin dipertahankan oleh interaksi hidrofobik

dengan asam amino nonpolar pada lapisan celah heme tersebut. Tiap-tiap atom besi

yang terdapat pada heme dapat membentuk hingga enam ikatan dan empat ikatan di

antaranya terbentuk akibat ikatan antara atom besi tersebut dengan atom pirol

nitrogen.

Rantai yang sebelah tepi dari residu-residu histidin (asam amino E7 dan F8 di

dalam rantai α dan β ) terletak pada tiap tepi bidang datar dari kelompok heme yang

24
berinteraksi dengan atom besi, akan tetapi hanya satu di antaranya yang membentuk

ikatan permanen, yaitu bagian proksimal dari histidin sedangkan bagian distalnya

berhubungan dengan sekelompok heme tetapi tidak membentuk ikatan dengan atom

besi. Enam ikatan terbentuk oleh adanya molekul oksigen, di mana penggabungannya

dengan heme yang berada di tepi distal.

2.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin dari Segi Asupan

Makanan

Internal :

1. Kecukupan Besi dalam tubuh

Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan

mioglobin dalam sel otot. Kurang lebih 4 % besi di dalam tubuh berada

sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi sebagai enzim oksidatif.

Walaupun jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat

penting. Mioglobin ikut dalam transport oksigen dan memegang peranan

penting dalam proses oksidasi menghasilkan ATP, sehingga apabila tubuh

mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan kerja.

(WHO dalam Zarianis, 2006)

25
2. Metabolisme Besi dalam Tubuh

Ada 2 bagian besi dalam tubuh yaitu bagian fungsional yang dipakai

untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan.

Hemoglonbin, mioglobin, sitokrom, enzim hem & non heme adalah bentuk

besi fungsional dan berjumlah 25-55 mg/kg BB. sedangkan besi cadangan

apabila digunakan untuk fungsi-fungsi fisiologisnya jumlahnya 5-25 mg/kg

BB. Feritin & hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya

terdapat dalam hati, limpa & sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh

terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan

pengeluaran ( Zarianis, 2006)

3. Keasaman / pH

Keasaman bertambah & kadar ion H+ meningkat akan melemahkan ikatan

antara O2 dan Hb sehingga Afinitas Hb terhadap O2 berkurang sehingga Hb

melepaskan lebih banyak O2 ke jaringan.

4. Tekanan Parsial O2

Apabila PO2 darah meningkat, Hb berikatan dengan sejumlah O2 mendekati

100% jenuh, afinitas Hb terhadap O2 bertambah dan kurva digosiasi O2 Hb

bergerak ke kiri dan sebaliknya.

26
5. Tekanan Parsial CO2

PCO2 darah meningkat dikapiler sistemik, CO2 berdisfusi dari sel ke darah

mengikuti penurunan gradien menyebabkan penurunan afinita Hb terhadap

O2, kurva disosiasi O2 Hb bergeser ke kanan dan sebaliknya.

6. Temperatur atau suhu

Panas yang dihasilkan dari reaksi metabolisme dari kontraksi-kontraksi otot

melepaskan banyak asam & panas menyebabkan temperatur tubuh naik dan

sel aktif perlu banyak O2 memacu pelepasan O2 dari Oksi Hb. kurva bergeser

ke kanan(Murray, 2009)

Eksternal :

1. Reagen

Reagen adalah bahan pereaksi yang harus selalu baik kualitasnya mulai saat

penerimaan, semua reagen yang harus dibeli diperhatikan nomor lisensi

kadaluarsanya, keutuhan wadah/botol/cara transportasinya.

2. Metode

Petugas laboratorium harus senantiasa bekerja dan mengacu pada metode

yang digunakan.

27
3. Bahan Pemerikasaan

Meliputi : cara pengambilan spesimen, pengiriman, penyimpanan, dan

persiapan sampel

4. Lingkungan

Berupa keadaan ruang kerja, cahaya, suhu ruang, luas & tata ruang.

2.4.5. Macam-macam Pemeriksaan Henoglobin

Penetapan kadar hemoglobin ditentukan dengan bermacam-macam cara, yaitu :

1. Cara sahli

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah

darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.

Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna

batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak

dapat untuk menghitung indeks eritrosit. Penetapan kadar Hb metode oksihemoglobin

didasarkan atas pembentukan oksihemoglobin setelah sampel darah ditambah larutan

Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida. Kadar Hb ditentukan dengan

mengukur intensitas warna yang terbentuk secara spektrofotometri pada panjang

gelombang 540 nm. Metode ini tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin tetapi standar

oksihemoglobin tidak stabil.

28
Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang

terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara sahli ini banyak

dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih dianggap

cukup baik untuk mengetahui apakan seseorang kurang darah. Kesalahan dalam

melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10 %. Kelemahan cara sahli ini adalah hematin

asam itu bukan merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobinometer sukar

distandardisasi. Selain itu, tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi

hematin, misalnya karboxy hemoglobin, methemoglobin dan sullfhemoglobin

2. Cara cyanmethemoglobin

Prinsipnya adalah hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam

larutan drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbensi larutan

diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan drabkin yang dipakai untuk

mengubah hemoglobin, oxyhemoglobin, methemoglobin, dan karboxymoglobin

menjadi cyanmethemoglobin, sedang sulfhemoglobin tidak berubah karena tidak

diukur. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk

penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang

ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin teridri atas natrium

bikarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aqudest 100 ml.

(Gandasoebrata, 2006)

Metode cyanmethemoglobin adalah yang paling popular karena metode ini

secara praktis mengukur seluruh hemoglobin, selain sulfohemoglobin. Kelebihan dari

29
metode ini adalah standar yang digunakan tetap stabil dalam waktu yang lama.

Menurut metode ini, darah dicampur dengan larutan Drabkin untuk memecah

hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian diukur pada

panjang gelombang 540 nm dalam calorimeter fotoelektrik atau spektrofotometer.

Penggunaan HbCN dalam menentukan kadar hemoglobin yaitu dengan

mengencerkan darah sebanyak 250 kali dalam volumenya dengan larutan Drabkin.

Penentuan nilai hemoglobin tergantung pada kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya

pada ratio kuning hijau yang merupakan spectrum sinar tampak. Darah diencerkan

dengan menggunakan larutan yang mengandung kalium sianida dan kalium

ferisianida yang akan mengubah semua jenis hemoglobin. Dalam pemeriksaan

hemoglobin metode cyanmethemoglobin digunakan photometer 5010 dengan

menggunakan larutan Drabkin (Anonim, 2001).

3. Cara tallquist

Prinsipnya adalah membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang

bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda sampai warna merah tua.

Cara ini hanya mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar

diambil darah = 100% = 15,8 gr hemoglobin per 100 ml darah. Tallquist

mempergunakan skala warna dalam satu buku mulai dari merah muda 10% di tengah-

tengah ada lowong dimana darah dibandingkan dapat dilihat menjadi darah

dibandingkan secara langsung sehingga kesalahan dalam melakukan pemeriksaan

antara 25-50%.

30
4. Cara sulfat

Cara ini dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor yang

diperlukan untuk transfuse darah. Hasil dari metode ini adalah persen dari

hemoglobin. Perlu diketahui bahwa kadar hemoglobin cukup kira-kira 80%

hemoglobin. Kadar minuman ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam

dalam larutan kufrisulfat dengan berat jenis. (Bakri S, 1989)

Prinsip : Cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari

donor yang diperlukan untuk kebutuhan transfusi darah. Hasil metode ini adalah

persen hemoglobin. Kadar hemoglobin dari seorang donor cukup kira-kira 80%

hemoglobin. Kadar minimum ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam

dalam larutan cupri sulfat dengan berat jenis 1,053

Contoh Pengukuran Hb dengan Metode Sahli

Di Laboratorium klinik (Gandasoebrata, 1989), kadar hemoglobin dapat

ditentukan kadarnya dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan metode

cyanmethemoglobin dan metode Sahli. Pengukuran kadar hemoglobin Metode

cyanmeth dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.

Cara langsung yaitu dengan mencampur darah dengan larutan drabkin kemudian

31
dibaca dengan fotometer. Pembacaan dapat ditunda sampai 24 jam dalam suhu kamar

l5 - 25 0C.

Sedangkan pengukuran cara tidak langsung biasa dilakukan sebagai alternatif

dalam kepentingan penelitian kesehatan masyarakat. Hal ini mengingat karena tempat

pengambilan sampel yang jauh dari laboratorium. Cara pemeriksaanya adalah dengan

meneteskan sejumlah volume tertentu darah kedalam kertas saring, lalu dikeringkan.

Untuk pemeriksaannya dengan merendam kertas saring tadi kedalam larutan drabkin

selam24 jam kemudian dibaca dengan spektrofotometer (Pearce, 1995).

Menurut Guyton dan Hall, 1997, penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas

pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0,1N

kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan

mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini

memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks

eritrosit. Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan

umur seseorang, seperti berikut ini :

Ø Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah

Ø Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah

Ø Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah

Ø Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah

Ø Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah

Ø Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah

32
Menurut Widman (1987) hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan

bentuk sel darah merah dan memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin

yang abnormal bisa mengganggu bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan

aliran darah melewati pembuluh darah. Beberapa kondisi yang berkaitan dengan

jumlah SDM dan Hb yaitu :

1. Jumlah SDM normal tapi kadar Hb kurang karena ukuran SDM lebih kecil daripada

normal yang disebut anemia mikrositik.

2. Jumlah SDM normal tetapi kadar Hb kurang karena kadar Hb memang kuarang

daripada normal yang disebut anemia hipokromik.

Tujuan

- Memahami prinsip kerja Sphygmomanometer dalam pengukuran desakan darah

arteri serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.

- Mempelajari dan memahami prinsip kerja cara penentuan kadar Hb dengan

metode Sahli (pembentukan asam hematin). Kadar asam ini diukur dengan

membandingkan warna standart secara visual.

Alat dan bahan

1. Pengukuran tekanan darah

Sphygmomanometer, stetoskop, es

2. Pengukuran kadar hemoglobin

33
Haemometer Resistant, 0,1 N HCl, darah kapiler atau intra cardiac, akuades, jarum,

suntik ukuran 2,5 ml, pipet kapiler, botol penampung darah.

Cara kerja

1. PENGUKURAN TEKANAN DARAH

a. Terlebih dahulu dicari pembuluh darah arteri branchialis (yang

letaknya berdekatan dengan lengan yang dibebat) dan didengarkan bunyi

desakan darah yang ada melalui stetoskopLengan kid praktikan dibebat

dengan sphygmomanometer, udara diisikan didalam pembebat sehingga air

raksa menunjukkan angka 170 mm Hg

b. Dikeluarkan udara secara perlahan dari sphygmomanometer sambil

tetap mendengarkan bunyi desakan udara melalui stetoskop

c. Dicatat tinggi permukaan air raksa tepat ketika bunyi desakan darah

pertama yang terdengar dan bunyi desakan udara pertama kali menghilang

sama sekali

d. Diulangi langkah diatas ketika praktikan telah berjalan atau berlari

selama 3 menit dan setelah tangan praktikan direndam dalam air es selama 1-2

menit. Catatlah hasil pengukuran tensi meter tersebut (sebagai pembanding

keadaan diatas)

34
2. PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN

a. Darah dikeluarkan melalui intra cardiac, diletakkan darah dalam botol

penampung yang sudah berisi larutan EDTA

b. Pada tabung pengencer atau pengukur hemometer diisi dengan 0,1N HCl

sampai menunjukkan angka 2

c. Darah dihisap dengan pipet Hb sampai angkanya menunjukkan 20,

bersihkan darah yang melekat pada ujung pipet

d. Sebelum darah mengalami penjedalan, darah dimasukkan ke dalam tabung

pengencer hemometer yang telah berisi 0,1 N HCl

e. Dihisap HCl dalam tabung ke pipet dan dikeluarkan lagi, diulangi sampai

3 kali (tujuannya supaya tercampur secara homogen)

f. Diamkan selama 8-10 menit, diencerkan dengan akuades setetes demi

setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk, hingga warnanya sesuai

dengan warna standar

35
g. Dibaca angka yang sesuai dengan tinggi permukaan larutan darah

(menunjukkan kadar Hb), diulangi perlakuan sampai 3 kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

- Untuk pengukuran tekanan darah

Nama : Rizky

Umur : 21 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswi

Jenis Kelamin : Perempuan

Pemeriksa : Sri

Hasil percobaan pertama adalah Tekanan Darah sebelum beraktivitas

Sistol = 120, dan diastol = 80

Jadi, tekanan darahnya = 120/80 mmHg

Hasil percobaan kedua dan ketiga setelah melakukan aktivitas :

Tekanan sistole/diastole setelah berlari 130/90 mmHg

3menit

Tekanan sistole/diastole setelah direndam 105/80 mmHg

air dingin selama 2 menit

36
- Untuk pengukuran kadar hemoglobin

Kadar hemoglobin darah mencit yang diperoleh adalah 6 gr/dl.

2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini terdiri dari dua kegiatan, yang pertama adalah pengukuran

tekanan darah dan yang kedua pengukuran kadar hemoglobin darah pada mencit.

Pada pengukuran tekanan darah, dalam mencatat tekanan darah secara fisiologis,

orang yang akan diukur tensinya harus berada dalam keadaan yang menyenangkan

dan lepas dari pengaruh-pengaruh yang dapat mempengaruhi hasil pencatatan.

Pemasangan bebat sphygmomanometer harus dipasang ketat dan sempurna pada

lengan. Bila pembebat tidak terpasang dengan ketat maka dapat diperoleh pembacaan

yang abnormalnya tinggi.

Saluran karet dari pembebat kemudian dihubungkan dengan

sphygmomanometer. Kemudian rabalah arteri radialis pada lengan tangan orang yang

dicoba dan tekanan dalam sphygmomanometer dinaikkan dengan memompa sampai

denyut nadi menghilang. Tekanan dalam sphygmomanometer kemudian diturunkan

dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan dengan kecepatan kira-kira 3

mm/dt.

Dari hasil percobaan diperoleh data 120/80 mmHg. 120 adalah menunjukkan

sistole, yaitu detak jantung yang terdengar dari suara jantung 1 (lubb) ke suara

jantung 2 (dubb). Suara jantung 1 adalah penutupan valvula bicuspidalis dan valvula

tricuspidalis. Sedangkan suara jantung 2 adalah penutupan valvula semilunaris aorta

37
dan valvula semilunaris pulmonal. Dan 80 adalah detak jantung yang terdengar dari

suara jantung 2 ke suara jantung 1. Jika melihat tabel standar interpretasi tekanan

darah JNC 7, hal ini menunjukkan hasil normal

BP Classification SBP mmHg DBP mmHg

Normal ≤ 120 ≤ 80

Prehypertensive 120 - 139 80 – 89

Stage 1 hypertension 140 - 159 90 – 99

Stage 2 hypertension 160 1100

Tabel 4. Tekanan Darah JNC 7

Pada perlakuan kedua dan ketiga dilakukan pengukuran tensi setelah

melakukan aktivitas berlari selama 3 menit dan perendaman tangan kedalam air es

selama 2 menit. Diperoleh data 130/90 mmHg dan 105/80 mmHg. Hal ini dapat

terjadi karena ketika tubuh melakukan aktivitas (berlari) keadaan tekanan darah saat

usai berlari mengalami peningkatan dibandingkan keadaan duduk maupun terlentang

(kontrol). Ini dikarenakan oleh kerja otot pada tubuh yang memacu kerja pompa

darah di jantung semakin cepat akibat kebutuhan oksigen yang lebih banyak ketika

berlari.

Sedangkan pada uji perubahan suhu, tangan yang direndam didalam air berisi

es selama 1-2 menit lamanya kemudian diukur menggunakan sphygmomanometer,

hasilnya menunjukkan mengalami penurunan (ada yang drastis ada yang biasa saja)

dibandingkan dengan keadaan usai berlari maupun duduk dan terlentang. Hal ini

38
dikarenakan detak jantung yang menurun akibat suhu dingin yang dirasakan, arteri

menyempit sehingga menimbulkan rasa nyeri diikuti dengan suplai oksigen yang

menurun.

Pada percobaan pengukuran kadar hemoglobin mencit diperoleh data kadar Hb

mencit 6 gr/dl, dari kegiatan yang telah dilakukan hasil yang didapat dibawah ambang

batas Hb yang menjadi standar pengukuran. Identifikasi dari hasil Hb ini dapat

diketahui bahwa tikus mengalami penyakit anemia. Yang biasa terjadi karena ketika

akan mengeluarkan darah (sebelum mencit dibunuh) mencit mengalami stress

sehingga menyebabkan menurunnya kadar Hb pada darah mencit.

Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam

diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus

yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke

jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari

pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan

kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia.

Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan

tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara

maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.

Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat

dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Hemoglobin

merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin merupakan

persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan dari

39
hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah sengan

larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah itu, warna

disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan aquadest sebagai

pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang

terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.

2.5. Penggolongan Darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya

perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalahpenggolongan ABO dan

Rhesus (faktor Rh).

Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan

Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak

kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia

hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Penggolongan darah menurut sistem A,

B, O dapat dibedakan atas 4 macam yaitu:

1. Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen

A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA .

2. Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen

B. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB .

40
3. Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan

B, yang masing –masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB.

4. Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A

dan / atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang

bersifat resesif baik terhadap antigen IA maupun IB.

Berdasarkan keterangan di atas jika dibuat tabel hubungan antara fenotip

golongan darah, genotip dan kemungkinan sel gametnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Sistem ABO

Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4

golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa

golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan

dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.

Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal

dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki

antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen

A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak

ada reaksi yang disebut golongan O.

Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari

Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah

41
AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah

sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.

Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:

Golongan Sel Darah Merah Plasma

A Antigen A Antibodi A

B Antigen B Antibodi B

AB Antigen A & B Tidak ada antibodi

O Tidak ada antigen Antibodi Anti A & Anti B

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung

populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah

terhadap populasi yang berbeda-beda.

42
 Pengaruh Penggolongan Darah

1. Tipe Golongan darah A

Tipe darah A lebih membutuhkan pemanfaatan nutrisi dari sumber karbohidrat.

Terjadi adaptasi biologis dari struktur pencernaan tipe A. Rendahnya asam klorida

pada lambung dan tingginya enzim disakarida pada usus pencernaan membuat

pencernaan karbohidrat lebih efisien, ini juga membuat tipe A sulit mencerna dan

menguraikan protein hewani dan lemak.

 Kepribadian Tipe A

Membuat kehidupan harmonis, memiliki komunitas, berpikir positif.

Tipe A sering digambarkan sebagai karakter berikut :

Peka terhadap kebutuhan orang lain, pendengar yang baik, berorientasi detail,

analitis, kreatif dan inventif. Mampu menyeimbangkan antara pikiran dan tubuh.

Namun lebih mudah stres.

Kesehatan; Tidak beresiko terkena kanker, diabetes dan penyakit jantung.

Hasilnya: kinerja tinggi, kejelasan mental, vitalitas yang lebih besar dan panjang

umur.

2. Tipe Golongan darah B

Membutuhkan protein hewani dan sayuran seimbang. Tipe B cenderung lebih

sehat secara fisik dan mental seimbang daripada jenis darah lainnya. Tipe B

cenderung memiliki kemampuan lebih besar untuk beradaptasi dengan tinggi adalah

43
statistik yang tertinggi dari jenis darah. Makanan lain yang harus dihindari oleh tipe

darah B adalah ayam. Ayam berisi agglutinating lektin darah B dalam jaringan otot

nya, makanan yang bermanfaatnya: kambing, domba, kelinci, sayur-sayuran hijau,

telur, dan susu rendah lemak.

 Kepribadian Tipe B

Cenderung memiliki karakteristik: subjektif, santai, kreatif, asli dan fleksibel.

Dalam studi lain, Tipe B mencetak secara signifikan lebih tinggi pada "intuisi,"

menunjukkan preferensi atau informasi indra keenam, dan mereka mencetak gol

tinggi pada "intuisi/perasaan" kombinasi, menunjukkan bahwa mereka cenderung

berwawasan, mistis, idealis, kreatif, global berorientasi, orang berorientasi dan baik

pada membayangkan. Mereka juga melaporkan bahwa mereka belajar terbaik melalui

mendengarkan, kemudian merenungkan dan menafsirkan apa yang mereka telah

amati.

3. Tipe Golongan darah O

Jenis O adalah golongan darah pertama, leluhur prototipe tipe O adalah predator,

cerdik, agresif. Aspek Jenis O profil tetap penting dalam setiap masyarakat bahkan

sampai hari ini. Kepemimpinan, ekstroversi, energi dan fokus di antara sifat-sifat

mereka yang terbaik. Tipe O dapat kuat dan produktif, ketika respon stres Tipe O bisa

44
salah satu dari kemarahan, hiperaktif, dan impulsif. Perubahan sifat terjadi

disebabkan dari pola makan yang buruk, kurangnya olahraga, perilaku tidak sehat

atau tingkat stres meningkat. Masalah kesehatannya cenderung karena pencernaan.

Jika Tipe O bisa menyesuaikan hidupnya, Tipe ini dapat menuai manfaat dari

keturunan Anda. Warisan genetik Anda menawarkan kesempatan untuk menjadi kuat,

ramping, produktif, berumur panjang dan optimis.

 Kepribadian Tipe O

Cenderung bertanggung jawab, tegas, terorganisir, tujuan, aturan yang sadar, dan

praktis. Tipe O memiliki kelebihan dari golongan darah lainnya dalam hal

"penginderaan" menggunakan 5 indra untuk mengumpulkan informasi, dan

mengkombinasikannya dalam berpikir, Mereka lebih terinci dan berorientasi fakta,

logis, tepat dan teratur.

4. Tipe Golongan darah AB

Merupakan jenis darah terbaru. Sepuluh atau dua belas abad lalu, tidak ada jenis

darah AB. AB merupakan hasil dari pembauran Tipe A dan B. Jenis darah AB

memiliki kualitas unik seperti bunglon, Jenis AB memiliki perpaduan sifat dari

keduanya. Sebuah revolusi evolusi yang luar biasa.

Kesehatan : memiliki asam lambung rendah Tipe A dan memiliki adaptasi Tipe B

untuk daging. Jenis AB harus menghindari kafein dan alkohol, terutama ketika Anda

dalam situasi stres. Dr D'Adamo menganjurkan agar fokus pada makanan seperti;

45
tahu, makanan laut, susu dan sayuran hijau jika mencoba untuk menurunkan berat

badan. Berbagai macam makanan laut merupakan sumber protein yang baik.

Misalnya; ikan kakap merah, salmon, sardin, dan tuna. Juga susu olahan seperti

Yogurt dan kefir.

 Kepribadian Tipe AB

Jenis AB sering memiliki keunikan membingungkan tentang sisi perasaannya.

Meskipun cenderung tertarik pada orang lain dan yang ramah dan percaya, ada sisi

sifatnya yang merasa terasing dari komunitas luas. Sisi positifnya, intuitif dan

spiritual, dengan kemampuan untuk melihat melampaui batas-batas kaku masyarakat.

Dalam sebuah studi independen, AB Jenis menganggap diri mereka sebagai

emosional, bersemangat, ramah, percaya dan empati. Jenis AB dianggap paling

menarik dari jenis darah lainnya.

 Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem yang tertutup karena

selalu beredar di dalam pembuluh darah saja. Peredaran darah pada manusia juga

disebut sistem peredaran darah ganda karena beredar ke seluruh bagian tubuh serta

melewati jantung sebanyak dua kali.

1. Sistem peredaran darah besar

Peredaran darah besar merupakan peredaran darah dari jantung ke seluruh

bagian tubuh. Skemanya sebagai berikut:

46
Jantung (bilik kiri) Seluruh Tubuh Jantung (serambi kanan)

2. Sistem peredaran darah kecil

Jantung (bilik kanan) Paru-Paru Jantung (serambi kiri)

Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan

kembali lagi ke jantung. Skemanya sebagai berikut:

3. Sistem Peredaran Getah Bening

Getah bening adalah merupakan cairan berwarna kekuning-kuningan yang

mengisi rongga antarsel pada jaringan tubuh serta tersusun dari sel-sel darah putih.

47
Getah bening disebut juga sebagai limfe. Peredaran getah bening merupakan

peredaran darah terbuka sebab beredarnya itu melalui pebuluh getah bening yang

ujung-ujung pembuluhnya saling terbuka. Pembuluh getah bening punya dinding

yang tipis banget dari pembuluh nadi. Pembuluh getah bening terdiri atas pembuluh

limfe kiri dan pembuluh limfe kanan.

 Pewarisan Golongan Darah pada Anak

Tabel Pewarisan Golongan Darah kepada Anak

Ibu Ayah

O A B AB

48
O O O, A O, B A, B

A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB

B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB

AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

Gen yang menjadi golongan darah ABO bersifat berpasangan, ada gen Ia, Ib, Io.

Golongan darah ditentukan oleh pasangan gen-gen tersebut, deskripsinya sebagai

berikut :

 Golongan darah A pasangan yang mungkin Ia Ia dan Ia Io.

 Golongan darah B pasangan yang mungkin Ib Ib dan Ib Io.

 Golongan darah O hanya satu pasangan yang mungkin Io Io.

 Golongan darah AB hanya satu pasangan yang mungkin Ia Ib.

Dalam hal ini terjadi penyilangan jika ayah dan ibu mempunyai golongan darah

yang berbeda, bisa kita lihat pada contoh dibawah ini:

 Jika ayah bergolongna darah B dan Ibu bergolongna darah O, maka ada dua

kemungkinann penyilangan yaitu: kemungkinan pertama: Ib Io x Io Io dengan hasil:

Ib Io, Ib Io, Io Io dan Io Io. (jadi kemungkinan anaknya 50% bergolongan darah B

dan O. kemungkinan kedua: Ib Ib x Io Io dalam hal ini anak yang lahir pasti

bergolongan darah B (Io Ib).

49
 Jika Ayah O dan Ibu AB, kemungkinan pertama: Ib Io x Ia Ib hasilnya: Ia Ib, Ib Ib, Ia

Io dan Ib Io. Anak yang lahir kemungkian 50% bergolongan darah B, 25%

bergolongan darah A, AB. Kemungkinan kedua: Ib Ib x Ia Ib, hasilnya: Ia Ib, Ib Ib,

Ia Ib, Ib Ib. kemungkinan anak yang lahir bergolongan darah B atau AB.

 Jika Ayah B dan Ibu A, kemungkinan pertama: Ib Io x Ia Io hasilnya: Ia Ib, Ia Io, Io

Ib, dan Io Io. Anak yang lahir bisa bergolongan darah A, B, O, AB. Kemungkinan

kedua: Ib Ib x Ia Ia, hasilnya: Ia Ib, Ia Ib, Ia Ib, dan Ia Ib. anak yang lahir pasti

bergolongan darah AB(Ia Ib)

 Jadi dalam kasus ini golongan darah yang mungkin adalah: jika Ayah O dan Ibu O

golongan darah anak pasti B atau O (tidak mungkin yang lainya).

2.5. Kelainan atau Penyakit Pada Darah

1. Anemia

Mungkin para wanita sudah tahu tentang penyakit anemia. Penyakit ini dapat

Disebabkan karena kekurangan sel darah merah atau sel darah merahnya malah

kekurangan hemoglobinnya. Penyakit Anemia ini dapat diatasi dengan memakan

bahan makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti kayak pisang, kacang-

kacangan, hati, daging, maupun bayam.

50
2. Leukemia

Penyakit ini Disebabkan oleh kelebihan produksi sel darah putih. Penyakit ini

disebut juga dengan penyakit kanker darah. Pengobatannya sendiri merupakan

kombinasi antara operasi, radioterapi, dan kemoterapi.

3. Hemofilia

Hemofilia merupakan suatu penyakit menurun yang dapat menyebabkan darah

sulit membeku. Ada Beberapa usaha untuk dapat mengatasi penyakit hemofilia,

antara lain yaitu mengonsumsi makanan atau minuman yang sehat, menjaga berat

tubuh jangan berlebihan karena berat badan yang berlebihan dapat mengakibatkan

pendarahan pada sendi-sendi di bagian kaki, dan berhati-hati lah dalam kehidupan

sehari-hari untuk memperkecil risiko terluka.

4. Polisitemia

Penyakit polisitemia ini merupakan penyakit yang terjadi karena kelebihan

produksi sel darah merah sehingga darah menjadi lebih kental dan mengalir sangat

lambat. Akibatnya adalah akan mengakibatkan dapat terjadi penggumpalan dalam

pembuluh darah yang akan dapat mengakibatkan kematian.

Cara penanggulangannya dalam menghadapi penyakit polisitemia ini adalah

dengan melakukan transfusi darah atau anti parsial untuk membuang sebagian darah

serta menggantinya dengan plasma dalam jumlah yang sama.

51
5. Varises

Penyakit Varises ini adalah suatu gangguan yang terjadi berupa pelebaran

pembuluh balik (vena) pada kaki. Gangguan ini sering sekali di derita oleh orang

yang banyak berdiri atau wanita yang sedang hamil. Untuk penanggulanganya ada

Beberapa upaya untuk mengatasi terjadinya varises, antara lain adalah jangan sekali-

kali menyilangkan kaki serta bertumpu pada lutut, karena akan dapat menambah

tekanan pada pembuluh darah di kaki bagian bawah dan akan menghambat aliran

darah yang menuju ke seluruh tubuh.

6. Ambeien atau wasir

Di dalam kalangan masyarakat kita sering sekali mendengar penyakit wasir

ataupun ambeien. Ambeien ini adalah penyakit yang terjadi karena adanya gangguan

berupa pelebaran pembuluh balik (vena) pada dubur. Biasanya ini diderita oleh orang

yang kebanyakan duduk, karena itu jangan seering-sering duduk. Penyakit ambeien

atau wasir ini dapat dicegah dengan Cara mengatasi wasir dari awal, antara lain

dengan cara membiasakan minum air minimum 2,5 liter sehari serta cukup

melakukan gerak badan untuk menstimulasi buang air besar.

7. Hipertensi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah kondisi

tekanan yang abnormal di dalam arteri hingga mencapai 150/90 mm Hg.

Cara mengatasinya adalah dengan meberikan kepada si penderita yang berguna

untuk melebarkan pembuluh darah serta untuk dapat menurunkan keluaran darah

jantung hingga normal.

52
8. Hipotensi

Tekanan darah rendah (hipotensi) adalah suatu keadaan tekanan darah lebih

rendah dari 90/60 mmHg sehingga sering sekali menimbulkan gejala-gejala seperti

pusing bahkan pingsan. Cara mengatasinya dengan cara menggunakan obat-obatan

yang fungsinya untuk mempertahankan tekanan darah pada saat darah meninggalkan

jantung dan beredar ke seluruh tubuh.

53
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup

(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen

yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil

metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah

terdiri dari plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),

dan keping darah (trombosit). Di dalam darah mengandung :

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya

perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan

Rhesus (faktor Rh).

Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa

oksigen.Ketersediaan Hb dalm tubuh di pengaruhi oleh factor Internal (kecakupan

besi dalam tubuh, metabplisme besi dalam tubuh, keasaman atau suhu, tekanan

parsial O2 dan tekanan parsial CO2, termperatur atau suhu ) dan factor Eksternal (

reagen, metode, bahan pemeriksaan dan lingkungan).

54
3.2.Saran

Penulis mengharapkan, semoga dengan hadirnya makalah ini dapat

menambah wawasan bagi para pembaca, dan merupakan tambahan referensi untuk

ilmu pengetahuan khususnya tentang bagaimana System Peredaran Darah, bagian-

bagian, fungsi dan juga mengenai Hemoglobin pada darah. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

makalah ini.

55
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Bagian-bagian Sel Darah dan Fungsinya.

http://genggaminternet.com/bagian-bagian-sel-darah-dan-fungsinya/. Diakses pada

tanggal 13 Aril 2017.

Anonim. 2015. 10 Fungsi Darah Manusia. http://dosenbiologi.com/manusia/fungsi-darah-

pada-manusia. Diakses pada tanggal 13 April 2017.

Fahmawati,simping fajar. 2015. Pemeriksaan Hemoglobin.

http://hajarsimpingf.blogspot.co.id/2015/06/pemeriksaan-hemoglobin.html. Diakses

pada tanggal 13 April 2017.

Uky. 2013. Pengukuran Tekanan Darah dan Kadar Hemoglobin.

http://kymuttzzituwwuky.blogspot.co.id/2013/05/pengukuran-tekanan-darah-dan-

kadar.html. Diakses pada tanggal 13 April 2017.

Oktaviani,dita. 2105. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin.

https://ditaaok.blogspot.co.id/2015/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kadar.html.

Diakses pada tanggal 13 April 2017.

Widia,reda. 2014. Contoh Makalah Tentang Darah.

http://redawidia.blogspot.co.id/2014/09/contoh-makalah-tentang-darah.html . Diakes

pada tanggal 13 April 2017

56

Вам также может понравиться