Вы находитесь на странице: 1из 5

megapertiwi019

laporan praktikum lipida


Tanggal : 29 Oktober 2014
Waktu : 10:00 – 12:40 WIB
Dosen: Hermawan Seftiono, S,Si., M.Si

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“IDENTIFIKASI LIPID”
Kelompok 1 :
Mega Pertiwi 13106007
Riskya Heldyana
Alma Rahmawati
Izzah Mubarokah

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS BIO INDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lipida merupakan golongan senyawa organik yang terdapat di alam, merupakan suatu komponen makanan untuk
mahluk hidup. Lipida penting bagi manusia, karena beberapa vitamin yang larut dalam lipid ( A; D; E; dan K), maka
lipid dapat digunakan oleh tubuh di samping untuk memenuhi kebutuhan lemak essensial, juga merupakan sumber
energi yang lebih efektif dibanding karbohidrat dan protein karena kalorinya lebih tinggi.
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan
jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada
hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai
24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat
kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak.
Lipida tidak mempunyai rumus emperis dan struktur yang sama tetapi terdiri atas beberapa golongan. Lipida
merupakan komponen penting dalam membrane sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel
hewan adalah kolesterol. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid
adalah hormon-hormon yang penting seperti hormone korteks, adrenal, hormone seks, vitamin D, dan asam empedu.
Fungsi lipid diantaranya sebagai sumber energi yang efisien ketika tersimpan dalam jaringan adipose, sebagai
penyekat panas di sekeliling organ tertentu dan sebagai penyekat listrik, untuk perambatan cepat pada syaraf
bermyelin.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari sifat-sifat dari lipida.
2. Mengerti reaksi-reaksi yang terjadi pada lipida
3. Melakukan analisa lipida secara kualitatif

BAB II
METODOLOGI
2.1 Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam praktikum lipida kali ini adalah menggunakan Uji Kelarutan, Uji Ketidak Jenuhan,
Uji Akrolein dan Uji Noda
1. Uji Kelarutan
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam
pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas
dalam dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan,
sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya. Tujuan pada percobaan ini adalah untuk mengetahui
kelarutan lipida pada pelarut tertentu

Prosedur kerjanya yaitu sediakan 36 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan 2 ml air, ethanol, kloroform
dan larutan Na2CO3 2%. Kemudian masing-masing tabung teteskan lemak/minyak dengan menggunakan produk
minyak sawit, margarine, gliserol, minyak kelapa, mentega, asam stearat, minyak zaitun, SP dan mayonaise 2-3
tetes. Perhatikan kelarutan produk tersebut, kemudian catat pelarut mana yang paling sempurna.

2. Uji Ketidakjenuhan
Komposisi asam lemak dalam trigliserida terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak
jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam
lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan (lemak hewani) seperti asam palmitat dan asam stearat,
sedangkan asam lemak tidak jenuh kebanyakan berasal dari tanaman (minyak nabati) dan beberapa di antaranya
merupakan asam lemak esensial seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak pada suatu produk.

C C + Br2 C C
Br Br
Prosedur kerjanya yaitu larutkan 1 tetes masing-masing produk kedalam masing-masing tabung reaksi, kemudian
sampel dimasukan dengan kloroform 1 ml. Setelah itu tambahkan 2-3 tetes larutan yod.Hubl (lugol), homogenkan.
Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi
3. Uji Akrolein
Dan terakhir dari percobaan dari uji lipida ini menggunakan uji Akrolein yaitu Lemak merupakan ikatan ester antara
asam lemak dengan gliserol. Gliserol larut dalam air dan alcohol, tetapi tidak larut dalam eter, kloroform, dan
benzene. Pengujian kehadiran gliserol dapat dilakukan dengan uji akrolein.Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui kehadiran gliserol.
Prosedur kerjanya yaitu sediakan tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi dengan sampel produk kelapa
sawit, margarine, gliserol, minyak kelapa, mentega, asam stearat, minyak zaitun, SP dan mayonaise, masing-masing
10 tetes sampel. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi serbuk KHSO4, panaskan hati-hati di atas api
spiritus, perhatikan asap yang terbentuk. Akrolein ditandai dengan asap putih.
4. Uji Noda
Uji noda ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui ada atau tidaknya noda dalam sampel lipid yang kita gunakan.
Biasanya sampel atau produk dengan kejenuhan yang tinggi akan meninggalkan noda pada kertas saring yang
digunakan.
Prosedur kerjanya yaitu teteskan larutan dengan pipet tetes pada larutan percobaan pada pengujian kelarutan diatas
dengan menggunakan kertas saring. Diamkan sampai larutan mengering, dan lihat ada atau tidaknya noda pada
kertas saring yang diteteskan lipid tersebut.

2.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum uji lipida ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, beaker glass 100 ml,
sepatula, spiritus, pipet ukur 5 ml, pipet tetes, timbangan analitik, bulb, batang pengaduk dan botol semprot dan
kertas saring.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum uji lipida adalah sampel produk kelapa sawit, margarine,
gliserol, minyak kelapa, mentega, asam stearat, minyak zaitun, SP dan mayonaise. Pereaksi yang digunakan adalah
reagen benedict dan larutan iodine. Pelarut yang digunakan adalah etanol 95% ,air suling, kloroform, dan Na2CO3
2%. Perekasi yang digunakan adalah yod Hubl (lugol).

2.3 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29 Oktober 2014. Pada pukul 10.00 – 12.40 WIB. Tempatnya di
Laboratorium Biokimia lt.4 Universitas Trilogi.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

1. Uji Kelarutan
No Produk Kelarutan Keterangan
Air Ethanol kloroform Na2CO3 2%
1 M. sawit – ++ ++ ++ ++ : Larut
– : Tidak larut
2 Margarin – ++ ++ –
3 Gliserol ++ ++ – ++
4 M. kelapa – ++ ++ –
5 Mentega – – ++ –
6 As.Stearat – ++ ++ –
7 M. Zaitun – ++ ++ –
8 Sp – ++ ++ –
9 Mayonaise – ++ ++ –

2. Uji Ketidak Jenuhan

No Produk Hasil
1 M. sawit Merah Muda
2 Margarin Merah Muda keruh
3 Gliserol Merah Muda
4 M. kelapa Merah Muda
5 Mentega Merah Muda + endapan
6 As.Stearat Merah Muda Keruh
7 M. Zaitun Merah Muda
8 Sp Merah Muda keruh
9 Mayonaise Kuning keruh

No Produk Warna Bau Asap


1 M. sawit Kuning Pekat Tengik Tidak ada
2 Margarin Tidak Berubah Bau margarin Ada
3 Gliserol Tidak Berubah Bau menyengat Ada
4 M. kelapa Coklat Tengik Tidak ada
5 Mentega Coklat Tengik Tidak ada
6 As.Stearat Coklat Tengik Tidak ada
7 M. Zaitun Kuning Bening Seperti bau kedelai Tidak ada
8 Sp Kuning Bening Tidak bau Tidak ada
9 Mayonaise Kuning Bening Bau asam Tidak ada
3. Uji Akrolein
4. Uji Noda

No Produk Ada/tidak adanya noda


Air Ethanol kloroform Na2CO3 2%
1 M. sawit Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada
2 Margarin Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada
3 Gliserol Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada

3.2 Pembahasan
Lipida pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut
organik seperti: eter, kloroform, aseton, benzena atau pelarut non polar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk
emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan kedua cairan akan terpisah menjadi dua lapisan.
Dalam praktikum identifikasi lemak ini pertama-tama dilakukan adalah uji kelarutan dengan menggunakan bahan
air, kloroform,etanol dan Na2CO3 2%. Selanjutnya jenis-jenis bahan lipid atau lemak yang akan diuji adalah
minyak sawit, margarine, gliserol, minyak kelapa, mentega, asam stearat, minyak zaitun, SP dan mayonaise. Dalam
sampel atau lipd minyak kelapa sawit, lipid tersebut larut pada pelarut organik yaitu kloroform dan etaanol. Namun
tidak larut dalam air dan Na2CO3 2%. Namun minyak sawit dan gliseroldapat larut dalam Na2CO3 2%, air dan
kloroform. Untuk lipid margarin, minyak kelapa, asam stearate, minyak zaitun, Sp, dan mayonaise dapat larut dalam
etanol dan kloroform. Tetapi untuk lipid pada mentega hanya dapat larut dalam kloroform. Uji ini terdiri atas
analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid
ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut
tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang
sama-sama non polar.
Selanjutnya untuk pengujian ketidak jenuhan pada lipid/minyak digunakan pelarut kloroform dan pereaksi yod.
Hubl/ lugol.Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan
menggunakan pereaksi iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikador perubahan. Asam lemak yang diuji
ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi iod
Hubl dimasukan ke dalam tabung reaksi sambil dikocok dan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran yang
diamati. Asam lemak dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan melihat strukturnya. Asam lemak tidak
jenuh memiliki ikatan rangkap pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai
dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal yaitu kuning bening. Warna
merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.
Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat dihiasi oleh golongan halogen.
Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod hubl akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada
molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukan bahwa asam
lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod Hubl. Minyak/lipid jenuh yaitu produk minyak kelapa, mentega, asam
stearate, Sp, dan mayonaise. Sedangkan untuk produk yang tidak jenuh yaitu produk kelapa sawit, margarin, gliserol
dan minyak zaitun.
Selanjutnya untuk pengujian lipid yang ketiga adalah uji Akrolein yaitu untuk mengetahui kehadiran gliserol dalam
suatu produk yang akan diuji. Uji akrolein jika terdapat asap pada saat dipanaskan maka minyak/lipid tersebut
positif mengandung gliserol. Pada praktikum ini didapatkan hasil yaitu produk yang mengandung gliserol adalah
margarine dan gliserol murni itu sendiri, dengan dintandai keluarnya asap dari tabung reaksi pada saat dipanaskan
diatas spiritus. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air,
maka bagian gliserolakan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein
(CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.
Uji yang terakhir adala uji noda pada pengujian kelarutan, dengan meneteskan larutan diatas kertas saring, hal ini
dimaksudkan agar kita dapat mengetahui ada atau tidaknya noda dalam sampel lipid yang kita gunakan. Pada
minyak/lipid yang dilarutkan dengan kloroform meninggalkan bercak/noda pada kertas saring
BAB IV
SIMPULAN

Pada praktikum uji lipida dilakukan empat pengujian yaitu antara lain uji kelarutan, uji ketidak jenuhan, uji akrolein
dan uji noda. Sampel yang digunakan untuk ke empat pengujian ini adalah minyak sawit, margarine, gliserol,
minyak kelapa, mentega, asam stearat, minyak zaitun, SP dan mayonaise. Pada uji kelarutan yang larut pada pelarut
Etanol, kloroform dan Na2CO3 2% adalah Minyak sawit dan gliserol. Sedangkan sampel yang larut pada pelarut
Etanol dan kloroform margarin, minyak kelapa, mentega, asam stearat, minyak zaitun, Sp dan Mayonaise. Untuk
sampel mentega hanya larut pada pelarut kloroform.
Pengujian yang kedua adalah uji ketidak jenuhan. Untuk sampel minyak kelapa, mentega, asam stearat, Sp dan
mayonaise merupakan asam lemak jenuh. Sedangkan asam lemak tidak jenuh terdapat pada sampel minyak sawit,
margarin, minyak zaitun, Sp, mayonaise.
Pengujian yang ketiga adalah uji akrolein, ditandai dengan adanya asap pada minyak/lipid pada saat proses
pemanasan setelah di berikan KHSO4. Didapatkan hasil yang positif yaitu pada sampel margarin dan gliserol.
Pengujian yang terakhir adalah uji noda. Uji noda dilakukan pada saat setelah pengujian kelarutan dilakukan, dengan
meneteskan larutan diatas kertas saring. Pada percobaan uji noda ini didapatkan kasil yang meninggalkan bercak
atau noda yaitu sampel yang dilarutka. dengan pelarut kloroform.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & fessenden edisi ke-3. 1982. Kimia Organik Jilid II: Lipid dan Produk Alam yang berhubungan (hal
407). Penerbit Erlangga. Jakarta.
Lechninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mathens, C. K,et. 2000. Biochemistry. third edition. Addison-Wesley Publishing Company. San Fransisco.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia: Lipid (hal 51). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Report this ad

Report this ad

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook
 Google

Nov06
Tinggalkan Balasan

Navigasi pos
← laporan praktikum biokimia uji karbohidrat
Laporan Praktikum Protein dan Asam Amino →
Blog di WordPress.com.
 Ikuti

Вам также может понравиться