Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain
(Stuart and Sundeen, 199). Harga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri
sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada
Berdasarkan catatan World Health Organization (WHO), sebanyak 450 juta orang di
muka Bumi mengalami gangguan mental (mental disorder), 150 juta mengalami depresi, 25 juta
orang mengalami skizofrenia, sebagai gambaran, di negara Indonesia survey tentang penderita
gangguan jiwa tercatat 44,6% per 1.000 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis, jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Atma
Husada Mahakam Samarinda pada bulan Januari sampai November 2009 adalah sebanyak 852
orang.
Berdasarkan fakta – fakta seperti itu sudah seharusnya menjadi cacatan bagi kita di
Indonesia dalam mengatasi kesehatan jiwa yang sudah mengkhawatirkan dewasa ini akibat
terjadinya “perang”, konflik dan lilitan krisis ekonomi berkepanjangan. Karena secara nyata
kondisi seperti itulah yang merupakan salah satu pemicu yang memunculkan rasa stress, depresi
Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda pada khususnya, maka perlunya dilakukan perawatan
yang lebih intensif pada klien dengan Harga Diri Rendah Kronis secara menyeluruh meliputi
Bio – Psiko – Sosio – Spiritual, dimana penanganan klien dengan Harga Diri Rendah
pada kuhususnya dan gangguan jiwa pada umumnya, menekankan ke arah profesionalisme
profesi keperawatan oleh sebab itu penyusun tertarik untuk mengangkat Asuhan Keperawatan
pada klien dengan Harga Diri Rendah Kronis sebagai judul makalah.
Berdasarkan faktor – faktor tersebut di atas, sehingga perawatan masalah dengan Harga
Diri Rendah Kronis sangat memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh, karena seseorang
yang mengalami gangguan jiwa dengan harga diri rendah pasti akan merasa dirinya tidak
berharga, tidak mampu, dan selalu mengatakan bahwa dirinya tidak berguna, yang mana hal ini
Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman langsung dalam memberikan asuhan keperawatan
Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah
2) Merumuskan diagnosa keperawatan yang timbul pada klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah
Kronis.
3) Merencanakan tindakan keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah
Kronis.
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah Kronis.
5) Membuat evaluasi dari tindakan keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah
Kronis.
6) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah Kronis.
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
Makalah tentang Asuhan Keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah Kronis dapat
Makalah ini dapat dijadikan pengalaman dan latihan bagi pembaca dalam menyusun asuhan
klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah Kronis yang dimulai pada tanggal 16 – 18 November
Penyusunan Makalah ini terdiri dari 5 Bab yang disusun dengan urutan :
Bab 1 Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, ruang lingkup dan sistematika
penulisan.
Terdiri dari proses keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, pohon masalah, masalah
Bab 4 Pembahasan
implementasi dan evaluasi. Setelah melihat adanya kesenjangan dengan apa yang ditemukan
dilapangan, kemudian dilakukan suatu analisis, terdapat perbedaan yang terjadi antara konsep
dan kenyataan.
Bab 5 Penutup
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Konsep Diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart &
Sundeen, 1998).
Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir ; tetapi dipelajari sebagai hasil dari
pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dengan realitas dunia,
kemudian melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain.
Harga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan
kepercayaan diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang
bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa – apa, tidak kompeten, gagal,
malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan
konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan
yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa disalahkannya, entah itu menyalahkan diri
sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain (Rini, J.F, 2002).
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran,
fungsi, penampilan, dan potensi. Yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar,
aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998). Sering juga disebut bahwa
ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikkan individu (Stuart & Sundeen, 1998).
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi
individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang diterapkan adalah peran dimana seseorang
tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa
seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan
yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan,
tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart & Sundeen, 1998.
2.1.2 Rentang Respon
Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep
diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal,
kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari
hubungan individu dan sosial yang maladaptif. Rentang respon individu terhadap konsep dirinya
Positif rendah
Gb 1. Rentang respon konsep – diri (Stuart & Sundeen, 1998, hlm. 374 ).
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang ada pada dirinya
meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya
secara positif. Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk kehilangan
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun
perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan/ atau
orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan kepada orang lain, gangguan
dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya
sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta menarik diri dari realitas.
identifikasi masa kanak – kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.
Adapun perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat
mengambang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien tidak dapat
membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya (Stuart & Sundeen, 1998). Individu
mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri
Harga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa
Harga Diri Rendah Kronis dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Harga Diri Rendah Kronis
a) Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba – tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami/ istri, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
b) Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat.
Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah
persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang mal adaptif. Kondisi
ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
2.1.4 Etiologi
a) Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan harga diri rendah yaitu :
- Adanya penolakan dari orang tua, sehingga anak merasa tidak dicintai kemudian dampaknya
anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal pula untuk mencintai orang lain.
- Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari orang – orang tuanya atau orang tua yang
- Sikap orang tua over protecting, anak merasa tidak berguna, orang tua atau orang terdekat sering
- Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan merasa rendah diri.
2) Ideal diri
- Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.
b) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi atau stresor pencetus dari munculnya harga diri rendah mungkin ditimbulkan
1) Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga merasa malu dan
rendah diri.
2) Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam kehidupan, aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam dan perampokan.
Respon terhadap trauma pada umumnya akan mengubah arti trauma tersebut dan kopingnya
c) Perilaku
Dalam melakukan pengkajian, perawat dapat memulai dengan mengobservasi penampilan klien,
untuk mendapatkan pandangan klien tentang gambaran dirinya. Gangguan perilaku pada
Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah. Harga diri yang rendah merupakan masalah bagi
banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.
Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri
sendiri.
a) Isolasi Sosial
c) Isolasi Sosial
dengan orang lain.dan tidak mempunyai kemandirian Untuk itu, perawat harus mempunyai
kesadaran diri yang tinggi agar dapat menerima dan mengevaluasi perasaan sendiri sehingga
dapat memakai dirinya sendiri secara terapeutik dalam merawat klien dan meningatkan hara diri
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus jujur, empati, terbuka dan penuh
penghargaan, tidak larut dalam perasaan yang sedang dirasakan klien dan tidak menyangkalnya.
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan secara
keseluruhan, pada tahap ini semua data informasi tentang klien yang dibutuhkan dan di analisa
Tahap pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi seperti : psikologis, tanda dan tingkah
laku klien dan mekanisme koping klien. (Stuart & Sundeen, 1999. dikutip oleh kuliah, B. A.,
1998 ).
a) Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan jenis kelamin,
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan
b) Faktor Presipitasi
1) Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu dalam
2) Konflik peran adalah ketidak sesuaian peran antara yng dijalankan dengan yang diinginkan.
3) Peran yang tidak jelas adalah kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya.
4) Peran berlebihan adalah kurangnya sumber adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang
kompleks.
5) Perkembangan yang transisi yaitu perubahaan norma yang berkaitan dengan nilai untuk
menyesuaikan diri.
6) Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan
2) Produktivitas menurun
4) Gangguan berhubungan
7) Rasa bersalah
19) Khawatir
d) Mekanisme Koping
Jangka Pendek :
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : Pemakaian obat – obatan, kerja keras,
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (Kompetisi olah raga kontes popularitas).
Jangka Panjang :
1) Menutup identitas
2) Identitas negatif : Asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan gangguan status kesehatan jiwa klien baik aktual
maupun potensial yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan yang
dilakukan didalam diagnosa keperawatan terdapat pernyataan respon klien dimana perawat
c) Isolasi Sosial
2.2.3 Perencanaan
b) Tujuan Khusus : Klien dapat mengenal dukungan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan konsep diri dan membantu klien agar lebih mengerti akan
- Menyelidiki diri
- Mengevaluasi diri
Berdasarkan pohon masalah diatas dan masalah keperawatan diangkat dua diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
1) Diagnosa Keperawatan I
Kriteria Evaluasi
1.1 Ekspresi wajah bersahabat
Intervensi :
1.1.3 Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Tujuan : Klien Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampian yang masih dapat di gunakan selama sakit
Tujuan : Klien dapat menetapkan/ merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang di miliki
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
4.1.1 Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat di lakukan setiap hari sesuai kemampuan :
Kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total
Tujuan : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Kriteria Evaluasi:
Intervensi :
5.1.1 Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah di rencanakan
Kriteria Evaluasi :
6.1 Kilen memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga
Intervensi :
6.1.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan Harga Diri Rendah.
2) Diagnosa Keperawatan II
Intervensi :
1.1.1 Lakukan pendekatan yang hangat, menerima klien apa adanya dan bersifat empati
1.1.2 Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (Misalnya : Rasa
1.1.3 Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang suportif
Intervensi :
2.1.4 Bantu mengidentifikasi area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya
untuk mengontrol
Intervensi :
3.1.1 Diskusikan masalah yang dihadapi klien
Intervensi :
4.1.3 Beri umpan balik tentang perilaku, stressor dan sumber koping
4.1.4 Kuatkan ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan emosional
Tujuan : Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik, dan aktivitas yang terjadwal
Intervensi :
5.1.3 Bersama klien buat jadwal aktivitas yang dapat dilakukan sehari – hari
Isolasi Sosial
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
Tujuan : Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak
Kriteria Evaluasi :
3.1 Klien dapat menebutkan 2 dari 3 manfaat berhubungan dengan orang lain.
Intervensi :
3.1.2 Dorong dan bantu klien berhubungan dengan orang lain secara bertahap.
3.1.3 Beri pijian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan manfaat berhubungan dengan orang
lain.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
4.1.1 Dorong klien untuk menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain.
4.1.2 Dorong dan bantu klien berhubungan dengan orang lain secara bertahap.
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
Kriteria Evaluasi :
5.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain : diri sendiri
Intervensi :
5.1.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.1.2 Diskusikan dengan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
5.1.3 Beri reinfircement positif atas kemampuan klien mengungkapkan manfaat berhubungan dengan
orang lain.
Tujuan : Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan
Kriteria Evaluasi :
6.1 Keluarga dapat : menjelaskan perasaannya, menjelaskan cara merawat klien menarik diri,
mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri, berpartisipasi dalam perawatan klien
menarik diri.
Intervensi :
6.1.1 Bisa berhubungan saling percaya dengan keluarga : salam perkenalkan diri, sampaikan tujuan,
6.1.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : perilaku menarik diri, penyebab perilaku menarik
diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi, cara keluarga
6.1.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal 1 minggu
sekali.
6.1.5 Beri reinforcement atas hal – hal yang telah dicapai oleh keluarga.
2.2.4 Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal – hal yang harus diperhatikan
ketika melakukan implementasi adalah tindakan keperawatan yang akan dilakukan implementasi
pada klien dengan Harga Diri Rendah kronis dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan
d) Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga. Hal ini dimaksudkan agar
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
klien (Keliat, B.A., 1997). Evaluasi dilakukan sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif, dilakukan
setiap selesai melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi masalah Harga Diri
a) Ancaman integritas fisik atau Harga Diri Rendah klien sudah berkurang.
b) Perilaku klien menunjukkan kemajuan dalam menerima, menghargai dan meyakini diri sendiri.
f) Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi, dan meningkatkan aktualisasi diri.
g) Klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi tentang diri sendiri untuk meningkatkan
pertumbuhan kepribadian.