Вы находитесь на странице: 1из 3

ABD.

JALIL
A31116309

Penentuan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku dan


Tenaga Kerja
1. Biaya Bahan
a. Biaya bahan baku
bahan yang identitasnya dapat dilacak pada produk jadi dan yang diproses
menjadi produk jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya
bahan baku merupakan salah satu elemen biaya utama.
b. Bahan penolong
bahan yang indentitasnya tidak dapat dilacak pada produk jadi dan nilai relatif
tidak material. Biaya bahan penolong merupakan elemen biaya overhead pabrik.

2. Akuntansi terhadap bahan


Akuntansi terhadap bahan dibedakan menjadi akuntansi pembelian bahan baku
dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian bahan terdiri atas
a. permintaan pembelian
b. pesanan pembelian, dan
c. penerimaan bahan.

Dokumen yang digunakan dalam pembelian bahan terdapat yaitu; surat


Permintaan Pembelian, Surat Pesanan Pembelian, dan Laporan Penerimaan Barang. Atas
dasar 3 dokumen inilah pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan bahan dapat
menggunakan metode phisik maupun metode perpetual. Metode perpetual lebih baik
untuk tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode phisik. Oleh karena itu,
perusahaan menengah dan besar umumnya menggunakan metode perpetual.

3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian dalam hal ini yaitu bahan baku dimaksudkan agar proses
produksi dapat berjalan lancar, dalam arti bahan baku tersedia saat dibutuhkan, dan
pengadaan bahan baku dilakukan secara efisien.
Dalam prosedur pengendalian bahan baku terdapat lima metode, yaitu
a. Order cycling
Metode order cycling adalah metode pengendalian bahan baku yang me-
review bahan baku secara periodik, misal setiap 30 hari. Jangka waktu me-review
dipengaruhi oleh jenis bahan bakunya. Bahan baku yang esensial membutuhkan
jangka waktu review yang lebih pendek dibanding bahan baku yang kurang penting.
Pada saat dilakukan review, pemesanan bahan baku dibuat sehingga pada saat
dibutuhkan bahan baku akan tersedia.

b. The min-max method


Metode the min-max adalah metode pengendalian bahan baku yang
didasarkan atas asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat, yaitu
ABD. JALIL
A31116309
tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat
minimum sudah ditetapkan, maka pada saat persediaan menuju ke tingkat minimum
pemesanan bahan baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan pada tingkat
maksimum.

c. The two-bin method


Metode the two-bin method adalah metode pengendalian bahan baku yang
dipakai jika bahan bakunya relatif tidak mahal. Dalam metode ini, bahan baku
dipisahkan menjadi dua bagian yang disimpan dalam ruangan yang terpisah. Bagian
pertama adalah bahan baku yang akan digunakan selama periode saat bahan baku
diterima dan saat pemesanan dilakukan. Bagian kedua adalah bahan baku yang akan
digunakan dalam periode saat pemesanan dan saat pengiriman. Pemesanan bahan
dilakukan pada saat bahan bagian pertama sudah digunakan.

d. The automatic order system


Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah metode
pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan
baku jika persediaan mencapai jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan
optimal jika digunakan komputer untuk mengadministrasikan persediaan bahan baku.

e. The ABC plan


Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai
persediaan bahan baku dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda.
Pengendalian bahan baku yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang
nilainya rendah. Dalam metode ABC, persediaan bahan baku digolongkan menjadi
tiga kelompok atas dasar nilainya, yaitu

1) kelompok A yang nilainya tertinggi


Kelompok A mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut:
a) jumlah persediaan minimal kecil,
b) tingkat review tinggi
c) tingkat pemesanan tinggi
d) membutuhkan pencatatan rinci, dan
e) tingkat pengawasan tinggi.

2) kelompok B yang nilainya sedang, dan


3) kelompok C yang nilainya terendah.
Kelompok C mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut:
a) jumlah persediaan minimal besar
b) tingkat review rendah
c) tingkat pemesanan rendah
d) tidak membutuhkan pencatatan perpetual, dan
e) tingkat pengawasan rendah.
ABD. JALIL
A31116309
4. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang digunakan untuk memproses bahan
menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja dibedakan menjadi biaya tenaga kerja langsung
dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga
kerja yang langsung menangani proses pengubahan bahan menjadi barang jadi. Biaya
tenaga kerja langsung merupakan salah satu elemen biaya utama. Biaya tenaga kerja tidak
langsung menjadi elemen biaya overhead pabrik.

5. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja


Akuntansi biaya tenaga kerja dibedakan ke dalam tiga kegiatan, yaitu
a. penghitungan biaya tenaga kerja per karyawan
b. perhitungan total biaya tenaga kerja, dan
c. alokasi biaya tenaga kerja.

Untuk melakukan kegiatan tersebut diperlukan dokumen kartu jam hadir (time
card/clock card) dan kartu jam kerja (labor job ticket). Kartu jam hadir mencatat jam
kerja karyawan setiap harinya, sedang kartu jam kerja mencatat jam kerja yang
dilakukannya untuk mengerjakan produk tertentu.
Upah langsung biasanya dibayar atas dasar unit yang diproduksi atau jam kerja
yang dilakukan dikalikan dengan tarif upahnya. Untuk meningkatkan produktifitas
karyawan, banyak perusahaan yang menetapkan upah dengan sistem insentif. Sistem upah
ini akan menguntungkan baik bagi karyawan lama maupun karyawan baru. Karyawan
lama dengan tingkat kemahiran (skill) yang sudah tinggi mempunyai produktifitas di atas
normal sehingga selain mendapat upah normal juga akan mendapat insentif. Karyawan
baru karena belum mempunyai keahlian produktifitasnya di bawah normal tetapi
karyawan tersebut tetap mendapat upah normal. Sistem insentif semacam ini disebut the
Gant Task System.

Вам также может понравиться