Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
EMA ARUM RUKMASARI
PK.08.14.075
A. Pengertian
Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk
atau tidak berkembang secara normal. Atresia bilier merupakan suatu defek
congenital yang merupakan hasil dari tidak adanya atau obstruksi satu atau
Fungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah metabolik dari hati dan
usus halus.
Pada atresia bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung
empedu. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang jika
B. Etiologi
Etiologi atresia bilier masih belum diketahui dengan pasti. Sebagian ahli
menyatakan bahwa faktor genetik ikut berperan, yang dikaitkan dengan adanya
kelainan kromosom trisomi17, 18 dan 21; serta terdapatnya anomali organ pada
30% kasus atresia bilier. Namun, sebagian besar berpendapat bahwa atresia
bilier adalah akibat proses inflamasi yang merusak duktus bilier, bisa karena
hepatocelluler dysfunction
C. Patofisiologi
normal empedu ke luar hati dan ke dalam kantong empedu dan usus. Akhirnya
empedu tertumpuk dapat merusak hati. Bahkan hati menjadi fibrosis dan
Jika cairan empedu tersebar ke dalam darah dan kulit, akan menyebabkan rasa
gatal. Bilirubin yang tertahan dalam hati juga akan dikeluarkan ke dalam aliran
darah, yang dapat mewarnai kulit dan bagian putih mata sehingga berwarna
dan hepatomegali.
Karena tidak ada aliran empedu dari hati ke dalam usus, lemak dan vitamin
larut lemak tidak dapat diabsorbsi, kekurangan vitamin larut lemak yaitu
D. Gejala Klinis
Bayi dengan atresia bilier biasanya muncul sehat ketika mereka lahir. Gejala
penyakit ini biasanya muncul dalam dua minggu pertama setelah hidup. Gejala-
gejala termasuk:
Ikterus, kekuningan pada kulit dan mata karena tingkat bilirubin yang sangat
Jaundice disebabkan oleh hati yang belum dewasa adalah umum pada bayi baru
lahir. Ini biasanya hilang dalam minggu pertama sampai 10 hari dari
kehidupan. Seorang bayi dengan atresia bilier biasanya tampak normal saat
lahir, tapi ikterus berkembang pada dua atau tiga minggu setelah lahir
dari hemoglobin) dalam darah. Bilirubin kemudian disaring oleh ginjal dan
bilirubin yang
masuk ke dalam usus untuk mewarnai feses. Juga, perut dapat menjadi bengkak
hepatomegali, Saluran intestine tidak bisa menyerap lemak dan lemak yang
larut dalam air sehingga menyebabkan kondisi malnutrisi, defisiensi lemak
Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala berikut:
hipertensi portal / Tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang
mengangkut darah dari lambung, usus dan limpa ke hati), Distensi abdomen,
E. Komplikasi
Komplikasi yang di timbulkan pada oenyakit atresia bilier adalah:
Cirrhosis
Gagal hati
Gagal tumbuh
Hipertensi portal
Varises esophagus
Asites
Encephalopathy
F. Pemeriksaan Diagnostik
Fungsi hati : bilirubin, aminotranferase dan faktor pembekuan : protombin
time, partial thromboplastin time.
Pemeriksaan urine : pemeriksaan urobilinogen penting artinya pada pasien
yang mengalami ikterus. Tetapi urobilin dalam urine negatif. Hal ini
menunjukkan adanya bendungan saluran empedu total.
Pemeriksaan feces : warna tinja pucat karena yang memberi warna pada
tinja / stercobilin dalam tinja berkurang karena adanya sumbatan.
Biopsi hati : untuk mengetahui seberapa besar sumbatan dari hati yang
dilakukan dengan pengambilan jaringan hati.
G. Pengobatan
empedu ke usus. Tetapi prosedur ini hanya mungkin dilakukan pada 5-10%
H. Prognosis
pengalaman ahli bedahnya sendiri. Bila operasi dilakukan pada usia < 8
dilakukan pada usia > 8 minggu maka angka keberhasilannya hanya 34,43%.
tahun hanya 10% dan meninggal rata-rata pada usia 12 bulan. (Dewi,
Kristiana.2010.Atresia bilier)
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Anak
1. Pemeriksaan Fisik
perdarahan.
sampai koma.
f. B6 (Bone) : letargi atau kelemahan, otot tegang atau kaku bila kuadran
kanan atas ditekan, ikterik, kulit berkeringat dan gatal gatal (pruritus),
Keterangan tambahan :
anti mongoloid, tulang hidung yang datar serta dagu yang runcing.
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Pemeriksaan Diagnostik
empedu).
Sintigrafi Radio Kolop Hepatobilier untuk mengetahui kemampuan
B. Diagnosa Keperawatan
abdomen
C. Intervensi Keperawatan
INTERVENSI RASIONAL
- Awasi frekuensi, kedalaman, dan - Pernafasan dangkal, cepat/dispneu
upaya pernafasan mungkin ada hubungan hipoksia
atau akumulasi cairan dalam
abdomen
- Auskultasi bunyi nafas krekles, - Menunjukan terjadinya komplikasi
mengi dan ronchi (contoh adanya bunyi tambahan
menunjukan akumulasi
cairan/sekresi) meningkatkan resiko
infeksi
Observasi perubahan tingkat
kesadaran Perubahan mental dapat menunjukkan
hipoksia dan gagal nafas
Berikan posisi kepala bayi lebih
tinggi Memudahkan pernafasan dengan
menurunkan tekanan pada diagfragma
INTERVENSI RASIONAL
Kaji distensi abdomen Distensi abdomen merupakan tanda
Pantau masukan nutrisi dan frekuensi non verbal gangguan pencernaan.
muntah
Mengidentifikasi kekurangan /
Timbang BB setiap hari. kebutuhan nutrisi dengan mengetahui
intake dan output klien.
Berikan makanan /minuman sedikit Mengawasi keefektifan rencana diet
tapi sering. Untuk menurunkan rangsang
mual/muntah.
Kolaborasi:
Konsul dengan ahli diet sesuai Berguna dalam memenuhikebutuhan
indikasi. nutrisi individu dengan diet yang
paling tepat.
Berikan diet rendah lemak, tinggi serat Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
dan batasi makanan penghasil gas. meminimalkan rangsang pada kantung
empedu.
kulit tidak kering, tidak ada pruritus, jaringan kulit utuh dan bebas lecet
INTERVENSI RASIONAL
Mandikan dengan air hangat sehari Mencegah kulit kering berlebihan dan
dua kali dan di olesi baby cream memberikan penghilang rasa gatal
ditandai dengan pengisian kembali dengan kapiler kurang dari 3 detik, turgor
INTERVENSI RASIONAL
Memantau asupan dan cairan bayi Memungkinan evaluasi keseimbangan
perjam(cairan infuse, susu per NGT, cairan bayi dan tindakan lebih lanjut
atau jumlah ASI yang diberikan,
(timbang popok)
yang sakit
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan kepada klien tentang Meningkatkan penngetahuan orangtua
pengobatan yang diberikan seperti terhadap tindakan pengobatan anaknya
dosis, reaksi dan tujuan pengobatan.
Tujuan : Bayi akan bertumbuh dan berkembang secara normal yang ditandai
INTERVENSI RASIONAL
Berikan stimulus pada bayi yang Stimulasi bayi yang terencana
menekankan pencapaian keterampilan membantu tahap-tahap penting dalam
motorik kasar perkembangan dan membantu
orangtua memiliki ikatan dengan bayi
Oldham, Keith T.et all (eds); Biliary Atresia at Principles and Practice of Pediatric
Surgery, 4th Edition.
Carpenito, Lynda Juall. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Parlin Ringoringo. 1991. Atresia Bilier. Jakarta: Ilmu Kesehatan Anak,FK UI,
RSCM. from: url: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/
Widodo Judarwanto. 2010. Atresia Bilier, Waspadai Bila Kuning Bayi Baru Lahir
yang berkepanjangan. From : url :http://koranindonesiasehat.wordpress.com/
Sjamsul Arief. Deteksi Dini Kolestasis Neonatal. Divisi Hepatologi Ilmu Kesehatan
Anak FK UNAIR.Surabaya. 2006. Available from : url
:http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-ena504-pkb.pdf