Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker merupakan suatu penyakit sel yang ditandai dengan hilangnya fungsi
kontrol sel dalam tubuh. Kanker adalah penyakit yang paling di khawatirkan karena
selain pengobatannya yang membutuhkan biaya yang sangat besar juga dapat
menyebabkan kematian bagi orang yang menderita penyakit tersebut (Astawan,
2007).Banyak terdapat jenis daripada kanker yang banyak diderita oleh manusia, salah
satunya adalah kanker prostat. Kanker prostat merupakan penyakit kanker yang paling
banyak diderita oleh kaum laki-laki setelah kanker paru-paru. Seiring dengan
perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus meningkatkan kewaspadaan
pada kondisi kesehatan tubuhnya. Sebab, semakin bertambahnya usia, fungsi organ-
organ tubuh terus menurun. Salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami pria
berusia lanjut adalah gangguan prostat.Risiko terjadinya kanker prostat ditentukan
oleh dua hal yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor risiko lain yang tidak
kalah penting adalah usia di atas 50 tahun, pembesaran prostat jinak, infeksi virus,
riwayat kanker prostat dalam keluarga, pola hidup, dan pola makan (Rainy, 2005).
Kanker prostat merupakan salah satu kanker paling umum yang diderita oleh
para pria, dengan peningkatan jumlah kasus yang dilaporkan dalam beberapa tahun
terakhir ini. Kasus baru di Hong Kong meningkat dari 683 kasus pada tahun 2000,
menjadi 1655 pada tahun 2013 dan sebagian besar pasien berada di atas usia 60 tahun.
Secara global, diperkirakan kanker prostat menduduki urutan ke-4 kanker yang paling
sering ditemukan pada manusia setelah kanker payudara, paru dan kolorektum
sedangkan angka kejadian kanker pada pria, kanker prostat menduduki urutan ke-2
yaitu sekitar 14,8% setelah kanker paru 16,8%.3 Di tahun 2030, diperkirakan angka
kejadian dan mortalitas kanker prostat meningkat sampai 1.700.000 jiwa (Widjojo,
2007).
Kanker prostat merupakan tumor yang paling sering terjadi pada pria di Amerika
Serikat. Sekitar 200.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Kanker prostat
menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi pada populasi pria di
Amerika. Secara khusus kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh bangsa
Afro-Amerika yang berkulit hitam daripada bangsa kulit putih. Hal tersebut
ditunjukkan dengan perbandingan bahwa 1 dari 9 pada kulit hitam di Amerika Utara
akan menderita kanker prostate, sedangkan pada kulit putih di Amerika Utara hanya 1
dari 11 orang akan mengidap kanker prostat (Widjojo, 2007).
Sedangkan di Asia sendiri masih terhitung rendah. Data jumlah kasus karsinoma
prostat masih belum tercatat lengkap di Indonesia. Tiga pusat pendidikan Urologi
(Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta) mencatat 761 kasus dalam 5 tahun terakhir. Pada
kurun waktu 2004-2011 ditemukan 375 kasus karsinoma prostat di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin, Bandung. 3 Jumlah penderita karsinoma prostat di
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit
Kanker Dharmais tahun 2001-2006 meningkat sebanyak dua kali dibandingkan tahun
1995–2000, dengan jumlah penderita rata-rata pertahun adalah 70-80 kasus
baru/tahun. 4 Guideline nasional maupun data kejadian untuk karsinoma prostat di
Indonesia pada saat penelitian ini dilakukan masih belum tersedia. Tidak meratanya
penyebaran fasilitas maupun tenaga ahli urologi di berbagai wilayah Indonesia
menyebabkan masih terdapatnya perbedaan dalam mendiagnosis dan menatalaksana
pasien karsinoma prostat(andreas, 2010).Jumlah Ca. Prostat di RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi dari bulan Juli 2017 sampai April 2018 berjumlah 4 orang.
Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun beberapa pene
litian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dengan peningkatan ka
dar hormon testosteron. Pada bagian lain, misalnya menyimpulkan bahwa usia lanjut
mengalami penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium (Ca) dan vitami
n D. Tetapi pola makan dengan Cat tinggi secara berlebihan dapat meningkatkan risi
ko kanker prostatpada usia lanjut (Rindiastuti, 2007). Kanker prostat umumnya tidak
menunjukkan gejala khas. Karena itu, sering terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala y
ang ada umumnya sama dengan gejala pembesaran prostat jinak atau Benigna Prost
at Hyperplasia (BPH), yaitu buang air kecil tersendat/tidaklancar. Keluhan dapat juga
berupa nyeri tulang dangan gangguan saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah terja
di penyebaran hingga tulang belakang (Rainy, 2005).
Kenaikan insidens kanker prostat dapat dihubungkan dengan peningkatan usia
harapan hidup, perubahan pola makan khususnya kombinasi lemak dan modalitas
diagnostik yang lebih baik. Sejak diperkenalkan pada akhir tahun 80-an, prostate
spesifik antigen (PSA) merupakan salah satu alat bantu untuk diagnosis kanker prostat,
dikombinasikan dengan pemeriksaan colok dubur dan biopsi prostat dengan
bimbingan Transrectal Ultrasonography (TRUS). Biopsi juga akan dikerjakan bila
ditemukan lesi hypoechoic atau hiperechoic pada pemeriksaan TRUS (Rainy, 2005).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kelompok menyusun makalah dengan
judul Asuhan Keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat di ruang rawat inap Ambun
Suri lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018.
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada klien
dengan Ca. Prostat di Ruang Rawat Inap Ambun Suri lantai 1 RSUDDr.
Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Ca. Prostat
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat
D. MANFAAT
1. Institusi Pendidikan
2. Rumah sakit
3. Pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan
pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak
normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran
perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul
nodul-nodul yang dapat diraba (Sokoll LJ, 2008).
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat,
sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat
mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat
menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama
tulang dan lymph node. Kanker prostat dapat menimbulkan rasa sakit, kesulitan
buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya (Akaza H, 2007).
Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih dan
hanya ditemukan pada pria. Prostat meliputi bagian uretra yang memungkinkan
aliran urin dari kandung kemih ke penis. Sel-sel yang membentuk prostat dapat
menjadi bersifat kanker dan menimbulkan kanker prostat.Kanker prostat
merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum yang terjadi pada pria.
Kanker ini biasanya tumbuh perlahan dan awalnya tetap terbatas pada kelenjar
prostat, dan hal tersebut tidak menyebabkan dampak yang serius. Namun ada
juga jenis lain yang agresif dan dapat menyebar dengan cepat, dan dapat
memberikan dampak negatif yang sangat serius pada penderitanya, bahkan
kematian. (J Urol, 2007).
E. PATOFISIOLOGI
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi
beberapa hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan
hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya Ca prostat adalah adanya
perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia
lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel.
Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain
yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta
meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang
mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik. Perubahan
prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar
prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Mangunkusumo,
2007).
Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika
dan akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan
intraavesikal, untuk dapat mengeluarkan urinbuli-buli harus dapat berkontraksi
kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan
perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi,
terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase penebalan
ototdetrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo, 2012).Perubahan struktur
pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih
sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu dikenal
dengan gejal-gejal prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi uretra,
otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu
lagi untuk berkontraksisehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang
semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau
terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan
mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh
kedalam gagal ginjal (Mangunkusumo, 2007).
Berkembangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan
langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat
dapat juga menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang –tulang pelvis
vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan paru
(Purnomo, 2012). Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan
kolagen dan elastin diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi
otot. Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal
ini dapat mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional,
ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga
otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka terjadi
peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran
kemih atas. (Purnomo,2012).
F.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah, retensi
kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis,
gagal ginjal.b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada
waktu miksic. Hernia/hemoroid. Karena selalu terdapatsisa urin sehingga
menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan Pielonefritis
(Mangunkusumo, 2007).
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik
(buli-buli penuh/kosong)
2) Palpasi buli-buli: Tekanan didaerah supra pubik menimbulkan rangsangan
ingin kencing bila buli-buli berisi atau penuh.Terasa massa yang kontraktil
dan “Ballottement”.
3) Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup.
4) Colok dubur.
Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus,
mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat.
Pada perabaan melalui colok dubur harus di perhatikan konsistensi prostat
(pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal), adakah
asimetris adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba.
Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan :
a. Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.
b. Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.
c. Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.
5) Laboratorium.
a. Darah lengkap sebagai data dasar keadaan umum penderita .
b. Gula darah dimak sudkan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
diabetus militus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-
buli (buli-buli nerogen).
c. Faal ginjal (BUN, kreatinin serum) diperiksa untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas .
d. Analisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan
infeksi atau inflamasi pada saluran kemih.
e. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang
menyebadkan infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman
terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan.
6) Flowmetri.
Flowmetri adalah alat kusus untuk mengukur pancaran urin dengan satuan
ml/detik. Penderita dengan sindroma protalisme perlu di periksa dengan
flowmetri sebelum dan sesudah terapi.
7) Radiologi.
Foto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius,
pembesaran ginjal atau buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan
kadang kadang dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi
urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.
Ultrasonografi (USG), dapat dilakukan secara transabdominal atau
trasrektal (trasrektal ultrasonografi = TRUS) Selain untuk mengetahui
pembesaran prostat < pemeriksaan USG dapatpula menentukan volume
buli-buli, meng ukur sisa urine dan keadaan patologi lain seperti divertikel,
tumor dan batu .Dengan TRUS dapat diukur besar prostat untuk
menentukan jenis terapi yang tepat. Perkiraan besar prostat dapat pula
dilakukan dengan USG suprapubik.
8) Cystoscopy (sistoskopi) pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan
cystoscop. Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor
dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang
dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam vesika. Selain itu dapat juga
memberi keterangan mengenahi besarprostat dengan mengukur panjang
uretra pars prostatika dan melihat penonjalan prostat kedalam uretra.
9) Kateterisasi. Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine
setelah miksi sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine lebih dari 100
cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi
pada hiper tropi prostat (purnomo, 2012).
I. PENATALAKSANAAN
Hanya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian
prostat yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan
menghilangkan retensi urinaria akut, ada beberapa alternatif pembedahan
meliputi :
1. Transsurethral resection of prostate (TURP)
Dimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra
diangkat dengan sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra
2. Suprapubic /open prostatektomi
Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat
jaringan prostat diangkat melalui insisi garis tengah bawah dibuat melalui
kandung kemih,pendekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung
kemih. Pedekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung
kemih. Retropubic prostatektomi.
3. Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis) diangkat
melalui insisi abdomen bawah tanpa pembukaan kandung kemih
4. Perineal prosteatektomi
Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara
skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan
dapat mengakibatkan impotensi (purnomo, 2012).
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA KLIEN DENGAN
KARSINOMA PROSTAT
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan.
pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status
kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan
klien, serta merumuskan diagnosis keperawatan.
Pengkajian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pengkajian pre operasi prostektomi dan
penkajian post operasi prostatektomi.
1. Pengkajian pre operasi prostatektomi
Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini MRS sampai saat operasinya, yang
meliputi:
a. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester
dan diagnosa medis.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi ,
nokturia, urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/ puas
sehabis miksi, hesistensi, intermitency, dan waktu miksi memenjang dan
akirnya menjadi retensio urine.
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran
perkemihan, misalnya ISK (Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang.
Penyakit kronis yang pernah di derita. Operasi yang pernah di jalani
kecelakaan yang pernah dialami adanya riwayat penyakit DM dan
hipertensi.
d. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang
menderita penyakit ca prostat Anggota keluargayang menderita DM,
asma, atau hipertensi.
2. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit, kesadaran, suara bicara, status/ habitus, pernafasan,
tekanan darah, suhu tubuh, nadi.
b. Kulit
Apakah tampak pucat, bagaimana permukaannya, adakah kelainan
pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien.
c. Kepala
Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah penonjolan, nyeri kepala
atau trauma pada kepala.
d. Muka
Bentuk simetris atau tidak adakah odema, otot rahang bagaimana
keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya.
e. Mata
Bagainama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak. Pada
konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera tampak
ikterus atau tidak.
f. Telinga
Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana
bentuknya, apa ada gangguan pendengaran.
g. Hidung
Bentuknya bagaimana, adakah pengeluaran secret, apa ada obstruksi atau
polip, apakah hidung berbau dan adakah pernafasan cuping hidung.
h. Mulut dan faring
Adakah caries gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan atau
ulkus. Lidah tremor ,parese atau tidak. Adakah pembesaran tonsil.
i. Leher
Bentuknya bagaimana, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar limphe.
j. Thoraks
Betuknya bagaimana, adakah gynecomasti.
k. Paru
Bentuk bagaimana, apakah ada pencembungan atau penarikan.
Pergerakan bagaimana, suara nafasnya. Apakah ada suara nafas
tambahan seperti ronchi , wheezing atau egofoni.
l. Jantung
Bagaimana pulsasi jantung (tampak atau tidak).Bagaimana dengan iktus
atau getarannya.
m. Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen. Pada klien dengan keluhan
retensi umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik.
Apakah ada nyeri tekan, turgornya bagaimana. Pada klien biasanya
terdapat hernia atau hemoroid. Hepar, lien, ginjal teraba atau tidak.
Peristaklit usus menurun atau meningkat.
n. Genitalia dan anus
Pada klien biasanya terdapat hernia. Pembesaran prostat dapat teraba
pada saat rectal touché. Pada klien yang terjadi retensi urine, apakah
trpasang kateter, Bagaimana bentuk scrotum dan testisnya. Pada anus
biasanya ada haemorhoid.
o. Ekstrimitas dan tulang belakang
Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari – jari tremor apa tidak.
Apakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda
– tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan. Bentuk
tulang belakang bagaimana.
p. Pemeriksaan diagnostik
Untuk pemeriksaan diagnostik sudah dijabarkan penulis pada konsep
dasar. Pengkajian post operasi prostatektomi.
1. Nyeri berhubungan Klien mengatakan nyeri berkurang / 1. Jelaskan pada klien tentang gejala dini
Post dengan spasme hilang. spasmus kandung kemih.
Ekspresi wajah klien tenang.
OP kandung kemih dan 2. Pemantauan klien pada interval yang
Klien akan menunjukkan
insisi sekunder pada ketrampilan relaksasi. teratur selama 48 jam, untuk mengenal
prostatektom Klien akan tidur / istirahat dengan gejala – gejala dini dari spasmus kandung
tepat. kemih.
Tanda – tanda vital dalam batas
3. Jelaskan pada klien bahwa intensitas dan
normal.
Keluarnya urine melalui sekitar kateter frekuensi akan berkurang dalam 24 sampai
sedikit. 48 jam.
4. Beri penyuluhan pada klien
5. agar tidak berkemih ke seputar kateter.
6. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi,
termasuk latihan nafas dalam, visualisasi.
7. Jagalah selang drainase urine tetap aman
dipaha untuk mencegah peningkatan
tekanan pada kandung kemih. Irigasi
kateter jika terlihat bekuan pada selang.
8. Observasi tanda – tanda vital.
9. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi
obat – obatan ( analgesik atau anti
spasmodik )
2. Perubahan eliminasi 1. Klien akan berkemih dalam jumlah 1. Pertahankan irigasi kandung kemih yang
Post urine berhubungan normal tanpa retensi. konstan selama 24 jam pertama
OP dengan obstruksi 2. Klien akan menunjukan perilaku yang 2. Pertahankan posisi dower kateter dan
sekunder dari meningkatkan kontrol kandung irigasi kateter.
prostatektomi bekuan kemih. 3. Anjurkan intake cairan 2500-3000 ml
darah odema 3. Tidak terdapat bekuan darah sehingga sesuai toleransi.
urine lancar lewat kateter. 4. Setalah kateter diangkat, pantau waktu,
3. Potensial infeksi 1. Klien tidak mengalami infeksi. 1. Pertahankan sistem kateter steril, berikan
Post berhubungan dengan 2. Dapat mencapai waktu penyembuhan. perawatan kateter dengan steril.
OP prosedur invasif : alat 3. Tanda – tanda vital dalam batas 2. Anjurkan intake cairan yang cukup ( 2500 –
selama pembedahan, normal dan tidak ada tanda – tanda 3000 ) sehingga dapat menurunkan
kateter, irigasi shock. potensial infeksi.
kandung kemih sering. 3. Pertahankan posisi urobag dibawah.
4. Observasi tanda – tanda vital, laporkan
tanda – tanda shock dan demam.
5. Observasi urine: warna, jumlah, bau.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi
obat antibiotik.
BAB III
ASUHAN KEPEWARATAN KASUS PADA Tn. Y
Sirkulasi :
Riwayat hipertensi : ada : 150/80mmHg masalah jantung : tidak ada
Demam rematik : tidak ada edema mata kaki/kaki : tidak ada
Flebitis : tidak ada penyembuhan lambat : tidak ada
Klaudikasi : tidak ada
Ektremitas kesemutan : tidak ada kesemutan
Batuk/hemoptisis : tidak ada
Perubahan frekuensi jumlah urin : ada 10x/hari keluarnya sedikit dan terasa nyeri pada saat mengedan
Nyeri dada : tidak ada
Data Objektif :
Pernapasan :
Pernapasan : Frekuensi : 22x/menit. Kedalaman : normal. Simetris : iya
Penggunaan Otot Bantu napas : tidak ada. Cuping Hidung : tidak ada
Fremitus : normal
Bunyi Napas : vesikuler
Sianosis : tidak ada Jari Tubuh : Normal
Karakteristik Sputum : tidak ada
Fungsi mental/gelisah: tidak ada
Sirkulasi :
Bunyi jantung: Lup dup normal s1 : s2 abnormal, jelaskan : tidak ada
Frekuensi : 75 x/menit. Irama : Kualitas : baik
Hemodinamik : Nadi Radialis : 75 x/menitIrama nadi : regular
TD: 150/80 mmHg
OKSIGENASI DAN SIRKULASI
Data Objektif :
BB : 52 Kg TB : 168 cm
IMT : 18,4 (kurus)
Pemasangan NGT : tidak ada
Lingkar perut : 65 cm
Bentuk tubuh : kurus
Turgor kulit : elastis
Edema : Umum : tidak ada, dependen : tidak ada, Periorbital : tidak ada
Asites : tidak ada
Pembesaran tiroid : tidak ada, hernia : tidak ada, Halitosis : tidak ada
Kondisi gigi/gusi : baik
Bising usus : 16x/menit
Nyeri tekan ulu hati: ada
Intake dan output
Intake Output
Oral Minum : 750 cc /24 jam Urine : 624 cc/24 jam
Parenteral infus : ± 1500 cc /24 jam IWL 15 x 52 = 780 cc/ 24 jam
Input = 2.250 cc Muntah : tidak ada
Output 624 + 780 = 1404
Balance cairan : 2250 – 1404 = + 846
Data Subjektif :
Pola BAB : 1x/hari. penggunaan laksatif : tidak ada
Karakter feses : lunak. BAB terakhir : 18 maret 2018 sebelumnya klien ada BAB
Riwayat perdarahan : tidak ada hemoroid : tidak ada
Konstipasi : tidak ada. Diare : tidak ada
Menggunakan ostomy : tidak
Penggunaan laksatif : tidak
Pola BAK : 10x/hari
Retensi : ya dysuria : ya Inkontinensia : tidak Urgensi : tidak
Keseringan : iya. Tidak lepas : iya tersendat sendat dan nyeri pada saat mengejan
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ca. Prostat
klien mengatakanNyeri di Ari-ari pada saat BAK dan mengedan, nyeri terasa menusuk-nusuk
Data objektif :
Masa : tidak ada, Lingkar perut : 65 cm
Bising usus : 16x/menit
Hemoroid : tidak ada
Cairan ostomy : tidak ada
Konsistensi feses : lunak, warna feses : kecoklatan
Warna urine : kemerahan
Kateterisasi : tidak ada
ELIMINASI
Data Objektif :
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Masalah Keperawatan :
Gangguan Pola Tidur
Kelelahan
Intoleransi aktifitas √
Gangguan mobilitas fisik
Defisit perawatan diri
Resiko disuse syndrome
Data Subjektif :
Riwayat cedera : tidak ada
Riwayat hipertermi : tidak ada
Alergi : tidak ada
Data Objektif :
Kulit : Luka, karakteristik : tidak ada
Inisial operasi, karakteristik : tidak ada
Drainese, karakterisktik : tidak ada
Masalah Keperawatan :
Resiko cedera
Kerusakan integritas kulit
Hipertemi
Hipotermi
Resiko Infeksi
Inefektif termoregulasi
Skala Resiko Jatuh Morse :
Parameter Criteria nilai skor
Riwayat jatuh Ya 25
Tidak 0 0
Diagnosis sekunder Ya 15
(>2diagnosis medis) Tidak 0 0
Alat bantu Berpegangan pada 30
perabot
Tongkat/alat penopang 15
Tidak ada/bantuan 0 0
perawat
Terpasang infuse Ya 20 20
Tidak 0
Gaya berjalan Terganggu 20 20
Normal 0
Status mental Sering lupa akan 15
keterbatasan yang
dimiliki
Sadar akan kemampuan 0 0
sendiri
Jumlah skor 40
TOTAL SKOR 17
Keterangan :
Resiko ringan jika skor 15-23 √
Resiko sedang jikaskor13-14
Resiko berat jika skor10-12
Resiko sangat berat jika skor kurang dari 10
Data Subjektif :
Keluhan : tidak ada keluhan
Data Objektif :
INDERA/SENSE
Penglihatan : normal, kacamata/lensa kontak: tidak ada, katarak: tidak ada, glaukoma: tidak ada
buta, ka/ki: tidak ada
Pendengaran : Normal, alat bantu dengar : tidak ada tuli total, ka/ki: tidak adatuli parsial, ka/ki: tidak
ada
Penghidu : Normal
Pengecap : Normal
Peraba : Normal
Data Subjektif :
rasa ingin pingsan/pusing : tidak ada
Sakit kepala : tidak ada
Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi) : persendian
Stroke (gejala sisa) : tidak ada
NEUROLOGI
Data Objektif :
Kesadaran : Compos Metis
kompos mentis
Status Mental: terorientasi
GCS : E: 4. M: 6. V: 5.
Nervus Kranialis :
No Nervus Data pengkajian
1 N. Olfaktorius Kemampuan menghidu cukup baik
2 N. Optikus Penglihatan normal
3 N.Okulomotorius Mampu menggerakkan bola mata
4 N. Troklearis
5 N. Trigeminus Mampu membedakan panas dan dingin
6 N. Abdusen Refleks pupil normal
7 N. Fasialis Mampu menggerakkan otot wajah
8 N. Vestibulokohklearis
9 N. Glosofaringeus Mampu menelan, mengunyah
10 N. Vagus
11 N. Assesorius Mampu mengangkat bahu dan menahan
tekanan
12 N. Hipoglosus Gerakan lidah terkoordinasi
Masalah Keperawatan
Perubahan perfusi serebral
Confuse
Gangguan menelan
Kerusakan komunikasi verbal
Riwayat DM : tidak ada
pembengkakan kelenjar : tidak ada
ENDOKRIN
Masalah Keperawatan :
Keterlambatan tumbuh kembang
Risiko pertumbuhandisproporsional
Ketidakstabilan gula darah
Gangguan metabolisme
Data Subjektif
Klien mengatakan nyeri di ari-ari pada saat BAK dan mengedan, Frekuensi : saat mengedan (2-5
menit) Kualitas : nyeri terasa menusuk-nusuk, Durasi : muncul selama BAK. Faktor Pencetus:
pada saat BAK.
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Data Objektif
Masalah Keperawatan :
Nyeri AKut
Nyeri Kronis √
2. MODE KONSEP DIRI
Data Subjektif
klien mengatakan cemas dengan keadaan dirinya saat ini, klien mengatakan khawatir dengan
penyakit yang ia derita saat ini, klien mengatakan stress dengan penyakit nya yang tak kunjung
sembuh
Data Objektif
Klien tampak khawatir akan keadaan penyakitnya, klien tampak cemas, klien tampak tidak tenang,
KONSEP DIRI
Masalah Keperawatan :
Perubahan penampilan peran
Inefektif manajemen regimen terapi
4. MODE INTERDEPENDENSI
PERILAKU
Orang lain yang bermakna : istri serta keluarga besarnya
Citra Tubuh : Menyenangi seluruh anggota tubuhnya
Konsistensi diri: menyadari sosok orang tua dari beberapa anaknya sebagai yang patut dicontohi perilaku
terpuji untuk anak-anaknya.
Ideal Diri : Berharap penyakitnya bisa ditindak lanjutin oleh tenaga medis di rumah sakit.
Moral Etik – Spritual Diri : keluarga mengatakan bahwa selama dirumah Tn.Y ta’at melaksanakan kewajiban
sholat sebagai seorang muslim dan sering mengikuti pengajian setiap hari jumat sekali dikarenakan
hospitalisasi dan untuk kewajiban sholat tetap menjalankan.
Masalah Keperawatan :
Isolasi sosial
Risiko merusak diri / orang lain
Risiko kesendirian
Koping defensif
Discharge Planning :
Tanggal informasi didapatkan
1. Tanggal pulang yang diantisipasi : 22 maret 2018
2. Sumber yang tersedia : Orang dari istri dan anak, Keuangan : dari keluarga besar
3. Perubahan yang perlu diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang : anjurkan klien untuk tidak
melakukan aktivitas yang berlebihan terlebih dahulu.
4. Area yang mungkin membutuhkan perubahan/bantuan : aktivitas toilelitng harus dikontrol keluarga
Penyiapan makanan : anak dan istri, Berbelanja : anak dan istri
Transportasi : mobil, Ambulasi : tidak
Obat/terapi : diresepkan, Pengobtan : rawat jalan
Perawatan luka : tidak ada, Peralatan : tidak ada
Bantuan perawatan diri : ada : toileting
Gambaran fisik rumah : sederhana: lantai semen, ada ventilasi, sapitank 15 meter dari jarak rumah
Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah : dibantu keluarga
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) : tidak ada
Nama Perawat :Tanda Tangan : Hari / Tanggal :
Aristo, S. Kep
Novitri Wulandari, S. Kep
Syandora Putra, S. Kep
Penatalaksanaan
Tanggal Nama Obat Golongan Indikasi Efek samping Kontra Indikasi
05-03-2018 Ivfd Kaen 3B drip Analgesik Untuk Gangguan Alergi terhadap tramal
tramadol 20 tts/i mengatasi neurologis, atau obat dengan
nyeri seperti pusing kandungan tramadol
berputar
05-03-2018 MST (Morphini Obat keras - klien dengan - mual dan - depresi pernafasan
sulfas) (2x10 mg) nyeri kronis muntah - obstruksi jalan nafas
jam 18.00 dan - ketagihan tidur - penyakit hati akut.
06.00 - halusinasi
13-03-201 Inj. Tapros (1x1) Terapi kanker Nyeri tulang, Hipersensitif terhadap
jam 06.00 prostat dengan hematuria GnRH
metastatis
Obat kemoterapi tanggal 20-03-2018
-Dexametason kortikosteroid -mengatasi Dapat Hipersensitif terhadap
(IV) 1,6 cc jam mual muntah mengakibatkan dexametason
22.00 akibat efek katabolic
kemoterapi steroid seperti
kehabisan protein
- klien mengatakan nyeri di ari-ari pada saat BAK - klien tampak meringis pada saat ingin BAK dan
mengedan
dan mengedan
anggota tubuh
TD : 150/80 mmHg N : 75 x/menit
- klien mengatakan badan sering lelah RR : 20x/menit S : 36,7 °C
-klien mengatakan nafsu makan berkurang
- BB sebelum masuk RS (1 bulan yang lalu) = 54 kg
-Klien mengatakan hanya menghabiskan ¼ porsi
- BB sekarang 52 kg
yang diberikan - TB = 168 cm
- Klien mengatakan mual - IMT = 18,4 (kurus)
Etiologi (berdasarkan
No Data Masalah keperawatan
patofisiologi)
1 DS :
- klien mengatakan nyeri di ari- penyumbatan saluran kencing Nyeri kronis
ari pada saat BAK dan sekunder terhadap pelebaran
mengedan prostat akibat proses penyakit
- klien mengatakan nyeri terasa
menusuk nusuk
- klien mengatakan nyeri
dipunggung
DO :
- klien tampak meringis pada
saat ingin BAK dan mengedan
P : Nyeri terasa pada saat kilen
BAK dan mengedan
Q : Nyeri di ari-ari terasa
menusuk-nusuk
R : Nyeri dirasakan di ari-ari
S : Skala Nyeri 4
T : Muncul selama BAK
Diagnosa keparawatan
1. Nyeri kronis b/d penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran
prostat akibat proses penyakit
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d in Adekuat mual
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan dan kelelahan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronis b.d Tujuan : setelah dilakukan 1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi,
penyumbatan tindakan keperawatan intensitas ( skala 1-10 ), dan
saluran kencing selama 1x24 jam diharapkan lamanya Beri tindakan
sekunder terhadap Klien menunjukan bebas kenyamanan untuk membantu
pelebaran prostat dari ketidaknyamanan, klien melakukan posisi yang
dengan kriteria hasil : nyaman.
1.Klien mengatakan nyeri
hilang /terkontrol (skala 2. berikan penggunaan
nyeri 0-3) relaksasi /latihan nafas dalam.
2. Ekspresi wajah klien
rileks 3. Beri kateter jika
3. Klien mampu untuk diinstruksikan untuk retensi
istirahat dengan cukup urine yang akut : mengeluh
4. Tanda-tanda vital dalam ingin kencing tapi tidak bisa.
batas normal 4. Observasi tanda – tanda
-TD: 120/80 mmHg vital.
- N : 80x/menit 5. Kolaborasi dengan dokter
- RR : 20x/menit untuk memberi obat sesuai
- 37°C indikasi, seperti MST
(Morphini sulfas)
Dexamethasone
analgetik sejenisnya.
2. Ketidakseimbangan Tujuan : setelah dilakukan 1. pantau masukan,
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan pengeluaran, dan berat
badan secara periodik
kebutuhan tubuh selama 1x24 jam
2. kaji mukosa bibir dan
b/d kurangnya diharapkan klien turgor kulit
asupan makan menunjukkan peningkatan 3. dorong makan sedikit demi
sedikit dan sering dengan
nafsu makan, dengan
makanan tinggi kalori dan
Kriteria hasil : tinggi protein
1.klien tidak merasa lemah 4. berikan informasi yang tepat
2. nafsu makan klien tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimana
meningkat
memenuhinya
3. klien mengalami 5. buat perencanaan makan
peningkatan BB dengan pasien yang masuk
dalam jadwal makan,
lingkungan makan,
kesukaan dan ketidaksukaan
pasien.
CATATAN PERKEMBANGAN
Kamis 1 Nyeri kronis b.d 1. Mengkaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas ( S : klien mengatakan masih merasa nyeri
22 Maret
10.00 penyumbatan saluran skala 1-10 ), dan lamanya Beri tindakan
2018
kencing sekunder O : Sakala Nyeri 1
terhadap pelebaran kenyamanan untuk membantu klien - klien tampak tenang
prostat akibat proses melakukan posisi yang nyaman.
penyakit 2. Memberikan penggunaan relaksasi /latihan A : Masalah teratasi
nafas dalam.
3. Memberikan kateter jika diinstruksikan untuk P : intervensi dihentikan pasien pulang
retensi urine yang akut : mengeluh ingin rawat jalan
kencing tapi tidak bisa.
4. Mengobservasi tanda – tanda vital.
5. mengkolaborasi dengan dokter untuk
memberi obat sesuai indikasi.
Kamis 2 Ketidakseimbangan 1. memantau masukan, pengeluaran, dan berat S : klien mengatakan nafsu makannya
22 Maret 10.30
nutrisi kurang dari badan secara periodik bertambah
2018
kebutuhan tubuh b/d 2. mengkaji mukosa bibir dan turgor kulit
Intake in Adekuat 3. mendorong makan sedikit demi sedikit dan O : - nafsu makan klien tampak
mual sering dengan makanan tinggi kalori dan bertambah
tinggi protein - klien tampak menghabiskan 1 porsi
4. memberikan informasi yang tepat tentang makan yang telah diberikan
kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya A : masalah teratasi
5. membuat perencanaan makan dengan pasien
yang masuk dalam jadwal makan, P : intervensi dihentikan pasien pulang
lingkungan makan, kesukaan dan
ketidaksukaan pasien.
Kamis 3 Intoleransi aktivitas 1. mengkaji kelemahan klien pada saat S : klien mengatakan lelah dan lemah
22 Maret 11.00
b/d kelemahan dan beraktivitas tidak terasa lagi
2018
kelelahan 2. membantu dalam proses aktivitas makan O : - klien tampak rileks
minum, serta toileting - klien tampak sudah dapat
3. memberikan lingkungan nyaman kepada beraktifitas secara bertahap
klien A : masalah teratasi
4. memantau balance cairan Intake maupun P : intervensi dihentikan pasien pulang
output rawat jalan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa dari
pasien. Kemudian data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat diketahui
kebutuhan klien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang didapat setelah
pengkajian pada Tn, Y sudah cukup sesuai berdasarkan tinjauan teoritis yang
dibuat. Data-data tersebut menunjang untuk dilakukan asuhan keperawatan
selanjutnya karna data sudah didapatkan jelas dan sesuai.
Pada saat dilakukan pengkajian, pada tanggal 19 Maret 2018, klien dibawa
oleh keluarga ke RSAM dengan keluhan Nyeri di ari-ari pada saat BAK dan
mengedan, Nyeri terasa menusuk-nusuk. Klien juga mengatakan nyeri di
punggung, Klien pernah operasi. Biopsi prostat di RS Madina dengan hasil PA :
Adenocarsinoma Prostat. Klien post kemoterapi siklus 1 pada tanggal 20-03-2018,
Setelah kemoterapi klien mengeluh mual, Klien mengatakan badan sering lelah,
klien mengatakan nafsu makan berkurang.
Pada pemeriksaan riwayat kesehatan masa lalu ditemukan penyakit
Gastritis dengan kebiasaan pola hidup yang tidak sehat dan Klien juga perokok
aktif. Pada tinjauan kasus dilakukan pemeriksaan laboratorium pada Tn. Y
ditemukan hasil:
B. Diagnosa
Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak
seluruhnya dialami oleh klien.Sesuai dengan data objektif dan data subjektif klien
maka dirumuskan diagnose keperawatan yang sesuai dengan keadaan klien yaitu:
1. Nyeri kronis b/d penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran
prostat akibat proses penyakit
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d in Adekuat mual
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan dan kelelahan
C. RencanaKeperawatan
Dalam penyusunan rencana keperawatan mahasiswa mengunakan
rencana keperawatan yang telah disusunkan oleh Nanda, NIC, NOC sebagai
standar. Dalam hal ini setiap rencana keperawatan dikembangkan berdasarkan
teori yang dapat diterima secaralogis dan sesuai dengan kondisi klien.
Dalam hal ini Kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang begitu
berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa factor pendukung
diantaranyaa dan yang hubungan komunikasi yang baik antara anggota
kelompok, keluargak lien dan perawatan ruangan.
D. Implementasi
Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan keperawatan yang
didelegasikan kepada keluarga klien.Dalam tahap implementasi ini penulis tidak
menemukan kesulitan.
Adapun faktor-faktor pendukung yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencananya yang telah ditetapkan alahs ebagai berikut :
1. Adanya perencanaan yang baik, sehingga memudahkan kelompok dalam
melakukan tindakan keperawatan.
2. Adanya sikap kooperatif, partisipasi keluarga membantu perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan.
3. Adanya bimbingan dari perawat ruangan serta memberikan kesempatan
kepada kelompok dalam melakukan asuhan keperawatan.
E. Evaluasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh kelompok
pada Tn. Y pada tanggal 20 Maret 2018 diruangan Ambun Suri Lantai 1
RSAM Bukittinggi dapat disimpulkan:
1. Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah
kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat
mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat
menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama
tulang dan lymph node. Kanker prostat dapat menimbulkan rasa sakit,
kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya (Akaza H,
2007).
2. Hasil pengkajian memperlihatkan masalah keperawatan yang sesuai
dengan dengan teoritis pada kasus CA Prostat adalah 1. Nyeri kronis b/d
penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran prostat akibat
proses penyakit.
3. Setelah dilakukan pengkajian didapakan 3 diagnosa adalah 1. Nyeri kronis
b/d penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran prostat
akibat proses penyakit, 2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d in Adekuat mual, 3. Intoleransi aktivitas b/d
kelemahan dan kelelahan.
4. Implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai rencana Asuhan
keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
5. Setelah dilakukan Asuhan keperawatan dari tanggal 20-22 Mei 2018 pada
Tn. Y adanya perbaikan kesehatan meskipun tidak semua masalah
keperawatan teratasi.
B. Saran
Dengan selesainya dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
CA Prostat diharapkan dapat memberikan masukan terutama pada :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu mahasiswa melalui studi kasus
agar dapat menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif.
3. Bagi Pembaca
Diharapkan bagi pembaca agar dapat mencari informasi dan memperluas
wawasan mengenai CA Prostat karena dengan adanya pengetahuan dan
wawasan yang luas pembaca akan mampu mengembangkan diri dalam
masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan bagi keluarga dan
masyarakat mengenai CA prostat dan fakor –faktor pencetusnya serta
bagaimana pencegahan untuk kasus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rindiastuti, 2007. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 jilid kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Sjamsuhidayat, dkk. 2012. Buku Ajar Bedah. Jakarta: Penerbit buku kedokteran,
EGC.
Sokoll LJ, 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 6. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran, EGC.