Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hasil dari penelitian ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama diuraikan
tentang hasil pengamatan struktur domain magnet, kemudian diamati tentang
struktur domain setiap diameter. Diameter kritis ditentukan berdasarkan
perubahan struktur domain. Analisa terhadap energi sistem yang berkontribusi
dilakukan untuk melihat daerah transisi dari bahan CoFeB. Analisa energi sistem
juga dilakukan agar memperjelaskan diameter kritis dari bahan CoFeB.
Bagian kedua menjelaskan tentang pengamatan yang dilakukan untuk
mengamati kurva histerisis. Kurva histerisis yang diperoleh selanjutnya dianalisa
untuk menentukan besar medan saturasi dan medan koersivitas dari bahan CoFeB.
Bagian ketiga diuraikan tentang hasil pengamatan untuk menentukan temperature
Curie. Hasil yang diperoleh selanjutnya akan digunakan untuk menentukan
temperature Curie dari bahan CoFeB. Bagian keempat menjelaskan pengamatan
untuk pengaruh heat assisted pada kurva histerisis yang terbentuk. Hasil yang
diperoleh selanjutnya dianalisa tentang pengaruh heat assisted terhadap medan
saturasi dan medan koersivitas yang ada.
Gambar 4.1 Grafik energi sistem dari bahan CoFeB terhadap variasi diameter
Pada bagian kedua merupakan daerah energi transisi. Daerah ini terletak
pada diameter 15 nm sampai dengan 20 nm. Daerah ini menjelaskan bahwa energi
exchange cenderung bertambah naik, sedangkan energi demagnetisasi cenderung
menurun seiring dengan bertambahnya diameter. Struktur domain yang terbentuk
pada daerah ini berada dalam keadaan vortex. Daerah yang terakhir adalah daerah
38
ketiga yang terletak pada diameter 20 nm sampai dengan 60 nm. Daerah ini
memiliki perubahan energi yang stabil, baik itu energi exchange maupun energi
demagnetisasi. Daerah ini memperlihatkan bahwa energi exchange lebih besar
dibandingkan dengan energi demagnetisasi. Struktur domain yang terbentuk pada
daerah ini berupa vortex. Grafik energi sistem pada daerah 1, 2 dan 3 dapat lihat
secara jelas pada lampiran A.
Hasil simulasi yang dilakukan memperlihatkan bahwa terdapat dua struktur
domain magnet yang terbentuk yaitu single-domain dan vortex. Hasil pengamatan
menunjukkan adanya transisi struktur domain dari single-domain ke vortex. Batas
diameter transisi inilah yang dikenal sebagai diameter kritis. Diameter kritis
merupakan ukuran maksimum dari keadaan single-domain. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa pada diameter 15 nm struktur domain sudah berada pada
keadaan vortex. Hal ini menunjukkan bahwa analisa diameter kritis yang
terbentuk sesuai dengan energi sistem. Struktur domain yang terbentuk dapat
dilihat pada gambar 4.2.
39
Gambar 4.2 Struktur domain magnet bahan CoFeB dengan variasi diameter 5 nm – 60 nm.
40
Tabel 4.1 Perbandingan diameter kritis dari hasil perhitungan oleh persamaan
(2.21) (DC1), persamaan (2.22) (DC2), persamaan (2.23) (DC3)
terhadap hasil simulasi mikromagnetik
Bahan Teori (nm) Simulasi (nm)
Tabel 4.2 Perbandingan nilai diameter transisi dari hasil perhitungan oleh
persamaan (2.24) (DC4) dan persamaan (2.25) (DC5) terhadap hasil
simulasi mikromagnetik
Tabel 4.2 menjelaskan nilai diameter transisi dari bahan CoFeB, baik secara
teori maupun dari hasil simulasi. Diameter transisi adalah diameter dengan
kondisi keadaan energi yang stabil, yaitu ketika energi demagnetisasi lebih
dominan dibandingkan energi exchange, dan keadaan tersebut tidak berubah
terhadap variasi perubahan diameter.
41
Gambar 4.3 Kurva histerisis dari bahan CoFeB terhadap variasi diameter
Bagian ini akan diuraikan tentang proses penentuan temperatur Curie pada
bahan CoFeB. Proses penentuan temperatur Curie dilakukan dengan memberikan
input suhu bahan CoFeB. Besarnya suhu yang diberikan sebesar 0 sampai 1000 K
dengan step perubahan 25 K. Proses penentuan temperature Curie juga dilakukan
dengan menvariasikan diameter yaitu 5 nm sampai dengan 25 nm. Proses ini
menghasilkan kurva magnetisasi terhadap variasi suhu yang diberikan. Analisa
perubahan magnetisasi terhadap suhu dilakukan berdasarkan kurva yang
terbentuk. Kurva magnetisasi terhadap suhu ditunjukkan pada gambar 4.4. Kurva
tersebut menunjukkan adanya perubahan magnetisasi terhadap variasi suhu.
Gambar 4.4 Kurva temperature Curie dari bahan CoFeB dengan variasi diameter
44
(b)
(a)
(d)
(c)
(e)
Gambar 4.5 Kurva histerisis dari bahan CoFeB pada suhu 0 K – 500 K terhadap
variasi diameter a) 5 nm b)10 nm c)15 nm d)20 nm e)25
nm
pada gambar 4.5 di atas, untuk perubahan temperatur 0 K sampai dengan 500 K.
Kurva histerisis yang terbentuk memperlihatkan adanya perubahan medan
koersivitas dan medan saturasi sebelum dan sesudah diberikan suhu.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 4.6 Kurva histerisis dari bahan CoFeB pada suhu 600 K – 800 K terhadap
variasi diameter a) 5 nm b)10 nm c)15 nm d)20 nm e)25
nm
47
sebelumnya yang dilakukan oleh Alzate pada tahun 2014. Pada penelitian Alzate
tahun 2014 diperoleh hasil bahwa pada lapisan multilayer, medan koersivitas
bahan CoFeB akan semakin menurun dengan seiring bertambahnya temperatur.
Bahan feromagnetik yang memiliki magnetisasi pada umumnya akan
mengalami perubahan ketika adanya pengaruh medan luar. Gambar 4.7 dibawah
menggambarkan proses perubahan magnetisasi dari bahan CoFeB dibawah
diameter kritis (5 nm).
a) b)
c) d)
a) b)
c) d)
a) b)
c) d)
Pengamatan di awali dari arah sumbu-x positif pada titik ke-1, dimana
magnetisasi memiliki spin atom yang searah, hal ini dapat dilihat pada titik ke-1
cenderung dominan satu warna. Arah spin pada titik ini yaitu keatas. Saat medan
eksternal dikurangi terjadi perubahan magnetisasi pada bahan CoFeB. Titik 2
merupakan batas dari keadaan magnetisasi sebelum berubah, hal ini dapat dilihat
dari magnetisasi yang semakin berkurang dan namun arah spin atom masih tetap
sama. Titik 3 dan 4 merupakan keadaan dimana magnetisasi mulai berubah, hal
ini dapat dilihat dari arah spin atom yang mulai acak, dimana spin sudah mulai
51
tidak searah keatas lagi. Titik 5 merupakan keadaan saat magnetisasi mulai
berubah. Magnetisasi pada titik ini, memiliki arah spinnya kebawah yang
cenderung dominan satu warna. Titik 6 merupakan titik kebalikan dari titik 1,
dimana pada titik ini magnetisasi memiliki arah spin atom yang sudah kebawah.
Titik 7 merupakan batas dimana magnetisasi akan mengalami perubahan kembali.
Titik ini mempunyai arah spin atom yang cenderung kebawah. Titik 8 dan 9
merupakan keadaan dimana magnetisasi mengalami perubahan. Hal ini dapat
dilihat dari magnetisasi yang berubah. Magnetisasi pada titik ini, memiliki arah
spin atom yang cenderung tidak sepenuhnya kebawah, melainkan acak. Titik 10
merupakan titik dimana magnetisasi kembali seperti pada awalnya. Pada titik ini
magnetisasi lebih dominan memiliki arah spin atom keatas yang cenderung
mempunyai satu warna. Perubahan magnetisasi ini proses perubahannya sama
untuk setiap variasi diameter maupun variasi suhu.