Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
k1 = sedang 90-50 cm
k2 = dangkal 50-25 cm
k3 = sangat dangkal < 25 cm
3. Drainase tanah (d)
d0 = baik, tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil tanah dari atas
sampai lapisan bawah berwarna terang yang seragam dan tidak terdapat
bercak-bercak.
d1 = agak baik, tanah mempunyai peredaran udara baik. Tidak terdapat bercak-
bercak berwarna kuning, coklat, atau kelabu pada lapisan atas dan bagian
atas lapisan bawah.
d2 = agak buruk, lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara baik. Tidak
terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu, atau coklat. Terdapat
bercak-bercak pada saluran bagian lapisan bawah.
d3 = buruk, bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) terdapat warna atau
bercak-bercak berwarna kelabu, kekuningan.
d4 = sangat buruk, seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu dan tanah
bawah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak kelabu, coklat dan
kekuningan.
4. Erosi (e)
Kerusakan oleh erosi, dikelompokkan menjadi:
e0 = tidak ada erosi
e1 = ringan < 25% lapisan atas hilang
e2 = sedang 25-75% lapisan atas hilang, < 25% lapisan bawah hilang
e3 = berat > 75% lapisan atas hilang, < 25% lapisan bawah hilang
e4 = sangat berat sampai lebih dari 25% lapisan bawah hilang
Kategori kelas kemampuan lahan dapat dibagi ke dalam kategori subkelas yang
didasarkan pada jenis faktor penghambat atau ancaman dalam penggunaannya.
Kategori subkelas hanya berlaku untuk kelas II sampai dengan kelas VIII karena lahan
kelas I tidak mempunyai faktor penghambat. Kelas kemampuan lahan seperti yang
tertulis pada Tabel 3.4 (kelas II sampai dengan kelas VIII) dapat dirinci ke dalam
subkelas berdasarkan empat faktor penghambat, yaitu:
1. Kemiringan lereng (t)
2. Penghambat terhadap perakaran tanaman (s)
dengan berbagai metode salah satunya adalah metode pemetaan berbasis SIG. SIG dapat
ditampilkan secara spasial dan menghasilkan peta ancaman, peta kerentanan dan peta
risiko bencana.
1. Peta Ancaman/Bahaya adalah gambaran atau representasi suatu wilayah atau
lokasi yang menyatakan kondisi wilayah yang memiliki suatu ancaman atau
bahaya tertentu. Misalnya : Peta bahaya longsor, Peta bahaya banjir, Peta bahaya
kekeringan, Peta bahaya gempa bumi dan Peta bahaya abrasi
2. Peta Kerentanan adalah gambaran atau representasi suatu wilayah atau lokasi
yang menyatakan kondisi wilayah yang memiliki suatu kerentanan tertentu pada
aset-aset penghidupan dan kehidupan yang dimiliki yang dapat mengakibatkan
risiko bencana. Contoh : Peta kerentanan sosial, peta kerentanan fisik, peta
kerentanan ekonomi
3. Peta Risiko Bencana adalah gambaran atau representasi suatu wilayah atau lokasi
yang menyatakan kondisi wilayah yang memiliki tingkat risiko tertentu
berdasarkan adanya parameter-parameter ancaman dan kerentanan yang ada di
suatu wilayah. Contoh : peta risiko bencana banjir, peta risiko bencana longsor,
peta risiko bencana gempa, peta risiko bencana abrasi, peta risiko bencana gunung
meletus dan peta risiko bencana kekeringan
Dalam metode analisis risiko dengan menggunakan GIS untuk menghasilkan peta
risiko, yang paling utama adalah pemilihan parameter dan indikator masing-masing
analisis risiko
1. Analisis ancaman gempa, contohnya: sejarah kejadian gempa, zonasi patahan,
struktur geologi, jenis batuan, geomorfologi wilayah, dll
2. Analisis ancaman banjir, contohnya : peta rawan banjir, jumlah rata-rata curah
hujan, sejarah kejadian banjir, luasan wilayah yang terkena dampak,jumlah curah
hujan, jenis batuan, jenis tanah, morfologi, kemiringan lereng, densitas sungai
dalam suatu DAS, dll
3. Parameter ancaman longsor, contohnya : sejarah kejadian longsor, jenis batuan,
kemiringan lereng, morfologi, jenis tanah, curah hujan, dll
4. Parameter kerentanan, contohnya : jumlah penduduk, kepadatan penduduk,
kepadatan bangunan, persentase penduduk miskin, jumlah penduduk tidak tamat
SD, penggunaan lahan sawah kebun dan semak belukar, penduduk dengan mata
pencaharian di sektor pertanian,dll