Вы находитесь на странице: 1из 15

TUGAS MATA KULIAH

METODE TAMBANG BAWAH TANAH

METODE SUBLEVEL STOPING

Oleh :

KELOMPOK 4
NORRA NUR APRILIANI JHONSON
11.2018.1.90104

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Metode Sublevel
Stoping ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak Yudho Dwi Galih Cahyono, ST,MT. selaku Dosen mata kuliah Metode
Tambang Bawah Tanah ITATS yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Metode Sublevel Stoping. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Surabaya, 12 Oktober 2018

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tambang bawah tanah merupakan salah satu metode penambangan yang tidak
langsung bersentuhan dengan atmosfer atau udara bebas. Dalam proses penambangannya,
tambang bawah tanah memiliki banyak metode dalam mengambil bahan endapan seperti
batubara dan biji ( emas ).
Batubara dalam proses pengendapannya memiliki arah dan kemiringan serta
ketebalan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan proses pengendapannya yang di
pengaruhi oleh keadaan geologi. Maka dari sudut pandang keadaan pengendapan
batubara, dalam penambangan batubara tidak hanya tambang terbuka.
Karena terkadang terkendala terhadap kondisi serta faktor-faktor ekonomis dalam
pengambilan batubara. Sehingga diambilah langkah dengan penambangan bawah tanah.
Metode-metode dalam penambangannya memiliki macam-macamnya sesuai dengan
keadaan dan faktor-faktor penting yang menjadi tolak ukur serta pertimbangan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Tambang Bawah tanah dan Sublevel Stoping Method?
b. Bagaimana metode penambangan Sublevel Stoping ?
c. Apa saja keuntungan serta kelemahan dari Metode Sublevel Stoping ?

1.3 Maksud dan Tujuan


a. Agar Mahasiswa memahami Tambang Bawah tanah dan Sublevel Stoping Method.
b. Agar Mahasiswa memahami metode penambangan Sublevel Stoping.
c. Agar Mahasiswa memahami keuntungan serta kelemahan dari metode Sublevel
Stoping.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tambang Bawah tanah dan Sublevel Stoping Method


A. Tambang Bawah Tanah
a) Pengertian Tambang Bawah Tanah
Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan
mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan
langsung dengan udara terbuka
Gambar 2.1 Tambang Bawah Tanah

b) Tahap Utama Dalam Metode Tambang Bawah Tanah


Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.Sedang tahap production
adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope
(lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan
yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara
ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang.
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan
agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang
ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara
mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan
teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja.

c) Syarat-Syarat Penerapan Tambang Bawah Tanah


Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode
penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi,
lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan
memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan
keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh
keuntungan pengembalian yang maksimum (return the maximum profit ataupun rate of
return ROR) serta lingkungan.
Untuk menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:
1. Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein,
disseminated, tabular, platy, sill, dll)
2. Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas)
3. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock Mass
Rating, Q-System, dll)
4. Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi, Sumber
Daya Manusia, dll)
5. Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dll).

d) Ruang Lingkup Tambang Bawah Tanah


Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain:
1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan
2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi
a. pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary development)
b. pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary development dan
tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan,
pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, tranporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi,
penirisan, keselamatan kerja, dll).

e) Keunggulan Dan Kelemahan Tambang Bawah Tanah Secara Umum


Keunggulan tambang bawah tanah
a. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah
b. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR
c. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan
(misal: cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
d. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
e. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.
Kelemahan tambang bawah tanah
a. Perlu penerangan
b. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar
c. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
d. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu, gas-gas
beracun.
e. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
f. Mining recovery umumnya lebih kecil
g. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol

f) Jalan Masuk Tambang Bawah Tanah


Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral
yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga,
seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh
dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan
masuk dapat dibedakan menjadi beberapa:
 Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan
tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan
kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
 Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju
cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat
difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
 Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit
atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.

B. Metode Sublevel Stoping


a. Pengertian Sublevel Stoping
Gambar 2.2 Sublevel Stoping

Sumber : https://www.scribd.com/
Sublevel stoping adalah sistem dimana dibuat sublevel-sublevel dengan jarak
tertentu. Pada metode ini, blok bijih dibagi sepanjang jurus cebakan, dan diantara
2 buah stope yang terbentuk dipisahkan oleh pillar. Ketinggian stope dibatasi oleh
kekuatan batuan dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500 feet. Sub
level stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara overhand.
Dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stull timber yang
menyanggan dan melintang pada Sub level stoping dipasang pada geometri yang
sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih,
membentuk corong dan manway lining, dan sebagai penyangga lekat.

b. Syarat untuk melakukan Sublevel Stoping yaitu :


1. Dip deposit terjal (>45⁰, bagusnya 60⁰-90⁰)
2. Endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras
3. Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.
4. Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-retak
ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi atau
pencampuran dua material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih dengan
batuan induk.
5. Ketebalan depositnya 6-30 meter

c. Ciri-ciri Penambangan
Pada metode ini, blok bijih dibagi sepanjang jurus cebakan, dan diantara 2
buah stope yang terbentuk dipisahkan oleh pillar. Ketinggian stope dibatasi oleh
kekuatan batuan dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500 feet. Sub
level stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukansecara overhand.
Dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock danstull timber yang
menyanggan dan melintang pada Sub level stoping dipasangpada geometri yang
sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dansebagai peluncur bijih,
membentuk corong dan manway lining, dan sebagaipenyangga lekat.
Adalah cara penambangan bijih terletak diantara 2 level dimana
penambangan ini dilakukan membuat sub level yang berurutan. Jarak antara level
100 –200 feet sedang itu sub level 25 –40 feet. Cara penambangan ini dapat
dilakukan dengan cara oper Hand. Level utama dihubungkan dengan raise dan
sub level. Aplikasi:
- dip 50-90 (steeply) yaitu kemiringan fw> drpd sudut gelincir bo
- hanging dan fotter hrs kompeten
- bjh hrs kompeten
- bjh dgn batas penyebaran kadar merata
- bjh sulfur butuh penanganan flotasi Untuk sub level ini cocok untuk endapan
sebagai berikut :
1. Ketebalan endapan kurang lebih 10-20 meter.
2. Kemiringan endapan sebaiknya 300
3. Endapan harus keras
4. Country rock/ sekelilingnya harus keras dan kompak agar tidak mudah terjadi
pengotoran(Dilution)
5. Batas antara endapan dengan country rock sebaiknya mudah dilihat dan
bentuknya teratur.
6. Penyebaran bijih sebaiknya merata karena cara ini tidak memungkinkan tidak
selektif. Contohnya adalah endapan bijih besi.

2.2 Metode Penambangan Sublevel Stoping


Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah sampai pada aktivitas dalam
lombong. Fragmentasi bijih (broken ore) diperoleh melalui ring drill dan peledakan.
Kemudian Broken Ore masuk ke dalam Draw Point. Muka dan dinding samping
lombong ditinggalkan tanpa diberi penyanggaan.
Pembuatan Stoping dengan peledakan menggunakan lubang tembak panjang antara
20-30 meter yang dibuat dari sub level. Sistem pemboran peledakan umumnya terdiri
dari 2 metode umum yaitu :
· Pemboran melingkar dengan diameter 50-75 mm
· Pemboran paralel dengan diameter besar 200 mm.
Proses Penambangan diawali dengan Tahap Development hingga tahap operasi
produksi.
A. Tahap Development
Gambar 2.3 Tahap Development

Sumber : https://www.scribd.com/
Tahap ini dimulai dari stope dibuka menjadi sublevel dan di drilling di dinding
veinnya untuk melakukan proses blasting. Hasil dari blasting tersebut yaitu
Blasted Ore akan terkumpul pada draw point dimana akan di muat (load) dan
diangkut (haul) menuju ke stock pile.

B. Tahap Operasi Produksi


Tahap Operasi Produksi pada metode Sublevel Stoping adalah sebagai berikut :
- Drilling
Gambar 2.4 Pemboran dengan Jumbo Drill

Sumber : https://www.scribd.com/

Pemboran biasanya digunakan untuk membuat lubang tembak dan juga


pembersihan batu gantung sisa peledakan di dalam tambang bawah tanah.
Selain kedua fungsi diatas alat ini juga dapat digunakan untuk memasang
sistim penyanggaan awal dalam tambang bawah tanah. Pada beberapa type
jumbo drill juga dilengkapi dengan lengan khusus guna pengisian bahan
peledak yang biasanya berupa ANFO (Amonium Nitrat Fuel Oil).

- Blasting
Gambar 2.5 Proses Peledakan

Sumber : https://www.scribd.com/doc/
Peledakan dilakukan untuk melepaskan batuan dari batuan induknya atau
untuk memperkecil ukuran atau lebih mudah diangkut dengan
menggunakan bahan peledak. Tujuan peledakan Tambang Bawah Tanah
* Menghasilkan ruang untuk gudang, jalan saluran dan pembuatan
trowongan
* Mengambil material/pembongkar material

- Loading (Pemuatan)
Gambar 2.6 Proses Pemuatan dengan Load Haul Dump

Sumber : https://www.scribd.com/doc/

Pemuatan pada Tambang Bawah Tanah istilahnya hamper sama dengan


pemuatan tambang terbuka (tb) yaitu pemuatan broken ore, dimuat keatas
alat angkut untuk selanjutnya diangkut keluar permukaan (pengangkutan).

- Hauling (Pengangkutan)
Gambar 2.7 Proses Pengangkutan dengan Shuttle Car

Sumber : https://www.scribd.com/doc/

Kegiatan pengangkutan Tambang Bawah Tanah adalah :


 Usaha atau cara untuk mengeluarkan bijih hasil penambangan ke
permukaan
 Kegiatan pengangkutan dimulai dari tempat penambangan ke
penampungan sementara selanjutnya ke mulut shaft kemudian ke
happer, lori, atau langsung ke dump truck untuk diangkut kepermukaan
atau:
a. Dari tempat penambangan ke penampungan sementara
b. Dari penampungan ke mulut shaft (hosting dengan lori)
c. Dari penampungan ke hopper (belt conveyord) lori ataupun langsung
ke truck lewat incline.

2.3 Keuntungan Serta Kelemahan Dari Metode Sublevel Stoping


A. Keuntungan
Keuntungan pada sublevel stoping ini yaitu:
 Produktivitas tinggi
 Blasting dapat dilakukan dalam skala besar
 Dapat menggunakan alat-alat besar
 Tidak memerlukan penyangga
 Bijih hasil ledakan turun karena gravitasi
 Recovery cukup tinggi (sekitar 75%)
 Dilusi rendah (sekitar 20%)

B. Kelemahan
Kelemahan pada sublevel stoping yaitu :
 Produksi awal rendah
 Tidak dapat melakukan penambangan selektif
 Cukup kompleks dan biaya development tinggi
 Blasted ore yang besar bisa menyumbat draw point
 Banyak stope yang harus dikerjakan
 Proses blasting yang banyak
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan
mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan
langsung dengan udara terbuka
 Sublevel stoping adalah cara penambangan bijih terletak diantara 2 level dimana
penambangan ini dilakukan membuat sub level yang berurutan. Jarak antara level 100
– 200 feet sedang itu sub level 25 – 40 feet.
 Sublevel stoping ini melakukan drilling dan blasting dimana seluruh pekerjaan ini
dilakukan dari setiap sublevel pada ore block.
 Syarat untuk melakukan sublevel stoping yaitu :
- Dip deposit terjal (>45⁰, bagusnya 60⁰-90⁰)
- Endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras
- Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.
- Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-retak ketika
dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi atau
pencampuran dua material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih dengan
batuan induk.
- Ketebalan depositnya 6-30 meter
 Tahap Development dimulai dari stope dibuka menjadi sublevel dan di drilling di
dinding veinnya untuk melakukan proses blasting. Hasil dari blasting tersebut yaitu
Blasted Ore akan terkumpul pada draw point dimana akan di muat (load) dan
diangkut (haul) menuju ke stock pile.
 Tahap Operasi Produksi Terdiri dari :
- Drilling
- Blasting
- Loading
- Hauling
 Keuntungan pada sublevel stoping ini yaitu:
- Produktivitas tinggi
- Blasting dapat dilakukan dalam skala besar
- Dapat menggunakan alat-alat besar
- Tidak memerlukan penyangga
- Bijih hasil ledakan turun karena gravitasi
- Recovery cukup tinggi (sekitar 75%)
- Dilusi rendah (sekitar 20%)
 Kelemahan pada sublevel stoping yaitu :
- Produksi awal rendah
- Tidak dapat melakukan penambangan selektif
- Cukup kompleks dan biaya development tinggi
- Blasted ore yang besar bisa menyumbat draw point
- Banyak stope yang harus dikerjakan
- Proses blasting yang banyak

3.2 Saran
 Agar dalam setiap proses pembelajaran mahasiswa dapat memahami segala yang
disampaikan dan dapat melakukan review setelah proses pembelajaran selesai
 Agar setiap mahasiswa pertambangan mempunyai karakter yang membangun dan
berkemajuan
 Agar mahasiswa memahami metode tambang bawah tanah.
DAFTAR PUSTAKA

 Arief Muhammad. Januari 2016.“Sublevel Stoping”


https://www.scribd.com/doc/311083196/SUBLEVEL-STOPING- Diakses
Pada 13 Oktober 2018.
 Rapael Simajuntak. 2 Desember 2017. “Sistem Tambang Bawah Tanah”.
https://www.academia.edu/35839459/sistem_tambang_bawah_tanah .Diakses
Pada 13 Oktober 2018.
 Michico Yolanda. 4 Desember 2012. “Sublevel Stoping Mining Method”.
https://prezi.com/tc1g6h2ahds0/sublevel-stoping-mining-method/ . Diakses
Pada 13 Oktober 2018.
 Mahasiswa Tambang. 10 April 2013. “Metode yang digunakan pada Tambang
Bawah Tanah”. http://afanmining10.blogspot.com/2013/04/metode-yang-
digunakan-pada-tambang.html Diakses Pada 14 Oktober 2018.

Вам также может понравиться