Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hdup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat

ditentukan oleh kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan

oleh periode sebelumnya (Kemenkes RI, 2015).


Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program

Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status

gizi melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung

dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran

pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatknya status kesehatan dan

gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya

akses dan mutu pelayanan kesehaan dasar dan rujukan terutama di daerah

terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan

kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan

SJSN Kesehatan; (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat, dan

vaksin; serta (6) meningkatnya responsivigas sistem kesehatan (Kemenkes RI,

2015).

1
2

Kesehatan reproduksi remaja putri saat ini masih menjadi masalah yang

perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja putri tidak hanya

masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang

reproduksinya, terutama untuk remaja putri dianta ranya adalah perkembangan

seks sekunder, yang meliputi suara lembut, payudara membesar, pembesaran

daerah pinggul, dan menarche. Menarche atau terjadinya menstruasi yang

pertama kali dialami oleh seorang wanita biasanya terdapat gangguan kram,

nyeri dan ke tidaknyamanan yang dihubungkan dengan menstruasi disebut

dismenore. Kebanyakan wanita mengalami tingkat kram yang bervariasi, pada

beberapa wanita hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman, sedangkan

beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan aktifitas

sehari – hari (Marmi,2012).


Nyeri haid dalam istilah medis disebut dismenore, sebenarnya merupakan

suatu kondisi yang umum dialami oleh kaum hawa yang sudah mendapatkan

menstruasi. Saat menstruasi, di dalam tubuh setiap wanita terjadipeningkatan

kadar Prostaglandin (suatu zat yang berkaitan antara lain dengan rangsangan

nyeri pada tubuh manusia), kejang pada otot uterus menyebabkan terasa

sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan kram pada

punggung (Hendrik, 2006)


Dismenore adalah perasaan nyeri haid yang intens dan kram tergantung

pada tingkat keparahan, dismenore dinyatakan sebagai dismenore primer atau

dismenore sekunder. Gejala dismenore primer terasa dari awal periode

menstruasi dan dirasakan seumur hidup. Karena kontraksi rahim abnormal

akibat ketidakseimbangan kimia sehingga mengalami kram menstruasi berat.


3

Dismenore sekunder dimulaipada tahap selanjutnya. Penyebabnya berbeda

untuk dismenore primer dan sekunder. Dismenore sekunder bisa diakibatkan

oleh kondisi medis seperti; endometriosis, fibroid rahim, penyakit radang

panggul, tumor, infeksi, dan kehamilan yang abnormal dengan gejala-gejala

seperti kram dan sakit perut bagian bawah, sakit pada punggung belakang

bagian bawah, mual, diare, muntah, kelelahan, pingsan, kelemahan dan sakit

kepala. Wanita yang kelebihan berat badan, merokok, dan sudah mengalami

menstruasi sebelum berumursebelas tahun berada pada resiko yang lebih

tinggi mengalami dismenore dan wanita yang minum alkohol selama

menstruasi mengalami nyeri haid yang berkepanjangan (Corwin, 2009).


Masa remaja atau masa puber adalah suatu tahapan antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa diamana terjadi kematangan, pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat baik fisik maupun psikologis. Perkembangan yang

pesat ini berlangsung pada usia 11-16 tahun, dan anak perempuan lebih cepat

dewasa dibandingkan anak laki-laki. Pada masapubertas organ-organ

reproduksi mulai berfungsi, misalnya pada remaja putri adalah mulai

menstruasi. Datangnya menstruasi tidak sama pada setiap remaja putri, banyak

14 faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut, salah satunya adalah karena

masalah gizi(Marmi,2012).
Menarche pada remaja putri terjadi pada 10-16 tahun, menarche

merupakan pertanda adanya suatu perubahan status sosial dari anak-anak ke

dewasa, merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita yang

menunjukan adanya produksi hormon yang normal yang dibuat oleh


4

hypothalamus dan kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus (Marmi,

2012).
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat

genital yang nyata. Nyeri ini timbul sejak menstruasi pertama biasanya terjadi

dalam 6-12 bulan pertama setelah menarche dan akan pulih sendiri dengan

berjalannya waktu, tepatnya saat hormon tubuh lebih stabil atau perubahan

posisi rahim setelah menikah dan melahirkan anak. Hampir 50% dari wanita

muda atau yang baru mendapatkan menstruasi mengalami keluhan dismenore

primer, gejalanya lebih parah setelah lima tahun setelah menstruasi pertama

(Corwin, 2009).
Hampir seluruh perempuan dan juga termasuk didalamnya remaja putri

pasti pernah merasakan gangguan pada saat haid yaitu berupa nyeri haid

(dysmenorrhea) dengan berbagai tingkat, mulai dari yang sekedar pegal-pegal

di panggul dari sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya.

Umumnya nyeri yang biasa terjadi terasa dibawah perut itu terjadi pada hari

pertama dan kedua haid. Rasa nyeri akan berkurang setelah keluar darah yang

cukup banyak(Prawirohardjo,2011).
Dalam Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008 disebutkan

dismenore banyak dialami oleh para wanita. Di Amerika Serikat diperkirakan

hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu

melakukan kegiatan apapun. Telah diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta jam

kerja yang hilang setiap tahunnya di Amerika Serikat karena dismenore

primer(Marmi,2012).
5

Menurut Nugraha (2008) di Indonesia angka kejadian nyeri haid terdiri

dari 54,89% nyeri haid primer dan 9,36% nyeri sekunder. Biasanya 16gejala

tersebut pada wanita usia reproduktif 3-5 tahun setelah mengalami haid

pertama, dan pada wanita yang belum pernah hamil.


Berbagai macam cara pengobatan baik itu farmakologis maupun non

farmakologis yang telah diteliti untuk mengatasi dismenore, pengobatan

farmakologi yang sering digunakan sebagian besar wanita adalah golongan

NSAIDs (Nonsteroidal Anti-imflamatori Drugs) seperti asam mefenamat,

ibuprofen, natrium niklofenat dan. nefroxen (Proverawati dan Misaroh,2009).

Pengobatan non farmakologi dapat dilakukan berbagai cara seperti kompres

hangat, massage, latihan fisik, dan terapi relaksasi seperti terapi akupunktur

dan terapi akupresure (Bobak,2004).


Akupresure adalah suatu tindakan penekanan secaratepat pada titik khusus

bagian tubuh untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi dan mencegah

atau mengurangi mual((Hartono,2012).


Terapi akupresur secara empiris terbukti dapat membantu produksi

hormon endorphin pada otak yang secara alami dapat membantu menawarkan

rasa sakit menstruasi (Hartono,2012).


Titik-titik akupresure yang digunakan pada penelitain sebelumnya terkait

efek akupresur pada dismenore adalah titik yang biasa digunakan masalah

ginekologis, diantaranya titik Sanyinjiao (SP6), titik Sacral Point (B27-B34)

dan titik Taichong (LR3/LV3) (Ridwan dan Herlina,2015)


Titik Sanyinjiao (SP6) titik ini terletak tiga cun atau sekitar empat jari di

atas malleolus internus, tepat di ujung tulang kering (Hartono,2012).

Penekanan pada titik ini terbukti dapat mengurangi dismenore. Penelitian yang

dilakukan (Kashefi,2010), membuktikan akupresur pada titik SP6


6

menyebabkan penurunan tingkat keparahan dismenore segera setelah

intervensi, akupresur di titik Sanyinjiao (SP6) juga efektif serta hemat biaya.
Peneliti mengajarkan tentang cara pemijatan atau akupresur pada titik

Sanyinjiao Point untuk mengatasi dismenore, kemudian membuat kesepakatan

agar remaja bersedia untuk melakukan pemijatan atau akupresur pada titik

sanyinjiao penekanan dilakukan 30 detik sampai 2 menit di rumah pada saat

mengalami dismenore.
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai

penurunan tingkat disminore pada remaja dengan terapi akupresure Sanyinjiao

Point di RW 02 Kelurahan Cibeureum Hilir Kecamatan Cibeureum Kota

Sukabumi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian latar belakang diatas, peneliti merumuskan

permasalahan berikut : “Adakah penurunan tingkat disminore pada remaja

dengan menggunakan terapi akupresur Sanyinjiao Point pada Nn. A di RW 02

Kelurahan Cibeureum Hilir Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi”.


C. Tujuan Aplikasi Proses Keperawatan Komplementer
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan tingkat

disminore pada remaja dengan menggunakan terapi akupresur Sanyinjiao

Point pada Nn. A di RW 02 Kelurahan Cibeureum Hilir Kecamatan

Cibeureum Kota Sukabumi.

D. Kegunaan Aplikasi Proses Keperawatan Komplementer


1. Bagi Aplikator
Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan tambahan ilmu,

pengalaman sehingga dapat meningkatkan kompetensi perawat untuk

mengaplikasikan segala ilmu yang dimiliki agar memberikan kenyamanan

pada klien.
2. Bagi Nn. A dan Lahan Aplikasi
7

Bagi Nn.A penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan derajat

kesehatan serta alternatif solusi untuk pengobatan disminore tanpa efek

samping di Kelurahan Cibeureum Hilir.


3. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Kota Sukabumi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga

pendidikan serta menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi peneliti

berikutnya agar termotivasi untuk meneliti tentang penurunan tingkat

disminore dengan menggunakan terapi akupresur Sanyinjiao Point.


E. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang

penting, jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah

pemahaman yang melandasi pemahaman- pemahaman yang lainnya, sebuah

pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran

atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan

(Sugiyono, 2011). Kerangka penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.

(Notoatmodjo, 2010).
Dismenore adalah perasaan nyeri haid yang intens dan kram tergantung

pada tingkat keparahan, dismenore dinyatakan sebagai dismenore primer atau

dismenore sekunder. Gejala dismenore primer terasa dari awal periode

menstruasi dan dirasakan seumur hidup. Karena kontraksi rahim abnormal

akibat ketidakseimbangan kimia sehingga mengalami kram menstruasi berat.

Dismenore sekunder dimulaipada tahap selanjutnya. Penyebabnya berbeda

untuk dismenore primer dan sekunder.


8

Akupresure adalah suatu tindakan penekanan secara tepat pada titik khusus

bagian tubuh untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi dan mencegah

atau mengurangi mual. Terapi akupresur secara empiris terbukti dapat

membantu produksi hormon endhoprin pada otak secara alami dapat

membantu menawarkan rasa sakit saat menstruasi tentan tata cara pelaksanaan

terapi akupresur Sanyinjiao Point yaitu melakukan pemijatan atau akupresur

pada titik sanyinjiao penekanan dilakukan 30 detik sampai 2 menit pada saat

mengalami dismenore.
Dalam aplikasi ini yang diberikan perlakuan adalah remaja yang menderita

disminore di RW 02 Kelurahan Cibeureum Hilir Kecamatan Cibeureum Kota

Sukabumi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat bagan kerangka pemikiran

tentang “penurunan tingkat disminore dengan menggunakan terapi akupresur

Sanyinjiao Point pada Nn. A di RW 02 Kelurahan Cibeureum Hilir Kecamatan

Cibeureum Kota Sukabumi tahun 2017”, adalah sebagai berikut:


Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran penurunan tingkat disminore
dengan menggunakan akupresure Sanyinjiao Point
pada remaja Nn. A di RW 02 Kelurahan Cibeureum
Hilir Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi tahun
2017”

Perlakuan
Terapi Akupresure

Sanyinjiao Point

Pretest Postest
Skala Nyeri sebelum Skala Nyeri setelah

diberikan terapi diberikan terapi

akupresure Sanyinjiao akupresur Sanyinjiao

Point Point
9

Keterangan :

= Variabel yang akan diteliti

= Pengaruh Variabel

= Perlakuan

Diagram tersebut menyatakan bahwa peneliti ingin mengetahui bagaimana

penurunan tingkat disminore dengan menggunakan terapi akupresure

Sanyinjiao Point.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis atau thesa. Hypo berarti

mentah, sementara atau premature, sedangkan thesis atau thesa berarti

kesimpulan atau tesis. Hipotesis karenanya dapat didefinisikan sebagai

kesimpulan teoritis yang masih harus di uji kebenarannya secara empiris.

Dengan kata lain hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang masih harus

dibuktikan kebenarannya melalui analisis terhadap bukti empiris (Darwis,

2003). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada penurunan tingkat nyeri

disminore pada remaja dengan menggunakan terapi akupresur Sanyinjiao

Point di Kelurahan Cibeureum Hilir Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi.

Вам также может понравиться