Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Pengetahuan
2.1.2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu
penginderaan sehingga menghasilkan pegetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau
tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2014).
63
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan,
penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Menurut Bloom dan Skinner, pengetahuan adalah kemampuan
seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya
dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan
tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa
pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan
dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku
sesuai dengan keyakinannya tersebut.
a. Cara tradisional atau non ilmiah, yaitu cara yang dilakukan tanpa
melalui penelitian ilmiah.
i. Cara coba salah (trial and error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba
kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil
mencapai kebenaran.
64
iii. Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila
dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat
memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula
menggunakan cara tersebut.
a. Awareness (kesadaran)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
65
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
c. Evaluation (menimbang-menimbang)
Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
d. Trial (mencoba)
Dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption
Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
a. Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk juga
mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima dengan
66
cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan,
menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap
objek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk
menjabarkan suatu materi ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut yang
masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain. Dapat
ditunjukan dengan menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
67
f. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi penelitian didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang
sudah ada. Pengetahuan diukur dengan wawancara atau
angket tentang materi yang akan diukur dari objek
penelitian.
a. Faktor Internal
1) Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman
dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka
makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap
masalah yang dihadapi (Azwar, 2009)
68
mereka mulai mempunyai tanggung jawab yang harus
diselesaikan seperti dalam hal membangun keluarga atau
mendapatkan pekerjaan tetap. Masa dewasa menengah
(35-50 tahun) mereka mulai mengambil masa istirahat dari
tanggung jawab duniawi untuk merenungkan makna
kehidupan mereka lebih dalam lagi.
2) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses
pembelajaran untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu
dapat berdiri sendiri. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin
banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat (Notoatmodjo, 2003).
69
objek tersebut (Notoatmodjo, 2012).
3) Pekerjaan
Pekerjaan memiliki pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik
secara langsung maupun secara tidak langsung.
Contohnya, seseorang yang mempunyai pekerjaan di
bidang kesehatan lingkungan tentunya akan lebih
memahami bagaimana cara menjaga kesehatan dirinya,
keluarganya, dan lingkungannya (Notoatmodjo, 2003).
4) Intelegensia
Intelegensia merupakan kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar.
Secara umum, orang dengan intelegensi yang lebih tinggi
biasanya akan lebih mudah meneria suatu informasi atau
pesan (Notoatmodjo, 2003).
70
5) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Dengan adanya
pengetahuan yang tinggi didukung minat yang cukup dari
seseorang, sangatlah mungkin seseorang tersebut akan
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan.
6) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan atau suatu
cara untuk mengetahui kebenaran pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu
(Notoatmodjo, 2003).
b. Faktor Eksternal
1) Status Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun
sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih
mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
akan informasi sehingga mempengaruhi pengetahuan
termasuk kebutuhan sekunder. Status sosial ekonomi
berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Individu
yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi
baik, dimungkinkan lebih memiliki sikap positif
71
memandang diri dan masa depannya dibandingkan mereka
yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah
(Notoatmodjo, 2003).
2) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat
diartikan sebagai pemberitahuan seseorang adanya
informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut.
72
baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait
dengan kesehatan. Dimana, salah satu tugas tenaga
kesehatan adalah memberikan informasi yang akurat dan
terkini pada masyarakat mengenai masalah kesehatan
dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.
3) Kebudayaan/Lingkungan
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk. Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama,
kelompok etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan
khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk
memperkuat kepribadiannya. Apabila dalam suatu
wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan maka sangat mungkin
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau
sikap seseorang.
73
subjek mampu menjawab dengan benar < 55% dari seluruh
pertanyaan.
74
dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan
sampah spesifik (sampah yang mengandung bahan beracun).
a. Sampah basah atau sampah yang terdiri dari bahan organik yang
mudah membusuk yang sebagian besar adalah sisa makanan,
potongan hewan, sayuran, dan lain-lain.
b. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua,
kaleng bekas dan sampah kering non logam, misalnya kertas, kaca,
keramik, batu- batuan, dan sisa kain.
c. Sampah lembut, misalnya debu yang berasal dari penyapuan lantai
rumah, gedung dan penggergajian kayu.
d. Sampah besar atau sampah yang terdiri dari bangunan rumah tangga
yang besar, seperti meja, kursi, kulkas, radio dan peralatan dapur.
75
2.1.3.3 Definisi Pengelolaan Sampah
Menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008, pengelolaan
sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Pengaturan pengelolaan sampah ini bertujuan untuk:
76
tempatnya, membersihkan tempat sampah, sampai kepada
penyediaan lahan dan pemusnahan sampah.
Oleh karena itu, dalam menanggulangi sampah sudah
merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dengan
melakukan pengelolaan sebaik mungkin agar tercipta
lingkungan yang sehat dan bersih. Partisipasi yang dapat
dilakukan masyarakat pemerintah dalam menanggulangi
masalah sampah yaitu dapat berupa memperbanyak tempat-
tempat sampah yang besar dan dikelola dengan baik, sehingga
hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.
a. Pengurangan sampah
1) Pengurangan sampah meliputi kegiatan:
Pembatasan timbulan sampah;
Pendauran ulang sampah; dan/atau
Pemanfaatan kembali sampah.
2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan
kegiatan pengurangan sampah dengan cara:
Menetapkan target pengurangan sampah secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu;
Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah
lingkungan;
Memfasilitasi penerapan label produk yang
ramah lingkungan;
Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan
mendaur ulang; dan
77
Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur
ulang.
3) Pelaku usaha dalam melaksanakan pengurangan
sampah menggunakan bahan produksi yang
menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat
diguna ulang, dapat didaur ulang atau mudah diurai
oleh proses alam.
Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan
sampah menggunakan bahan yang dapat diguna
ulang, didaur ulang atau mudah diurai oleh proses
alam.
b. Penanganan Sampah
Kegiatan penanganan sampah menurut UU No.18 Tahun
2008 meliputi:
78
2.1.3.5 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis
Masyarakat
Konsep 3R adalah paradigma baru dalam pola konsumsi
dan produksi di semua tingkatan dengan memberikan prioritas
tertinggi pada pengelolaan limbah yang berorientasi pada
pencegahan timbulan sampah, minimisasi limbah dengan
mendorong barang yang dapat digunakan lagi dan barang yang
dapat didekomposisi secara biologi (biodegradable) dan
penerapan pembuangan limbah yang ramah lingkungan.
Pelaksanaan 3R tidak hanya menyangkut masalah sosial dalam
rangka mendorong perubahan sikap dan pola pikir menuju
terwujudnya masyarakat yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan tetapi juga menyangkut pengaturan (manajemen)
yang tepat dalam pelaksanaannya. Prinsip pertama Reduce
adalah segala aktifitas yang mampu mengurangi dan
mencegah timbulan sampah. Prinsip kedua Reuse adalah
kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk
fungsi yang sama atau yang lain. Prinsip ketiga Recycle adalah
kegiatan mengelola sampah untuk dijadikan produk baru.
Untuk mewujudkan konsep 3R salah satu cara penerapannya
adalah melalui pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis
masyarakat, yang diarahkan kepada daur ulang sampah
(recycle). Hal ini dipertimbangkan sebagai upaya mengurangi
sampah sejak dari sumbernya, karena adanya potensi
pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku kompos dan
komponen non organik sebagai bahan sekunder kegiatan
industri seperti plastik, kertas, logam, gelas, dan lain-lain.
Sesuai dengan Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan
dan strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan, diperlukan suatu perubahan paradigma yang
79
lebih mengedepankan proses pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan, yaitu dengan melakukan upaya pengurangan dan
pemanfaatan sampah sebelum akhirnya sampah dibuang ke
TPA (target 20% pada tahun 2014).
80
Konsepsi Penanganan Sampah 3R Skala Rumah Tangga
Penanganan sampah hendaknya tidak lagi hanya bertumpu
pada aktivitas pengumpulan, pangangkutan dan pembuangan
sampah. Penanganan sampah skala rumah tangga diharapkan
dapat menerapkan upaya minimisasi yaitu dengan cara
mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur ulang sampah
yang dihasilkan.
81
Dengan “komposter gentong“ (alasnya dilubangi dan
diisi kerikil serta sekam, merupakan cara sederhana
karena seluruh sampah organik dapat dimasukan dalam
gentong).
Dengan Bin Takakura (keranjang yang dilapisi kertas
karton, sekam padi dan kompos matang), memerlukan
sedikit kesabaran karena dibutuhkan sampah organik
terseleksi dan pencacahan untuk mempercepat proses
pematangan kompos. Komposter takakura dapat
ditempatkan di dalam rumah (tidak menimbulkan bau).
3. Daur Ulang
Daur ulang di sumber dilakukan mulai dengan melakukan
pemilahan sampah, sebaiknya dilakukan dengan cara yang
sederhana agar mudah dilakukan oleh masyarakat. Pemilahan
sampah dapat dimulai dengan memisahkan sampah menjadi
sampah basah (organik) dan sampah kering (non organik) atau
langsung menjadi beberapa jenis (sampah organik, kertas,
plastik, kaleng, sampah B3 rumah tangga).
82
bersifat karsinogenik bila masuk ke dalam jaringan tubuh
manusia terutama saraf dan paru-paru, sehingga dapat
mengganggu sistem saraf dan pernafasan termasuk penyebab
kanker. Pembakaran styrofoam akan menghasilkan CFC yang
dapat merusak lapisan ozon dan berbahaya bagi manusia.
Timbunan sampah pada rempat pembuangan sampah
sementara maupun tempat pembuangan akhir akan
menghasilkan lindi. Leachate/lindi adalah limbah cair yang
timbul akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan
sampah, melarutkan dan membilas materi-materi terlarut,
termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi
biologis. Dari sana dapat diramalkan bahwa kuantitas dan
kualitas lindi akan sangat bervariasi dan berfluktuasi.
Leachate/lindi yang tidak ditangani dengan baik yaitu tanpa
melalui pengolahan dapat memberikan dampak negatif pada
lingkungan antara lain timbulnya bau sehingga menguranggi
estetika dan timbulnya penyakit. Vektor atau pembawa
penyakit yang ditimbulkan dari tempat sampah adalah thypus,
disentri dengan vektor pembawa penyakit adalah lalat, kecoa,
tikus dan lain sebagainya.
Secara umum keuntungan pengelolaan sampah mandiri
berbasis masyarakat antara lain menumbuhkan kesadaran
masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar,
membangun kebiasaan dalam mengurangi, memilah dan
mendaur ulang sampah, membuka peluang usaha dan
masyarakat tidak harus membayar iuran untuk pengambilan
sampah bahkan memberikan pemasukan untuk kas dusun atau
organisasi lainnya. Manfaat yang paling penting adalah
pengelolaan sampah mandiri dapat mengurangi polusi air,
tanah dan udara serta sumber-sumber penyakit yang
berbahaya.
83
2.1.3.6 Dampak Jika Sampah Tidak Dikelola
Menurut Gelbert dkk (1996:46-48), jika sampah tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif
terhadap manusia dan lingkungan, yaitu:
84
2. Dampak terhadap Lingkungan
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan
estetika lingkungan menjadi tidak indah dipandang
mata misalnya banyaknya tebaran-tebaran sampah
sehingga mengganggu kesegaran udara lingkungan
masyarakat.
b. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air
akan menyebabkan aliran air akan terganggu dan
saluran air akan menjadi dangkal.
c. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan
menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau
busuk.
d. Adanya asam organik dalam air serta kemungkinan
terjadinya banjir maka akan mempercepat terjadinya
kerusakan fasilitas pelayanan masyarakat antara lain
jalan, jembatan, saluran air, fasilitas jaringan dan lain-
lain.
e. Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran
udara dan bahaya kebakaran lebih luas.
f. Apabila musim hujan datang, sampah yeng menumpuk
dapat menyebabkan banjir dan mengakibatkan
pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur
dangkal.
g. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada
fasilitas masyarakat, seperti jalan, jembatan, dan
saluran air.
85
a. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan
karena keadaan lingkungan yang kurang baik dan
jorok, akan menurunkan minat dan hasrat orang lain
(turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
b. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting
disini adalah meningkatnya pembiayaan secara
langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
c. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat
menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak
bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
d. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh
pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air.
Jika sarana penampungan sampah yang kurang atau
tidak efisien, orang akan cenderung membuang
sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
e. Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan
kemacetan lalu lintas yang dapat menghambat kegiatan
transportasi barang dan jasa.
86
A. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan masyarakat melingkupi beberapa disiplin ilmu.
Salah satunya yaitu kesehatan lingkungan. Ilmu kesehatan
lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan.
87
Salah satu kajian penting dalam kesehatan lingkungan
adalah sanitasi. Salah satu program terkait sanitasi yaitu Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang terdiri dari 5 pilar.
Sanitasi Total tersebut akan dicapai bila seluruh rumah tangga
dalam suatu komunitas telah melaksanakan ke lima pilar, yaitu:
88
Artinya: Janganlah dua orang yang sedang duduk buang
air besar dimana auratnya terbuka bercakap-cakap,
sesungguhnya Allah benci yang demikian itu. (HR
Ahmad dan Abu Dawud)
3) Tentang Kebersihan
a) Innallaha yuhibbuttawwaabiin wa yuhibbul
mutathohhiriin
Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang yang taubat
dan mencintai orang-orang yang menjaga kebersihan. (Al
Baqoroh ayat 222)
89
Artinya: Kunci sholat adalah suci, tidak diterima sholat
apabila tidak suci. (HR Abu Dawud)
e) Wa syiabaka fathohhir
Artinya: ..dan pakaianmu bersihkanlah. (Al Mudatstsir a
yat 3)
4) Tentang Lingkungan
a) Thoharol fasadu fil barri wal bahri bimaa kasabat
aidinnaasi liyudziiqohum ba’dholladzii a’miluu la
‘allahum yarji’uun
90
Dari Surat Al Qashas.77 dan Arrum 41, bahwa Allah
melarang berbuat kerusakan dan Allah membenci orang yang
berbuat kerusakan. Dan bahwa akibat perbuatan merusak itu
akan ada dampak buruk yang akan dirasakan agar manusia
tidak lagi membuat kerusakan. Tetapi masih banyak manusia
yang melakukan perusakan hutan, penggalian tambang yang
tidak terkendali, pengotoran sungai dengan berbagai limbah,
termasuk tinja manusia dan lain lain. Akibat buruknya seperti
banjir bandang, kebakaran hutan, tanah longsor dan juga
penyebaran penyakit menular, termasuk wabah diare yang
seringkali berakibat kematian bagi yang terkena. Bisa saja
yang tertimpa musibah adalah orang-orang yang tidak
berdosa, yang tidak melakukan perusakan.
91
2.3 Kerangka Konsep
92
Tabel 24. Definisi Operasional
93
2. 21-35
tahun
3. ≥ 36
tahun
3. Pendidikan Jenjang pendidikan Kuesioner Wawancara 1. Tinggi : Ordinal
formal terakhir yang SMA -
ditamatkan oleh Perguruan
responden Tinggi
2.
Menengah
: SMP
3. Rendah:
SD -
Tidak
Sekolah
4. Pekerjaan Merupakan aktivitas Kuesioner Wawancara 1. Bekerja Nominal
sehari-hari untuk
mendapatkan 2. Tidak
penghasilan bulanan Bekerja
5. Ekonomi Aspek pendapatan Kuesioner Wawancara 1.Tinggi: Ordinal
dilihat dari upah ≥
minimum UMR
Kabupaten (≥Rp.3.55
Tangerang 0.00
0,00)
2.Rendah:
<
UMR
(<Rp.3.55
0.00
0,00)
6. Pengalaman Pengalaman keluarga Kuesioner Wawancara Baik: ≥ Ordinal
binaan dalam 50%
pengelolaan sampah
rumah tangga. Buruk: <
Kebiasaan membuang 50%
sampah rumah tangga
yang buruk: di
lapangan atau halaman
rumah, serta anggapan
bahwa membuang
sampah rumah tangga
94
di laut dan
membakarnya
merupakan tindakan
yang dapat dibenarkan.
7. Paparan Sumber informasi yang Kuesioner Wawancara Baik: ≥ Ordinal
Media didapatkan tentang 50%
Massa informasi mengenai
pengelolaan sampah Buruk: <
rumah tangga yang 50%
baik. Paparan media
massa dapat melalui
penyuluhan, poster
yang tersedia di
puskesmas, televisi
ataupun radio.
8. Lingkungan Kebiasaan yang Kuesioner Wawancara Baik: ≥ Ordinal
dilakukan di tempat 50%
tinggal keluarga binaan
dan keluarga lain di Buruk: <
sekitarnya menyangkut 50%
dalam hal pengelolaan
sampah rumah tangga.
95