Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila dihasilkan dari proses pemikiran yang panjang oleh para pemimpin bangsa. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tentu merupakan cerminan bangsa Indonesia dan tidak luput dari ciri khas yang dimilikI oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, setiap masyarakat Indonesia harus memahami isi dari pancasila, serta berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila itu. Dalam pandangan dunia, indonesia dikenal sebagai negara yang sopan, ramah, serta memiliki moral yang baik. Indonesia dapat membentuk moral yang baik tentunya tidak terlepas dari peranan pancasila, terutama pancasila sebagai sistem etika. Pancasila sebagai sistem etika dimaknai sebagai dasar untuk berprilaku bagi masyarakat Indonesia. Dengan berpedoman kepada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, masyarakat Indonesia diharapkan dapat berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila tersebut. Selain menjadi pedoman dalam masyarakat untuk berprilaku, pancasila juga menjadi landasan dalam etika politik yang ada di Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila yaitu nilai ketuhan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai ketuhanan merupakan nilai yang bersifat mutlak dan menghasilkan nilai-nilai yang selanjutnya. Nilai kemanusiaan yang terkandung dalam pancasila memegang prinsip keadilan dan keadaban, keadilan yaitu keseimbangan antar manusia sedangkan keadaban berarti manusia sebagai makhluk yang lebih unggul dibandingkan hewan dan tumbuhan. Nilai kesatuan mengandung makna segala tindakan yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Nilai kerakyatan dalam pancasila mengandung nilai lainnya yaitu hikmat dan kebijaksanaan. Hal tersebut memiliki arti setiap keputusan yang akan diambil harus menggunakan hikmat dan kebijkasanaan. Nilai keadilan pada sila yang kelima memiliki arti adil dalam konteks sosial yaitu dalam masyarakat. Pada tahun 2019 mendatang akan diadakan pilkada dan pilpres serentak di Indonesia. Adanya pesta demokrasi pemilu tentunya akan menjadi ajang persaingan bagi para politikus yang akan mencalonkan diri. Para calon politikus akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan suara dari rakyat. Hal yang sering ditemui ketika menjalankan pemilu yaitu adanya calon kepala daerah ataupun calon presiden yang membagi-bagikan uang untuk mendapat suara dari rakyat. Kesadaran masyarakat untuk memilih pemimpinnya yang dapat dipercaya dan memiliki kualitas yang baik untuk memimpin suatu daerah ataupun negara dikalahkan dengan uang yang dibagikan oleh calon pemimpin tersebut. Masyarakat cenderung memilih pemimpin yang memberi mereka uang. Politik uang (money politic) dalam pemilu tentunya dilarang oleh pihak Badan Pengawas Pemilu. Adanya politik uang dapat dipidanakan sesuai dengan KUHP Pasal 149 Ayat 1 dan 2 yang berbunyi “Barang siapa pada waktu diadakan pemilihan berdasarkan aturan-aturan umum, dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, menyuap seseorang supaya tidak memakai hak pilihnya atau supaya memakai hak itu menurut cara tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling besar empat ribu lima ratus rupiah” dan “Pidana yang sama diterapkan kepada pemilih, yang dengan menerima pemberian atau janji, mau disuap.” Calon pemimpin yang melakukann politik uang dalam pemilihan umum untuk mendapatkan suara dari rakyat bertentangan dengan etika politik yang berlandaskan pancasila. Moralitas seakan tidak dilihat untuk menentukan pemimpin yang layak untuk dipilih, tetapi berapa besar uang yang diberikan kepada pemilih lah yang menjadi acuan untuk memilih pemimpinnya. Pancasila mengajarkan agar masyarakat Indonesia dapat memiliki moral yang baik, demikian juga dengan etika politik yang berlandaskan pancasila. Praktek politik uang juga mencemarkan proses Pemilihan Umum dan menjadi sarana pembodohan masyarakat secara besar-besaran. Dalam kaitannya dengan pancasila sebagai etika politik selain tidak bermoral baik, praktek politik uang ini juga bertentangan nilai-nilai panca s i l a y a n g t e r k a n d u n g d a l a m s i l a k e e m p a t . H a l t e r s e b u t d i k a r e n a k a n adanya politik uang menyebabkan pemilu yang tidak demokratis. Rakyat memilih tidak berdasarkan hati nuraninya dan tidak berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum yang merupakan wujud peran rakyat secara langsung dalam pelakasanaan pemerintahan di Indonesia.