Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak: (Tujuan; cara kerja, proses/metode kerja; hasil dan validitas hasil; simpulan)
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa setiap warga Negara berhak
untuk mendapatkan pengajaran. Demikian hal nya dengan anak tunagrahita berhak
untuk mendapatkan pendidikan. Dalam memberikan layanan pendidikan tidak terlepas
dari kurikulum. Kurikulum sebagai pedoman bagi sekolah. Kurikulum untuk Sekolah
Luar Biasa disesuaikan dengan jenis dan tingkat ketunaannya mulai dari tingkat TKLB
sampai dengan SMALB. Kurikulum yang sekarang digunakan yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum, ada juga mata
pelajaran kekhususan, untuk anak tunagrahita. (HA).
1. Pendahuluan
khusus merupakan anak yang tidak memiliki kemampuan apapun. Salah satu dari
mereka adalah anak tumagarahita. Anak tunagrahita adalah kondisi anak yang
kecerdasannya jauh dibawah rata – rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi
dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial. Anak tuna grahita atau dikenal juga
1
Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Perspektif Pendidikan Hambatan
Intelektual yang diampu oleh Dra. Etty Hasmayanti, M.Pd.
2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Jakarta, 2017, NIM 0000000.
2
Namun, walaupun begitu anak tunagrahita juga memiliki hak yang sama
dengan anak normal lainnya. Salah satu hak itu adalah mendapatkan pendidikan.
Karena selain memiliki hambatan intelektual, mereka juga masih memiliki potensi
yang dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh mereka dan
sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal tersebut diatur dalam UUD’45 pasal 31 ayat
pendidikan”. Hal tersebut lebih diperjelas lagi dalam UU No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 5 ayat 2, dan pasal 33 ayat 1,
mental, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Oleh karena itu
1.2.1 Mmm?
1.2.2 Mmm?
1.2.3 Mmm?
1.2.4 Mmm?
1.2.5 Mmm?
1.2.6 Mmm?
1.2.7 Mmm?
3
3. Apa yang dimaksud dengan Program Pendidikan Individual (PPI atau IEP)
intelektual
Penulisan makalah ini mempunyai dua tujun, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
3.2
Dst.
Tunagrahita
2. Pembahasan
Terkait dengan hal tersebut, ada sejumlah konsep, strategi, atau prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran anak terbelakang mental, yaitu :
2.1.1 Modifikasi (modification)
Berkaitan dengan apa yang dipelajari oleh anak terbelakang mental. Dalam
konteks pembelajaran di sekolah, materi pelajaran biasanya dipilah-pilah menurut
mata pelajaran atau bidang studi. Ada beberapa kemungkinan bentuk modifikasi
materi bagi siswa terbelakang mental, diantaranya :
1) Pengurangan Materi
Artinya, tidak semua materi yang diberikan kepada anak-anak pada
umumnya, diberikan juga kepada siswa tunagrahita..
a. Penyederhanaan Materi
2.1.1.2 Modifikasi Proses
tujuan dan isi pembelajaran. Modifikasi evaluasi bias ditujukan kepada isi dan
juga cara evaluasi. Isi evaluasi berkaitan dengan apa yang dinilai dari kemampuan
siswa terbelakang mental. Sedangkan modifikasi kedua berkaitan dengan cara
dalam melakukan evaluasi. Dalam batas tertentu, evaluasi tertulis secara
sederhana yang bernuansa akademik mungkin dapat dilakukan, akan tetapi
evaluasi yang sifatnya menguji performance (keterampilan) dalam situasi nyata
dan alami jauh lebih penting dan berguna bagi siswa tunagrahita.
Bentuk lain dari pembelajaran teman sebaya yang baru-baru ini muncul
dalam kajian adalah classwide peer tutoring (CWPT). Pendekatan ini
berpendapat bahwa metode pembelajaran teman sebaya harus bersifat timbal balik
(reciprocal), artinya semua siswa yang terlibat bias menjadi (berperan sebagai)
guru dan juga sebagai siswa. Jadi mereka lebih memiliki level yang kurang lebih
sama, sehingga dapat bertukar pikiran setiap saat.3
“Perjanjian antara orang tua dan sekolah yang berisi pelayanan yang
diberikan kepada murid dengan memperlihatkan ketentuan-ketentuan berikut ini,
yakni :
4 Hallahan, DP & Kauffman, JM ,1988, Exceptional Children, Intruction to Special education, 4 th edition,
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
8
guru khusus. Guna guru khusus untuk memberikan bantuan kepada siswa
tunagrahita jika anak tersenut mempunyai kesulitan di dalam kelas. Semua anak
diberlakukan dan mempunyai hak serta kewajiban yang sama. Tapi saat ini
pelayanan pendidikan inklusif masih dalam tahap rintisan
2.3.6 Panti (Griya) Rehabilitasi
Panti ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita pada tingkat berat, yang
mempunyai kemampuan pada tingkat sangat rendah, dan pada umumnya memiliki
kelainan ganda seperti penglihatan, pendengaran, atau motorik. Program di panti
lebih terfokus pada perawatan. Pengembangan dalam panti ini terbatas dalam hal :
(1) Pengenalan diri
2. Sensorimotor dan persepsi
3. Motorik kasar dan ambulasi (pindah dari satu temapt ke tempat lain)
4. Kemampuan berbahasa dan dan komunikasi
5. Bina diri dan kemampuan sosial
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Anak dengan hambatan intelektual adalah anak berkebutuhan khusus yang
memerlukan kurikulum atau strategi belajar yang sesuai dengan mereka agar
pengajaran yang diberikan dapat diterima oleh mereka. Orang tua yang memiliki
anak dengan hambatan intelektual harus mengerti akan kebutuhan mereka dan
harus cermat memilihkan sekolah yang sesuai dengan mereka yang di dalam
sekolah itu. Kelas Transisi, Sekolah Khusus (Sekolah Luar Biasa bagian C dan
C1/SLB-C,C1), Pendidikan terpadu, Program sekolah di rumah, Pendidikan
inklusif, Panti (Griya) Rehabilitasi. Sekolah tersebut adalah sekolah yang
memiliki kurikulum yang sesuai untuk pembelajaran anak dengan hambatan
intelektual.
3.2 Saran
Saran penulis terhadap karya tulis ini diharapkan para pendidik mampu
memberikan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karasteritik anak
dengan hambatan intelektual. Masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, baik dari segi bahasa, struktur, maupun isi dari makalah ini sendiri. Kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Jenkins, Antil, Weyne, & Vadasy. 2003. “How Cooperative Learning Works for
Special Education and Remedial Students”. Exceptional Children. Vol. 69. No. 3.
Spencer & Balboni, 2003, Using Peer Tutoring to Improve Reading Skills: A
Practical Guide for Teachers.
http://arisandrap-k5113005-plbuns13.blogspot.co.id/2013/11/pembelajaran-bagi-
tunagrahita.html. (Diakses 18 September 2017).
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120490-pendidikan
anakberkebutuhankhusus/#ixzz2Da05Zmdy. (Diakse pada tgl., bln.,
thn.).
1