Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
IV.1 Kasus
benjolan yang semakin membesar di kedua bola mata dan didalam perut. Keluhan
juga disertai dengan demam, penurunan nafsu makan/minum, diare, buang air besar
berdarah, dan lemas. Namun keluhan lain seperti bintik putih pada mata saat terkena
cahaya, mata jereng, muntah, tampak sesak napas, kelemahan anggota gerak,
kelainan dikulit, kencing merah atau lebih keruh, jarang mengganti popok atau
menggunakan popok dalam waktu lama disangkal. Penyakit serupa dan riwayat
patologi anatomi jaringan perut dari data rujukan RS sebelumnya. Dimana tumor
telah melewati bagian tengah tubuh terjadi metastasis hingga paru sehingga
tergolong dalam stadium IV. Diagnosis penyerta laboratorium pasien anak adalah
dan LDH. Pemeriksaan penunjang didapatkan cor, sumsum tulang, hepar, limpa,
kandung empedu, vesika urinaria masih dalam batas normal. Namun terdapat
52
pembesaran kelenjar paraaorta dan metastasis paru kiri atas, serta komplikasi
cairan adekua tinfus D5 1/2 NS sesuai berat badan, transfusi darah PRC hingga
target nilai hemoglobin dan observasi ketat selama transfusi darah, suportif lain Inj.
Omeprazol 1x10 mg IV, Inj. Paracetamol 4x100 mgIV, rencana kemoterapi untuk
neuroblastoma setelah kondisi stabil, perawatan kedua bola mata dengan obat tetes
sementara dan observasi ketat selama melena, serta konsul bagian gizi terkait gizi
kurang.
IV.2.1 Neuroblastoma
A. Penetapan Diagnosis
Teori. Tumor padat maligna harus dipikirkan pada setiap anak, apabila pada
53
neuroblastoma. Sementara pada anak yang lebih besar, umumnya
disingkirkan sebab tidak ada bintik putih mata saat terkena cahaya
ganglia simpatis serviks (3%), dan tempat yang lain (12%). Neuroblastoma
Kasus. Hal ini sesuai dengan kasus, dimana orang tua pasien mengeluhkan
adanya demam, pucat, tampak lemah dan malas makan/minum, kedua bola
54
mata menonjol, benjolan diperut, walau benjolan di kelenjar getah bening
dan hasil Foto Thorax pasien didapatkan hasil adanya pembesaran kelenjar
paraaorta.
seperti pada penelitian serupa oleh Chaudary M.23 Secara histologis, sel
disamakan dengan sel lain baik yang berasal dari tumor primer.1
55
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium, Biopsi Sumsum Tulang, dan
Radiografi MIBG
ditemukan peningkatan VMA atau HVA pada urin.1,13,14 Analisa urin untuk
mengetahui adanya VMA, HVA, DA, dan NE, Analisa kromosom untuk
Kasus. Namun pada pasien hasil pemeriksaan biopsi sumsum tulang dalam
batas normal dan tidak ada tanda-tanda metastasis keganasan. Pada kasus,
di urin yaitu VMA, HVA, DA, dan NE pada urin akibat keterbatasan
56
B. Faktor Risiko, Usia, dan Jenis Kelamin
berkaitan dengan mutasi prenatal dan perinatal, yang dapat disebabkan oleh
Kasus. Namun pada kasus faktor risko neuroblastoma belum jelas, sebab
Teori. Dilaporkan 90% kasus diseluruh dunia didiagnosis pada usia <5
tahun, dan 30% kasus diantaranya tersebut terjadi pada tahun pertama
kehidupan,6 dan hasil penelitian lain juga didapatkan serupa, dimana usia
Kasus. Hal ini juga sesuai pada kasus, dimana pasien bayi laki-laki baru
berusia 10 bulan. Selain itu, hampir 500 kasus baru yang sudah pernah
C. Penentuan Stadium
Teori. Sebagian besar pasien datang dalam stadium yang lanjut, yaitu
stadium III dan IV (72%). Metastasis yang paling sering dijumpai adalah
57
tulang panjang dan tengkorak, sumsum tulang, hati, kelejar limfe, dan kulit.
dengan hasil terdapat massa solid obliterasi ren sinistra, meluas ke abdomen
medial, dan kanan bawah sampai cavum perlvis. Telah terjadi pula
metastasis paru kiri dan pembesaran KGB paraaorta, namun belum ada
(sesak napas),7 walau pada kasus, hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dalam
batas normal, tidak ada napas cepat atau retraksi dinding dada.
D. Komplikasi
Kasus. Hepar dan lien pasien tidak teraba, sedangkan terdapat perdarahan
saluran cerna bagian bawah atau melena. Padahal salah satu penyebab
Perdarahan bisa berasal dari daerah nekrotik pada massa di dalam perut.3
58
Teori. Tumor adrenal akan menggeser ginjal, tetapi biasanya tidak merubah
ultrasonografi.13,14
E. Tatalaksana
59
Gambar 4.1 Protokol Kemoterapi
IV.2.2 Anemia
dengan klinis pucat, sehingga dilakukan terapi transfusi darah PRC. Salah satu
indikasi transfusi adalah perdarahan dan anemia berat.22 Pasien juga dilakukan
pemeriksaan biopsi sumsum tulang dimana masih dalam batas normal tidak ada
60
pemeriksaan laboratorium anak lebih mendukung akibat status gizi dan nutrisi atau
Sakit dll), tidak didasarkan pada Berat Badan anak menurut Umur (BB/U).
Pemeriksaan BB/U dilakukan untuk memantau berat badan anak, sekaligus untuk
melakukan deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk). Status
gizi anak <2 tahun ditentukan dengan menggunakan Berat Badan menurut Panjang
Kasus. Namun hasil pemeriksaan Z Score BB/PB <2 tahun menurut gender,
kondisi bayi masih dalam status gizi kurang, dengan median 8 kg untuk panjang
badan 68 cm. Namun kondisi terjadinya penurunan nafsu makan harus tetap
diwaspadai.
61
Gambar 4.2 Z Score Pasien Anak <2 Tahun Laki-Laki Panjang Badan 68 cm
Pemberian makan seringkali sulit pada anak sakit, karena anak biasanya
tidak punya nafsu makan. Kembalinya nafsu makan anak merupakan suatu tanda
perbaikan yang penting. Pemberian ASI harus terus dilanjutkan selama anak sakit,
lebih sering dari biasanya, jika memungkinkan, karena bayi mungkin tidak minum
makanan mereka yang biasa. Bujuk anak untuk makan dan biarkan anak untuk
62