Вы находитесь на странице: 1из 3

Nama : Prima Riyandi L.

Suaib

NIM : 17. 01. 434

Kelas : Transfer D 2017

Gambar di atas merupakan kurva waktu konsentrasi plasma darah khas yang diperoleh mengikuti pemberian peroral dosis tunggal obat
dalam tablet. Dimana fase absorbsi terjadi selama hampir 3 jam dimana konsentasi obat dalam darah terus meningkat. Saat fase absorbsi terjadi
pelepasn obat dari sediaan menjadi partikel-partikel kescil dibantu oleh cairan lambung yang mana proses ini dinamakan proses disintegrasi dan
proses liberasi namun proses ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan biologis mekanis dari tempat pemasukan obat seperrti stabilitas cairan
lambung dan gerakan peristaltic dari usus. Setelah obat telah mengalami pelepasan dari sediaan maka selanjutnya terjadi proses absorbsi
dimana terjadi transport obat melalui membran plasma kedalam aliran darah , tahap ini merupakan bagian dari fase biofarmasetik dan awal fase
farmakokinetik, jadi tahap ini benar-benar merupakan masuknya zat aktif dalam tubuh. Dimana konsep inilah yang kita kenal dengan
bioavailibiltas (ketersediaan obat dalam tubuh). Penyerapan zat aktif tergantung pada bagian parameter, terutama sifat fisika-kimia molekul obat.
Absorpsi ini tergantung juga pada tahap sebelumnya yairu saat zat aktifnya berada dalam fase biofarmasetik. Dengan demikian proses
penyerapan zat aktif terjadi apabila sebelumnya sudah dibebaskan dari sediaan dan sudah melarut dalam cairan biologi setempat. Tahap
pelepasan dan pelarutan zat aktif merupakan tahap penentu pada proses penyerapan zat aktif, baik dalam hal jumlah yang diserap maupun laju
penyerapannya. Konsep ini menggambarkan interaksi antara fase ketersediaan zat aktif dan fase disposisinya. Selain itu konsep tersebut juga
mengungkapkan nasib obat di dalam tubuh yang tidak diketahui sebelumnya. Pada kurva dapat dilihat setelah proses absorbsi konsentrrasi obat
dalam darah terus menggalamii penuruan konsentrasi. Hal ini terjadi karena proses metabolisme obat, metabolisme merupakan metode dengan
menginaktifkan obat atau biotransform oleh tubuh. Paling sering, sebuah obat aktif di rubah ke satu atau lebih metabolit yang selanjutnya
dieksresikan tubuh.Beberapa obat aktif menghasilkan metabolit yang juga aktif dan terus melakukan pengaruh kepada tubuh sel hingga di
metabolismekan lagi dan dikeluarkan. Obat lain disebut Prodrugs pada awalnya inaktif dan tidak menghasilkan efek farmakologi hingga di
metabolisme. kebanyakan obat dapat larut dalam lemak, sebuah karakteristik yang membantu obat bergerak melewati membran sel.
Bagaimanapun, ginjal yang menjadi organ ekskretori (pembuang) utama, hanya dapat mengekresikansubstansi yang larut air saja. Oleh karena
itu, salah satu fungsi metabolisme untuk merubah obat yang larut lemak menjadi metabolit yang larut dalam air. Metabolisme obat oleh
hati merupakan mekanisme utama untuk mengakhiri aksi obat dan mengeliminasi molekul obat dari tubuh. kebanyakan obat dimetabolisme oleh
enzim di organ hati (disebut cytochrome P450 [CYP] atau sistem mikrosomal enzim); Sel darah merah, plasma, ginjal, paru-paru dan mukosa
lambung juga mengandung enzim untuk metabolisme obat. Sistem cytochrome P450 terdiri dari 12 kelompok atau keluarga; sembilan kelompok
yang memetabolisme substansi endogen (berasal dari dalam tubuh)dan tiga kelompok yang memetabolismekan obat. Tiga kelompok yang
memetabolismekan obat di namai CYP1, CYP2, dan CYP3. Kebanyakan obat di metabolisme oleh hati, kelompok enzim CYP3 diperkiran
memtabolisme sekitar 50%, kelompok enzim CYP2 kira-kira 45%, dan kelompok enzim CYP1 kira-kira 5%. Setiap Individu dari anggota
kelompok enzim, yang memiliki kemampuan metabolisme untuk obat yang spesifik, selanjutnya dikatagorikan.sebagai contoh, banyak obat yang
di metabolismekan oleh enzim CYP2D6, CYP2C9, dan CYP3A4Enzim ini berlokasi di dalam hepatosit, sebuah protein komplek dengan sisi
ikatan untuk molekul obat (substansi endogen). Enzim ini mengkatalis reaksi kimia oksidasi, reduksi, hidrolisis, dan konjugasi dengan substansi
endogen seperti glucuronic acid (asam glukoronik) atau sulfat. Dengan pemberian obat dalam jangka lama (kronis), beberapa obat merangsang
sel hati untuk memproduksi enzim untuk memetabolisme obat dalam jumlah banyak (perosesnya disebut induksi enzim). Induksi enzim
mempercepat metabolisme karena jumlah enzim yang besar (dan lebih banyak tempat berikatan) membolehkan jumlah obat secara besar di
metabolisme pada waktu yang diberikan. Sebagai hasil, dosis obat yang besar dari metabolisme obat yang cepat dibutuhkan untuk
menghasilkan atau menjaga efek terapeutik obat. Metabolism e cepat juga dapat meningkatkan pproduksi racun metabolit dengan beberapa
obat (Acetaminopen). Obat yang menginduksi produksi enzim juga meningkatkan kecepatan metabolisme hormon steroid endogen (seperti
kortisol, estrogen, testosteron, dan vitamin D ). Bagaimanapun, induksi enzim tidak terjadi untuk 1-3 minggu setelah induksi agent dimulai,
karena protein enzim baru harus disintesis. Rifampin, sebuah obat anti tuberkulosis, merupakan penginduksi kuat enzim CYP 1A dan 3A.
Metabolisme juga dapat menurun atau gagal dalam peroses yang disebut inhibisi enzim yang sering terjadi dengan pemberian obat bersama-
sama dua atau lebih obat yang kompetitif (saling bersaing) terhadap enzim metabolisme yang sama. Pada kasus ini, dosis kecil dari
metabolisme yang lambat dibutuhkan untuk menghindari efek samping dan keracunan dari akumulasi obat. Inhibisi enzim terjadi dalan hitungan
jam atau hari dari mulai inhibisi agent. Cimetidine,sebuah obat supressor asam lambung, menghambat beberapa enzim CYP dan secara besar
menurunkan metabolisme obat. Kecepatan metabolisme obat juga menurun pada bayi (karena seistem enzim hepatik tidak matang/ immature )
pada orang dengan kegagalan aliran darah ke hati atau penyakit hati parah atau jantung, dan pada orang dengan malnutrisi atau orang dengan
diet protein rendah. ketika obat diberikan secara oral,obat diserap oleh saluran pencernaan dan dibawa ke hati melalui sirlulasi portal. Beberapa
pbat dimetabolismekan secara besar, dan hanya sebagian obat saja yang mencapai sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke tempat aksi. Ini
disebut efek lintasan pertama (the first-pass effect ) atau metabolisme presistemik.

Вам также может понравиться