Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELAS A1 A2015
Fasilitator :
ANGGOTA KELOMPOK 2:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, ridho , dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik . Adapun makalah “Konsep Dasar Demografi“ ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas yang diberikan pembimbing kepada penulis .
1. Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen dari mata
kuliah Keperawatan Kesehatan Komunitas I yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari
Allah SWT . Saran dan kritik sangat diterima karena penulis menyadari makalah
ini jauh dari kata sempurna . Mohon maaf bila ada kesalahan kata dari penulis.
Akhir kata semoga ilmu dalam makalah ini dapat bermanfaat dan diterapkan
secara efektif . Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................3
2.1 Definisi Demografi..........................................................................3
2.2 Tujuan Demografi...........................................................................4
2.3 Teori Kependudukan.......................................................................5
2.4 Struktur dan Persebaran Penduduk.................................................6
2.5 Statistik Vital.................................................................................12
2.6 Ukuran Dasar Demografi..............................................................28
2.7 Pemanfaatan Data Demografi Oleh Perawat ................................30
BAB III STUDI KASUS..............................................................................32
BAB IV PENUTUP .....................................................................................37
4.1 Kesimpulan....................................................................................37
4.2 Saran..............................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................38
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara yang
memiliki jumlah penduduk besar di dunia. Pada setiap tahunnya pertumbuhan
penduduk selalu meningkat. Berdasarkan data bank dunia, presentasi
pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar 1.2%, dengan adanya data tersebut
dapat dianalisis bahwa masalah demografi Indonesia berpusat pada kualitas dan
kuantitas penduduk dan berputar pada masalah pokok fertilitas (kelahiran),
morbiditas (kesakitan), mortalitas (kematian) dan mobilitas (Lutfi, 2014).
Oleh karena itu sebagai perawat, sangatlah perlu untuk memahami konsep
dasar demografi, mengingat dalam segala bentuk tindakan permasalahan tentang
kependudukan memerlukan ilmu demografi, sehingga dalam upaya mengatasi
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah proses perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu mampu
memahami dan menjelaskan konsep dasar demografi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tentang definisi demografi.
2. Menjelaskan tujuan demografi
3. Menjelaskan tentang teori kependudukan
4. Menjelaskan struktur dan persebaran penduduk
5. Menjelaskan statistika vital.
6. Menjelaskan ukuran dasar demografi
7. Menjelaskan Pemanfaatan data demografi oleh perawat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Teori-teori Penduduk
1) Teori Natural
Teori ini mengemukakan bahwa hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh
temperatur, curah hujan, kesuburan tanah (Prawiro, 1983: 27)
2) William Gadwin
Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah orang atau struktur masyarakat
yang salah dan dapat diperbaiki dengan prinsip sama rata sama rasa
(Prawiro, 1983: 27)
3) Thomas Robert Malthus
Kemelaratan adalah tidak imbangnya pertambahan penduduk dengan
pertambahan bahan makanan (Prawiro, 1983: 25).
B. Teori Fisiologi
1) Teori Pearl
Teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh
keadaan biologi dan geografi (Prawiro, 1983: 28).
2) Teori Cassado Gini
Teori ini mengemukakan tentang statistik biologi (Prawiro, 1983: 28)
Keterangan :
f. Piramida Penduduk
- Model 1 : Piramida penduduk model ini mempunyai dasar lebar dan
‘slope’ tidak terlalu curam atau datar. Bentuk semacam ini terdapat
pada penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi,
sebelum mereka mengadakan pengendalian terhadap kelahiran maupun
kematian. Umur median rendah, sedangkan angka beban tanggungan
(dependency ratio) tinggi. Contoh : Piramida penduduk India 1951 dan
Piramida penduduk Indonesia 1971.
1. Fertilitas (kelahiran)
a. Konsep Dasar
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan
seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam
jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan. Tinggi rendahnya kelahiran erat
hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran,
banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat
pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan.
Istilah dalam fertilitas
Pasangan usia subur Pasangan suami istri, dimana istri berusia 15-49
(PUS) tahun
- Jenis kelamin
2. Dilihat dari pendekatan sosial
- Menurut pemikiran Davis dan Blake, terdapat fator sosial, ekonomi
dan budaya dimana perempun dan masyarakat tinggal dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas. Contoh : tingkat
pendidikan, penghasilan, gender.
- Menurut Freedman, faktor sosial, ekonomi dan budaya mempunyai
hubungan erat dengan norma sosial dalam masyarakat. Contoh : adat
istiadat, tingkat kemajuan perempuan dan masyarakatnya.
3. Dilihat dari pendekatan ekonomi
- Pada tingkat makro, fertilitas dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan
ekonomi, urbanisasi, dan mordenisasi.
- Pada tingkat mikro, ferilitas diengaruhi oleh keputusan pasangan
suami istri dalam hal jumlah anak.
- Menurut pemikiran Leibenstein, anak dilihat dari dua sisi yaitu
manfaat atau kegunaan dan biaya untuk merawat anak
- Menurut pemikiran Becker, anak dianggap sebagai barang konsumsi
tahan lama yang akan memberikan kepuasan (manfaat).
b. Perhitungan Fertilitas
Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran
dengan penduduk yang menanggung resiko melahirkan (exposed to
risk). Beberapa persoalan pengukuran fertiitas adalah sebagai berikut :
- Pengukuran fertilitas lebih kompleks daripada pengukuran
mortalitas karena sesorang wanita hanya meninggal 1 kali,
tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.
- Tidak semua wanita mengalami risiko melahirkan karena ada
kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan
untuk berumah tangga atau bercerai.
- Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu yaitu
jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (jumlah kelahiran
selama masa reproduksi).
- Kelahiran hanya diuur berdasarkan fertilitas wanita, jarang
yang memperhitungkan fertilitas laki-laki.
Keterangan :
B = jumlah kelahiran pada tahun x
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x
k = 1000
Keterangan :
Keterangan :
Bi = jumlah kelahiran bayi dari wanita pada kelompok umur i
Pi = jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
K = bilangan konstan, 1000
Kelebihan :
- Ukuran lebih cermat, memperhitungkan perbedaan
risiko menurut kelompok umur
- Memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut
kohor
- Dasar perhitungan unuk menghitung ukuran fertilitas
lainnya (TFR, GRR, dan NRR)
Kelemahan:
- Data terinci sehingga data sulit didapatkan
2. Perhitungan Fertilitas Kumulatif
Perhitungan fertilitas kumulatif – reproductive history adalah
mengukur rata-rata jumah anak yang dlahirkan oleh wanita pada
waktu wanita itu memasuki usia subur hingga melampaui batas
reproduksinya (umur 15-49 tahun). Perhitungan ini menunjukkan
kumulatif fertilitas selama masa reproduksinya. Perhitunngan ini
meliputi :
a. Angka fertilitas total (Total Fertiilty Rate = TFR)
Pengertian : Jumlah kelahiran hidup tiap 1000 wanita hingga
akhir masa reproduksinya. Dalam praktiknya, TFR dihitung
dengan cara menjumlahkan tingkat fertilitas wanita menurut
umur (ASFR). Jika umur tersebut berjenjang 5 tahun, maka:
Dimana :
TFR = Total Fertility Rate
ASFRi = tingkat fertilitas menurut umur ke 1 dai kelompok
berjenjang 5 tahunan.
Kelebihan: angka TFR dapat dijadikan ukuran kelahiran
seorang wanita selama masa reproduksinya (15-49 tahun) dan
telah memperhitungkan masa subur tiap kelompok umur.
16
2. Mortalitas
Ukuran-ukuran mortalitas :
Rumus :
CDR = x k
Keterangan :
D = jumlah kematian pada tahun x
k = konstanta, 1000
ASDR = xk
Keterangan :
Di = jumlah kematian orang berumur i pada tahun x
Pi = jumlah penduduk berumur i pada pertengahan tahun x
k = konstanta, 1000
Di mana:
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu
yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah
19
Rumus :
20
3. Migrasi
a. Konsep Dasar
Analisis dan perkiraan besaran dan arus migrasi merupakan hal
yang penting bagi terlaksananya pembangunan manusia seutuhnya,
terutama di era otonomi daerah ini. Apalagi jika analisis mobilitas
tersebut dilakukan pada suatu wilayah administrasi yang lebih rendah
daripada tingkat propinsi. Karena justru tingkat mobilitas penduduk
baik permanen maupun nonpermanen akan tampak lebih nyata
terlihat pada satuan unit administrasi yang lebih kecil seperti
kabupaten, kecamatan dan desa atau kelurahan.
Pada hakekatnya migrasi penduduk merupakan refleksi
perbedaan pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan fasilitas
pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Penduduk dari
daerah yang tingkat pertumbuhannya kurang akan bergerak menuju ke
daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi
Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu wilayah
dan daya tarik (pull factor) wilayah lainnya.
1) Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah:
a) Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti
menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan
atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah
diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
b) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya
tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin
menyempit).
c) Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku,
sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
d) Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
e) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami,
musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
2) Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah:
a) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk
memperbaikan taraf hidup.
21
Keterangan :
m = angka mobilitas
M = jumlah perpindahan
k = 1000
Keterangan :
k = 1000
Keterangan :
k = 1000
Keterangan :
mn = angka migrasi netto
I = jumlah migrasi masuk
23
Keterangan :
k = 1000
Keterangan :
Catatan:
- Berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun
- Perkiraan Migrasi Netto Penduduk Umur 10-14 pada tahun
2000 (MNP10-14) adalah:
MNP10-14 (2000) = P10-14(2000) – FCSR. P0-4(1990)
2. Reverse cencus survival ratio
Pengertian : RCSR adalah pecahan yang pembilangnya
adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam
suatu sensus, dan penyebutnya adalah jumlah penduduk
kelompok umur yang 10 tahun lebih tua pada sensus
sesudahnya.
Rumus :
Catatan:
- Berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun
- Perkiraan (MNP0-4) Migrasi Netto Penduduk Umur 0-4
pada tahun 1990 adalah
MNP0-4 (1990) = RCSR.P10-14(2000) –P0-4(1990)
Sumber data statistik vital
Sumber data epidemiologi antara lain adalah :
1. Data kependudukan
2. Sensus penduduk
3. Survei
4. Kelahiran dan kematian
25
2. Angka (rate)
Banyaknya peristiwa demografi dari suatu penduduk dalam jangka waktu
tertentu. Ada 2 jenis angka, yaitu angka kasar dan angka spesifik. Angka
kasar (crude rate) adalah jangka yang pembagi nya penduduk lengkap,
sedangkan angka spesifik (spesific rate) adalah angka pembagi nya
merupakan golongan penduduk tertentu.
Contoh : a. angka kelahiran kasar (crude birth rate) indonesia menurut
hasil SP 1990 adalah 28 kelahiran per 1000 penduduk b. Angka fertilitas
Umur tertentu (age-specific fertility rate) perempuan usia 20-24 tahun
menurut hasil survey penduduk antar sensus (supas) 1995 adalah 151
kelahiran per 1000 penduduk usia 20-24 tahun
3. Rasio (ratio)
Jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainya (dinyatakan dalam
persen atau perseribu). Jadi, a /b.
Contoh : Rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki dan jumlah
penduduk perempuan) penduduk indonesia menurut hasil supas 1995 adalah
99.artinya terdapat 99 orang laki-laki diantara 100 orang perempuan
4. Proporsi (proportion)
Perbandingan, namun pembilang merupakan bagian dari penyebut. Jadi, =
A/ A+B
Contoh: Proporsi penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan
menurut hasil supas 1995 adalah 35,1 persen dari jumlah seluruh penduduk
Indonesia.
5. Konstanta (constant)
Suatu bilangan tetap (arbitrary number), misalnya 100, 1.000 atau 1.00.000.
dalam rumus, ukran-ukran demografi dinyatakan dengan “k”. Pengalian
dengan “k” dilakukan supaya pengertian mengenai ukuran-ukuran
demografi menjadi lebih jelas.
Contoh: Hasil estimasi angka kelahiran kasar indonesia menurut hasil SP
1990 adalah 0,028. Angka ini kemudian dikalikan dengan k=1.000 yang
akan berartidari ssetiap 1.000 penduduk indonesia terjadi kelahiran
sebanyak 28 orang.
27
kematian bayi dan angka kematian balita pada kelompok penduduk miskin.
Hal ini diketahui dari survei demogarfi dan kesehatan. Selain itu manfaat
ilmu demografi dalam bidang kesehatan misalkan kita dapat mengetahui
jumlah pertambahan penduduk disuatu negara hingga dapat kita jadikan
gambaran mengenai tingkat kesehatan masyarakat, rumah sakit tambahan
agar dapat melayani seluruh masyarakat secara merata dan dapat pula
dijadikan suatu motivasi bagi tenaga keperawatan untuk meningkatkan
profesionalisme kerja seorang perawat atau tenaga kesehatan, karena
majunya suatu negara tergantung pada tingkat kesehatan dan pendidikan
masyarakat itu sendiri.
BAB III
STUDI KASUS
Pada pertengahan tahun 2015 jumlah penduduk indonesia diperkirakan sebesar
127.730.843 dan jumlah total penduduk di tahun 2015 adalah sebesar 255.461.686
jiwa dengan angka kematian sebesar 767.740, sedangkan jumlah kelahiran sebesar
5.054.116 dengan total kelahiran hidup sebesar 4.893.435 dan jumlah kematian
bayi usia kurang dari 1 tahun sebanyak 389.091. Jumlah kematian ibu sebanyak
5.019 jiwa. Untuk ibu yang melahirkan pada usia 35-39 tahun sebesar 352.073
dan jumlah perempuan usia 35-39 tahun pada perengahan tahun sebanyak
8.587.142. Pada tahun yang sama sebesar 1.097.021 penduduk melakukan
migrasi.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Jadi, setiap 1000 penduduk indonesia terdapat 39-40 kelahiran hidup
30
2.
Jadi, setiap 1000 penduduk Indonesia terdapat 6 kematian
3.
Jadi, setiap 1000 perempuan usia 35-39 tahun terdapat 41 perempuan usia
35-39 yang melahirkan
4.
Jadi, setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 79-80 bayi meninggal usia
kurang dari 1 tahun
5.
Jadi, setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 1-2 ibu meninggal
6.
Jadi, setiap 1000 penduduk terdapat 4-5 orang yang melakukan migrasi
7. Piramida penduduk tahun 2015
umur harapan hidup, sehingga proporsi penduduk usia produktif/ usia kerja 15-65
(bagian tengah piramida)
8. Peran Perawat
a. Fertilitas
1. Dukungan Emosional
Seorang perawat hendaknya selalu memberi ketenangan,
menghilangkan kesedihan, memberi kekuatan, menjaga atau mencegah
dari kelelahan. Menjaga kebersihan, dengan memberi aseptik dan
antiseptik selama melahirkan.
Cegah timbulnya komplikasi, segera ambil tindakan dini jika terjadi
komplikasi hingga dokter tiba. Prinsip-prinsip ini tidak hanya berlaku
pada saat melahirkan saja, tetapi termasuk juga dalam penanganan sejak
pemeriksaan kehamilan, membangun kesehatan wanita agar
mendapatkan kepercayaan diri, meningkatkan anjuran dan pengawasan.
Deteksi jika ada kelainan yang mungkin mempengaruhi kelahiran yang
kurang baik.
Perawat harus menangani kelahiran bayi dengan perasaan halus dan
penuh keharuan, karena emosi wanita saat melahirkan sangat
mempengaruhi reaksinya terhadap ketidaknyamanan dan rasa sakit,
sebagai faktor penentu sejumlah kelelahan fisik dan mental yang
dialaminya.
2. Meringankan rasa sakit dan memberi rasa nyaman
Rasa sakit akan menguras tenaga baik secara fisik maupun emosional
wanita, sehingga keadaan ini sebisa mungkin di peringan.
Gosokkan pada bagian punggung dan penjelasan tentang proses
melahirkan sangat penting dalam meringankan rasa sakit yang diderita.
3. Diet selama melahirkan
Selama awal melahirkan perawat dan tenaga kesehatan yang lain saling
berkolaborasi untuk menentukan diet bagi sang ibu.
33
Hindari dehidrasi.
Perawat perlu menjaga asupan gizi untuk sang ibu serta intake dan outpun
cairan.
b. Mortalitas
Perawat ikut berperan dalam mencapai tujuan MDGs 2015 yaitu
1.Target 4 : Menurunkan Kematian Anak : meningkatkan persalinan kepada
petugas kesehatan terlatih termasuk perawat dan pelayanan yang mampu
menangani penyebab kematian neonatus.
2. Target 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui
peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di
semua tingkat pencegahan (levels of prevention).
Pemberi asuhan keperawatan, pembela untuk melindungi klien, pemberi
bimbingan klien, dan pendidik klien.
Perawat berperan dalam mengurangi rasa cemas dan stres yang muncul
selama proses melahirkan
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ Demos ” adalah
rakyat atau penduduk dan “ Grafein ” adalah menulis. Jadi Demografi adalah
tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Tujuan
demografi menurut para ahli ada 4 yaitu untuk mempelajari kuantitas dan
distribusi penduduk, menjelaskan pertumbuhan penduduk, mengembangkan
sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam aspek
organisasi, untuk memprdiksi pertumbuhan penduduk.
4.2 Saran
Pengetahuan konsep dasar demografi dibutuhkan bagi seorang perawat
untuk memecahkan masalah pada komunitas dengan upaya yang promotif dan
preventifnya sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan sejahtera.
35
DAFTAR PUSTAKA