Вы находитесь на странице: 1из 31

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani
yang dirancang dan disusun secara sistematik untukmeningkatkan kebugaran jasmani.
Mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif serta kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani adalah
pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya
pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektip dan psikomotor selain itu pendidikan
jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spritual. Salah satu masalah utama
dalam Penjas di Indonesia dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran Penjas di sekolah-
sekolah. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya terbatasnya sarana dan prasarana yang
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran Penjas dan terbatasnya kemampuan guru
Penjas untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran Penjas.

Fenomena itulah yang saat ini terjadi di SD Negeri Cipanas yang mana kemampuan
peserta didik dalam melakukan gerak dasar lompat sangat kurang.Menurut hasil pengamatan
peneliti, rendahnya kemampuan gerak dasar di kelas V SD Negeri Cipanas tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: (1) Siswa terlihat kurang memperhatikan saat pelajaran
Penjas. (2) Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas. (3) Guru kurang kreatif menciptakan
modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas. (4) Guru kesulitan dalam menemukan metode
pembelajaran bermain yang tepat untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah
dasar adalah pendekatan bermain, seperti dijelaskan oleh Djumaidir (2007: 11:31) “dunia anak
lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang seruis, didalam pembelajaran banyak
disajikan variasi-variasi supaya tidak mudah jenuh sebab siswa kerap kali juga cepat bosan
melaksanakan kegiatannya”

Agar pembelajaran Penjas khususnya materi gerak dasar lompat dapat berhasil, maka
harus diciptakan lingkungan yang kondusif diantaranya dengan cara memodifikasi alat dan
menciptakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan.Dilihat dari karakteristik anak,
dunia anak adalah dunia bermain.Siswa SD/MI yang masih tergolong anak-anak bentuk
aktivitasnya cenderung berupa permainan. Seperti pada saat jam istirahat mereka sangat
antusias untuk melakukan bermacam-macam bentuk permainan. Tanpa disadari mereka sering
bermain dengan melakukan gerakan-gerakan dasar dalam cabang olahraga.
2

Agar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai pedoman,


maksud dan tujuan sebagaimana yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (
KTSP ) maka pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Pembelajaran yang efektif adalah pengajaran yang reflektif yaitu menggunakan
pendekatan modern sebagai pengganti pengajaran tradisional. Oleh sebab itu ada pendekatan,
maupun variasi modifikasi dalam pembelajaran. Salah satu pokok bahasan dalam pendidikan
jasmani sekolah dasar adalah gerak dasar lompat, karena setiap pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah pasti banyak menggunakan gerakan melompat. Modifikasi pembelajaran
melompat sangat penting karena banyak siswa yang malas melaksanakan kegiatan tersebut
pada saat pembelajaran. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat
terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam
kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif
dan menyenangkan. Oleh karena itulah penulis melakukan penelitian dengan judul Efektivitas
Pembelajaran Gerak Dasar Melalui Pendekatan Bermain Terhadap Keterampilan Lompat Jauh
Gaya Jongkok Siswa SD Negeri Cipanas .

B. Identifikasi Masalah
Dengan adanya kurikulum tingkat satuan pendidikan yang merupakan pedoman bagi
guru dan merupakan bahan kegiatan dalam pembelajaran, maka peserta didik perlu mempelajari
dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan
tersebut bukanlah hal yang mudah. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul
dilapangan adalah sebagai berikut:
a) Peserta didik terlihat lambat dalam penguasaan pembelajaran penjas terutama penguasaan
gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
b) Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas.
c) Metodepembelajaran atletik khususnya lompat jauh gaya jongkok yang menggunakan metode
lama atau tradisional sehingga anak kurang tertarik mengikuti pembelajaran.
d) Kurangnya pemahaman peserta didik tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga
mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan memperoleh nilai.
e) Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas.

f) Latar belakang pendidikan guru yang mengajar penjas yang bukan guru penjas
3
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka penelti membatasi masalah Agar substansi
penelitian ini tidak melebar. Adapun batasan masalah pada penelitian ini hanya menitik
beratkan pada penerapan metode pembelajaran dengan pendekatan bermain sebagai suatu
suplemen peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri Cipanas .

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sejauh manaefektivitas
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain pada pendidikan
jasmani di SD Negeri Cipanas .

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain di SD Negeri
Cipanas .

F. Hasil Guna Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta Didik
a. Meningkatkan keterampilan lompat jauh gaya jongkok.
b. Perbaikan masalah yang ditemukan pada proses lompat jauh gaya jongkok.
c. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan lompat jauh gaya jongkok.
d. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan,
kesenangan dalam diri peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
e. Hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
b. Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif dalam
melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
c. Memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi sekolah
d. Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan sekolah yang sudah
berjalan.
3. Guru
a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai lompat jauh gaya jongkok
b. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media
4
yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-
sungguh.
c. Memberikan sikap professionalisme dan karir pendidik
d. Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan bahan
panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran
e. Tercapainya ketuntasan belajar siswa
f. Mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu
sekolah
g. Memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran
h. Peningkatan atau perbaikan kualitas keterampilan guru dalam penggunaan media, alat
bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
i. Pembiasaan guru dalam memecahkan masalah dan pembelajaran berbasis hasil temuan
penelitian secara empiris
5
BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka
1. Efektifitas Pembelajaran
Jika dilihat dari istilah tersebut, maka terdapat dua suku kata yang berbeda, yakni
efektivitas dan pembelajaran. Makna dari efektivitas itu sendiri adalah ketepatgunaan, hasil
guna, menunjang tujuan.Sedangkan Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, dimana
kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik yang belajar.Dari
sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai pembelajar, dapat ditemukan adanya
perbedaan dan persamaan.Hubungan guru dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti
pelaku pendidik dan pelaku terdidik.

Dari segi tujuan akan dicapai baik guru maupun siswa sama-sama mempunyai
tujuan sendiri-sendiri. Meskipun demikian, tujuan guru dan siswa tersebut dapat
dipersatukan dalam tujuan instruksional.Dari segi proses, belajar dan perkembangan
merupakan proses internal siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendiri yang
mengalami, melakukan, dan menghayatinya. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran,
dimana proses interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk
meningkatkan perkembangan mental, sehingga menjadi mandiri dan utuh, disamping itu
pula proses belajar tersebut terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan
sekitar. Dalam Proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk
mempelajari bahan belajar.Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi suku rinci dan menguat. Adanya informasi
tentang sasaran belajar, penguatan, evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa
semakin sadar akan kemampuan dirinya.

Dari kegiatan interaksi belajar-mengajar tersebut, guru membelajarkan siswa


dengan harapan bahwa siswa belajar.Maka, ranah-ranah tersebut semakin berfungsi.Sebagai
ilustrasi, pada ranah kognitif siswa dapat memiliki pengetahuan, pemahaman, dapat
menerapkan, menganalisis, sintesis dan mengevaluasi.Pada ranah afektif siswa dapat
melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola
hidup.Sedangkan pada ranah psikomotorik siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat
gerakan-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan
menciptakan gerak-gerak baru.
6
pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi si belajar
sedemikian rupa, sehingga akan mempermudah ia dalam belajar, atau belajar yang dilakukan
oleh si belajar dapat dipermudah/ difasilitasi.Maka pembelajaran dapat dikatakan efektif,
apabila dapat memfasilitasi pemerolehan pengetahuan dan keterampilan si belajar melalui
penyajian informasi dan aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa
dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan.

2. Pengertian Atletik
Atletik adalah “ salah satu unsur dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan juga
merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas
jasmani serta pembinan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan
emosional yang serasi, selaras dan seimbang (Djumidar, 2002: 2)”.
Jadi Atletik merupakan keseluruhan gerakan yang mengutamakan aktivitas jasmani
dengan pembinaan pola hidup sehat dan pengembangan jasmani serta mental, sosial, dan
emosional yang serasi, selaras dan seimbang untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan secara psikis maupun fisik.

3. Gerak Dasar
Gerak dasar menurut M Furqon H, (2002 – 9) merupakan pola gerak yang inheren
yang membentuk dasar-dasar untuk ketrampilan gerak yang kompleks yang meliputi gerak
lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif. Karakteristik anak berusia 6-8 tahun
menurut Annario, Cowell dan Hazelton yang dikutip M Furqon H, (2002: 10-12 ) adalah
sebagai berikut
a. Karaketristik Fisiologis
1) Reaksi lambat, koordinasi gerakannya belum baik, membutuhkan aktifitas yang
menggunakan kelompok otot besar, gemar berkelahi, berburu, memanjat dan kejar-
kejaran.
2) Selalu aktif, bersemangat dan responsip terhadap suara berirama.
3) Tulang-tulangnya lunak dan mudah berubah bentuk.
4) Jantungnya mudah melemah.
5) Pengendalian penginderaan dan persepsinya sedang berkembang.
6) Koordinasi mata dan tangan berkembang dan penggunaan otot kecil belum baik.
7) Kesehatan umum kritis, mudah sakil dan daya tahannya rendali.
8) Gigi susu mulai bertanggalan dan tumbuh gigi tetap.
7
9) Selalu aktif walaupun sedang duduk atau berdiri senang berkejar-kejaran, menjelajah
dan memanjat.

b. Karakteristik Psikologis
1. Pumusatannya mudah beralih, tak tahan lama.
2. Selalu ingin tuhu, suka bertanya, ingin menemukan sesuatu dan menyelidiki alam
sekitarnya.
3. Kemampuan mengendalikan organ-organ berbicaranya berkembang.
4. Gemar mengulang aktivitas yang menyenangkan ataudisukai.
5. Kemampuan berfikirnya masih terbatas.
6. Hampir tertarik dengan segala hah
7. Kreatif dan daya khayalnya tinggi
c. Karakteristik Sosiologis
1. Berhasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat dramatik yang penuh dengan gaya
khayal, rasa ingin tahu dan suka meniru.
2. Suka berkelahi, berburu, berkejaran dan memanjat.
3. Sesuatu itu dianggap benar bila ia setuju atau menyenangkan baginya tetapi ia kesal jika
sesuatu itu idak sesuai dengan kehendaknya.
4. Senang pada binatang piaraan, cerita-cerita dan alam sekitar.
5. Ingin terus bermain dan terus bermain baik dalam kelompok yang terdiri dari 3 sampai
4 orang.
6. Belum senang bila dikritik,
7. Sukar menerima kekelahan.
8. Suka menjadi pusat perhatian.
9. lndividualis, bebas suka menonjolkan diri, pemberani, angkuh dan suka berpetualang.
10. Tidak punya teman yang tetap dan suka berganti-ganti.

4. Lompat Jauh Gaya Jongkok


Menurut pendapat Syarifuddin (1992 : 90) lompat jauh adalah bentuk gerakan
melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama
mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan
melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Jonath, Haag, Krempel (1990 : 197) menyatakan bahwa unsur utama lompat jauh
dengan awalan adalah lari awalan/ ancang-ancang, bertolak, melayang di udara dan
8
mendarat. Masing-masing bagian itu memiliki gaya gerakannya sendiri yang
menyumbangkan pencapaian jarak lompatan.

Hal-hal yang harus diutamakan atau diperhatikan dalam lompat jauh adalah :
a. Peliharalah kecepatan lari sampai saat bertolak.
b. Capailah dorongan yang cepat dan dinaSD dari balok tumpuan.
c. Rubahlah sedikit posisi lari, bertujuan mencapai posisi lebih tegak.
d. Gunakan gerakan kompetensi lengan yang baik.
e. Capailah jangkauan gerak yang baik.
f. Gerak akhir agar dibuat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya tolakannya.
g. Latihlah gerakan pendaratan.
h. Kuasai gerakan yang benar dari gerakan lengan dan kaki dalam meluruskan dan
membengkokkannya.
struktur gerakan yang dilakukan pada lompat jauh gaya jongkok dapat dirinci menjadi
emapt fase yaitu :
a. Awalan atau ancang-ancang
Pendapat (Adisasmita, 1992 : 67).Kecepatan dan ketepatan dalam lari awalan sangat
mempengaruhi hasil lompatan. Ini berarti bahwa kecepatan lari awalan adalah suatu keharusan
untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pelompat tanpa kecepatan sama sekali tidak
mempunyai suatu harapan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Untuk dapat melakukan
lari awalan dengan baik, perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Jarak lari awalan tergantung pada tiap-tiap pelompat.
b. Jarak lari awalan harus cukup jauh untuk mendapatkan kecepatanmaksimal.
c. Kecepatan lari awalan dan irama langkah harus rata.
d. Pada langkah akhir, pikiran dipusatkan untuk melompat setinggi-tingginya ke arah depan.
e. Langkah terakhir diperkecil agar dapat menolak ke atas dengan lebih sempurna.
f. Sikap lari seperti pada lari jarak pendek.

Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar


dorongan massa ke depan lebih besar. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan
kemampuan berekselerasi atas kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan
ancang-ancang diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan menumpu.Sebagai
pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9
langkah dan seterusnya sambil memperhatikan kaki saat menumpu.Panjang awalan untuk
melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari 45 meter.
9
b. Tumpuan atau tolakan
Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 91) mengemukakan bahwa :
Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerak dari gerak horizontal ke gerakan vertikal
yang dilakukan secara cepat. Dimana sebelumnya si pelompat sudah mempersiapkan diri untuk
melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah yang terakhir, sehingga seluruh tubuh
terangkat ke atas melayang di udara. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa
melakukan tolakan adalah merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan lompat jauh maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu:
1. usahakan untuk menekankan pada gerak pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjang
langkah kedua akhir sebelum melompat
2. hindarkan dorongan dengan cara memperpendek langkah take off
3. keterbatasan gerak dari kaki yang melakukan take off
4. keterbatasan gerak dari kaki yang melakukan take off dapat dihindarkan dengan
memperpanjang langkah sewaktu take off
5. untuk menghindari kurangnya gerak tangan, coba lekukkan siku tangan yang berlawanan
dengan kaki yang sedang take off

“Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong kedepan, titik berat badan harus terletak
tegak dimuka titik sumber tenaga, yaitu tungkai menumpu pada saat pelompat menumpu
(Adisasmita, 1992 : 67)”

c. Melayang diudara
Melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan untuk
memungkinkan pendaratan yang lebih sempurna. Gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang)
yang biasanya disebut gaya lompatan dalam lompat jauh (Adisasmita, 1992 : 68).

Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan
keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara.Untuk
melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. yaitumelayang dengan sikap jongkok dengan cara
waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan
kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan.
10
d. Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat
mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke
depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat
itu sendiri. Untuk menghindarkan pendaratan pada pantat, kepala ditundukkan dan lengan
diayunkan ke depan sewaktu kaki menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampui titik
pendaratan kaki di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas danlentur. Maka sendi
lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing) yang
tepat.
Menurut AP Pandjaitan (1990:62) mengatakan bahwa :
Suatu lompatan mempunyai hubungan atau pengaruh dengan lari kareana lari
merupakan awalan bagi pelompat jauh dan harus memperhatikan.Awalan yang cepat dan tepat,
tumpuan yang baik dan pendaratan yang menguntungkan.

5. MetodePembelajaran Dengan Pendekatan Bermain


Menurut DR.S.Nasution “Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam suatu tugas atau pekerjaan agar dapat mencapai tujuan
sesuai dengan yang ditetapkan”. Sedangkan menurut Drs.H Abu Ahmad dkk (2005:52) metode
adalah suatu pengetahuan tentang cara- cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru
atau instruktur. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia metode adalah “cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditetapkan.

Dengan bermain anak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, anak-anak akan
lebih senang dan menjadikan si anak lebih aktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Mayke
(dalam Sudono, 2000:3) “ belajar dengan bermain akan memberi kesempatan kepada anak
untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi serta
mempraktekkannya.

Dari penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa metode bermain yang dimaksud
adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan kegiatan untuk menjelaskan konsep
abstrak dalam Pendidikan Jasmani yang lebih menyenangkan dan agar siswa lebih paham dan
lebih lama mengingat apa yang disampaikan.
11

6. PendidikanJasmani
Cholik Mutohir (1992 : 2) mengatakan : ”Pendidikan jasmani adalah proses sistematik
yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat
dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk
memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangkapembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila ”.

Dari kutipan tesebut peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga
merupkan proses pendidkan yang melibatkan aktifitas jamani yang diolah secara sistematis
bertujuan untuk peningkatan individu yang melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :

a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan


pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
dan olahraga yang terpilih.
b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri
dan demokratis.
f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.

7. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Susilo (2007 : 16) mengemukakan pendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah
”penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat pengajar, dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran”.
Dalam hal ini berarti guru dapat melakukan penelitian sendiri terhadap proses
pembelajaran dikelas atau juga secara koloboratif berkerjasama dengan guru dan peneliti
lainnya. Tetapi tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian tindakan kelas yang
12
dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama seorang guru, yaitu tidak
boleh sampai mengorbankan kegiatan dalam proses pembelajaran.

8. Metode Pengajaran pendidikan Jasmani Yang Efektif


“Keberhasilan pengajaran pendidiakan jasmani dapat ditinjau dari jumlah waktu aktif
berlatih. Keberhasilan ini dapat dicapai bila didukung oleh pengelolaan penggunaan yang
efektif, mencakup pengelolaan iklim, materi (tugas ajar) dan prilaku” (Rusli lutan. 2001 : 15)
“Dalam kegiatan belajar seyogyanya tidak menoton bahkan harus dinaSD, disajikan
dalam bentuk-bentuk permainan”.(Djumidar : 2002 : 3)

Ini berarti guru harus mempunyai metode untuk keberhasian pengajaran agar tercipta
pendidikan jasmani yang efektif untuk itulah metode dengan pendekatan bermain sangat cocok
digunakan untuk anak usia sekolah dasar agar tercipta suasana yang menyenangkan sehingga
materi ajar sesuai yang diharapkan.

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengajaran pendidikan jasmani sekarang ini
dalah langkanya sarana parasarana penunjang. Hasil riset tentang pengajaran pendidikan
jasmani di negara Amerika dan Australia, dalam . Cholik.M, dkk (2002:26) menunjukkan ada
tiga hal yang penting agar pengajaran pendidikan jasmani efektif dapat di ciptakan. Hal-hal
tersebut adalah :

a. Anak didik memerlukan latihan praktek yang tepat dan memadai .


b. Latihan praktek tersebut harus memberikan peluang tingkat sukses..
Metode pembelajaran tersebut dinamakan pengajaran efektif dan reflektif. Dengan
pengajaran reflektif seorang guru dikatakan berhasil apabila ia dapat mencapai kepuasan
profesional. Guru secara kreatif mampu menggunakan berbagai keterampilan mengajar yang
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan pengajaran yang khusus (Toho Cholik M, Rusli lutan,
1997:4).

Dari kutipan tersebut setiap guru harus mempunyai bekal dan kapasitas yang cukup sebelum
terjun langsung kedunia dengan tuntutan profesionalitasannya sebagai tenaga pendidik dan pengajar
untuk itulah sebaiknya seorang guru menyusun perencanaan agar tercipta suasana belajar mengajar
yang menyenangkan.
13
B. Penelitian Yang Relevan
Djoko Nugroho : 2009/2010, dalam Peningkatkan Penguasaan Keterampilan Lari
Estafet Melalui Pendekatan Bermain di SD Negeri Indra Sari tahun pelajaran 2009/2010
merupakan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan sangat dibutuhkan untuk
mendukung kajian teoritis yang telah ditemukan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan
untuk pengajuan hipotesis. Hasil penelitian bahwa dengan metode pembelajaran bermain pada
penguasaan keterampilan lari estafet menunjukkan peningkatan terhadap prestasi lari
estafet.Sehingga peneliti mempunyai pemikiran untuk melakukan penelitian yang serupa tetapi
lebih mengarah kepada pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok dan dilaksanakan di
Sekolah Dasar sesuai dengan program studi yang dipelajari.

C. Kerangka Berfikir
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang diterapkan seorang guru untuk
memberikan materi pelajaran dengan cara-cara tertentu yang efektif agar materi pelajaran dapat
diterima atau dikuasai dengan baik oleh siswa. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dengan pendekatan bermain.
Pendekatan bermain dapat diterapkan dalam semuacabang olahraga termasuk lompat jauh gaya
jongkok.

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain merupakan cara
belajar, dimana tugas ajar yang diberikan disajikan dalam bentuk permainan. Dalam hal ini
teknik-teknik lompat jauh gaya jongkok dipelajari melalui bentuk permainan. Permainan
lompat jauh gaya jongkok dikonsep oleh guru. Konsep permainan lompat jauh gaya jongkok
dapat menggunakan alat atau tanpa alat yang mengarah pada pola gerakan lompat jauh gaya
jongkok.

Maksud dan tujuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan
bermain adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak, dapat menimbulkan rasa senang dan
gembira, meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Disamping
itu juga, melalui permainan siswa dituntut memiliki inisiatif dan kretifitas, sehingga hal ini
akan merangsang kemampuan berpikir dan memecahkan masalah yang terjadi dalam
permainan, dapat meningkatkan penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok. Dengan
menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok dengan benar dan hasil belajar siswa meningkat.
14
Berdasarkan dari ciri-ciri dan pendekatan bermain tersebut menunjukkan bahwa,
pendekatan bermain merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh
terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang ditimbulkan dari pendekatan bermain bersifat
menyeluruh baik fisik, teknik maupun sosial, dengan demikian diduga pendekatan bermain
memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) atau penelitian tindakan
kelas karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajran dikelas. Penelitian
ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru
mata diklat dan didalam proses belajar mengajar dikelas yang bertindak sebagai pengajar dan
pengamat adalah peneliti tetapi peneliti secara bersama-sama teman seprofesi dan supervisor
melakukan pengamatan, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah peneliti. Tujuan
utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan kemampuan dan hasil pembelajaran di
kelas dimana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.

B. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan
kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yaitu merupakan seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam
mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
Peneliti menggunakan lembar observasi kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas guru dan siswa untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
selama proses pembelajaran.
16
C. Subyek dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Pada penelitian ini menggunakan subyek tindakan yakni Peserta didik SD Negeri
Cipanas kelas V (lima) pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dengan jumlah
20 orang dengan komposisi laki-laki 8 orang dan perempuan 12 orang.Alasan peneliti
melakukan penelitian di lokasi tersebut karena peneliti sudah mengetahui karakter anak dan
peneliti merupakan staf pengajar di SD Negeri Cipanas . Dengan demikian peneliti sudah
mengenali lokasi penelitian.

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua minggu berturut-turut untuk pelaksanaan dua mata
pelajaran yang masing-masing 2 siklus pelajaran yaitu :

Tabel. 1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran PENJAS
Mata Pelajaran Siklus Minggu Alokasi Waktu
I Minggu I 3 x 35 menit
3 x 35 menit
PENJASORKES
II Minggu II 3 x 35 menit
3 x 35 menit

Berdasarkan Tabel diatas, pelaksanaan perbaikan mata pelajaran Penjasorkes


dilaksanakan pada minggu I dan minggu II Januari 2014 pukul 08.00 sd 09.45 untuk siklus I,
sedangkan untuk siklus II.

D. Pelaksanaan Tindakan
Setelah diketahui permasalahan pembelajaran pendidikan jasmani yang ada di SD
Negeri Cipanas kemudian diberi tindakan yaitu metode pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok melalui pendekatan bermain pada pendidikan jasmani. Dalam pendekatan bermain
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dimodifikasi antara lain peraturan, alat dan ukuran
lapangan.
17

Gambar. 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Penjelasan Alur diatas adalah :
1. Tahap 1 : Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara
berpasangan antar pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya
tindakan.atau penelitian koloborasi.

Koloborasi dapat dilakukan oleh dua guru yang dengan cara bergantian maengamati
ketika sedang mengajar. Dalam hal tahap penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrumen.

2. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan


Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi
atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu di ingat
adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam
refleksi, keterkaitan antara pelaksana dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama
agar sinkron dengan maksud semula.

3. Tahap 3 : Pengamatan (Observasi)


Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat, sebetulnya
sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang
kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat.

4. Tahap 4 : Refleksi
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang artinya pemantulan.
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
18
tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi dari
rancangan tindakan.
E. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah
: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan
dalam waktu tertentu; (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai; (3) untuk
memperoleh suatu nilai. Sedengkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa secara individual maupun secara klasikal disamping itu juga untuk mengetahui
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahanya,
khususnya pada bagian mana yang tidak dapat tercapai. Untuk memperkuuat data yang
dikumpulkan, maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman
sejawat untuk mengetahui dan merekam aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar.

F. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mengetahui efektifitas suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu
diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif,
yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta dengan data
yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa untuk
memperoleh respon terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selamsa proses
pembelajaran.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menilai langsung :
1. Kemampuan siswa dalam saling menghargai dan jujur
2. Kemampuan siswa dalam saling kerjasama dan semangat
3. Kemampuan siswa dalam melakukan awalan dengan berjalan 5, 7 atau 9 langkah pada
lompat jauh gaya jongkok.
4. Kemampuan siswa dalam melakukan awalan dengan berlari pada lompat jauh gaya
jongkok.
5. Kemampuan siswa dalam melakukan tumpuan atau tolakan pada lompat jauh gaya
jongkok.
6. Kemampuan siswa dalam melakukanayunan tangan dan paha pada lompat jauh gaya
jongkok.
7. Kemampuan siswa dalam melakukan gaya dengan sikap jongkok diudara pada lompat jauh
gaya jongkok
8. Kemampuan siswa dalam melakukan Pendaratan dengan dua kaki.
19
9. Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan lanjutan setelah mendarat pada lompat jauh
gaya jongkok.
10. Mampu menjelaskan cara melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.
G. Rancangan Analisis Data
Rancangan analisis data ini menggunakan format penilaian secara langsung pada
siswa. Analisis data penelitian tindakan secara umum dilakukan dengan mengidentifikasikan
dan menunjukkan bahwa perbaikan telah terjadi.
1. Format penilaian KBM Lompat Jauh Gaya Jongkok di Sekolah Dasar
Untuk menyatakan tinggi rendahnya kualitas pengajaran efektif yang dihasilkan dari penelitian
ini digunakan format penilaian KBM lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri Cipanas .
Tabel. 2
Norma Penilaian
Guru Terlibat Langsung dalam Proses Pembelajaran

Rentang Nilai Nilai Kwalitatif Ket

41 – 50 BS Baik Sekali

31 – 40 B Baik

21 – 30 S Sedang

11 – 20 K Kurang

1 – 10 KS Kurang Sekali
Skala / Kreteria
Guru Terlibat Langsung dalam Proses Pembelajaran
Baik Kurang
No Kegiatan Baik Sedang Kurang
Sekali Sekali
1. Apresiasi √
2 Menjelaskan Tujuan √ √ √ √ √
√ √
3 Menjelaskan Materi √ √ √
√ √
4 Penggunaan Strategi/Metode

√ √
5 Penguasaan Media dan Sarana √

√ √
6 Pengelolaan Kegiatan dan Waktu √ √

7 Penghargaan


8 Melakukan Evaluasi √ √ √ √

9 Menutup Pelajaran √
20
2. Evaluasi
a) Guru Terlibat Langsung Dalam Proses Belajar
Skala : Penilaian
1. Nama Guru / Mahasiswa : ........................................................
2. NIM : ........................................................
3. Waktu : ........................................................
4. Hari / Tanggal : ........................................................

Skor
No Kegiatan Keterangan
KS K S B BS
1 Apersepsi
2 Menjelaskan Tujuan
3 Menjelaskan Materi
4 Penggunaan Strategi dan Metode
5 Penguasaan Media dan Sarana

6 Pengelolaan Kegiatan dan Waktu


a. Pemanasan
b. Kegiatan Inti
c. Penenangan
7 Reward and Punishment
8 Kemampuan Melakukan Evaluasi

9 Menutup Pelajaran
Jumlah Skor Perolehan :
21
Tabel.3
Norma Penilaian
Penguasaan Tugas Gerak yang diberikan Guru Kepada Siswa

Rentang Nilai Nilai Kwalitatif Ket

8 – 9,9 BS Baik Sekali

6 – 7,9 B Baik

4 – 5,9 S Sedang

2 – 3,9 K Kurang

0 – 1,9 KS Kurang Sekali

Skala/Kriteria Penguasaan Tugas Gerak yang diberikan Guru Kepada Siswa


a. Baik Sekali = Setiap siswa mempunyai kejujuran dan saling menghargai dan mampu
melakukan rangkaian proses lompat jauh gaya jongkok dengan baik dan benar
b. Baik = Setiap Siswa mempunyai kejujuran dan saling menghargai dan mampu
melakukan rangkaian proses lompat jauh gaya jongkok dengan benar
c. Sedang = Setiap Siswa mempunyai kejujuran dan saling menghargai dan mampu
melakukan rangkaian proses lompat jauh gaya jongkok dengan benar walaupun ada sedikit
kesalahan pada rangkain
d. Kurang = Setiap Siswa tidak memperdulikan kejujuran dan saling menghargai dan
mampu melakukan rangkaian proses lompat jauh gaya jongkok namun ada beberapa kesalahan
yang tampak terlihat
e. Kurang Sekali =Setiap Siswa tidak jujur dan tidak menghargai teman ketika pelajarandan
ketika melakukan rangkaian proses lompat jauh gaya jongkok banyak ditemukan indikasi
kesalahan.
22
a) Penguasaan Tugas Gerak Yang Diberikan Guru Kepada Siswa
Skala : Penilaian Gerak
No / Nama Siswa : ........ / ..........................................................
Pertemuan : .....................................................................
Hari / Tanggal : .....................................................................
Jam : .....................................................................
Kelas : .....................................................................

Skor
No Kegiatan Keterangan
KS K S B BS
1 Kemampuan siswa dalam saling
menghargai dan jujur.
2 Kemampuan siswa dalam saling
kerjasama dan semangat
3 Kemampuan siswa dalam
melakukan awalan dengan berjalan
5, 7 atau 9 langkah pada lompat
jauh gaya jongkok.
4 Kemampuan siswa dalam
melakukan awalan dengan berlari
pada lompat jauh gaya jongkok.
5 Kemampuan siswa dalam
melakukan tumpuan atau tolakan
pada lompat jauh gaya jongkok.
6 Kemampuan siswa dalam
melakukan ayunan tangan dan paha
pada lompat jauh gaya jongkok.
7 Kemampuan siswa dalam
melakukan gaya dengan sikap
jongkok diudara pada lompat jauh
gaya jongkok
8 Kemampuan siswa dalam
melakukan Pendaratan dengan dua
kakipada lompat jauh gaya jongkok
9 Kemampuan siswa dalam
melakukan gerakan lanjutan setelah
mendarat
10 Mampu menjelaskan cara
melakukan teknik dasar lompat jauh
gaya jongkok
Jumlah Skor Perolehan :

Data Mengenai Keaktifan Pada saat Proses


Kegiatan Belajar Mengajar
PERHATIAN SISWA
NO NAMA
Baik Cukup Kurang
1
2
23

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
Persentase
Skla/Kriteria Mengenai Keaktifan Pada saat Proses Kegiatan Belajar Mengajar
Baik = setiap siswa mendengar, memperhatikan, melihat dengan fokus dan ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran secara dinamik
Cukup = Setiap siswa terkadang kurang fokus akan segala perintah guru namun ketika terlibat
dalam kondisi permainan cukup aktif bergerak.
Kurang = Setiap siswa tidak memperhatikan apa yang guru perintahkan dan jarang aktif ketika
proses belajar mengajar dimulai.
Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa yang ada dikelas terdsebut sehingga diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan
Keterangan
Untuk mengetahui angka persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus yaitu :
Untuk mengetahui perbedaan dan tingkat efesiensi penelitian peneliti menggunakan rumus
yaitu :
S2
t=
2 - awal
nawal n2
Keterangan :
X = nilai satu orang siswa
x1 = nilai rata-rata seluruh siswa pada siklus I
24
x2 = nilai rata-rata seluruh siswa pada siklus II
S² = varian
SD = standar devisi
SD1 = standar devisi siklus I
SD2 = standar devisi siklus II
n1 = jumlah seluruh siswa siklus I
n2 = jumlah seluruh siswa siklus II
t = perbedaan rata-rata dari pengamatan
awal dengan siklus II
Analisis thitung > ttabel dan menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau terdapat
peningkatan dan efektivitas terhadap metode yang digunakan.
25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subyek Penelitian


Subyek penelitian tindakan kelas akan diikuti oleh siswa kelas V SD Negeri Cipanas tahun
pelajaran 2014-2105 , dengan jumlah siswa 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki
dan 8 siswa perempuan.
3.2 Objek Penelitian
beberapa hal yang akan diteliti antara lain adalah :
1. Melalui bermain lompat kanguru.
2. Hasil Belajar Lompat Jauh.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus dan 4 kali pertemuan.
Pelaksanaan siklus I dan siklus II akan diadakan dari bulan Maret sampai dengan bulan
Mei 2015 , dari pukul 07.15–09.00 wib.
3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Cipanas Kecamatan Ciptujah

Kabupaten Tasikmalaya . Pada Siswa Kelas V Semester II tahun pelajaran 2015 .

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah berupa:

a. Tes perbuatan yang meliputi proses melompat dan hasil yang dicapai dari gerakan yang
dilakukan.

b. Teknik observasi digunakan pada saat mengamati siswa pada kegiatan siklus I mauapun
siklus II, yaitu membuat daftar/lembar pengamatan terhadap siswa.

c. Tes tertulis yaitu meliputi kegiatan pengisian angket yang berisi wawacara tertulis kepada
siswa tentang mataeri yang akan diteliti.

Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui tes praktik,
bservasi lapangan. Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan
data meliputi : sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan instrument yang
26
digunakan. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat di diskripsikan
dalam tabel 1.sebagai berikut:

No Jenis data subyek Teknik Instrumen


pengumpulan

1 Aktivitas siswa 1.unjuk kerja *Serangkaian gerak


belajar Ketangkasan
lompat lompat jauh. 2.ujuk ketangkasan lompat jauh.
jauh kerja Kemampuan
*Pedoman observasi
lompat jauh pelaksanaan kemampuan
gerak dasar lompat jauh

(sesuai rubrik penilaian unjuk


kerja praktik pada

RPP).

2 Hasil Siswa 1.Afektif *Skala sikap melalui


belajar
lompat observasi lapangan (sesuai
jauh dengan ruprik penilaian

aspek afektif pada RPP.


2.Kognitif
*Soal tes (sesuai dengan
rubrik penilaian aspek

kognitif pada RPP)

3.Psikomotorik *unjuk kerja praktik yang


meliputi kemampuan gerak
dasar dan ketangkasan

lompat jauh (sesuai dengan


rubrik penilaian aspek

psikomotorik pada RPP).

3.6 Instrumen Penelitian

Sebelum pelaksanaan dimulai penulis telah mempunyai daftar nilai, atau kumpulan

hasil belajar siswa yang dihasilkan sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan. Setelah kita

mengetahui hasil belajar dari pra siklus, maka sebelum melakasanakan siklus I dan siklus
27
II maka penulis menyiapkan daftar nilai perbuatan dan lembar observasi untuk diberikan

kepada teman sejawat, untuk diisi saat teman sejawat melaksanakan observasi

pembelajaran. Alat yang digunakan sebagai pengumpulan data adalah lembar

observasi/pengamatan sebagai nilai proses dan tes sebagai hasil akhir, serta lembar angket

kuisioner sebagai data ketuntasan dari siswa. Data yang diambil dengan kegiatan observasi

ini pelaksanaan tindakan saat pembelajaran. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran lompat

jauh apakan sudah sesuai dengan yang direncana atau belum.

3.7 Analisa Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus

penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisi secara deskriptif. Teknik analisi tersebut dilakukan

karena sebagai besar data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang proses

pembelajaran pada sub pokok bahasan lompat jauh. Setelah kita melakukan tindakan siklus

I dan siklus II maka hasil tes diperiksa. Hasil periksaan ini selanjutnya disajikan dalam

bentuk tabulasi skor dan dilakukan penilaian. Secara kuatitatif, data hasil belajar yang

diperoleh dihitung rata-ratanya, dilihat ketuntasan belajarnya, lalu hitung juga persentase

ketuntasannya. Untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua

indikantor sebagai acuannya , yaitu:

Meningkatkan ke aktifan siswa dalam proses pembelajaran lompat jauh melalui

bermain lompat kanguru sebagai alat pembelajaran. Secara kuatitatif dapat dilihat dari

perubahan rata-rata skor observasi dan dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran

melalui lembar pengamatan atau lembar observasi.

Untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa dilakukan melalui perbandingan

dengan tindakan sebelumnya dari seluruh siswa yang memperoleh nilai lebih atau sama

dengan kompetensi ketuntasan minimal (KKM) yaitu 72. hal ini dapat dilihat dari perubahan

rata-rata hasil belajar sebelumnya dan sesudah penelitian tindakan kelas berlangsung.
28
3.8 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

Refleksi Tindakan

& Observasi
Siklus I

Perencanaan

Tindakan
Refleksi
& Observasi

Siklus II
KESIMPULAN

Prsesedur penelitian tindakan Kelas (PTK) adalah rancangan


sebuah kegiatan melalui bebagai tahapan kegiatan penelitian antara lain:
1. Tahap Persiapan
a. Koordinasi di Sekolah mitra
b. Identifitasi masalah
c. Pengajuan judul
d. Menyusun proposal
e. Menyiapkan RPP dan lembar obsevasi
f. Seminar proposal
g. Pengajuan izin penelitian
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Siklus I
a. Perecanaan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Observasi/evaluasi
d. Refleksi
Siklus II
a. Perecanaan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Observasi/evaluasi
d. Refleksi
Tahap Analisis Data dan Pelaporan
e. Analisis data hasil tindakan dua siklus
f. Penyusunan laporan / skripsi
29
g. Ujian skripsi dan revisi
h. Penggandaan dan pengumpulan laporan
D. Tehnik Dan alat Pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua teknik, yaitu
teknik observasi dan teknik tes.

a. Teknik Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
observasi yang dibuat untuk digunakan perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang
diobservasi antara lain :

1. Observasi terhadap rencana pembelajaran.


2. Observasi terhadap kegiatan siswa pada waktu belajar.
3. Observasi terhadap guru pada waktu mengajar.
4. Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.
b. Teknik Tes
Teknis tes dilakukan pada akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.

2. Alat Pengumpulan Data.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Butir soal sebanyak 10 nomor.


b. Lembar observasi, yaitu :
1.Observasi terhadap rencana pembelajaran.
2.Observasi terhadap proses pembelajaran.
3.Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan
E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan ada yang
bersipat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh di kategorikan dan di klasifikasikan
berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistimatis dalam
keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian. Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil
tindakan yang dilakukan penulis disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah
dilaksanakan, adapun prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Pengelompokan data

Data-data yang diperlukan pada penelitian ini adalah :

a. Data lembar observasi rencana pembelajaran.


b. Data lembar observasi implementasi pembelajaran.
c. Data lembar kerja siswa
d. Data lembar obsevasi kinerja siswa
e. Tes tertulis : tes awal dan tes akhir
30
F.Indikator Kinerja

Keberhasilan penelitian akan tergantung kepada :

1. Upaya guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dan
disepakati antara peneliti, pengamat (mitra sejawat) mengacu kepada ketuntasan belajar.
Perencanaan dianggap berhasil sekurang-kurangnya melaksanakan 75 % dari indikator yang
telah ditentukan.
2. Upaya guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan indikator yang ditentukan
antara peneliti, mitra sejawat mengacu kepada gambaran penerapan pendekatan PAKEM.
Pelaksanaan pembelajran dianggap berhasil apabila sekurang-kurangnya guru melaksanakan
75% dari indikator yang ditetapkan yang berdampak terhadap peningkatan hasil belajar
Peserta didik.
3. Pembelajaran dianggap berhasil apabila nilai rata-rata sekurang-kurangnya 85 %dari peserta
test memperoleh nilai rata 7,5.(Bahtiar Hasan : 2005:5)
4. Tingkat Kejenuhan, penelitian dinyatakan selesai apabila tingkat ketercapaian hasil belajar
signifikan, memuaskan artinya perolehan hasil belajar melebihi target atau melebihi SKKM
(Standar Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu sekurang-kurangnya Peserta didik memperoleh
nilai rata-rata 7,5.
5. Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 7,5 diberikan tugas mandiri perbaikan dan
pengayaan di luar jam efektif melalui belajar kelompok dan les.
6. Indikator acuan keberhasilan dalam setiap tindakan berdasarkan gradasi ketegorisasi berikut
ini :
a. 80-100 : Sangat berhasil
b. 60-79 : berhasil
c. 40-59 : cukup berhasil
d. 20-39 : kurang berhasil
e. 0-18 : tidak berhasil
31

Вам также может понравиться