Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
Perbedaan yang penting antara Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri
terletak dalam pemenuhan kewajiban pajaknya, antara lain :
Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, sedangkan Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak
hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia
Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengan tarif umum,
sedangkan Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif
pajak sepadan
Wajib Pajak dalam negeri wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak,
sedangkan Wajib Pajak luar negeri tidak wajib memberitahukan Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang
bersifat final.
Subyek Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah (PPN-
PPnBM)
1. Subyek Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Subyek PPN adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha Kena Pajak adalah
pengusaha yang melakukan melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa
Kena Pajak (JKP).
2. Subyek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Subyek Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah PKP yang menghasilkan BKP yang
tergolong mewah dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya dan pengusaha yang
mengimpor barang yang tergolong mewah.
Sedangkan objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah objek pajak
yang :
a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, social,
kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu
c. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak
d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik
e. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan
5. Objek pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, yang meliputi :
a. Pemindahan hak karena :
1. Jual beli
2. Tukar menukar
3. Hibah
4. Hibah wasiat
5. Waris
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan,
8. Penunjukan pembeli dalam lelang,
9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap,
10. Penggabungan usaha,
11. Peleburan usaha,
12. Pemekaran usaha,
13. Hadiah.
b. Pemberian hak baru karena :
1. kelanjutan pelepasan hak,
2. di luar pelepasan hak
3.1 Kesimpulan
Pajak adalah kewajiban penduduk negara untuk dapat menetap serta berusaha dalam
negara itu dan memperoleh perlindungan. Jadi penduduk negara berhak untuk memperoleh
perlindungan (hukum dan sosial ekonomi). Untuk itu penduduk negara berkewajiban
membayar pajak kepada negara.
Subjek pajak adalah pihak-pihak (orang maupun badan) yang akan dikenakan pajak,
sedangkan objek pajak adalah segala sesuatu yang yang akan dikenakan pajak. Wajib pajak
adalah subjek pajak yang telah memenuhi syarat-syarat objektif sehingga kepadanya
diwajibkan pajak.
3.2 Saran
Penghasilan negara terbesar adalah dari pajak. Pajak memiliki perana penting dalam
pembangunan suatu negara khususnya Indonesia. Oleh karena itu, pengelolaan pajak harus
dikelola dengan baik dan benar agar manfaatnya dapat dirasakan oleh rakyat. Selain itu juga
para wajib pajak harus rutin dalam membayar pajak demi tercapainya pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia.
http://kelompok6hukumpajak.blogspot.co.id/2013/07/makalah-subjek-dan-objek-pajak.html