Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam berbagai jenis olahraga baik olahraga dengan gerakan-
gerakan yang bersifat konstan seperti jogging, marathon dan bersepeda atau
juga pada olahraga yang melibatkan gerakan-gerakan yang explosif seperti
menendang bola atau gerakan smash dalam olahraga tenis atau bulutangkis,
jaringan otot hanya akan memperoleh energi dari pemecahan molekul
adenosine triphospate atau yang biasanya disingkat sebagai ATP. Energi yang
digunakan berasal dari simpanan energi yang terdapat di dalam tubuh yaitu
simpanan phosphocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan protein. Molekul
ATP tersebut akan dihasilkan melalui metabolisme energi yang akan
melibatkan beberapa reaksi kimia yang kompleks. Pengunaan simpanan-
simpanan energi di dalam tubuh beserta jalur metabolisme energi yang akan
digunakan untuk menghasilkan molekul ATP akan bergantung terhadap jenis
aktivitas serta intensitas yang dilakukan saat berolahraga.
Secara umum aktivitas yang terdapat dalam kegiatan olahraga akan
terdiri dari kombinasi dua jenis aktivitas yaitu aktivitas yang bersifat aerobik
dan aktivitas yang bersifat anaerobik. Kegiatan/jenis olahraga yang bersifat
ketahanan seperti jogging, marathon, triathlon dan juga bersepeda jarak jauh
merupakan jenis olahraga dengan komponen aktivitas aerobik yang dominan.
Selanjutnya untuk kegiatan olahraga yang membutuhkan tenaga besar dalam
waktu singkat seperti angkat berat, push-up, sprint atau juga loncat jauh
merupakan jenis olahraga dengan komponen komponen aktivitas anaerobik
yang dominan.
Namun dalam beragamnya berbagai cabang olahraga akan terdapat
jenis olahraga atau aktivitas latihan dengan satu komponen aktivitas yang
lebih dominan atau akan terdapat cabang olahraga yang mengunakan
kombinasi antara aktivitas yang bersifat aerobik dan anaerobik. Aktivitas
aerobik merupakan aktivitas yang bergantung terhadap ketersediaan oksigen
untuk membantu proses pembakaran sumber energi sehingga juga akan
bergantung terhadap kerja optimal dari organ-organ tubuh seperti jantung,
paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen agar
proses pembakaran sumber energi dapat berjalan dengan sempurna. Aktivitas
aerobik biasanya merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas rendah
sampai sedang yang dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang cukup
lama, seperti jalan kaki, bersepeda atau juga jogging.
Aktivitas anaerobik merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi yang
membutuhkan energi secara cepat dalam waktu yang singkat, namun tidak
dapat dilakukan secara kontinu untuk durasi waktu yang lama. Aktivitas
anaerobik biasanya akan membutuhkan interval istirahat agar ATP dapat
diregenerasi sehingga kegiatannya dapat dilanjutkan kembali. Contoh dari
kegiatan/jenis olahraga yang memiliki aktivitas anaerobik dominan adalah
lari cepat (sprint), push-up, body building, gimnastik atau juga loncat jauh.
Dalam beberapa jenis olahraga beregu atau juga individual akan terdapat pula
gerakan-gerakan/aktivitas seperti meloncat, mengoper, melempar, menendang
bola, memukul bola atau juga mengejar bola dengan cepat yang bersifat
anaerobik. Oleh sebab itu maka beberapa cabang olahraga seperti sepakbola,
bola basket atau juga tenis lapangan disebutkan merupakan kegiatan olahraga
dengan kombinasi antara aktivitas aerobik dan anaerobik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari fermentasi
2. Apakah pengertian dari asam laktat
3. Bagaimana proses metabolisme asam laktat
4. Apakah pengertian dari alkohol
5. Bagaimana proses metabolisme alkohol
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari fermentasi
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari asam laktat
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses metabolisme dari asam laktat
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari alkohol
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses metabolisme alkohol
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fermentasi
Fermentasi terdiri atas Glikolisis plus reaksi-reaksi yang meregenerasi
+
(membentuk kembali) NAD dengan cara mentransfer elektron dari NADH
+
ke piruvat atau turunan piruvat. NAD kemudian dapat digunakan ulang
untuk mengoksidasi gula melalui glikolisis, dengan hasil netto 2 molekul
ATP melalui fosforilasi tingkat-substart. Ada banyak tipe fermentasi yang
berbeda dalam hal produk akhir yang terbentuk dari piruvat. Dua bentuk tipe
fermentasi yang umu adalah fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.
B. Pengertian Fermentasi Asam Laktat
Asam laktat (2-hydroxypropanoic acid) adalah asam hidroksi organik
yang tersebar secara luas di alam. Asam laktat memiliki tingkat keasaman
yang sederhana dibandingkan bahan pengasam makanan yang lain, rasa dan
baunya tidak tajam dan dinyatakan sebagai bahan pengawet yang aman
(GRAS, generally regarded as safe) oleh FDA di US. Karakteristik tersebut
menyebabkan asam laktat sesuai untuk mengawetkan susu, daging, telur dan
makanan laut. Industri makanan ternak menggunakan ammonium laktat
sebagai supplement nitrogen karena terbukti lebih baik dibandingkan dengan
sumber nitrogen non-protein lain (J.M Dominguez et al., 2005).
1. Aplikasi dan penggunaan asam laktat
Asam laktat diperdagangkan dalam berbagai kualitas (grade) yang
berbeda yaitu technical, food dan pharmaceutical grades. Konsentrasi
asam laktat biasanya berkisar antara 50 – 88%. Kualitas asam laktat
semakin tinggi jika kadar pengotor seperti gula, logam, klorida, sulfat dan
abu semakin kecil. Asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi
berwarna kuning dan biasanya mengandung residu dari gula dan sumber
nitrogen. Sifat korosif dari larutan asam laktat diatasi dengan
mengkonversi asam laktat ke dalam bentuk garamnya seperti calcium
lactate (Vickroy, 1985).
Garam kalsium dari asam laktat diproduksi dalam bentuk granular
atau serbuk (powder). Calsium lactate trihydrate, sebagai sumber kalsium
diet dan zat pembeku darah pada kasus pendarahan dan pembedahan.
Calsium lactate digunakan sebagai bahan penolong industri antibiotik dan
berfungsi sebagai buffer pada sediaan farmasi. Plastik biodegradable
berbahan baku asam laktat digunakan sebagai benang bedah (sutures) yang
tidak perlu diambil kembali. Selain itu sedang dikembangkan pula
biodegradable implant untuk patah tulang dan luka-luka. Calsium lactate
dipergunakan pula di dalam pembuatan baking powder (Vickroy, 1985).
Asam laktat dalam bentuk ester (stearoyl-2-lactylates, glyceryl
lactostearate, glyceryl lactopalmitate) digunakan sebagai bahan
pengemulsi makanan yang dipanggang pada industri roti dan biskuit untuk
mendapatkan tekstur yang lembut. Bahan pengemulsi tersebut
membutuhkan bahan baku asam laktat yang stabil terhadap panas
(Narayanan, 2004).
Asam laktat sebagian besar digunakan sebagai bahan tambah
makanan. Asam laktat digunakan sebagai bahan perisa asam makanan,
memiliki rasa asam yang sederhana, bau dan rasanya tidak tajam.
Kombinasi asam laktat dengan asam propionat atau asam asetat digunakan
sebagai bahan pengawet. Harga asam laktat lebih mahal dibandingkan
perisa asam makanan yang lain seperti asam sitrat, asam asetat, asam
fosfat, dan asam propionate, namun asam laktat dipilih karena tidak
mempengaruhi rasa asli dari makanan. Asam laktat digunakan pada
pengolahan bahan pangan yang diasinkan, keju, cake, saus salad, minuman
ringan, salami, selai dan jelly (Vickroy, 1985).
Asam laktat dengan kualitas technical grades digunakan oleh
industri pembuatan cellophane sebagai pengontrol pH pada proses
pelapisan film. Asam laktat dapat direaksikan dengan alkohol dan asam
sebagai plasticizers pada pembuatan polyester dan resin phenol-
formaldehid. Asam laktat digunakan pada industri karet, logam dan tekstil.
Pada industri penyamakan kulit asam laktat telah banyak digunakan
sebagai pengganti asam sulfat dan asam formiat. Asam laktat juga dipakai
pada industri pestisida, herbisida dan fungisida (Vickroy, 1985).
2. Sifat kimiawi asam laktat
Asam laktat pertama diisolasi dari susu asam oleh Scheele pada
tahun 1780. (Narayanan, 2004). Asam laktat merupakan asam karboksilat
dengan rumus molekul C3H6O3 (CH3.CHOH.COOH). Asam laktat
memiliki gugus hidroksil berdekatan dengan gugus asam karboksilat,
sehingga membentuk sebuah alpha hydroxyl acid (AHA).. Asam laktat
memiliki tiga karbon asam organik, satu atom karbon merupakan bagian
dari asam atau grup karboksil, atom karbon lain merupakan bagian dari
grup methyl atau hidrokarbon, dan atom karbon yang di pusat memiliki
sebuah gugus alkohol. Asam laktat dalam larutan dapat melepaskan
sebuah proton dari gugus asam, menghasilkan ion lactate CH3(OH)COO_
(Narayanan, 2004).
Asam laktat dengan tingkat kemurnian tinggi dapat membentuk
kristal bening monoclinic . Asam laktat larut dalam air , alkohol, eter tapi
tidak larut dalam khloroform. Asam laktat termasuk asam lemah dan
memiliki sifat volatilitas yang rendah. Asam laktat dapat membentuk
cyclic dimer (lactide) atau polimer linier dengan rumus kimia umum
H[OCH(CH3)CO)n OH. Asam laktat dapat bereaksi seperti asam organik
lain sebaik alkohol organik dan dapat terlibat pada berbagai tipe reaksi
kimia (Vickroy, 1985).
3. Proses produksi asam laktat
Asam laktat dapat diproduksi dengan dua cara yaitu secara sintesa
kimia dan fermentasi karbohidrat. Bahan baku untuk proses produksi asam
laktat secara sintesa kimia adalah lactonitrile. Hydrogen cyanide
direaksikan dengan acetaldehyde akan menghasilkan lactonitrile. Reaksi
ini terjadi pada fasa cair pada tekanan atmosfir yang cukup tinggi.
Lactonitrile mentah yang dihasilkan dipisahkan dan dimurnikan dengan
proses distilasi, kemudian dihidrolisa oleh HCl atau H2SO4 pekat sehingga
diperoleh asam laktat.dan garam ammonium. Asam laktat dan methanol
kemudian diesterifikasi menjadi methyl lactate, kemudian dipisahkan dan
dimurnikan dengan proses distilasi. Methyl lactate dihidrolisa oleh air
dalam kondisi asam sehingga dihasilkan asam laktat dan methanol. Proses
sintesa kimia menghasilkan campuran dua isomer asam laktat. Dua
perusahaan besar yaitu Musashino, Japan dan Sterling Chemicals Inc.
USA menggunakan teknologi tersebut. Berbagai metoda sintesa kimia lain
yang menghasilkan asam laktat adalah penguraian gula dengan katalis,
oksidasi propylene glycol, reaksi antara acetaldehyde, carbon monoxide
dan air pada suhu dan tekanan tinggi, dan hidrolisis chloropropionic acid
(Narayanan, 2004).
Asam laktat dihasilkan pula dari proses fermentasi dengan bahan
baku gula atau amilum. Jenis mikroorganisma yang menghasilkan asam
laktat adalah golongan bakteri dan jamur. Secara umum karakteristik
industri yang menggunakan mikroorganisma sebagai agen perubah adalah
kemampuan dan kecepatan mengfermentasi bahan baku yang murah
dengan penambahan komponen nitrogen serendah mungkin.
Mikroorganisma yang dipilih memiliki kriteria mampu menghasilkan
asam laktat dengan perolehan yang tinggi, pada kondisi pH yang rendah
dan temperatur yang tinggi, menghasilkan sejumlah kecil massa dan
produk samping lain (Vickroy, 1985).
C. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya
adalah asam laktat. Selama fermentasi asam laktat (Lactid acid
fermentation), piruvat direduksi secara langsung oleh NADH untuk
membentuk laktat sebagai produk akhir, tanpa pelepasan CO2. Laktat
merupakan bentuk terionisasi dari asam laktat. Fermentasi asam laktat oleh
fungi dan bakteri tertentu dimanfaatkan dalam industri pengolahan susu
untuk membuat keju dan yogurt.
Sel otot manusia membuat ATP melalui fermentasi asam laktat
ketika oksigen sulit diperoleh. Ini terjadi pada tahap awal olahraga berat,
ketika katabolisme gula untuk menghasilkan ATP lebih cepat daripada
suplai oksigen ke otot dari darah. Di bawah kondisi ini, sel beralih dari
respirasi aerobik ke fermentasi. Dahulu, laktat yang tertumpuk diduga
menyebabkan kelelahan dan nyeri otot, namun riset terbaru menunjukan
bahwa penyebab yang sebenarnya adalah peningkatan kadar ion kalium
(K+), sedangkan laktat tampaknya justru meningkatkan kinerja otot. Dalam
kasus manapun, laktat yang berlebih akan diangkut oleh darah secara
bertahap menuju hati. Laktat diubah kembali menjadi piruvat oleh sel hati.
Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi enzim

Prosesnya :

1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).


enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.

2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD

piruvat dehidrogenasa

Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat:

8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

D. Alkohol
1. Definisi
Istilah alkohol sendiri pada awalnya berasal dari bahasa Arab “Al
Kuhl” (bubuk halus antimon atau substansi murni lain) yang digunakan
untuk menyebut bubuk yang sangat halus dan biasanya dipakai untuk
bahan kosmetik khususnya eyeshadow. Sejak 5000 tahun yang lalu,
alkohol digunakan sebagai minuman dengan berbagai tujuan, seperti
sarana untuk komunikasi transedental dalam upacara kepercayaan dan
untuk memperoleh kenikmatan (Dewi, 2008; Dorland, 2005).
Dari segi kimiawi, alkohol merupakan suatu senyawa kimia
yang mengandung gugus -OH yang terikat pada atom karbon dan atom
hidrogen dan/atau atom karbon lain. Rumus kimia umum alkohol adalah
CnH2n+1OH. Alkohol dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok
tergantung pada bagaimana posisi gugus -OH dalam rantai atom-atom
karbonnya. Kelompok-kelompok alkohol antara lain alkohol primer,
sekunder, dan tersier (Dewi, 2008).
Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-
molekulnya maupun dengan air. Hal ini dapat mengakibatkan titik didih
maupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi (Syabatini, 2008). Titik
didih alkohol meningkat seiring dengan meningkatnya panjang gugus
alkil, banyak cabang dan banyak gugus hidroksil yang terikat pada atom
karbon (Dewi, 2008; Syabatini, 2008).
Seperti air, alkohol adalah asam atau basa sangat lemah. Pada
larutan encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang kira-kira sama
dengan pKa air. Namun dalam keadaan murni keasaman alkohol jauh lebih
lemah daripada air. Hal ini disebabkan karena alkohol mempunyai tetapan
elektrik yang rendah (Syabatini, 2008).
Masyarakat umum sering menyebutkan alkohol sebagai etenol. Hal
ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar
pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya (Dewi,
2008). Etanol adalah alkohol primer yang berwujud cairan jernih, tak
berwarna, mudah menguap dan mudah terbakar, dapat dikelirukan dengan
air, metanol, eter, kloroform dan aseton. Etanol ini dibentuk dari peragian
karbohidrat yang dikandung dari malt dan beberapa buah-buahan seperti
hop, anggur dan sebagainya oleh mikroba atau melalui sintesis dari etilen
dan alkohol memiliki kadar energi 7 kkal/gr (Dewi, 2008; Dorland, 2005;
Linder, 2006).
Dalam dunia kimia, farmasi dan kedokteran, etanol banyak
digunakan, diantaranya sebagai pelarut. Alkohol merupakan pelarut yang
paling bermanfaat dalam bidang farmasi, digunakan sebagai pelarut utama
untuk banyak senyawa organik, serta sebagai bakterisida (pembasmi
bakteri) terutama sebagai pembersih kulit sebelum injeksi. Etanol 60-80 %
berkhasiat sebagai bakterisida yang kuat dan cepat terhadap bakteri-
bakteri, sebagai germisida alat-alat, sebagai obat sedatif dan depresan
sistem saraf pusat yang memberikan efek tenang dan euforia (Al-Jawi,
2005; Masters, 2002; Makiyah et al., 2005).
Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 3/1997,
minuman beralkohol dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan. Minuman
beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol
1% sampai 5%, misalnya bir. Minuman beralkohol golongan B adalah
minuman beralkohol dengan kadar etanol 5% sampai 20%, misalnya
anggur. Minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol
dengan kadar etanol 20% sampai 55%, misalnya wiski dan brendi (Al-
Jawi, 2005; Keppres RI, 1997).
2. Farmakokinetik
a. Absorbsi
Alkohol adalah molekul kecil yang larut dalam air yang
diabsorbsi dengan cepat dari saluran cerna (Masters, 2002). Setelah
diminum, alkohol kebanyakan diabsorbsi di duodenum melalui difusi.
Kecepatan absorbsi bervariasi, tergantung beberapa faktor, antara lain:
1) Volume, jenis, dan konsentrasi alkohol yang dikonsumsi. Alkohol
dengan konsentrasi rendah diabsorbsi lebih lambat.
2) Kecepatan minum, semakin cepat seseorang meminumnya,
semakin cepat absorbsi terjadi.
3) Makanan memegang peranan besar dalam absorbsi alkohol. Efek
utama makanan terhadap alkohol adalah perlambatan
pengosongan lambung. Jumlah, waktu, dan jenis makanan sangat
mempengaruhi. Makanan tinggi lemak secara signifikan dapat
memperlambat absorbsi alkohol.
4) Metabolisme lambung, seperti juga metabolisme hati, dapat
secara signifikan menurunkan bioavailabilitas alkohol sebelum
memasuki sistem sirkulasi (Dewi, 2008).
b. Distribusi
Volume distribusi dari alkohol mendekati volume cairan tubuh
total sekitar 0,5-0,7 L/Kg Berat Badan. Setelah minum alkohol dalam
keadaan puasa, kadar puncak alkohol di dalam darah dicapai dalam
waktu 30 menit. Di dalam sistem saraf pusat, konsentrasi alkohol
meningkat dengan cepat karena otak menampung sebagian besar aliran
darah dan alkohol melewati membran biologi dengan cepat (Masters,
2002).
E. Metabolisme
1. Tahap 1 (Jalur alkohol dehidrogenase)
Pada tahap awal, alkohol dioksidasi menjadi asetaldehid oleh
enzim alkohol dehidrogenase (ADH), suatu enzim sitolitik yang
mengandung seng dan mengkatalisis perubahan alkohol menjadi aldehid.
Enzim ini terdapat sedikit pada konsentrasi alkohol yang rendah dalam
darah. Kemudian saat kadar alkohol dalam darah meningkat hingga taraf
sedang, kecepatan metabolisme menjadi maksimal, yaitu 7-10 gram/jam
(setara dengan sekali minum dalam satu jam). Kecepatan metabolisme
tersebut sangat berbeda antara masing-masing individu, dan bahkan
berbeda pula pada orang yang sama dari hari ke hari (Dewi, 2008).
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Enzim ini terutama berada dalam hati, namun dapat juga dijumpai
dalam organ lain seperti otak dan lambung (Dewi, 2008; Lee dan Charles,
1998).

Selama perubahan etanol menjadi asetaldehid menurut reaksi tadi,


ion hidrogen ditransfer dari alkohol pada nikotinamid adenin dinukleotida
(NAD+) untuk membentuk NADH. Sebagai hasil akhir, oksidasi alkohol
menyebabkan berlebihan zat yang bersifat mereduksi di dalam hati
terutama NADH (Lee dan Charles, 1998; Masters, 2002).

Alkohol dalam jumlah yang bermakna dimetabolisime oleh alkohol


dehidrogenase lambung dalam perut pada laki-laki tapi pada wanita lebih
sedikit, akibatnya wanita memiliki kadar alkohol dalam darah lebih tinggi
daripada laki-laki setelah pemberian dosis etanol peroral, tetapi setelah
pemberian intravena tidak ada perbedaan antara kedua jenis kelamin.
Kandungan cairan tubuh total yang rendah dan tingginya lemak juga
menyebabkan wanita lebih cepat menjadi alkoholik dibanding pria (Lee
dan Charles, 1998; Masters, 2002; Dewi, 2008).
2. Tahap 2 (Sistem oksidasi etanol mikrosom (SOEM))
Sistem enzim ini juga dikenal sebagai sistem oksidasi dengan
fungsi campuran, menggunakan NADPH pengganti NAD sebagai kofaktor
dalam metabolisme etanol yang digambarkan dalam reaksi berikut:
SOEM

C2H5OH + NADPH + H+ + O2 CH3CHO + NADP+ + 2H2O

Untuk alkohol dengan konsentrasi di bawah 10 mg% (22 mol/L),


alkohol dehidrogenase merupakan sistem oksidasi yang utama, sedangkan
untuk konsentrasi alkohol yang lebih tinggi SOEM memegang peranan
yang lebih berarti (Lee dan Charles, 1998; Dewi, 2008).
Pada konsentrasi etanol dalam darah di bawah 10 mg/dL (22 mol/L),
sistem MEOS yang memiliki Km relatif tinggi untuk alkohol, memberikan
sedikit pengaruh terhadap metabolisme etanol. Namun, bila etanol dalam
jumlah besar dikonsumsi, sistem alkohol dehidrogenase menjadi jenuh
karena pengosongan jumlah kofaktor yang dibutuhkan, NAD+. Bila
konsentrasi etanol meningkat diatas 100 mg/dL, akan terjadi peningkatan
peran dari sistem MEOS, yang tidak mengandalkan kofaktor (Masters,
2002).
3. Tahap 3 (Metabolisme asetaldehid)
Lebih dari 90% asetaldehid yang terbentuk dari alkohol dioksidasi di
dalam hati. Aldehid dehidrogenase yang tergantung pada NAD
mitokondria merupakan jalur utama untuk metabolisme asetaldehid karena
kadar asetaldehid di dalam hati setelah pemberian alkohol hanya 100-350
µmol/L. Hasil dari reaksi ini adalah asetat, yang dapat dimetabolisme lebih
lanjut menjadi CO2 dan air. Konsumsi alkohol yang kronis menyebabkan
penurunan jumlah oksidasi asetaldehid di dalam mitokondria yang sehat,
meskipun aktivitas enzim tidak terpengaruh (Lee dan Charles, 1998).
Orang dewasa dapat memetabolisme 7-10 gram (150-220 mmol) alkohol
per jam, yang ekuivalen dengan kira-kira 10 ons bir, 3,5 ons anggur atau 1
ons minuman keras yang disuling dengan kadar murni 80 (Masters, 2002).
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena
asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat
diabah menjadi alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa
hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi
aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.

Reaksinya :

1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)


2. Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat asetaldehid + CO2. piruvat dekarboksilase
(CH3CHO)

3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).


2 CH3CHO + 2 NADH2 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

Вам также может понравиться