Вы находитесь на странице: 1из 20

LAPORAN KASUS

Peritonitis Difus e.c Perforasi Gaster

Oleh:

dr. Yolanda Dwi Oktaviyani

Dokter Pendamping:

dr. Hj. Titin Ning Prihatini, MH

Dokter Pembimbing:

dr. Wahyu Waspodo, Sp.B

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN INDRAMAYU

2017
PORTOFOLIO KASUS

NamaPeserta : dr.Yolanda Dwi Oktaviyani


NamaWahana : RSUD Indramayu
Topik: Peritonitis Difus e.c Perforasi Gaster
Tanggal (kasus) : 10 Maret 2017
Tanggal Presentasi : 9 Oktober 2017 Pendamping : dr. Hj. Titin Ning Prihartini, MH
Tempat Persentasi : RSUD Indramayu
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Seorang Laki-laki berusia 62 tahun datang dengan keluhan nyeri seluruh perut
Tujuan:
1. Pendekatan diagnosis Perforasi Gaster
2. Mengatasi Kegawatdaruratan pada pasien Peritonitis et causa Perforasi Gaster
3. Penatalaksanaan dan Edukasi Perforasi Gaster
Bahan Bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos
Data Pasien: Nama: Tn R, Laki-laki, 62 tahun No.Registrasi: 299470
Nama klinik RSUD Indramayu
Data utama untuk bahan diskusi:
- Keterangan Umum
 Nama : Tn. R
 Umur : 62 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pedagang
 Status : Menikah
 Alamat : Junti Kedokan, Indramayu
 Tanggal masuk RS : 10 Maret 2017

- Gambaran Klinis
Keluhan Utama : Nyeri seluruh perut

Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh perut sejak sekitar 10 jam sebelum masuk

1
rumah sakit (SMRS). Keluhan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, menetap, dan
bertambah nyeri ketika pasien bergerak. Pasien juga merasakan perutnya menjadi kembung
dan tegang. Keluhan disertai mual dan muntah setiap masuk makanan sejak 2 hari SMRS.
Pasien merasakan sulit BAB dan kentut sejak 1 hari SMRS. Tidak ada keluhan BAK.
Keluhan panas badan, BAB kehitaman, muntah kehitaman tidak ada.

- Riwayat pengobatan:
Karena keluhannya pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Indramayu
- Riwayat kesehatan/penyakit:
Pasien memiliki riwayat penyakit lambung sejak ± 4 tahun SMRS, dan biasanya keluhan
pasien reda setelah meminum obat maag di warung. Sehari-hari pasien juga sering membeli
obat anti nyeri di warung dan jamu untuk menghilangkan pegal-pegal badan. Pasien pernah
mengalami keluhan serupa sebelumnya, dinyatakan mengalami perdangan usus buntu dan
dilakukan operasi usus buntu pada tahun 2009.
- Riwayat pekerjaan:
Pasien bekerja sebagai pegadang.
- Kondisi lingkungan sosial dan ekonomi
Pasien tinggal di rumah bersama dengan istri dan anaknya. Pembiayaan kesehatan pasien
menggunakan jaminan kesehatan BPJS PBI.
- 7. Status Gizi
Pasien makan 2- 3 kali sehari, biasanya dengan sepiring nasi dengan lauk. Pasien
sebelumnya sering mengkonsumsi makanan pedas dan jarang mengkonsumsi sayur dan
buah.

- PEMERIKSAAN UMUM
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Komposmentis
 Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
 Nadi : 92x / menit
 Respirasi : 22 x/menit
 Suhu : 36.8° C
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : KGB tidak teraba
JVP tidak meninggi
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris

2
Pulmo : VBS normal kiri = kanan, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Cor : BJ murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : lihat status lokalis
Ekstremitas : Tidak ada kelainan

b. Status Lokalis (at regio abdomen)

- Inspeksi : datar tegang


- Auskultasi : bising usus (-)
- Perkusi : hipertimpani
- Palpasi : nyeri tekan (+) seluruh kuadran, nyeri lepas (+) defans
muskular (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG:
- Laboratorium

Darah Rutin Nilai batas


normal
Leukosit 13.700 /mm3 4000-10.000
Eritrosit 5.5 Juta/u 4,4-6
L
Hemoglobin 13,3 g/dl 11-14,5
Hematokrit 40 % 33-45
Trombosit 293.000 /mm3 150.000-450.000
MCV 73.3 fL 69-93
MCH 24.2 pg 24-30
MCH 33,0 g/dL 32-36
Hemostatsis
Waktu pembekuan /CT 8’00’’ menit 5-11
Waktu pendarahan/ BT 3’00’’ menit 1-5
Kimia Klinik
GDS 108 mg/dL 110-150
Fungsi Hati
SGOT 35 U/l <37
SGPT 15 U/l <42

3
Fungsi Ginjal
Ureum 75 mg/dL 10-50
Cratinin 10.7 mg/dL 0,7-1.3

- Foto Thorax Tegak

o Cor : dbn
o Pulmo : Corakan vaskuler tenang, infiltrat (-)
o Diafragma : dbn
o Sinus costofrenikus : dbn
o Tampak gambaran free air pada subdiafragma kanan-kiri
Kesan : Gambaran peritonitis e.c suspek perforasi gaster

4
- Foto BNO

o Distribusi udara usus meningkat


o Tak tampak multiple air fluid level
o Tampak gambaran free air pada subdiafragma kana-kiri
o Tak tampak batu opaq
o Struktur tulang baik

Kesan : Gambaran peritonitis e.c suspek perforasi gaster

5
DIAGNOSIS KERJA :
Peritonitis Difus e.c Perforasi Gaster
PENATALAKSANAAN :
Terapi non farmakologis
- Tirah baring
- Pasang Nasogastric Tube (NGT)
- Pasang Folley Catheter
- IVFD Ringer Lactat 20 tpm
- Tindakan Operatif : Laparotomy Explorasi + Suture Stomach + Omentopexy
Terapi farmakologis
- Ceftizoxime 2x1 gr iv
- Ketorolac 3 x1 amp
- Metronidazole 3 x 500 mg
- Ranitidine 2 x 50 mg

PROGNOSIS :
 Quo ad vitam : Ad bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : Dubia ad malam

LAPORAN OPERASI

- Waktu Operasi : 10 Maret 2017


- Dokter Bedah : dr,SpB
- Jenis Anestesi : Narkose Umum
- Diagnosa Pra-Bedah : Peritonitis Diffusa e.c perforasi gaster
- Diagnosa Pasca Bedah : Sesuai
- Jenis Operasi : Suture stomach + omentopexy
- Lama operasi : 20.30-21.30 (1 jam)
- Temuan operasi :
Gastric juice ± 500cc kehjauan dengan ulkus pada Pyloric ± diameter 2 cm

6
FOLLOW UP

10/3/2017 (post operasi) 11/3/2017 12/3/17


S: S: S:
Lemas, nyeri luka operasi Lemas, nyeri luka operasi Lemas, nyeri luka operasi
O: O: O:
Kes : CM Kes :CM Kes : CM
TD : 110/70 mmHg TD : 120/80 mmHg TD :120/70 mmHg
N : 89 x/m N : 92 x/m N :86 x/m
R : 22 x/m R : 24 x/m R :20 x/m
S : 37.6° S :36.8°C S : 36.5°C
LO : Baik LO : Baik
A: A: A:
Post Op LE + Suture Stomach + POD I Post Op LE + Suture POD II Post Op LE + Suture
Omentopexy Stomach + Omenteopexy Stomach + Omentopexy
P: P: P:
- Puasa 3 hari - Puasa 3 hari - Puasa 3 hari
- IVFD RL 20 tpm - Jawaban konsul TS IPD  IVFD - IVFD NaCl : EAS Pfrimmer = 2:
- Ceftizoxime 2 x 1 NaCl : EAS Pfrimmer = 2: 1 1
- Metronidazole 3 x 500 mg - Ceftizoxime 2 x 1 - Ceftizoxime 2 x 1
- Omeprazole 1 x 20 mg - Metronidazole 3 x 500 mg - Metronidazole 3 x 500 mg
- Ketorolac 3 x 30 mg - Omeprazole 1 x 20 mg - Omeprazole 1 x 20 mg
- Konsul TS IPD untuk - Ketorolac 3 x 30 mg - Ketorolac 3 x 30 mg
permasalahan ARF

13/3/2017 (post operasi) 14/3/2017 15/3/17


S: S: S:
Nyeri luka operasi berkurang, Keluhan (-), flatus (+), BAB (-) (-)
Flatus (+), BAB (-)
O: O: O:
Kes : CM Kes : CM Kes :CM
TD : 110/70 mmHg TD : 110/70 mmHg TD : 120/80 mmHg
N : 89 x/m N : 89 x/m N : 90 x/m
R : 22 x/m R : 22 x/m R : 22 x/m
S : 37.6° S : 37.6° S :36.8°C
LO : Baik LO : Baik
BU +, NT - Drain : Minimal
A: A: A:
POD III Post Op LE + Suture POD IV Post Op LE + Suture POD V Post Op LE + Suture
Stomach + Omentectopexy Stomach + Omentectopexy Stomach + Omentectopexy
P: P: P:
- Puasa 3 hari - Puasa 3 hari - Aff Infus
- Ceftizoxime 2 x 1 - NaCl : EAS Pfrimmer = 2: 1 - Pasien diperbolehkan pulang
- Metronidazole 3 x 500 mg - Ceftizoxime 2 x 1 - Cefixime 2 x 200mg
- Omeprazole 1 x 20 mg - Metronidazole 3 x 500 mg - Asam mefenamat 3 x 500mg
- Ketorolac 3 x 30 mg - Omeprazole 1 x 20 mg - Omeprazole 2 x 40mg
- Aff NGT  Diet Cair - Ketorolac 3 x 30 mg - Kontrol ke Poli Bedah
- GV - Aff Drain
- Aff DC
- Mobilisasi duduk dan jalan

7
Daftar Pustaka:
 Pieter, John, editor : Sjamsuhidajat,R. dan De Jong, Wim, Bab 31 : Gaster dan
Duodenum, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, EGC : Jakarta, 2004. Hal. 541-59.
 Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid 2, Fakultas Kedokteran UI, Media
Aesculapius, Jakarta : 2014
 Leeman, M.F., Skouras, C. and Paterson-Brown, S., 2013. The management of
perforated gastric ulcers. International Journal of Surgery, 11(4), pp.322-324.
 Søreide, K., Thorsen, K., Harrison, E.M., Bingener, J., Møller, M.H., Ohene-Yeboah,
M. and Søreide, J.A., 2015. Perforated peptic ulcer. The Lancet, 386(10000), pp.1288-
1298.
 Chung, K.T. and Shelat, V.G., 2017. Perforated peptic ulcer-an update. World journal of
gastrointestinal surgery, 9(1), p.1.
 Bali, R.S., Verma, S., Agarwal, P.N., Singh, R. and Talwar, N., 2014. Perforation
peritonitis and the developing world. ISRN surgery, 2014.
 Søreide, K. and Thorsen, K., 2016. Management of Perforated Peptic Ulcer. In Acute
Care Surgery Handbook (pp. 107-115). Springer International Publishing.

Hasil Pembelajaran

1 Mengetahui menegakan Diagnosis Peritonitis difus e.c Perforasi Gaster

2 Mengetahui penyebab perforasi gaster.

3 Mengetahui diagnosis banding pasien dengan keluhan nyeri perut

4 Penatalaksanaan Peritonitis e.c perforasi gaster

5 Edukasi mengenai penyakit perforasi gaster

8
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO:

SUBJEKTIF:
Keluhan Utama : Nyeri seluruh perut

Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh perut sejak sekitar 10 jam sebelum masuk
rumah sakit (SMRS). Keluhan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, menetap, dan
bertambah nyeri ketika pasien bergerak. Pasien juga merasakan perutnya menjadi kembung
dan tegang. Keluhan disertai mual dan muntah setiap masuk makanan sejak 2 hari SMRS.
Pasien merasakan sulit BAB dan kentut sejak 1 hari SMRS. Tidak ada keluhan BAK.
Keluhan panas badan, BAB kehitaman, muntah kehitaman tidak ada.

OBJEKTIF:
Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium mendukung diagnosis
peritonitis difus e.c perforasi gaster . Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan
:
Status Lokalis a/r Abdomen

- Inspeksi : datar tegang


- Auskultasi : bising usus (-)
- Perkusi : hipertimpani
- Palpasi : nyeri tekan (+) seluruh kuadran, nyeri lepas (+) defans
muskular (+)
Pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis
- Laboratorium : Leukositosis dan Peningkatan Ureum dan Kreatinin
- BNO 3 posisi : Kesan Gambaran peritonitis e.c suspek perforasi gaster

ASSESMENT
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, dapat ditegakkan diagnosis

9
pasien adalah Peritonitis Difus e.c perforasi gaster e.c ulkus peptikum
Perforasi gastrointestinal adalah penyebab umum dari akut abdomen. Penyebab perforasi
gastrointestinal adalah : ulkus peptik, inflamasi divertikulum kolon sigmoid, kerusakan akibat
trauma, perubahan pada kasus penyakit Crohn, kolitis ulserasi, dan tumor ganas di sistem
gastrointestinal. Perforasi paling sering adalah akibat ulkus peptik, gaster dan duodenum.
Perforasi dapat terjadi di rongga abdomen (perforatio libera) atau adesi kantung buatan
(perforatio tecta).

Pada anak-anak cedera yang mengenai usus halus akibat dari trauma tumpul perut sangat
jarang dengan insidensinya 1-7 %. Sejak 30 tahun yang lalu perforasi pada ulkus peptikum
merupakan penyebab yang tersering. Perforasi ulkus duodenum insidensinya 2-3 kali lebih
banyak daripada perforasi ulkus gaster. Hampir 1/3 dari perforasi gaster disebabkan oleh
keganasan pada gaster. Sekitar 10-15% penderita dengan divertikulitis akut dapat berkembang
menjadi perforasi bebas.

Etiologi

 Obat-obatan (NSAID, steroid, alkohol, dan nikotin)


 Gangguan pertahanan mukosa gaster
 Peningkatan sekresi asam lambung

Patofisiologi

Dalam keadaan normal, gaster relatif bersih dari bakteri dan mikroorganisme lain
karena kadar asam intraluminalnya yang tinggi. Kebanyakan orang yang mengalami trauma
abdominal memiliki fungsi gaster normal dan tidak berada dalam resiko kontaminasi bakteri
setelah perforasi gaster. Namun, mereka yang sebelumnya sudah memiliki masalah gaster
beresiko terhadap kontaminasi peritoneal dengan perforasi gaster. Kebocoran cairan asam
gaster ke rongga peritoneal sering berakibat peritonitis kimia yang dalam. Jika kebocoran tidak
ditutup dan partikel makanan mencapai rongga peritoneal, peritonitis kimia bertahap menjadi
peritonitis bakterial. Pasien mungkin bebas gejala untuk beberapa jam antara peritonitis kimia
awal sampai peritonitis bakterial kemudian.
Adanya bakteri di rongga peritoneal merangsang influks sel-sel inflamasi akut.
Omentum dan organ dalam cenderung untuk melokalisasi tempat inflamasi, membentuk
flegmon (ini biasanya terjadi pada perforasi usus besar). Hipoksia yang diakibatkan di area

10
memfasilitasi pertumbuhan bakteri anaerob dan menyebabkan pelemahan aktivitas bakterisid
dari granulosit, yang mengarah pada peningkatan aktivitas fagosit granulosit, degradasi sel,
hipertonisitas cairan membentuk abses, efek osmotik, mengalirnya lebih banyak cairan ke area
abses, dan pembesaran abses abdomen. Jika tidak diterapi, bakteremia, sepsis general,
kegagalan multi organ, dan syok dapat terjadi

Diagnosis
o Pasien ulkus peptikum perforasi sering datang dengan keluhan nyeri hebat yang
mendadak di bagian epigastrium yang kemudian menjadi terasa di seluruh
bagian abdomen. Peritonitis dapat dilihat dari tanda perut papan. Gejala klinis
bisa menjadi tidak jelas pada pasien obesitas, pasien imunokompromais, yang
dalam penggunaan steroid, penurunan kesadaran, orang tua dan anak-anak.
Hanya dua per tiga dari pasien perforasi yang muncul dengan gejala khas
peritonitis.
o Triad klasik yang menjadi penanda ulkus peptikum perforasi antara lain nyeri
abdomen secara mendadak, takhikardia, dan kekakuan abdomen (Defans

11
mukular / perut papan).
o Manifestasi klinis dapat dibagi menjadi 3 fase. Pada fase awal dalam onset 2
jam, nyeri epigastrium, takhikardia dan akral dingin merupakan
karakteristik.Fase kedua (2 sampai 12 jam), nyeri menjadi menyeluruh dan
memburuk dengan pergerakan. Tanda tipikal seperti rigiditas abdomen dan
nyeri kuadran bawah kanan (as a result of fluid tracing along right paracolic
gutter) dapat terlihat. Pada fase ketiga (lebih dari 12 jam), distensi abdomen,
pireksia dan hipotensi dengan kolaps sirkulasi akut menjadi lebih jelas.
o Dalam penilaian klinis, diagnosis banding lain perlu dipikirkan, namun yang
paling penting, diagnosis rupture aneurisma aorta dan penkreatitis akut harus
disingkirkan terlebih dahulu karena angka kematian kasus tersebut sangat tinggi
jika terjadi penundaan penanganan, dan manajemen non-operatif.
o Di Negara maju, pasien cenderung udia tua dengan komorbiditas multiple dan
terkait dengan penggunaan OAINS. OAINS, H.pylori, stress psikologis,
merokok, penggunaan kortikosteroid, dan riwayat penyakit ulkus peptikum
sebelumnya, merupakan faktor risiko terjadinya ulkus peptikum perforasi

Pemeriksaan penunjang

o Penanda laboratorium bukan alat diagnostic untuk ulkus perforasi.


Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada pasien ulkus peptikum perforasi
bukan untuk menegakkan diagnosis tetapi untuk menyingkirkan diagnosis
banding dan untuk mengetahui keterlibatan sistem organ lain. Peningkatan
serum amylase bisa berkaitan dengan ulkus peptikum perforasi dan biasanya
mengalami peningkatan tidak mencapai empat kali lipat batas normal.
Leukositosis dan peningkatan CRP bisa disebabkan oleh proses infeksi dan
inflamasi. Peningkatan ureum, kreatinin dan asidosis metabolic
menunjukkan adanya SIRS dan jejas prerenal. Nilai serum gastrin
diindikasikan untuk diperiksa pada pasien dengan riwayat ulkus berulang
dan bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis ZES

o Terdapatnya udara bebas pada pemeriksaan radiologi merupakan indikasi


kuat terdapat perforasi organ viskus. CT Scan merupakan modalitas pilihan
dengan sensitivitas 98%.

12
o Pada setting pelayanan kesehatan yang terbatas, gastrograffin per oral juga
dapat digunakkan untuk mendeteksi adnya keocoran atau tidak. Tidak
adanya kebocoran tidak menandakan paien tidak mengalami perforasi
gaster, melainkan ulkus dapat menutup secara spontan.

Penatalaksanaan

o Perioperatif

 Mengingat angka mortalitas yang cukup tinggi, pencegaham, deteksi


dan penanganan sepsis pada pasien dengan ulkus peptikum perforasi
sangat penting untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

o Non-Operatif

 Pada pasien dengan gejala yang sangat sedikit dan terlokalisasi serta
dalam kondisi klinis baik, pilihan untuk tindakan bedah dapat ditunda
untuk melakukan periode observasi. Dalam rangkaian kasus yang dipilih
secara berturut-turut, lebih dari setengah pasien dengan ulkus peptikum
tertutup secara spontan dan menjalani strategi penanganan non operatif.
Strategi non operatif ini meliputi antibiotic intravena, penyekat pompa
proton dan antasida, dan pencitraan menggunakan kontras larut air
untuk mengkonfirmasi kebocoran yang telah tertutup.

 Tatalaksana konservatif Metode Taylor terdiri dari nasogastric suction,


drip intravena, antibiotic, dan asessmen klinis berulang. Apabila pasien
stabil secara klinis dan membaik, terutama dengan perforasi yang
tertutup, tindakan operasi mungkin tidak diperlukan. Tetapi, apabila
terjadi perburukan, terlepas dari adanya dan ukuran kebocoran, tindakan
operasi perlu langsung dilakukan.

 Dapat dirangkum menjadi 6 R: (1) Radiologically undetected leak; (2)


Repeated clinical examination; (3) Repeated blood investigations; (4)
Respiratory and renal support; (5) Resources for monitoring; and (6)
Readiness to operate.

o Operatif

 Penundaan operasi menjadi salah satu faktor yang secara konsisten

13
berhubungan dengan angka kematian pasien. Laparotomi dengan
penutupan perforasi menggunakan interrupted sutures dengan atau tanpa
pedikel omentum di atas lokasi penutupannya telah menjadi pendekatan
utama selama beberapa dekade.

 Perbaikan ulkus perforasi menggunakan metode laparoscopic sudah


mulai banyak dilakukan. Keuntungan metode laparoskopi disbanding
metode laparotomy adalah nyeri post operatif yang lebih minim dan
waktu rawat di RS yang lebih pendek.

 Laparotomi eksploratif dan perbaikan omental petch tetap menjadi


standar emas dalam pelaksanaan ulkus peptikum perforasi.

o Pasca Operasi

 Eradikasi H.pylori telah di konfirmasi secara signifikan menurunkan


insidensi rekurensi ulkus pada 8 minggu dan 1 tahun pasca operasi.

 Terapi dengan omeprazole dan terapi tripel untuk eradikasi H.pylori


merupakan tambahan yang berguna pada tatalaksana perforasi ulkus
peptikum. Penggunaanterapi tripel untuk eradikasi setelah simple
closure PPU dapat menurunkan insiden rekurensi terjadinya ulkus.

Komplikasi

 Mortalitas pasca operasi pasien ulkus peptikum perforasi di estimasikan


mencapai 6-10%. Faktor risiko yang memengaruhi nya antara lain : Usia
> 60 tahun, penundaan penanganan > 24 jam, datang dengan keadaan
syok dengan tekanan diastolic <100mmHg dan penyakit yang
mengiringi.
 Komplikasi yang dapat terjadi antara lain infeksi luka operasi,
pneumonia, abses intrabdominal, wound dehiscence, fistula
enterokutaneus, peritonitis, hernia insisional dan ileus. Komplikasi
pasca operatif yang paling sering terjadi adalah infeksi luka operasi dan
pneumonia, wound dehiscence dan fistula pasca operasi.

14
Prognosis

o Pasien dengan usia lebih tua, adanya komorbiditas, dan menunda operasi secara
konsisten dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian

o Aturan prediksi penyakit yang paling banyak digunakan untuk penyakit ulkus
peptik perforasi adalah skor Boey,yang didasarkan pada adanya penyakit medis
utama, syok preoperatif, dan durasi perforasi lebih lama dari 24 jam sebelum
operasi

PERITONITIS

Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput organ

perut (peritoneum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ

perut adn dinding perut dalam.

Etiologi Peritonitis

Infeksi peritoneal diklasifikasikan sebagai berikut:

15
1. Peritonitis primer

Disebabkan oleh invasi bakteri hematogen dari organ peritoneal atau

monomikrobial. Penyebab paling sering peritonitis primer adalah spontaneous bacterial

peritonitis akibat penyakit hepar kronis. Kira- kira 10-30% pasien dengan sirosis

hepatis dengan asictes akan berkembang menjadi peritonitis bacterial.

2. Peritonitis sekunder

Penyebab peritonitis sekunder polimonobakterial. Sering terjadi pada

appendicitis, perforasi gaster, kolon akibat diverkulitis, volvulus.

3. Peritonitis tersier

Peritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat, superinfeksi kuman dan akibat

tindakan operasi sebelumya.

Tanda dan Gejala Peritonitis

Gejala Peritonitis

1. Nyeri abdomen

Nyeri abdomen merupakan gejala yang selalu ada pada peritonitis. Nyeri

biasanya datang dengan onset tiba-tiba, hebat pada penderita dengan perforasi nyerinya

didapatkan pada seluruh bagian abdomen.

2. Anoreksia, mual, muntah dan demam

Pada penderita ditemukan gejala anoreksia, mual, muntah. Penderita diikuti

badan terasa demam dan mengigil hilang timbul. Meningkatnya suhu tubuh dapat

mencapai 38°C sampai 40°C.

3. Tanda tanda dehidrasi

4. Susah flatus atau BAB

Tanda Peritonitis

16
1. Bising usus menurun hingga tidak ada

2. Dinding perut akan terasa tegang (defans muskular) → spasm otot dinding abdomen

involunter, biasanya karena mekanisme antisipasi penderita secara tidak sadar untuk

menghindari palpasi yang menyakitkan, atau bisa pula tegang karena iritasi

peritoneum.

3. Nyeri lepas tekan abdomen (rebound tenderness)

Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium

Ini merupakan tes yang paling sederhana dilakukan adalah hitung sel darah dan

urinalisis. Pada kasus peritonitis hitung sel darah putih lebi dari 20.000/mm.

2. Radiologi

Pemeriksaan radiologi pada peritonitis adalah dilakukan foto thoraks PA lateral

serta foto polos abdomen. Pada foto thoraks dapat menunjukkan gambaran proses

pengisian udara di lobus inferior yang menunjukkan proses intraabdomen. Pada foto

polos diafragma dapat terlihat terangkat pada satu sisi atau keduanya akibatnya adanya

udara bebas dalam cavum peritoneum

Penatalaksanaan

 Prinsip umum pengobatan


 penggantian cairan dan elektrolit secara intravena
 Antibiotik yang sesuai,
 dekompresi saluran gastrointestinal dengan penyedotan intestinal atau
nasogastrik
 tirah baring dalam posisi Fowler
 pembuangan fokus septik (apendiks, dsb) atau penyebab inflamasi lainnya (bila
mungkin), dan tindakan untuk menghilangkan nyeri

17
Plan
Tatalaksana
Terapi non farmakologis
- Tirah baring
- Pasang Nasogastric Tube (NGT)
- Pasang Folley Catheter
- IVFD Ringer Lactat 20 tpm
- Tindakan Operatif : Laparotomy Explorasi + Suture Stomach + Omentopexy
Terapi farmakologis
- Ceftizoxime 2x1 gr iv
- Ketorolac 3 x1 amp
- Metronidazole 3 x 500 mg
- Ranitidine 2 x 50 mg

Edukasi pasien dan keluarga :


- Memberikan penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan rencana
tatalaksana
- Memberikan penjelasan mengenai kondisi yang mungkin terjadi kepada pasien setelah
tindakan operatif
- Memberikan penjelasan kepada pasien harus makan dalam jumlah sedikit dengan
frekuensi lebih sering untuk mengurangi kemungkinan rekurensi penyakit
- Memberikan anjuran untuk berhenti membeli obat tanpa resep dokter dan jamu-jamuan
- Menjelaskan kepada pasien untuk rutin meminum obat yang diberikan dari Rumah
Sakit setelah pasien pulang dan untuk dating kontrol luka operasi setelahnya

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku melalui

18
pendekatan advokasi, bina suasana, dan gerakan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-
cara hidup dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat
republik Indonesia. Sasaran program PHBS mencakup 5 tatanan yaitu: tatanan rumah tangga,
institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum, dan sarana kesehatan. Adapun indikator
PHBS tatanan rumah tangga menurut Depkes RI 2006 antara lain:
• Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
• Bayi diberi ASI eksklusif
• Memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
• Ketersediaan air bersih
• Ketersediaan jamban sehat
• Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni
• Lantai rumah bukan tanag
• Tidak merokok di dalam rumah
• Melakukan aktifitas fisik setiap hari
• Makan buah dan sayur setiap hari

PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN RUMAH TANGGA

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

19

Вам также может понравиться

  • HEMOROID
    HEMOROID
    Документ19 страниц
    HEMOROID
    Bagus Setya
    Оценок пока нет
  • Rhinosinusitis Kronik Teratasi
    Rhinosinusitis Kronik Teratasi
    Документ52 страницы
    Rhinosinusitis Kronik Teratasi
    Dimas Adriyono
    Оценок пока нет
  • Referat GNAPS
    Referat GNAPS
    Документ20 страниц
    Referat GNAPS
    Interna
    100% (1)
  • Insufisiensi Vena Kronik
    Insufisiensi Vena Kronik
    Документ27 страниц
    Insufisiensi Vena Kronik
    Annisa Amalia
    Оценок пока нет
  • TBI MANAJEMEN
    TBI MANAJEMEN
    Документ15 страниц
    TBI MANAJEMEN
    La Ode Sahrul Ramadan
    Оценок пока нет
  • GLAUKOMA NORMAL TENSION
    GLAUKOMA NORMAL TENSION
    Документ17 страниц
    GLAUKOMA NORMAL TENSION
    Selley Kenanga
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Tumor Colon
    Laporan Kasus Tumor Colon
    Документ67 страниц
    Laporan Kasus Tumor Colon
    zenyxta
    Оценок пока нет
  • Stenosis Aorta
    Stenosis Aorta
    Документ14 страниц
    Stenosis Aorta
    Hasna Fadilla
    Оценок пока нет
  • Mata 2017
    Mata 2017
    Документ29 страниц
    Mata 2017
    ChiaPaisei
    Оценок пока нет
  • TRI-KORNEA
    TRI-KORNEA
    Документ19 страниц
    TRI-KORNEA
    Ahmad Reiman
    Оценок пока нет
  • Mild Head Injury
    Mild Head Injury
    Документ29 страниц
    Mild Head Injury
    virabuana
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Документ27 страниц
    Laporan Kasus
    ZaharatulNurdin
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi EDH
    Patofisiologi EDH
    Документ3 страницы
    Patofisiologi EDH
    Nitha Sarina
    Оценок пока нет
  • Referat Exos
    Referat Exos
    Документ24 страницы
    Referat Exos
    Kim Antel
    Оценок пока нет
  • Referat Abses Paru
    Referat Abses Paru
    Документ43 страницы
    Referat Abses Paru
    Fahreza Caesario
    Оценок пока нет
  • Ileus Paralitik (LP)
    Ileus Paralitik (LP)
    Документ10 страниц
    Ileus Paralitik (LP)
    Maga Nasution
    Оценок пока нет
  • Hifema Ami
    Hifema Ami
    Документ32 страницы
    Hifema Ami
    Ami Puspitasari
    Оценок пока нет
  • Tutorial Klinik Katarak
    Tutorial Klinik Katarak
    Документ14 страниц
    Tutorial Klinik Katarak
    Chandz ChanDra Erryandari
    100% (1)
  • Afeksio Genitalis
    Afeksio Genitalis
    Документ55 страниц
    Afeksio Genitalis
    Cici Mutia
    Оценок пока нет
  • Dengue Fever
    Dengue Fever
    Документ30 страниц
    Dengue Fever
    muhammad hilmy
    Оценок пока нет
  • LP Dakriosistitis
    LP Dakriosistitis
    Документ25 страниц
    LP Dakriosistitis
    Intan Dwi Arini
    Оценок пока нет
  • Anamnesis & Pemeriksaan Fisis Kardiomiopati Restriktif Stenosis Mitral & CHF
    Anamnesis & Pemeriksaan Fisis Kardiomiopati Restriktif Stenosis Mitral & CHF
    Документ1 страница
    Anamnesis & Pemeriksaan Fisis Kardiomiopati Restriktif Stenosis Mitral & CHF
    Ariqah Gina
    Оценок пока нет
  • AGD
    AGD
    Документ41 страница
    AGD
    Asti Rizki Arum Permana
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus DVT
    Laporan Kasus DVT
    Документ19 страниц
    Laporan Kasus DVT
    Kharisma Prabowo
    Оценок пока нет
  • PPK Uveitis Anterior Akut
    PPK Uveitis Anterior Akut
    Документ5 страниц
    PPK Uveitis Anterior Akut
    Klinik Mata EDC Tulungagung
    Оценок пока нет
  • CORPUS ALIENUM DI BRONKUS
    CORPUS ALIENUM DI BRONKUS
    Документ10 страниц
    CORPUS ALIENUM DI BRONKUS
    Rahma Larasati Syaheeda
    Оценок пока нет
  • Abses Peritonsil PPT Shinta
    Abses Peritonsil PPT Shinta
    Документ11 страниц
    Abses Peritonsil PPT Shinta
    RahmaWati
    Оценок пока нет
  • Trauma Ginjal
    Trauma Ginjal
    Документ22 страницы
    Trauma Ginjal
    shintya
    Оценок пока нет
  • Case Gangguan Kepribadian Dissosial
    Case Gangguan Kepribadian Dissosial
    Документ20 страниц
    Case Gangguan Kepribadian Dissosial
    JoasVinsensiusDavian
    Оценок пока нет
  • APP Perforasi
    APP Perforasi
    Документ32 страницы
    APP Perforasi
    Itsnaini Al Amira Sofyan
    Оценок пока нет
  • OPTIMAL TIO PADA GLAUKOMA
    OPTIMAL TIO PADA GLAUKOMA
    Документ34 страницы
    OPTIMAL TIO PADA GLAUKOMA
    gede andreas
    Оценок пока нет
  • HEMATOTHORAX
    HEMATOTHORAX
    Документ8 страниц
    HEMATOTHORAX
    Novri Chengho
    Оценок пока нет
  • ANGINA LUDWIG
    ANGINA LUDWIG
    Документ11 страниц
    ANGINA LUDWIG
    Esha Pradnyana
    Оценок пока нет
  • HIDROSEFALUS
    HIDROSEFALUS
    Документ12 страниц
    HIDROSEFALUS
    Riku Kitami
    Оценок пока нет
  • Penyakit Jantung Bawaan
    Penyakit Jantung Bawaan
    Документ4 страницы
    Penyakit Jantung Bawaan
    Chiki Caca
    Оценок пока нет
  • Referat Mata Konjungtivitis Bakterial Nariza
    Referat Mata Konjungtivitis Bakterial Nariza
    Документ28 страниц
    Referat Mata Konjungtivitis Bakterial Nariza
    Trias Hendri
    100% (1)
  • Fraktur Tulang Tengkorak
    Fraktur Tulang Tengkorak
    Документ13 страниц
    Fraktur Tulang Tengkorak
    Izza Munira
    Оценок пока нет
  • Referat Drowning
    Referat Drowning
    Документ13 страниц
    Referat Drowning
    Tht Bari
    Оценок пока нет
  • Etiologi Konjungtivitis
    Etiologi Konjungtivitis
    Документ2 страницы
    Etiologi Konjungtivitis
    Aulia
    Оценок пока нет
  • Lapsus Laserasi Sclera Dan Hifema
    Lapsus Laserasi Sclera Dan Hifema
    Документ28 страниц
    Lapsus Laserasi Sclera Dan Hifema
    Henggar Allest Pratama
    Оценок пока нет
  • Anes Referat Rjpo
    Anes Referat Rjpo
    Документ29 страниц
    Anes Referat Rjpo
    Bernadette Tiffany
    Оценок пока нет
  • FR Os Nasal
    FR Os Nasal
    Документ35 страниц
    FR Os Nasal
    Nadhila Adani
    Оценок пока нет
  • OSAS
    OSAS
    Документ14 страниц
    OSAS
    M. Jauhar Ridho
    Оценок пока нет
  • Skenario 2 Keratitis PDF
    Skenario 2 Keratitis PDF
    Документ2 страницы
    Skenario 2 Keratitis PDF
    im flying to the moon
    Оценок пока нет
  • PPK Retinopati Prematuritas
    PPK Retinopati Prematuritas
    Документ4 страницы
    PPK Retinopati Prematuritas
    Laddy Tas'au
    Оценок пока нет
  • DETEKSI DINI PENDENGARAN
    DETEKSI DINI PENDENGARAN
    Документ43 страницы
    DETEKSI DINI PENDENGARAN
    endy prima
    Оценок пока нет
  • KATARAK DAN PSEUDOFAKIA
    KATARAK DAN PSEUDOFAKIA
    Документ7 страниц
    KATARAK DAN PSEUDOFAKIA
    Tia Gustiani Poplei Viola
    Оценок пока нет
  • GLAUKOMA DETEKSI DINI
    GLAUKOMA DETEKSI DINI
    Документ31 страница
    GLAUKOMA DETEKSI DINI
    galih cahya pratami
    Оценок пока нет
  • Crs Gastroschisis
    Crs Gastroschisis
    Документ6 страниц
    Crs Gastroschisis
    Rosatya Imanuela
    Оценок пока нет
  • Selulitis Preseptal
    Selulitis Preseptal
    Документ36 страниц
    Selulitis Preseptal
    Yosua
    Оценок пока нет
  • DISBARISME
    DISBARISME
    Документ57 страниц
    DISBARISME
    Edi Prasetyo
    100% (1)
  • Pleuritis TB Minggu 2 KLPK 6
    Pleuritis TB Minggu 2 KLPK 6
    Документ25 страниц
    Pleuritis TB Minggu 2 KLPK 6
    barujuanna
    Оценок пока нет
  • FRAKTUR
    FRAKTUR
    Документ31 страница
    FRAKTUR
    NandaSuryaWijaya
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan Dan Terapi Ruptur Renal
    Penatalaksanaan Dan Terapi Ruptur Renal
    Документ31 страница
    Penatalaksanaan Dan Terapi Ruptur Renal
    Tia Nuryani
    Оценок пока нет
  • Kuesioner Depresi HDRS
    Kuesioner Depresi HDRS
    Документ2 страницы
    Kuesioner Depresi HDRS
    Desy R L
    Оценок пока нет
  • Uveitis Anterior
    Uveitis Anterior
    Документ33 страницы
    Uveitis Anterior
    Rommy Yorinda Putra
    Оценок пока нет
  • Lapkas Kolelitiasis
    Lapkas Kolelitiasis
    Документ20 страниц
    Lapkas Kolelitiasis
    Arief Munandar Harahap
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus Bedah Anak Boyolali
    Presentasi Kasus Bedah Anak Boyolali
    Документ32 страницы
    Presentasi Kasus Bedah Anak Boyolali
    Ridho Frihadananta Wardhana
    Оценок пока нет
  • Anestesi Spinal Pada Ket Carolin Tiara FK Unja
    Anestesi Spinal Pada Ket Carolin Tiara FK Unja
    Документ29 страниц
    Anestesi Spinal Pada Ket Carolin Tiara FK Unja
    carolinsiahaan
    Оценок пока нет
  • App Perforasi
    App Perforasi
    Документ16 страниц
    App Perforasi
    Agustinus Priyo Nugroho
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus: Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) Reponible
    Laporan Kasus: Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) Reponible
    Документ14 страниц
    Laporan Kasus: Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) Reponible
    ironman
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Difteri
    Pencegahan Difteri
    Документ23 страницы
    Pencegahan Difteri
    ironman
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus HIL
    Laporan Kasus HIL
    Документ16 страниц
    Laporan Kasus HIL
    ironman
    Оценок пока нет
  • Visum Et Repertum
    Visum Et Repertum
    Документ30 страниц
    Visum Et Repertum
    RimaTresnawati
    Оценок пока нет
  • Manajemen Puskesmas
    Manajemen Puskesmas
    Документ35 страниц
    Manajemen Puskesmas
    ironman
    Оценок пока нет
  • Preskas Ver
    Preskas Ver
    Документ13 страниц
    Preskas Ver
    ironman
    Оценок пока нет
  • 1087 2105 1 SM
    1087 2105 1 SM
    Документ11 страниц
    1087 2105 1 SM
    ironman
    Оценок пока нет
  • THALASSEMIA
    THALASSEMIA
    Документ16 страниц
    THALASSEMIA
    "/tmp/upload/b7ba6c5935afd58a114d8ff5e467b9faecf0fc5a60b6599e95ec2666920612624/DSC00025.JPG"
    Оценок пока нет
  • Peningkatan Kwalitas Hidup Penderita Thalasemia
    Peningkatan Kwalitas Hidup Penderita Thalasemia
    Документ23 страницы
    Peningkatan Kwalitas Hidup Penderita Thalasemia
    Suciie Dwi N
    Оценок пока нет
  • Case Report Ektrapiramidal Sindrom
    Case Report Ektrapiramidal Sindrom
    Документ14 страниц
    Case Report Ektrapiramidal Sindrom
    ironman
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Thalasemia
    Laporan Kasus Thalasemia
    Документ19 страниц
    Laporan Kasus Thalasemia
    ironman
    Оценок пока нет
  • 5 Tahapan Alur Pelayanan Standar Puskesmas Rawat Jalan
    5 Tahapan Alur Pelayanan Standar Puskesmas Rawat Jalan
    Документ3 страницы
    5 Tahapan Alur Pelayanan Standar Puskesmas Rawat Jalan
    Fatha Rani Sepa
    0% (1)
  • SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL (Referat)
    SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL (Referat)
    Документ15 страниц
    SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL (Referat)
    Valentine
    100% (2)
  • Pencegahan Difteri
    Pencegahan Difteri
    Документ23 страницы
    Pencegahan Difteri
    ironman
    Оценок пока нет
  • Case Report Difterie
    Case Report Difterie
    Документ10 страниц
    Case Report Difterie
    ironman
    Оценок пока нет
  • Kel 7 Pusk Manajemen Puskesmas
    Kel 7 Pusk Manajemen Puskesmas
    Документ29 страниц
    Kel 7 Pusk Manajemen Puskesmas
    ironman
    Оценок пока нет
  • Manajemen Obat
    Manajemen Obat
    Документ6 страниц
    Manajemen Obat
    ironman
    Оценок пока нет