Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
pada sekolah dasar atau yang sederajat, secara formal seseorang tidak mungkin
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, khususnya Pasal 3, paling tidak ada dua
fungsi sekolah dasar. Pertama, melalui sekolah dasar anak didik dibekali
peranan pendidikan di sekolah dasar sangat disadari oleh semua pihak. Itu
sebabnya semua pihak dituntut untuk berperan aktif secara sadar dan profesional
agar sekolah dasar yang kini tengah dihadapkan dengan berbagai persoalan
berfungsi sebagai tempat terjadinya proses sosialisasi antaranak didik yang pada
lainnya harus dipersiapkan untuk mengemban misi pendidikan. Oleh karena itu,
keberadaan sekolah dasar harus bermutu, dalam arti baik dan berwawasan
keunggulan.
Sekolah dasar sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi bermutu baik
menjadi lebih baik. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar hanya akan
terjadi secara efektif dan efisien bilamana dikelola melalui manajemen yang tepat.
tidak banyak mengalami keberhasilan, karena selain tidak sesuai dengan kondisi
sekolah, juga tidak diikuti oleh upaya-upaya dari sekolah yang bersangkutan.
model manajemen pendidikan dari sekolah, oleh sekolah, dan untuk sekolah.
(Ibrahim, 2006:7).
dan lembaga, dalam hal ini lembaga pendidikan yang mengemban misi tertentu
Oleh karena itu, sekolah dasar dapat dikatakan bermutu baik dalam berbagai
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar), ada tiga misi yang diemban oleh setiap
sekolah dasar, yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses
transformasi. Dengan proses edukasi anak didik diharapkan menjadi orang yang
teknologi, termasuk juga kebudayaan bangsa. Semua hal tersebut dalam rangka
mengantarkan anak didik siap memasuki sekolah lanjutan tingkat pertama. Lebih
layanan pendidikan di sekolah dasar, antara lain: (1) kegiatan belajar mengajar;
(2) manajemen pendidikan yang efektif dan efisien; (3) buku dan sarana belajar
4
yang memadai dan selalu dalam kondisi siap pakai; (4) fisik dan penampilan
dasar yang bermutu diyakini benar satu sama lain saling menunjang. Sekolah
dasar bermutu akan dapat terwujud jika kegiatan belajar mengajar yang
bermutu ini ditunjang oleh beberapa komponen, yaitu manajemen yang bermutu
pengadaan dan pemanfaatan buku dan sarana belajar yang bermutu, keadaan fisik
dan penampilan sekolah yang bermutu, keadaan fisik dan penampilan sekolah
Di manapun sekolah dasar itu berada harapannya ingin bermutu baik dan
unggul dalam berbagai bidang, termasuk di dalamnya bermutu dalam mutu hasil
belajar . Berbagai upaya untuk mewujudkan harapan tersebut telah dan sedang
diusahakan oleh semua pihak, seperti di sekolah dasar pada wilayah UPTD.
awal terhadap mutu layanan pendidikan pada sekolah dasar di wilayah ini,
karena berbagai faktor yang kurang menunjang, seperti guru kurang kreatif
untuk berinovasi dalam mengelola KBM dan bahkan lebih sering menempuh
bukan proses belajar siswa saja yang kurang bermutu, hasil belajarnya pun
kurang mencapai tujuan yang diharapkan. Imbas dari persoalan ini, mutu hasil
Tabel 1.1
Nilai Nem
Ajaran Pelajaran)
dan pengendalian.
3. Masih minimnya buku dan sarana belajar yang yang menunjang proses belajar
siswa. Hal ini menunjukkan kondisi buku dan sarana tersebut kurang memadai
manajemen mutu layanan kurang dikelola secara profesional. Sebagai bukti awal
yang mengindikasikan adanya isu strategis ini, antara lain, pertama, kelengkapan
sarana prasarana masih dikelola seadanya. Oleh karena itu sebagian besar siswa
mutu layanan, juga telah berdampak pada mutu hasil belajar menjadi seperti itu.
Yang lebih memprihatinkan lagi adalah ketika melihat kondisi ruang kelas dan
fasilitas di dalamnya. Tipis kemungkinan dalam kondisi seperti itu akan tercipta
mutu layanan pembelajaran yang bermutu. Oleh karena itu, wajarlah apabila
yang telah distandarkan, sampai saat ini belum dapat dipenuhi oleh masing-
masing sekolah dasar di wilayah ini. Padahal pemenuhan komponen ini, sangat
menentukan mutu layanan pendidikan di sekolah. Hal ini erat kaitannya dengan
diperlukan berbagai fasilitas belajar yang memadai, seperti ruang kelas dan
sejumlah buku dan perlengkapannya, media dan alat peraga, alat-alat olahraga,
7
efektif dan efisien” (Sagala, 2006: 117). Pemenuhan sarana prasarana pendidikan
yang memadai ini, belum terlaksana di hampir setiap sekolah dasar di UPTD.
barang tentu pada mutu layanan pendidikan pada masing-masing sekolah, menjadi
rendah.
simultan terhadap mutu hasil belajar di sekolah dasar pada UPTD. Pendidikan
Pendidikan terhadap Mutu Hasil Belajar (Studi pada Sekolah Dasar di UPTD.
dasar. Oleh karena itu, sangat tepat apabila Fuad Hasan dan Sarwono
adalah sekolah dasar yang bermutu baik. Sehingga mampu mengemban tiga
transformasi. Adapun sekolah dasar yang bermutu baik, yakni sekolah dasar
anak didik menjadi seorang terdidik, memiliki kedewasaan mental dan sosial,
antara lain: (1) kegiatan belajar mengajar; (2) manajemen pendidikan yang
efektif dan efisien; (3) buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu
9
dalam kondisi siap pakai; (4) fisik dan penampilan sekolah yang baik; dan (5)
pihak dapat bekarja dengan baik diperlukan manajemen yang baik pula yang
diharapkan melalui ini semua tujuan institusional dapat dicapai secara efisien.
dari berbagai aspek sesuai dengan misi yang diemban yang berpegang pada
yakni “ada empat pilar pada konsep MPMBS, yaitu peningkatan mutu,
sekolah. Tidak ada MPMBS tanpa rumusan sisi, misi, tujuan kelembagaan
school), sekolah yang efektif (the effective school), sekolah yang unggul (the
personel dituntut mendiri untuk maju dengan sendirinya. Oleh karena itu,
10
transparansi keuangan.
indikasinya ditunjukkan oleh mutu hasil belajar , baik secara akademik mupun
ditunjang oleh sarana prasarana yang bermutu dan kualitas mutu layanan yang
baik. Sehingga, akan terjadi proses edukasi, transformasi, dan sosial yang
baik. Namun dalam kenyataannya tidak demikian, di mana mutu hasil belajar
masih jauh dari harapan. Kondisi seperti ini ditenggarai oleh banyak faktor,
apa adanya. Demikian pun dengan mutu layanan pendidikan masih jauh dari
yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai
berikut.
hasil belajar ?
belajar ?
Tujuan penelitian ini erat kaitannya dengan pokok masalah yang telah
sarana prasarana, mutu layanan pendidikan, dan mutu hasil belajar akan
dihadapinya.
mutu layanan pendidikan, dan mutu hasil belajar . Demikian pun bagi
pemecahan masalah.
1) Bagi penulis yang juga sebagai guru, secara praktis hasil penelitian ini
mutu hasil belajar di sekolah dasar pada satu wilayah, tempat penulis
bertugas.
2) Bagi berbagai pihak yang terlibat dalam mengelola sekolah dasar pada
4) Bagi para peneliti ke depan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
BAB II
Mutu hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan mutu hasil
belajar merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian mutu hasil
belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan
pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita
temukan satu titik persamaan. Mutu hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai
strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam
Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
Mutu hasil belajar merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat
dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, mutu hasil
belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran.
14
15
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Mutu hasil belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor
instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi mutu hasil belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor
mengajar. Mutu hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
16
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Mutu hasil
belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
proses intelektual. Menurut Bloom (dalam Hamalik, 1983:80), aspek ini terdiri
1. Pengetahuan
mulai dari fakta sampai teori, yang menyangkut informasi bermanfaat, seperti:
istilah umum, fakta-fakta khusus, metode dan prosedur, konsep dan prinsip.
2. Pemahaman
tampak pada alih bahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran, dan
memperkirakan.
3. Penerapan
ke dalam situasi baru yang nyata, meliputui aturan, metode, konsep, prinsip,
4. Analisis
5. Sintesis
keseluruhan baru, yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara
6. Evaluasi
bagi siswa. Krathwohl dkk (dalam Hamalik, 1983:81) mengembangkan aspek ini
kecakapan fisik dapat berupa pola-pola gerakan atau keterampilan fisik yang
khusus atau urutan keterampilan. Sehubungan dengan hal ini Simpson (dalam
1. Persepsi (perception)
Penggunaan lima organ indra untuk memperoleh kesadaran tentang
tujuan dan untuk menerjemahkannya menjadi tindakan (action).
2. Kesiapan (set)
Dalam keadaan yang siap untuk merespon secara mental, fisik, dan
emosional.
3. Respon terbimbing (guided response)
Pertunjukkan model setelah didemonstrasikan oleh seseorang
mengenai suatu bentuk tingkah laku.
4. Mekanisme
Respon fisik yang telah dipelajari menjadi kebiasaan.
5. Respon yang unik (complex overt response)
Suatu tindakan motorik yang rumit dipertunjukkan dengan terampil
dan efisien.
mengajar. Mutu hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
Ahmadi (1998:72) antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor
19
intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari
luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
1) Kecerdasan/intelegensi
anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal
penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang
murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara
bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang
20
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan
yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha
belajar.
2) Bakat
kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Poerwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya
kesanggupan tertentu.
3) Minat
tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu
keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada
21
keadaan stabilitas/labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi
prestasi belajar. Faktor ekstern dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Guru
mengembangkan serta memberikan pelajaran teknik, karena itu setiap guru harus
kemasyarakatan.
dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas
semaksimal mungkin.
2) Lingkungan keluarga
mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian
3) Sumber-sumber belajar
Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah
tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa
media/alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. AIat bantu belajar
merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam
konkret, Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut
hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik
lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
1) Kecerdasan/intelegensi
anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal
penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang
murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara
bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan
yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha
belajar.
2) Bakat
kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya
kesanggupan tertentu.”
bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi
seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang
tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
25
3) Minat
yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi
sendiri.”
terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih
mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk
belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa
4) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution
dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi
yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut
berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa
kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan
2. Faktor Ekstern
pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.
1) Keadaan Keluarga
yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa
aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif,
karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai
baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil
belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus
menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian
orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar
dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik
untuk belajar.
2) Keadaan Sekolah
sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-
alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
“guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan
memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus
dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode
3) Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang
tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan di mana anak itu berada. Dalam hal ini
yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang
Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan
temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa
sarana belajar secara efektif dan efisien. Lebih lanjut dikemukakan, bahwa
perlengkapan sekolah ini atau fasilitas sekolah dikelompokkan dalam: (1) sarana
pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara
beberapa macam sarana prasarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis
tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan (3)
pendidikan secara efektif dan efisien (Ibrahim, 2007:5). Lebih lanjut dikemukakan
yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana
yang efisien.
selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel
sekolah.
di sekolah dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
sekolah dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan
kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sarana prasarana
selalu siap pakai setiap saat, pada setiap ada seseorang personel sekolah akan
menggunakannya.
2. Prinsip efisiensi
32
memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah.
Dengan prinsip efisiensi juga berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah
3. Prinsip administratif
Di Indonesia tidak sedikit adanya lembaga pendidikan yang sangat besar dan
melibatkan banyak orang. Bilamana hal ini terjadi maka perlu adanya
5. Prinsip kekohesifan.
kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh karena itu, walaupun semua orang yang
itu telah memiliki tuigas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara yang
satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.
Satu hal yang perlu dipertegas dalam definisi tersebut adalah bahwa manajemen
prasarana pendidikan di sekolah itu terwujud sebagai suatu proses yang terdiri atas
sekolah.
suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses
dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan prasarana
sekolah.
tersedia sebelumya.
tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk
dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan
hakekatnya adalah kelanjutan dari program perencanaan yang telah disusun oleh
lain.
2. Pengadaan sarana prasarana sekola dengan cara membeli baik secara langsung
tidak mengikat.
lain.
dengan faktor-faktor yang dihadapi, yaitu tujuan apakah yang hendak dicapai,
media apa yang tersedia, pendidik mana yang akan mempergunakannya, dan
semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara
kantor departemen dan kebudayaan, baik yang berada di dalam maupun luar
mutasi barang. Pelaporan dilakukan daalm periode tertentu, sekali dalam satu
triwulan. Dalam satu tahun ajaran misalnya, pelaporan dapat dilakukan pada
personel sekolah untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan sarana dan
merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan yang
dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai ini
dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, semua perlengkapan yang ada di sekolah
sekolah jika ditinjau dari sifat maupun waktunya terdapat beberapa macam, yaitu
barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara
bertujuan untuk :
lagi.
barang.
mengajukan usulan penghapusan beserta lampiran jenis barang yang akan dihapus
ke Diknas. Setelah SK dari kantor pusat tentang penghapusan barang sesuai berita
acara yang ada. Penghapusan barang ini dapat dilakukan dengan cara pemusnahan
atau pelelangan. Masalah lain yang perlu diperhatikan ialah perusakan yang sering
dilakukan leh siswa “gatal tangan”. Perilaku ini banyak penyebabnya, antara lain
adanya rasa kurang aman, frustasi, balas dendam karena mersakan ketidak adilan,
dan perkelahian antar kelompok. Upaya yang dapat dilakukan antara lain :
dicontohkan oleh kepala sekolah, guru, dan aparat lainnya. Ajaran agama
2. Siapkan bangunan dalam kondisi prima padsa tahun ajaran baru. Itu dilakukan
juga. Anak-anak yang masuk pada hari-hari pertama tidak lagi melihat coret-
coretan pada dinding atau pada bangkunya. Ini akan ada pengaruhnya.
42
kadang tanpa diketahui hal kecil itu berkembang menjadi persoalan besar.
4. Jangan mengatakan bahwa anak-anak itu nakal hanya karena membuat coretan
pada dinding. Lebih bijak memanggilnya, dan guru menghapus coretan itu
bersama anak itu tadi. Boleh dinasehati agar tidak membuat coretan lagi.
cukup besar. Kerja sama guru agama dengan seleruh aparat sekolah perlu
dicatat.
cukup besar, ini tidak bisa dihindari. Tujuannya antara lain supaya sarana dan
pendidikan.
pengangguran, tidak siap untuk menjadi warga negera yang bertanggung jawab
dan produktif, sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat, bangsa dan negara
Pendidikan yang berfokus pada mutu menurut konsep Juran adalah bahwa
dasar misi mutu sebuah sekolah mengembangkan program dan layanan yang
dimaksud adalah secara luas sebagai pengguna lulusan, yaitu dunia usaha,
ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun outputnya. Oleh karena itu, mutu
pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang
satisfaction). Dalam pengertian ini, maka yang dikatakan sekolah bermutu adalah
eksternal.
dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau
konsumen. Selera atau harapan pelanggan pada suatu produk selalu berubah,
44
sehingga kualitas produk juga harus berubah atau disesuaikan. Dengan perubahan
tenaga kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta perubahan lingkungan
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan
memberikan layanan, yaitu kepala sekolah, para guru dan staf, proses layanan
sekolah, para guru, staf, siswa dan komunitas sekolah harus memiliki obsesi dan
45
komitmen terhadap mutu, yaitu pendidikan yang bermutu. Memiliki visi dan misi
pelanggannya, baik pelanggan internal, seperti guru dan staf, maupun pelanggan
dan internal. Pelanggan eksternal utama sekolah adalah siswa dan sekaligus
sebagai input utama (main input) yang akan diproses menjadi lulusan. Pelanggan
eksternal kedua dan seterusnya adalah orang tua, dunia usaha, pemerintah dan
sekolah yang berumutu adalah sekolah yang dapat memenuhi atau melebihi
berhubungan dengan produk atau jasa. Oleh karena itu, dalam pendirian dan
46
dapat diterima di dunia usaha atau dapat menciptakan pekerjaan sendiri serta
hasilnya, maka akan terjadi stabilitas nasional baik dalam bidang ideologi, politik,
eksternal seperti tersebut di atas, maka kepala sekolah terlebih dahulu harus
mewujudkan sekolah yang bermutu. Guru adalah pelaksana kegiatan inti (core
agar suasana sekolah tetap asri dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan
dapat bekerja atau menjalankan tugas dengan dukungan fasilitas, sarana dan
prasarana yang memadai, mendapatkan kompensasi yang layak atas kinerja yang
telah diberikan, baik dalam bentuk finansial, material maupun non material serta
kesejahteraan secara luas. Sebagai wujud atau bukti adanya kepuasan pelanggan
internal sekolah adalah para guru, tenaga admnistrasi, pustakawan, laboran, tenaga
kebersihan dan kemanan menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sesuai
sistem, prosedur dan tata kerja yang telah ditentukan. Dengan adanya kepuasan
Keterlibatan total semua warga sekolah berarti sekolah dalam hal ini kepala
keahliannya serta sesuai dengan beban tugas dan pekerjaannya secara merata.
Semua warga sekolah diberikan tugas dan fungsi sesuai keahliannya, sesuai bakat
48
dan minatnya. Sebesar atau sekecil apapun, semua warga sekolah harus dilibatkan,
diberikan tugas, peran dan fungsi dalam peningkatan mutu sekolah, mulai dari
kepala sekolah itu sendiri, komite sekolah, para guru, staf tata usaha, pustakawan,
Pelibatan semua warga sekolah itu harus berlangsung mulai dari planning,
Dengan pelibatan tersebut, maka mereka akan menjalankan tugas, peran dan
fungsi serta pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab dan penuh komitmen.
Pelibatan semua warga sekolah menurut Goetsch dan Davis sebagaimana di kutip
internal agar mereka mau dan mampu memberikan layanan pendidikan yang
mutu sekolah dapat berupa saran, baik secara pribadi maupun kelompok, baik atas
karyawan pada suatu sekolah ditandai bahwa pekerjaan mereka milik mereka
49
jawab, mereka memahami betul posisi mereka berada dan mereka memiliki
Ukuran mutu menurut kriteria mutu Baldrige berfokus pada 7 area topik
and customer satisfaction. Dari 7 (tujuh) area topik ukuran kualitas di atas, jika
b. Guru dan staf serta seluruh warga sekolah mengetahui sasaran kualitas
sekolah.
kualitas.
menerus.
50
j. Kepala sekolah membrikan sumber daya yang cukup dan tepat untuk
perbaikan kualitas.
a. Kepala sekolah memiliki rencana peluang bagi guru dan karyawan dalam
perbaikan kualitas.
b. Kriteria kualitas digunakan dalam evaluasi performa SDM sekolah.
c. Sasaran kualitas dikomunikasikan kepada semua guru dan staf.
d. Guru dan karyawan percaya dan secara terus menerus memberikan
layanan terbaik.
e. Semua guru dan kaeyawan dilatih tentang konsep perbaikan kualitas.
f. Kepala sekolah memberikan kompensasi/imbalan atas jasa guru/karyawan
untuk usaha perbaikan kualitas mereka.
g. Kepala sekolah mengumpulkan data tentang moral guru dan karyawan.
6) Hasil-hasil kualitas
pesaingnya.
pelanggan.
berikutnya telah banyak disinggung oleh para teoritisi pendidikan, seperti Stoops
Oleh karena itu, sangat tepat apabila Fuad Hasan dan Sarwono Kusumaatmadja
sekolah dasar yang bermutu baik. Sehingga mampu mengemban tiga misinya,
Adapun sekolah dasar yang bermutu baik, yakni sekolah dasar yang mampu
berfungsi sebagai wadah proses edukasi, wadah proses sosialisasi, dan wadah
menentukan mutu pendidikan yang harus diupayakan, antara lain: (1) kegiatan
belajar mengajar; (2) manajemen pendidikan yang efektif dan efisien; (3) buku
dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap pakai; (4) fisik
dan penampilan sekolah yang baik; dan (5) partisifasi aktif masyarakat.
bermutu baik dan unggul dengan sendirinya melainkan melalui berbagai upaya
peningkatan mutu pendidikannya oleh semua pihak. Agar berbagai pihak dapat
bekarja dengan baik diperlukan manajemen yang baik pula yang diharapkan
melalui ini semua tujuan institusional dapat dicapai secara efisien. Untuk itu
keluwesan, dan sumber daya untuk meningkatkan mutu sekolah dari berbagai
aspek sesuai dengan misi yang diemban yang berpegang pada empat mutu dalam
MPMBS, sebagaimana disebutkan Bafadal (2006:93), yakni “ada empat pilar pada
keuangan, dan peran serta masyarakat sekolah. Tidak ada MPMBS tanpa rumusan
yang baik (the good school), sekolah yang efektif (the effective school), sekolah
yang unggul (the excellent school), dan sekolah masa depan (the future school).
personel dituntut mendiri untuk maju dengan sendirinya. Oleh karena itu, konsep-
transparansi keuangan.
ditunjang oleh sarana prasarana yang bermutu dan kualitas mutu layanan yang
baik. Sehingga, akan terjadi proses edukasi, transformasi, dan sosial yang baik.
Namun dalam kenyataannya tidak demikian, di mana mutu hasil belajar masih
jauh dari harapan. Kondisi seperti ini ditenggarai oleh banyak faktor, termasuk di
dalamnya sarana prasarana pendidikan yang masih dikelola secara apa adanya.
Demikian pun dengan mutu layanan pendidikan masih jauh dari memuaskan, baik
prasarana dan mutu layanan pendidikan terhadap mutu hasil belajar , menjadi
Kelengkapan sarana
prasarana pendidikan
(X1)
Mutu Hasil
Belajar
(Y)
Mutu layanan
pendidikan
(X2)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
objek maka diperlukan subjek. Adapun subjek dimaksud, yaitu kepala sekolah dan
guru. Populasi dan sampel untuk masing-masing subjek, dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh kepala sekolah dan guru
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
orang, yang terdiri atas 17 orang kepala sekolah (11 %) dan 30 orang guru (20%).
116) yang mengemukakan sebagai berikut “Apabila jumlah subjek yang diteliti
kurang dari 100, lebih baik ambil keseluruhan. Sedangkan bila lebih dari 100,
boleh diambil 5 % s.d. 10%, 10% s.d 15%, dan seterusnya, sesuai dengan
kebutuhan penelitian”.
variabel lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat
penelitian yang didasarkan pada masalah dan metode yang digunakan dalam
masalah serta tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini didesain berdasarkan
pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih
Variabel adalah titik perhatian penelitian atau disebut juga objek yang
diteliti. Operasionalisasi berarti uraian lengakap dari suatu yang ditilik hingga
proses pengukurannya seperti apa. Dalam penelitian terdapat dua variabel, yakni
adalah kelengkapan sarana prasarana (variabel X1) dan manajemen mutu layanan
berikut.
sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola
sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan
Tabel 2
Variabel Kelengkapan Sarana Prasarana Pendidikan (X1)
Varibel Dimensi Indikator Skala
atau anggaran
yang tersedia.
6. Penetapan rencana
pengadaan akhir.
1. Dropping dari
pemerintah yang
sifatnya terbatas.
2. Pengadaan sarana
prasarana sekola
2. Pengadaan dengan cara
membeli baik
secara langsung
maupun melalui
pemesanan.
3. Meminta
sumbangan dari
wali murid atau
mengajukan
proposal bantuan
pengadaan sarana
dan prasarana
sekolah ke
lembaga-lembaga
sosial yang tidak
mengikat.
4. Pengadaan
perlengkapan
dengan cara
menyewa atau
meminjam ke
tempat lain.
5. Pengadaan
perlengkapan
sekolah dengan
cara tukar
menukar barang
yang dimiliki
dengan barang
lainyang
dibutuhkan
sekolah.
1. Pencatatan sarana
63
dan prasarana
sekolah.
2. Pembuatan kode
khusus untuk
3. Inventarisasi perlengkapan yang
tergolong barang
inventaris.
3. Semua
perlengkapan
pendidikan di
sekolah yang
tergolong barang
inventaris harus
dilaporkan.
1. Mengadakan
kontrol baik dalam
pemeliharaan atau
pemberdayaan.
2. Pengawasan
4. Pengawasan terhadap sarana
dan prasarana
pemeliharaan dilakukan oleh
pimpinan
3. Pemeliharaan
terhadap sarana
prasarana
dijalankan untuk
menjaga agar
perlengkapan yang
dibutuhkan oleh
personel sekolah
dalam kondisi siap
pakai.
4. Pemeliharaan
yang bersifat
pengecekan,
pencegahan,
perbaikan ringan
dan perbaikan
berat
5. Pemeliharaan
sehari-hari, dan
64
pemeliharaan
berkala.
1. Barang-barang
dalam keadaan
rusak berat yang
tidak dapat
dimanfaatkan lagi.
2. Barang-barang
yang tidak sesuai
dengan kebutuhan.
5. Penghapusan 3. Barang-barang
kuno yang
penggunaannya
sudah tidak efisien
lagi.
4. Barang-barang
yang terkena
larangan.
5. Barang-barang
yang mengalami
penyusutan di luar
kekuasaaan
pengurus barang.
6. Barang-barang
yang
pemeliharaanya
tidak seimbang
dengan
kegunaannya.
7. Barang-barang
yang berlebihan
dan tidak
digunakan lagi.
8. Barang-barang
yang dicuri.
9. Barang-barang
yang
diselewengkan.
10. Barang-barang
yang terbakar dan
musnah akibat
bencana alam.
65
enam tantangan yang perlu dikaji dan dikelola secara strategis dalam rangka
Tabel 3
Operasionalisasi Variabel Mutu Layanan Pendidikan
Varibel Dimensi Indikator Skala
1. Pelanggan internal
2. Pelanggan
eksternal
4. Perbaikan
berkesinambun
gan 1. Perbaikan kualitas
berkesinambungan
dengan
menggunakan
pendekatan sistem
terbuka atas fungsi
PBM
2. Proses perbaikan
berkesinambungan
dilakukan
berdasarkan siklus
PDCA (Plan, Do,
Check, Action)
5. Manajemen
SDM 1. Kebijakan
manajemen SDM
menganut budaya
3C (Commitment,
Cooperation, dan
Communication)
2. Pengembangan
SDM melalui
pendidikan dan
pelatihan
berorientasi mutu
3. Pengembangan
SDM menerapkan
sistem
penghargaan dan
hukuman
6. Manajemen
berdasarkan
fakta 1. Pengambilan
keputusan
didasarkan pada
fakta nyata tentang
kualitas yang
didapat dari
beragam sumber
di seluruh jajaran
67
organisasi
2. Fakta
dikumpulkan
melalui berbagai
alat yang
dirancang dan
dikembangkan
untuk
mengumpulkan
dan menganalisis
data
bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
Tabel 3
Variabel Mutu hasil belajar (Y)
dan prinsip.
2. Kemampuam
(pemahaman) untuk
menguasai
pengertian melalui
alih bahan dari satu
bentuk ke bentuk
lainnya, penafsiran,
dan memperkirakan.
3. Kemampuan
(penerapan) untuk
menggunakan bahan
yang telah dipelajari
ke dalam situasi
baru yang nyata,
meliputui aturan,
metode, konsep,
prinsip, hukum, dan
teori.
4. Kemampuan
(analisis) untuk
merinci bahan
menjadi bagian-
bagian supaya
struktur
organisasinya
mudah dipahami,
meliputi identifikasi
bagian-bagian,
mengkaji hubungan
antara bagian-
bagian, mengenali
prinsip-prinsip
organisasi.
5. Kemampuan untuk
(sintesis)
mengkombinasikan
bagian-bagian
menjadi suatu
keseluruhan baru,
yang
menitikberatkan
pada tingkah laku
kreatif dengan cara
memformulasikan
pola dan struktur
69
baru.
6. Kemampuan
(evaluasi) untuk
mempertimbangkan
nilai bahan untuk
maksud tertentu
berdasarkan kriteria
internal dan
eksternal.
5. Karakterisasi
dengan suatu
kompleks nilai,
suatu formasi
mengenai perangkat
umum, suatu
70
manifestasi daripada
kompleks nilai.
3. Psikomotorik
(gerakan-gerakan 1. Kemampuan
jasmaniah dan (persepsi
kontrol jasaniah) (perception)
menggunakan lima
organ indra untuk
memperoleh
kesadaran tentang
tujuan dan untuk
menerjemahkannya
menjadi tindakan
(action).
2. Kemampuan
(kesiapan (set))
atau kesiapan untuk
merespon secara
mental, fisik, dan
emosional.
3. Respon terbimbing
(guided response)
atau kemampuan
mempertunjukkan
model setelah
didemonstrasikan
oleh seseorang
mengenai suatu
bentuk tingkah laku.
4. Kemampuan untuk
meresfon
mekanisme
yang telah dipelajari
hingga menjadi
kebiasaan.
5. Kemampuan
melakukan tindakan
yang unik (complex
overt response)
dengan terampil dan
efisien.
71
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari penelitian lapangan di
objek penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari literatur seperti
buku-buku, majalah dan sumber yang lain yang dianggap relevan dengan
fokus penelitian. Selain itu data sekunder diperoleh dari dokumen institusi.
Teknik pengumpulan data yang yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut.
data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian, yaitu dengan cara
sebagai berikut:
Teknik analisis data merupakan kegiatan inti dari penelitian dan mutlak
harus dilaksanakan supaya dapat diperoleh suatu kesimpulan dari masalah yang
diteliti. Data yang terkumpul masih merupakan bahan mentah yang perlu diolah
lebih lanjut, agar dapat memberikan informasi akurat dan tepat tentang masalah
yang diteliti. Moleong, (2004: 103) menyebutkan: “Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurut data ke dalam pola, kategori, dan suatu uraian
sehingga dapat ditentukan serta dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan
oleh data”.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah tehnik analisis kuantitatif
yang bersifat deskriptif analitik. Dalam proses analisis data kuantitatif terdapat
tiga kegiatan pokok yang dilakukan dan saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data, baik
dalam bentuk matrik, grafik, atau bagan yang memungkinkan untuk peneliti lebih
sebagai berikut.
73
1. Seleksi dan verifikasi angket untuk mengetahui apakah data yang terkumpul
melalui angket tersebut dapat diolah atau tidak (artinya angket tersebut
Tabel 5
Bobot Alternatif Jawaban Responden
Bobot
Kategori
Item Positif Item Negatif
A 5 1
B 4 2
C 3 3
D 2 4
E 1 5
74
kelompok sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.
dan tidak bermutu. Berbeda dengan kategori mutu hasil belajar , yang
dikelompokkan menjadi sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, kurang tinggi, dan
rendah.
dan pengolahan data sesuai dengan masalah yang diteliti. Untuk memudahkan
momen Pearson dengan bantuan program Software SPSS for Window, versi
11.0.
sampel dan variabel. Hal ini diperlukan untuk menghitung korelasi dengan
2) Penyajikan hasil pengolahan data baik secara verbal maupun secara visual
pengolahan data.
layanan terhadap mutu hasil belajar (variabel X1 dan X2, terhadap variabel
Y).
diuji, digunakan pedoman kriteria derajat hubungan dari J.P. Guilford yang
Tabel 6
rumus: r2 x 100%. Hal ini dilakukan untuk kepentingan interpretasi dan menarik
Jika nilai t hitung < t tabel (α = 0,05) maka keputusan: terima Ho tolak Ha
Jika nilai t hitung > t tabel (α = 0,05) maka keputusan: terima Ha tolak Ho
TESIS
Oleh:
77
LIA YULIANI
NIM 82321011108
Oleh:
Lia Yuliawati
NIM 82320809481
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2011
78
DAFTAR PUSTAKA