Вы находитесь на странице: 1из 13

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Definisi Defleksi
Defleksi dalam istilah struktural adalah perpindahan dari sebuah balok dari
posisi awal selama gaya dan beban diaplikasikan pada elemennya. Defleksi dapat
terjadi akibat dari beban eksternal yang diaplikasikan atau gaya berat strukturnya
sendiri (Skyciv, 2017). Sebuah balok yang diberi beban maka sumbu longitudinal
yang semula lurus akan berubah menjadi sebuah kurva yang disebut kurva lendutan
dari balok (Stephen P. Timoshenko, dkk., 1996:379). Berdasarkan pemaparan
tersebut suatu batang akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban
terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi (Kurniawan, dkk., 2016).
Defleksi dapat dibedakan menjadi 2 macam diantaranya sebagai berikut.
a. Defleksi Vertikal (Δw)
Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal (tarik, tekan)
hingga membentuk sudut defleksi pada posisi batang vertikal, kemudian kembali
ke posisi semula. Berikut gambar batang yang diberi pembebanan dalam posisi
vertikal.

Gambar 2.1 Defleksi Vertikal


Sumber: Ferdinand P. Beer, dkk. (2015, 694)

b. Defleksi Horisontal (Δp)


Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal (bending)
posisi batang horizontal, hingga membentuk sudut defleksi, kemudian kembali ke

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


1
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

posisi semula. Berikut gambar batang yang diberi pembebanan dalam posisi
horizontal.

Gambar 2.2 Defleksi Horizontal


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 108)

2.1.2 Hal-Hal yang Mempengaruhi Terjadinya Defleksi


1. Kekakuan Batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada
batang akan semakin kecil. Berdasarkan pemaparan tersebut kekakuan suatu batang
mempengaruhi lendutan yang terjadi pada batang.
2. Besarnya Kecil Gaya yang Diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan
besarnya defleksi yang terjadi. Semakin besar beban yang dialami batang maka
defleksi yang terjadi pun semakin kecil.
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika
karena itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah
sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka
defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan
defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva
defleksi yang berbeda-beda. Beban terdistribusi merata, slope (kemiringan) yang
terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dari slope titik. Hal tersebut
karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya
terjadi pada beban titik tertentu saja.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


2
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

2.1.3 Macam-Macam Tumpuan


Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi adalah jenis tumpuan
yang digunakan, adapun jenis-jenis dari tumpuan tersebut diantaranya sebagai
berikut.
a. Tumpuan Engsel
Tumpuan engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi
vertikal dan gaya reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak ini mampu melawan
gaya yang bekerja dalam setiap arah dari bidang. Mustafa (2012:223) menjelaskan
pada Gambar 2.3 bahwa ditunjukkan gaya-gaya reaksi pada tumpuan engsel,
dimana Rx adalah gaya reaksi pada sumbu x dalam arah horizontal, Ry adalah gaya
reaksi pada sumbu y dalam arah vertikal.

Gambar 2.3 (a) Tumpuan Engsel (b) Gaya yang Bekerja pada Tumpuan Engsel
Sumber : J.L. Meriam dan L.G. Kraige (2012, 112) dan Mustafa (2012, 223)

b. Tumpuan Rol
Tumpuan rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi
vertikal. Jenis tumpuan ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang
spesifik.

Gambar 2.4 Tumpuan Rol


Sumber: J.L. Meriam dan L.G. Kraige (2012, 111)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


3
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

c. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal,
gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang.
Tumpuan jepit ini mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga
mampu melawan suatu kopel atau momen.

Gambar 2.5 Tumpuan Jepit


Sumber : J.L. Meriam dan L.G. Kraige (2012, 112)

2.1.4 Jenis-Jenis Pembebanan


Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang adalah
jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis-jenis pembebanan diantaranya
sebagai berikut.
a. Beban Terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas
kontaknya kecil. Berikut gambar dari pembebanan terpusat.

Gambar 2.6 Pembebanan Terpusat


Sumber : Ferdinand P. Beer, dkk. (2015, 346)
b. Beban Merata
Disebut beban merata karena terdistribusi merata di sepanjang batang.
Berikut gambar dari pembebanan merata.

Gambar 2.7 Pembebanan Terbagi Merata


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 120)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


4
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

c. Beban Bervariasi Uniform


Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang
besarnya tidak merata. Berikut gambar dari pembebanan bervariasi uniform.

Gambar 2.8 Pembebanan Bervariasi Uniform


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 120)

Keterangan simbol dari Gambar 2.6 adalah sebagai berikut.


A = Tumpuan engsel
D = Tumpuan rol
P1 dan P2 = Beban terpusat
B dan C = Titi terpusat
Keterangan simbol dari Gambar 2.7—2.8 adalah sebagai berikut.
A = Tumpuan engsel
B = Tumpuan rol
L = Lengan
y = Defleksi vertikal
w0 = Defleksi horizontal
x = Beban

2.1.5 Perbedaan Defleksi dan Deformasi


Berdasarkan pemapaparan tersebut defleksi terjadi karena adanya pembebanan
vertikal pada balok atau batang, sedangkan deformasi tidak hanya terjadi karena
pembebanan vertikal saja, tetapi karena adanya berbagai macam perlakuan yang
dialami balok atau batang. Defleksi yang terjadi pada balok hanya merubah bentuk
(lendutan) pada balok tersebut, sedangkan deformasi dapat merubah bentuk dan
ukuran balok tersebut.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


5
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Gambar 2.9 Defleksi pada Beam


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 237)

Gambar 2.10 Deformasi pada Sebuah Balok


Sumber: Branislav Hucko dan Roland Janco (2013, 38)

2.1.6 Macam-Macam Deformasi


Deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran objek karena adanya gaya.
Gaya ini dapat berasal dari kekuatan tarik, kekuatan tekan, geser dan torsi.
Deformasi dibagi menjadi dua diantaranya sebagai berikut.
a. Deformasi Elastis
Deformasi elastis adalah perubahan yang terjadi bila ada gaya yang
bekerja, serta akan hilang bila beban ditiadakan. Berdasarkan pemaparan tersebut
bila beban ditiadakan maka benda akan kembali ke bentuk dan ukuran semula.
b. Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang permanen, meskipun
bebannya dihilangkan. Berdasarkan tinjauan mikro, deformasi plastis
mengakibatkan putusnya ikatan atom dengan atom tetangganya dan membentuk
ikatan yang baru dengan atom lainya. Berdasarkan pemaparan tersebut bila beban
dilepaskan atom ini tidak kembali ke ikatan awalnya.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


6
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Gambar 2.11 Grafik Tegangan Regangan


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 34)
2.1.7 Momen Inersia Luasan
Momen inersia dari suatu luasan merupakan konsep abstrak dalam ilmu
kekuatan bahan. Konsep ini bukan merupakan sifat dari luasan, tetapi lebih
merupakan besaran matematis murni, merupakan konsep yang sangat penting di
dalam mempelajari kekuatan bahan. Momen inersia sendiri tidak mempunyai arti,
momen inersia terutama hanya merupakan pernyataan matematis yang disebut
dengan symbol I (Ferdinand L. Singer dkk, 1995:583).
Perhatikan luasan bidang A pada Gambar 2.12. Nyatakan X-X dan Y-Y sebagai
sumbu persegi panjang pada luasan. Luasan A dibagi menjadi luasan kecil-kecil
(dinyatakan dengan a). Koordinat a adalah jarak terhadap sumbu x dan y. Suatu
momen inersia harus selalu dihitung terhadap sumbu tertentu. Pada Gambar 2.12,
jika kita mempunyai momen inersia terhadap sumbu X-X dinyatakan dengan Ix atau
terhadap sumbu Y-Y dinyatakan dengan Iy. Momen inersia dinyatakan sebagai
jumlah semua luasan kecil-kecil, masing-masing dikalikan dengan kuadrat jarak
(lengan momen) dari sumbu yang dilihat.
Momen inersia terhadap sumbu X-X adalah jumlah dari perkalian masing-
masing luasan a dab kuadrat dari lengan momen y yang dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Ix = ∑ ay 2 (2.1)
Momen Inersia terhadap sumbu Y-Y dengan cara yang sama dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Iy = ∑ ax 2 (2.2)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


7
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Keterangan simbol pada persamaan (2.1) dan (2.2) adalah sebagai berikut.
Ix = momen inersia terhadap sumbu X-X [m4]
Iy = momen inersia terhadap sumbu Y-Y [m4]
a = luasan [m2]
y = panjang lengan momen [m]
x = panjang lengan momen [m]
Pernyataan matematis pada persamaan (2.1) dam (2.2) biasanya disebut dengan
momen kedua (second moment) dari luasan, karena masing-masing luasan kecil,
jika dikalikan dengan lengan momen, memberikan momen luas (atau momen
pertama luasan). Pernyataan momen inersia luasan sesungguhnya kurang tepat
karena bidang luasan tidak mempunyai tebal sehingga tidak mempunyai massa atau
inersia.

Gambar 2.12 Momen Inersia Luasan


Sumber : A. Muhib Zainuri (2008,46)

Momen inersia adalah luasan dikalikan kuadrat jarak maka satuan SI adalah
mm4 atau m4. Tanda I ternyata tidak bergantung kepada lengan momen, I
seluruhnya tergantung kepada tanda luas sehingga momen inersia selalu berharga
positif. Besaran momen inersia adalah diukur dari kemampuan suatu penampang
luasan terhadap tahanan tekuk (buckling) atau lentur (bending). Berdasarkan
pemaparan tersebut, dapat dinyatakan bahwa jika dua buah terbuat dari bahan yang
sama, tetapi mempunyai luas penampang yang berbeda maka balok yang memiliki
luas penampang lebih besar akan mempunyai nilai momen inersia yang lebih besar.
Namum balok dengan momen inersia lebih besar tidak selalu mempunyai luas
penampang lebih besar, distribusi luasan relatif terhadap sumbu referensi akan juga
menentukan besar momen inersia.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


8
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Pendekatan momen inersia dengan cara membagi luasan total akan


menghasilkan nilai akurasi sebagai fungsi dari ukuran yang dipilih pada luasan
komponen. Semakin kecil ukuran luasan komponen yang digunakan maka akan
semakin tinggi tingkat akurasinya. Berikut merupakan rumusan momen inersia
untuk berbagai luasan geometris.
Tabel 2.1 Momen Inersia Benda
Geometri Momen Inersia
Rectangle bh3 b3 h
Ix̅ = Iy̅ =
12 12
bh3 b3 h
Ix = Iy =
3 3
b2 h2
̅ =0
Ixy Ixy = 3

Circle πR4
Ix = Ix =
4

Ixy = 0

Half 37bh3 b3 ℎ
Ix̅ = Iy̅ =
2100 80
parabolic
bh3 b3 h
Ix = Iy =
complement 21 5
b2 h2
̅Ixy = 0 Ixy = 12

Right bh3 b3 ℎ
Ix̅ = Iy̅ =
36 36
triangle
bh3 b3 h
Ix = Iy =
12 12
𝑏 2 ℎ2 b2 h2
̅Ixy = − Ixy =
72 24

Semicircle ̅Ix = 0,1098𝑅 4 ̅Ixy = 0


πR4
Ix = Iy = Ixy = 0
8

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


9
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Half 8bh3 19𝑏 3 ℎ


Ix̅ = Iy̅ =
175 480
parabola
2bh3 2𝑏 3 ℎ
Ix = Iy =
15 15
𝑏 2 ℎ2 b2 h2
̅Ixy = Ixy =
60 6

Isosceles bh3 𝑏3 ℎ
Ix̅ = Iy̅ =
36 48
triangle
bh3
Ix = 12
̅Ixy = 0 Ixy = 0

Quarter ̅Ix = ̅Iy = 0,05488𝑅 4


circle πR4
Ix = Iy = 16
̅Ixy = −0,01647𝑅 4
πR4
Ixy = 8

Circular R4
Ix = (2𝛼 − sin 2𝛼)
8
sector
R4
Iy = (2𝛼 + sin 2𝛼)
8

Ixy = 0

Triangle bh3 bh3


Ix̅ = Ix =
36 12
bh 2
Iy̅ = 36
(a − ab + b2 )
bh 2
Iy = 12
(a + ab + b2 )
bℎ 2
̅ =
Ixy (2a − b)
72
bh2
Ixy = (2a + b)
24

Quarter πab3
Ix̅ = 0,05488ab3 Ix =
16
ellipse
πa3 𝑏
Iy̅ = 0,05488a3 b Iy =
16
̅ = −0,01647𝑎 b
Ixy 2 2

a2 b2
Ixy = 8

Sumber : Andrew Pytel dan Jaan Kiausalaas (2012, 492)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


10
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Besarnya defleksi dari suatu struktur dapat ditentukan dengan menggunanakan


metode luas momen. Metode luas momen diperkenalkan oleh Saint-Venant dan
dikembangkan oleh Mohr dan Greene.
1. Teori Momen Luas Pertama

Gambar 2.13 Asal Mula Teori Momen Luas Pertama


Sumber : James M. Gere (2004, 626)

Sudut θB/A antara tan A dan tan B pada kurva defleksi sama dengan luasan
diagram antara kedua titik dibagi EI.
A Mdx
θB/A = ∫B (2.3)
EI

Keterangan simbol pada persamaan (2.3) adalah sebagai berikut.


θB/A = Sudut kemiringan [o]
M = Momen lentur dengan jarak x dari titik B [Nm]
E = Modulus elastisitas balok [N/m2]
I = Momen-area kedua [Nm]
Teori Momen Luas Pertama ini dipergunakan sebagai berikut.
a. Menghitung lendutan
b. Menghubungkan putaran sudut antara titik-titik yang dipilih sepanjang sumbu
balok

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


11
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

2. Teori Momen Luas Kedua

Gambar 2.14 Asal Mula Teori Momen Luas Kedua


Sumber : James M. Gere (2004, 629)

Jarak vertikal B pada kurva defleksi dan Tan A sama dengan momen dikali
jarak (centroid area) dibagi EI.
A Mx dx
∆ = ∫B (2.4)
EI

Keterangan simbol pada persamaan (2.4) adalah sebagai berikut.


∆ = defleksi [m]
Teori momen luasan kedua berguna untuk mendapatkan lendutan,
karena memberikan posisi dari suatu titik pada balok terhadap garis
singgung disuatu titik lainnya.
2.1.8 Rumus Perhitungan Defleksi Vertikal
Setiap bahan memiliki modulus elastisitas yang merupakan perbandingan
antara tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan pada bahan
yang bersangkutan. Selama masih dalam batas proporsional (batas elastisitas
bahan) tegangan memanjang menimbulkan regangan yang besarnya sama.
Jika batas proporsional belum terlampaui perbandingan tegangan-tegangan
terhadap regangan konstan dan karena itu hukum hooke sama maknanya dengan
ungkapan bahwa dalam proporsional, modulus elastisitas bahan adalah konstan
bergantung hanya pada sifat bahan.
Pada proses defleksi, salah satu faktor penting yang juga memengaruhi nilai
dari defleksi spesimen adalah inersia penampang bahan itu sendiri. Inersia bisa

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


12
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

diartikan juga sebagai kecenderungan suatu material untuk mempertahankan


kondisi awalnya ketika dilakukan pembebanan.
Menurut Negara dkk. (2009:7) bahwa untuk rumus yang digunakan pada
perhitungan defleksi vertikal adalah

Wa3 WR πa2 πR2 W


∆W = + [ + + 2aR] + EI [a2 b + 2ab2 + bR2 ] (2.5)
3EI EI 2 4

Keterangan simbol pada persamaan (2.5) adalah sebagai berikut.


∆W = Defleksi vertikal [mm]
W = Beban [N]
E = Elastisitas spesimen [MPa]
R = Radius dimensi pada spesimen [mm]
b = Panjang lengan b pada spesimen [mm]
a = Panjang lengan a pada spesimen [mm]
I = Momen Inersia [m4]

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


13

Вам также может понравиться

  • Bab 2
    Bab 2
    Документ9 страниц
    Bab 2
    ridwan
    Оценок пока нет
  • Laporan MKM
    Laporan MKM
    Документ45 страниц
    Laporan MKM
    fandika
    Оценок пока нет
  • Percobaan 1 Straight Beam
    Percobaan 1 Straight Beam
    Документ48 страниц
    Percobaan 1 Straight Beam
    Nur Al Faqih
    100% (2)
  • BAB 1 2 3 Lendutan Batang
    BAB 1 2 3 Lendutan Batang
    Документ16 страниц
    BAB 1 2 3 Lendutan Batang
    PANIK TV
    Оценок пока нет
  • Laporan FDM Fix
    Laporan FDM Fix
    Документ34 страницы
    Laporan FDM Fix
    Arifadiw
    100% (1)
  • Kelompok IV A Defleksi Berhalaman
    Kelompok IV A Defleksi Berhalaman
    Документ47 страниц
    Kelompok IV A Defleksi Berhalaman
    Gilang Krisnawan
    Оценок пока нет
  • Laporan Defleksi Revisi Fix
    Laporan Defleksi Revisi Fix
    Документ43 страницы
    Laporan Defleksi Revisi Fix
    Jendral Yoga Aryatama
    Оценок пока нет
  • Tugas Akhir - Kelompok 2
    Tugas Akhir - Kelompok 2
    Документ28 страниц
    Tugas Akhir - Kelompok 2
    Choirul Maulana
    Оценок пока нет
  • BAB 6 Kel 7
    BAB 6 Kel 7
    Документ24 страницы
    BAB 6 Kel 7
    Andre Juliansyah
    Оценок пока нет
  • M.reffri Fernando - (1807113096) - Kompilasi Laporan FDM
    M.reffri Fernando - (1807113096) - Kompilasi Laporan FDM
    Документ104 страницы
    M.reffri Fernando - (1807113096) - Kompilasi Laporan FDM
    Donnie Hafiz Prasetya Ritonga
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
    Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
    Документ30 страниц
    Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
    Bibih Buntoro
    Оценок пока нет
  • Defleksi, Aldi
    Defleksi, Aldi
    Документ22 страницы
    Defleksi, Aldi
    Anjananda Vitodi
    Оценок пока нет
  • Bab 4 Dasar Teori
    Bab 4 Dasar Teori
    Документ13 страниц
    Bab 4 Dasar Teori
    Arel Manta Tarigan
    Оценок пока нет
  • Modul FDM (Defleksi) - OK
    Modul FDM (Defleksi) - OK
    Документ16 страниц
    Modul FDM (Defleksi) - OK
    Khoirul Fatihin
    Оценок пока нет
  • Bab 6 Dasar Teori
    Bab 6 Dasar Teori
    Документ29 страниц
    Bab 6 Dasar Teori
    Ikhwan Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Ledutn Batang
    Ledutn Batang
    Документ18 страниц
    Ledutn Batang
    Indra Surya
    Оценок пока нет
  • Laporan Defleksi II A ACC Chandra
    Laporan Defleksi II A ACC Chandra
    Документ24 страницы
    Laporan Defleksi II A ACC Chandra
    Gilang Krisnawan
    Оценок пока нет
  • BAB I-III Defleksi
    BAB I-III Defleksi
    Документ30 страниц
    BAB I-III Defleksi
    adinda
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum FDM KEL 2A Fix
    Laporan Praktikum FDM KEL 2A Fix
    Документ43 страницы
    Laporan Praktikum FDM KEL 2A Fix
    mirza
    Оценок пока нет
  • Bab 4 Defleksi FIX
    Bab 4 Defleksi FIX
    Документ39 страниц
    Bab 4 Defleksi FIX
    Zaeni Ub
    50% (2)
  • Laporan FDM-01
    Laporan FDM-01
    Документ30 страниц
    Laporan FDM-01
    Fahmy Rhamadan
    Оценок пока нет
  • Beam Deflection Apparatus Bab VI
    Beam Deflection Apparatus Bab VI
    Документ11 страниц
    Beam Deflection Apparatus Bab VI
    Hanif Fadhlillah
    Оценок пока нет
  • Definisi Defleksi
    Definisi Defleksi
    Документ4 страницы
    Definisi Defleksi
    Samsulludin
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan Defleksi
    Pendahuluan Defleksi
    Документ10 страниц
    Pendahuluan Defleksi
    david hartanto
    100% (1)
  • Pertemuan Ke 10 - Defleksi
    Pertemuan Ke 10 - Defleksi
    Документ7 страниц
    Pertemuan Ke 10 - Defleksi
    Rawing
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Defleksi FIXX
    Bab 1 Defleksi FIXX
    Документ55 страниц
    Bab 1 Defleksi FIXX
    lukman nurhakim
    Оценок пока нет
  • Defleksi
    Defleksi
    Документ40 страниц
    Defleksi
    yusril dwiki
    Оценок пока нет
  • Defleksi Batang
    Defleksi Batang
    Документ53 страницы
    Defleksi Batang
    abe haris
    Оценок пока нет
  • LENDUTAN BATANG Revisi
    LENDUTAN BATANG Revisi
    Документ22 страницы
    LENDUTAN BATANG Revisi
    Lufeas Namliw
    100% (1)
  • Deformation1. Revisi
    Deformation1. Revisi
    Документ55 страниц
    Deformation1. Revisi
    rahmat ramadhan
    Оценок пока нет
  • Deformation of Curved Axiz Beam
    Deformation of Curved Axiz Beam
    Документ24 страницы
    Deformation of Curved Axiz Beam
    KhairilHidayah
    100% (1)
  • Bab 8 MAKALAH LENDUTAN BALOK
    Bab 8 MAKALAH LENDUTAN BALOK
    Документ11 страниц
    Bab 8 MAKALAH LENDUTAN BALOK
    Moch Alfani
    Оценок пока нет
  • Makalah Anstruk
    Makalah Anstruk
    Документ10 страниц
    Makalah Anstruk
    Jung Jae Hyun
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum 1 Defleksi - M.rafi Abdi C. - 1807111710
    Laporan Praktikum 1 Defleksi - M.rafi Abdi C. - 1807111710
    Документ135 страниц
    Laporan Praktikum 1 Defleksi - M.rafi Abdi C. - 1807111710
    Rafi Abdi Cahya
    Оценок пока нет
  • Laporan Lendutan Gede Aldi Pratama - F33118098
    Laporan Lendutan Gede Aldi Pratama - F33118098
    Документ27 страниц
    Laporan Lendutan Gede Aldi Pratama - F33118098
    Mr. Ge
    Оценок пока нет
  • Deformasi
    Deformasi
    Документ7 страниц
    Deformasi
    khususairdrop823
    Оценок пока нет
  • Laporan - Mochamad Qoribulloh - 195100201111006 - B4 - Integrasi Ganda
    Laporan - Mochamad Qoribulloh - 195100201111006 - B4 - Integrasi Ganda
    Документ45 страниц
    Laporan - Mochamad Qoribulloh - 195100201111006 - B4 - Integrasi Ganda
    RAHMAT DWI FEBRIYANTO
    Оценок пока нет
  • Defleksi
    Defleksi
    Документ25 страниц
    Defleksi
    jose amnuel freitas belo
    Оценок пока нет
  • TM Metode Integrasi
    TM Metode Integrasi
    Документ5 страниц
    TM Metode Integrasi
    rosi maylani
    Оценок пока нет
  • Rangkuman Defleksi
    Rangkuman Defleksi
    Документ6 страниц
    Rangkuman Defleksi
    Stiven Unisan
    0% (2)
  • BAB II Revisi
    BAB II Revisi
    Документ43 страницы
    BAB II Revisi
    wasis enggah widianto
    Оценок пока нет
  • Defleksi Batang
    Defleksi Batang
    Документ23 страницы
    Defleksi Batang
    Ilham Aswin Nugraha
    Оценок пока нет
  • Laporan Lengkap
    Laporan Lengkap
    Документ188 страниц
    Laporan Lengkap
    Surya Narayana
    Оценок пока нет
  • Tugas MKM
    Tugas MKM
    Документ9 страниц
    Tugas MKM
    Amrullah
    Оценок пока нет
  • Bakal Laporan
    Bakal Laporan
    Документ37 страниц
    Bakal Laporan
    MOH. RAJIV ROHMAN ARITAGA
    Оценок пока нет
  • XXXX Daftar BAB1 XXX
    XXXX Daftar BAB1 XXX
    Документ25 страниц
    XXXX Daftar BAB1 XXX
    Rahman Setiadi
    Оценок пока нет
  • Defleksi - VII S
    Defleksi - VII S
    Документ44 страницы
    Defleksi - VII S
    E1Mahbub Romdlon M
    Оценок пока нет
  • JJ310 Strength of Material Unit 1
    JJ310 Strength of Material Unit 1
    Документ16 страниц
    JJ310 Strength of Material Unit 1
    Adib Azhar
    67% (3)
  • Andre Sahat M. Gultom
    Andre Sahat M. Gultom
    Документ23 страницы
    Andre Sahat M. Gultom
    anonym
    Оценок пока нет
  • BARU Defleksi
    BARU Defleksi
    Документ24 страницы
    BARU Defleksi
    FikryNineDheRangerzz
    Оценок пока нет
  • Engki Punya Proposal
    Engki Punya Proposal
    Документ13 страниц
    Engki Punya Proposal
    sheltu
    Оценок пока нет
  • Unit2 Pengenalan PDF
    Unit2 Pengenalan PDF
    Документ17 страниц
    Unit2 Pengenalan PDF
    Fatin Nasuha
    Оценок пока нет
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Документ18 страниц
    LAPORAN
    Nurhadi Mulyono
    Оценок пока нет
  • Laporan - Mohammad Rafi Akbar - 195100901111004
    Laporan - Mohammad Rafi Akbar - 195100901111004
    Документ53 страницы
    Laporan - Mohammad Rafi Akbar - 195100901111004
    PRAKTIKUM MIKLING 2020
    Оценок пока нет