Вы находитесь на странице: 1из 12

Keutamaan Dakwah (Fadhail Adda’wah)

Dibuat Tanggal 20-01-2012

1. Dakwah adalah Muhimmatur Rusul (Tugas Utama Para Rasul alaihimussalam)

Para rasul alaihimussalam adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk melakukan tugas utama
mereka, yakni berdakwah kepada Allah. Keutamaan dakwah terletak pada disandarkannya kerja dakwah
ini kepada manusia yang paling utama dan mulia yakni Rasulullah saw dan saudara-saudara beliau para
nabi & rasul alaihimussalam.

‫اه هوهماَ أههناَ همهن اللقملشهرهكيِهن‬


‫صيِهرةة أههناَ هوهمهن اتابههعهنيِ هوقسلبهحاَهن ا‬ ‫ققلل هههذهه هسهبيِهليِ أهلدقعوُ إههلىَ ا‬
‫اه هعهلىَ به ه‬

Katakanlah (Hai Muhammad): "Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah
(mengajak kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik". (Yusuf (12): 108).

Ayat di atas menjelaskan jalan Rasulullah saw dan para pengikut beliau yakni jalan dakwah. Maka
barangsiapa mengaku menjadi pengikut beliau saw, ia harus terlibat dalam dakwah sesuai
kemampuannya.

Tentang Nabi Nuh as, Allah mengisahkan kesibukan beliau yang tak kenal henti dalam menjalankan tugas
berdakwah siang dan malam:
‫ت قهلوُهميِ لهليِلْ هونهههاَررا‬
‫ب إهبنيِ هدهعلوُ ق‬
‫هقاَهل هر ب‬

Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah mendakwahi (menyeru) kaumku malam dan siang.
(Nuh (71): 5).

Tentang Nabi Ibrahim as, Allah mengisahkan dakwah yang beliau lakukan kepada ayah dan ummatnya:

‫ أهلو هينفهقعوُنهقكلم أهلو‬.‫ هقاَهل ههلل يهلسهمقعوُنهقكلم إهلذ تهلدقعوُهن‬.‫ظلَل لهههاَ هعاَهكهفيِهن‬ ‫ هقاَقلوُا نهلعبققد أه ل‬.‫ إهلذ هقاَهل هلههبيِهه هوقهلوُهمهه هماَ تهلعبققدوهن‬. ‫هوالتقل هعلهليِههلم نهبهأ ه إهلبهراههيِهم‬
‫صهناَرماَ فهنه ه‬
ِ‫ الاهذي‬.‫ب اللهعاَلههميِهن‬‫ فهإ هناهقلم هعقدوو بليِ إهلا هر ا‬.‫ هأنتقلم هوآهباَقؤقكقم الهلقهدقموُهن‬.‫ هقاَهل أهفههرأهليقتم اماَ قكنتقلم تهلعبققدوهن‬.‫ك يهلفهعقلوُهن‬ ‫ هقاَقلوُا بهلل هوهجلدهناَ آهباَهءهناَ هكهذله ه‬.‫ضلَرون‬ ‫يه ق‬
‫طهمقع هأن يهلغفههر هليِ هخهطيِئههتيِ يهلوُهم‬ ‫ هوالاهذيِ أه ل‬.‫ هوالاهذيِ يقهميِتقهنيِ ثقام يقلحهيِيِهن‬.‫ت فههقهوُ يهلشهفيِن‬ ‫ض ق‬ ‫ هوإههذا همهر ل‬.‫طهعقمهنيِ هويهلسهقيِهن‬ ‫ هوالاهذيِ هقهوُ يق ل‬.‫هخلهقههنيِ فههقهوُ يهلههديهن‬
‫البديهن‬.

“Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Apakah yang kamu sembah?". Mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan kami
senantiasa tekun menyembahnya". Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu
sewaktu kamu berdoa (kepadanya)? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi
mudharat?" Mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami
berbuat demikian". Ibrahim berkata: "Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu
sembah. Kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu
adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam. (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka Dialah
yang menunjuki aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku
sakit, Dialah yang menyembuhkan aku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan
aku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat". (Asy-Syuara
(26): 69-82).

Tentang Nabi Musa as, Allah swt mengisahkan dakwah beliau dalam banyak ayat-ayat Al-Quran,
diantaranya:
‫ فهلهاماَ هجاَهءقهم هبآِهياَتههناَ إههذا قهم بملنههاَ يه ل‬.‫ب اللهعاَلههميِهن‬
‫ضهحقكوُهن‬ ‫هولهقهلد أهلرهسللهناَ قموُهسىَ هبآِهياَتههناَ إههلىَ فهلرهعلوُهن هوهملهئههه فههقاَهل إهبنيِ هرقسوُقل هر ب‬

Dan sesunguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat- mukjizat Kami kepada Fir'aun
dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: "Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru
sekalian alam". Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat- mukjizat Kami
dengan serta merta mereka mentertawakannya. (Az-Zukhruf (43): 46-47).

Tentang Nabi Isa as, Allah swt mengisahkan dakwah beliau dalam firman-Nya:

‫ إهان ا‬.‫اه هوأههطيِقعوُهن‬


‫اه هقهوُ هرببيِ هوهرلَبقكلم هفاَلعبققدوهق هههذا‬ ‫ت هقاَهل قهلد هجلئتققكم هباَللهحلكهمهة هوهلقبهيِبهن لهقكم بهلع ه‬
‫ض الاهذيِ تهلختهلهقفوُهن هفيِهه هفاَتاققوُا ا‬ ‫هولهاماَ هجاَهء هعيِهسىَ هباَللبهيِبهناَ ه‬
‫صهراطط لَملستههقيِطم‬ ‫ ه‬.

Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan
membawa hikmah[1] dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih
tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". Sesungguhnya Allah Dialah
Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf (43): 63-64).

Pintu kenabian dan kerasulan memang sudah tertutup selama-lamanya, namun pekerjaan dan tugas
mulia mereka masih bisa diwariskan, sehingga terbuka peluang bahwa Allah SWT memuliakan para da’i
yang mewariskan tugas tersebut.
2. Dakwah adalah Ahsanul A’mal (Amal yang Terbaik)

Dakwah adalah amal yang terbaik, karena da’wah memelihara amal Islami di dalam pribadi dan
masyarakat. Membangun potensi dan memelihara amal sholeh adalah amal da’wah, sehingga da’wah
merupakan aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa
da’wah ini maka amal sholeh tidak akan berlangsung.

‫صاَلهرحاَ هوهقاَهل إهناهنيِ همهن اللقملسلههميِهن‬ ‫هوهملن أهلحهسقن قهلوُلر بمامن هدهعاَ إههلىَ ا‬
‫اه هوهعهمهل ه‬

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah
diri?" (Fushilat (41): 33).

Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya: Allah swt menyeru manusia: “Wahai
manusia, siapakah yang lebih baik perkataannya selain orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah,
kemudian istiqamah dengan keimanan itu, berhenti pada perintah dan larangan-Nya, dan berdakwah
(mengajak) hamba-hamba Allah untuk mengatakan apa yang ia katakan dan mengerjakan apa yang ia
lakukan.” (Tafsir Ath-Thabari, Jami’ul Bayan Fi Ta’wil Al-Quran, 21/468).

Bagaimana tidak akan menjadi ucapan dan pekerjaan yang terbaik? Sementara dakwah adalah pekerjaan
makhluk terbaik yakni para nabi dan rasul alaihimussalam.

Sayyid Quthb rahimahullah berkata dalam Fi Zhilal Al-Quran: “Sesungguhnya kalimat dakwah adalah
kalimat terbaik yang diucapkan di bumi ini, ia naik ke langit di depan kalimat-kalimat baik lainnya. Akan
tetapi ia harus disertai dengan amal shalih yang membenarkannya, dan disertai penyerahan diri kepada
Allah sehingga tidak ada penonjolan diri di dalamnya. Dengan demikian jadilah dakwah ini murni untuk
Allah, tidak ada kepentingan bagi seorang da’i kecuali menyampaikan. Setelah itu tidak pantas kalimat
seorang da’i disikapi dengan berpaling, adab yang buruk, atau pengingkaran. Karena seorang da’i datang
dan maju membawa kebaikan, sehingga ia berada dalam kedudukan yang amat tinggi…” (Fi Zhilal Al-
Quran 6/295).

3. Para da’i akan memperoleh balasan yang besar dan berlipat ganda (al-hushulu ‘ala al-ajri al-‘azhim).

‫ك هملن أهلن يهقكوُهن له ه‬


‫ رواه البخاَريِ ومسلم وأحمد‬.‫ك قحلمقر الناهعهم‬ ‫ك هرقجلْر هخليِطر له ه‬
‫ا ق به ه‬ ‫اه هلهلن يهلههد ه‬
‫يِ ا‬ ‫ٍ فههوُ ا‬:ِ‫هقاَهل هرقسوُقل اه صلىَ ا عليِه وسلم لههعلهةي‬

Sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt memberikan
hidayah kepada seseorang dengan (da’wah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR.
Bukhari, Muslim & Ahmad).

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ketika menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa: “Unta merah adalah kendaraan
yang sangat dibanggakan oleh orang Arab saat itu.”
Hadits ini menunjukkan bahwa usaha seorang da’i menyampaikan hidayah kepada seseorang adalah
sesuatu yang amat besar nilainya di sisi Allah swt, lebih besar dan lebih baik dari kebanggaan seseorang
terhadap kendaraan mewah miliknya.

Dalam riwayat Al-Hakim disebutkan:

‫ت هعلهليِهه الاشلم ق‬
(‫ )رواه الحاَكم فيِ المستدرك‬. ‫س‬ ‫طلههع ل‬
‫ك هماماَ ه‬
‫ك هرقجلْر هخليِطر له ه‬ ‫ُّ هلهلن يهلههد ه‬،ِ‫هياَ هعلهلَي‬
‫يِ اق هعهلىَ يههدلي ه‬

“Wahai Ali, sesungguhnya Allah swt memberikan hidayah seseorang dengan usaha kedua tanganmu,
maka itu lebih bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan
isinya). (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).

‫صلَلوُهن هعهلىَ قمهعلبهم‬ ‫ضيِهن هحاتىَ النالملهةه هفيِ قجلحهرههاَ هوهحاتىَ اللقحوُ ه‬
‫ت لهيِق ه‬ ‫ت هواللههر ه‬
‫اه هوهمهلْئههكتههق هوأهلههل الاسهمهوُا ه‬
‫ٍ إهان ا‬:‫قاَل رسوُل ا صلىَ ا عليِه وسلم‬
ِ‫س الهخليِهر رواه الترمذيِ عن أبيِ أماَمة الباَهلي‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫الناَ ه‬

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya,
penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-
orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili).
Berapakah jumlah malaikat, semut dan ikan yang ada di dunia ini? Bayangkan betapa besar kebaikan
yang diperoleh oleh seorang da’i dengan doa mereka semua!

Imam Tirmidzi setelah menyebutkan hadits tersebut juga mengutip ucapan Fudhail bin ‘Iyadh yang
mengatakan:

‫ت‬ ‫هعاَلهطم هعاَهمطل قمهعلبطم يقلدهعىَ هكهبيِررا هفيِ هملهقكوُ ه‬


‫ت الاسهمهوُا ه‬

“Seorang yang berilmu, beramal dan mengajarkan (ilmunya) akan dipanggil sebagai orang besar (mulia)
di kerajaan langit.”

Keagungan balasan bagi orang yang berdakwah tidak hanya pada besarnya balasan untuknya tetapi juga
karena terus menerusnya ganjaran itu mengalir kepadanya meskipun ia telah wafat. Rasulullah saw
bersabda:

‫ص هملن أققجوُهرههلم هشليِطء هوهملن هسان هفيِ ا ل هللسهلْهم قسناةر هسيِبـِّئهةر‬


‫ب لههق هملثقل أهلجهر هملن هعهمهل بهههاَ هوهل يهلنقق ق‬ ‫هملن هسان هفيِ ا ل هللسهلْهم قسناةر هحهسنهةر فهقعهمهل بهههاَ بهلعهدهق قكته ه‬
‫ا‬
(‫ص هملن ألوهزاهرههلم هشليِطء )رواه مسلم هعلن هجهريهر لبهن هعلبهد اه رضيِ ا عنه‬ ‫ه‬ ‫ب هعلهليِهه هملثقل هولزهر هملن هعهمهل بهههاَ هوهل يهلنقق ق‬ ‫فهقعهمهل بهههاَ بهلعهدهق قكته ه‬
“Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang
lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi
sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya. Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu
perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang
menirunya tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).

4. Da’wah dapat menjadi penyelamat dari azab Allah swt (An-Najatu minal ‘Azab)

Da’wah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi dirinya sebelum manfaat itu
dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek dawahnya (mad’u). Manfaat itu antara lain adalah
terlepasnya tanggung jawabnya di hadapan Allah swt sehingga ia terhindar dari adzab Allah.

Tersebutlah sebuah daerah yang bernama “Aylah” atau “Eliah” sebuah perkampungan Bani Israil.
Penduduknya diperintahkan Allah untuk menghormati hari Jumat dan menjadikannya hari besar, namun
mereka tidak bersedia dan lebih menyukai hari Sabtu. Sebagai hukumannya Allah swt melarang mereka
untuk mencari dan memakan ikan di hari Sabtu, dan Allah membuat ikan-ikan tidak muncul kecuali di
hari Sabtu. Sekelompok orang kemudian melanggar larangan ini dan membuat perangkap ikan sehingga
ikan-ikan di hari Sabtu masuk ke dalam perangkap lalu mereka mengambilnya di hari ahad dan
memakannya. Sementara orang-orang yang tidak melanggar larangan Allah terbagi menjadi dua
kelompok yaitu mereka yang mencegah kemunkaran dan mereka yang diam saja.[2]

Terjadilah dialog antara orang-orang yang diam saja dengan mereka yang berdakwah mengingatkan
saudara-saudaranya yang melanggar larangan Allah. Dialog ini disebutkan dalam Al-Quran:
‫ت إهلذ تهألهتيِههلم هحيِهتاَنقهقلم يهلوُهم هسلبتهههلم قشارعاَ ر هويهلوُهم له يهلسبهقتوُهن له تهألهتيِههلم هكهذله ه‬
‫ك نهلبقلوُقهم‬ ‫ضهرةه اللبهلحهر إهلذ يهلعقدوهن هفيِ الاسلب ه‬ ‫ت هحاَ ه‬‫هوالسأ هللهقلم هعهن اللقهلريههة الاهتيِ هكاَنه ل‬
‫ل‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ق‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ه‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ق‬
َ‫ فلاماَ نهقسوُا هما‬.‫ت أامة بمنهقلم لههم تههعظوُهن قلوُرماَ اق قملهلهكهقلم ألو قمهعذبقهقلم هعذارباَ هشهديردا قاَلوُا هملعهذهرة إهلىَ هرببكلم هولهعلهقلم يهتقوُهن‬ ‫ل‬ ‫ط‬ ‫ق‬ ‫ هوإهلذ هقاَله ل‬.‫بههماَ هكاَقنوُا يهلفقسققوُهن‬
‫س بههماَ هكاَقنوُلا يهلفقسققوُهن‬ ‫ب بههئيِ ة‬‫ظلهقموُلا بههعهذا ة‬
‫قذبكقرولا بههه هأنهجليِهناَ الاهذيهن يهلنههلوُهن هعهن اللَسوُهء هوأههخلذهناَ الاهذيهن ه‬

Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri[3] yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar
aturan pada hari Sabtu[4], di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka
terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada
mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. Dan (ingatlah) ketika
suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan
mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami
mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu[5], dan supaya mereka bertakwa. Maka
tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang
melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim dengan siksaan yang
keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (Al-A’raf (7): 163-165).

Dalam ayat diatas disebutkan jawaban orang-orang yang berdakwah ketika ditanya mengapa mereka
menasehati orang-orang yang melanggar perintah Allah:

1. ‫هملعهذهرةر إههلىَ هرببقكلم‬

2. ‫هولههعلاهقلم يهتاققوُهن‬

Yaitu: pertama, agar menjadi argumentasi & penyelamat kami dihadapan Allah swt.

Kedua, agar mereka bertaqwa.


Dan secara tegas Allah menyelamatkan orang-orang yang melarang perbuatan maksiat dari adzab-Nya.

Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar adalah kontrol sosial yang harus dilakukan oleh kaum muslimin
agar kehidupan ini selalu didominasi oleh kebaikan. Kebatilan yang mendominasi kehidupan akan
menyebabkan turunnya teguran atau adzab dari Allah swt. Rasulullah saw bersabda:

‫ضهقلم أهلسفهلهههاَ فههكاَهن الاهذيهن هفيِ أهلسفهلهههاَ إههذا الستهقهلوُا‬


‫ضهقلم أهلعهلْههاَ هوبهلع ق‬
‫ب بهلع ق‬
‫صاَ ه‬‫اه هواللهوُاقههع هفيِههاَ هكهمثههل قهلوُةم الستهههقموُا هعهلىَ هسهفيِنهةة فهأ ه ه‬ ‫همثهقل اللهقاَئههم هعهلىَ قحقدوهد ا‬
َ‫صيِبههناَ هخلررقاَ هولهلم نقلؤهذ هملن فهلوُقههناَ فهإ هلن يهلتقرقكوُهقلم هوهماَ أههراقدوا ههلهقكوُا هجهميِرعاَ هوإهلن أههخقذوا هعهلى‬
‫هملن اللهماَهء هملَروا هعهلىَ هملن فهلوُقههقلم فههقاَقلوُا لهلوُ أهاناَ هخهرلقهناَ هفيِ نه ه‬
ِ‫)أهليهديههلم نههجلوُا هونههجلوُا هجهميِرعاَ (رواه البخاَري‬

Perumpamaan orang yang tegak di atas hukum-hukum Allah dengan orang yang melanggarnya seperti
kaum yang menempati posisinya di atas bahtera, ada sebagian yang mendapatkan tempat di atas, dan
ada sebagian yang mendapat tempat di bawah. Mereka yang berada di bawah jika akan mengambil air
harus melewati orang yang berada di atas, lalu mereka berkata: “Jika kita membolongi bagian bawah
milik kita dan tidak mengganggu mereka..” Kalau mereka membiarkan keinginan orang yang akan
membolongi, mereka semua celaka, dan jika mereka menahan tangan mereka maka selamatlah
semuanya. (HR. Bukhari).

‫ث‬‫اق أهلن يهلبهع ه‬‫ف هولهتهلنههقوُان هعلن اللقملنهكهر أهلو لهقيِوُهشهكان ا‬‫ٍ هوالاهذيِ نهلفهسيِ بهيِههدهه لهتهألقمقران هباَللهملعقرو ه‬:‫اق هعلهليِهه هوهسلاهم هقاَهل‬ ‫هعلن قحهذليفهةه لبهن الليِههماَهن هعلن النابهبيِ ه‬
‫صالىَ ا‬
‫ث هحهسطن‬ ‫ٍ هههذا هحهدي ط‬:‫ رواه الترمذيِ وهقاَهل‬.‫ب لهقكلم‬ ‫هعلهليِقكلم هعهقاَرباَ هملنهق ثقام تهلدقعوُنههق فههلْ يقلستههجاَ ق‬.
Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada
di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan
hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian." (HR
Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).

5. Da’wah adalah Jalan Menuju Khairu Ummah

Rasulullah saw berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik sepanjang zaman dengan
dakwah beliau. Dakwah secara umum dan pembinaan Da’i sebagai asset SDM dalam dakwah secara
khusus adalah jalan satu-satunya menuju terbentuknya khairu ummah yang kita idam-idamkan.
Rasulullah saw melakukan tarbiyah mencetak kader-kader dakwah di kalangan para sahabat beliau di
rumah Arqam bin Abil Arqam ra, beliau juga mengutus Mush’ab bin Umair ra ke Madinah untuk
membentuk basis dan cikal bakal masyarakat terbaik di Madinah (Anshar).

Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw ini adalah juga jalan yang sepatutnya ditempuh untuk
mengembalikan kembali kejayaan umat Islam. Imam Malik bin Anas ra berkata:

‫صلققح آهخقر هههذهه القامهة إهلا بههماَ ه‬


َ‫صلقهح بههه أهاولقهها‬ ‫له يه ل‬

Akhir umat ini tidak menjadi baik kecuali menggunakan cara yang digunakan untuk memperbaiki
generasi awalnya. (Nashiruddin Al-AlBani, Fiqhul Waqi’ hlm 22).
Umat Islam harus memainkan peran dakwah & amar ma’ruf nahi munkar dalam semua kondisi dan era,
baik ketika memperjuangkan terbentuknya khairu ummah maupun ketika cita-cita khairu ummah itu
telah terwujud. Allah swt berfirman:

‫ب لههكاَهن هخليِررا لاقهم بملنهققم اللقملؤهمقنوُهن‬ ‫س تهألقمقروهن هباَللهملعقرو ه‬


‫ف هوتهلنههلوُهن هعهن اللقمنهكهر هوتقلؤهمقنوُهن هباَاله هولهلوُ آهمهن أهلهقل اللهكهتاَ ه‬ ‫قكنتقلم هخليِهر أقامةة أقلخهرهج ل‬
‫ت هللاناَ ه‬
‫هوأهلكثهقرهققم اللهفاَهسققوُهن‬

Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran (3): 110).

[1] Yang dimaksud dengan hikmah di sini ialah kenabian, Injil dan hukum.

[2] Lihat Tafsir Ibnu Katsir ketika menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 65 dan 66 dan surat Al-A’raf ayat 163-
166.

[3] Yaitu kota Eliah yang terletak di pantai Laut Merah antara kota Madyan dan bukit Thur.

[4] Menurut aturan itu mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan
hanya untuk beribadat.

[5] Alasan mereka itu ialah bahwa mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi peringatan

Вам также может понравиться