Вы находитесь на странице: 1из 2

Indikasi pemasangan ventilasi mekanik

Pembedahan Kerusakan pana spinalis servikal diatas c4


1. Anastesi umum dengan blockade 1. Fraktur leher
neuromuscular
2. Penatalaksanaan pasca operasi bedah
mayor
Depresi pusat respirasi Gangguan neuromuscular
1. Pa CO2 >7-8 kPa (50-60 mmHg) 1. Guillain barre
2. Cedera kepala 2. Miastenia gravis
3. Overdosis obat 3. Poliomyelitis
4. Peningkatan tekanan intracranial 4. Polyneuritis
5. Status epileptikus
Penyakit paru Gangguan dinding dada
1. Pneumonia 1. Kifoskoliosis
2. Sindrom gawat napas akut 2. Trauma terutama flail segement
3. Serangan asma berat Lain-lain
4. Eksaserbasi akut PPOK 1. Henti jantung
5. Trauma kontusio paru 2. Syok sirkulasi berat
6. Edema paru 3. Hipoksia resisten pada gagal napas tipe 1
(berkurangnya oksigen)

Gagal nafas dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu kegagalan hipoksemia dan kegagalan hipolsemia
hiperkapnea:

1. Tipe 1 Gagal nafas hipoksemia:


PaO2 kurang dari atau sama dengan 60 mmHg, SaO2 rendah kurang dari 90 %, namun PaCO2
dapat normal 45 mmHg atau kurang. Jadi mekanisme primer pada tipe kegagalan ini adalah
mekanisme oksigenasi yang tidak adekuat atau hipoksemia.
2. Tipe 2 gagal nafas hipoksemia hiperkapnea:
Kegagalan ini menunjukan abnormalitas oksigenasi darah dan ketidakmampuan system
pernafasan untuk mengeliminasi karbondioksida. Pada tipe ini PaO2 60 mmHg atau kurang,
sedangkan PaCO2 dapat naik lebih dari 45 mmHg.

Ventilasi mekanik memiliki prinsip yang berlawanan dengan fisiologi ventilasi, yaitu dengan
menghasilkan tekanan positif sebagai pengganti tekanan negatif untuk mengembangkan paru-
paru.

Efek Fisiologik pada Ventilasi Mekanik


1. Penurunan PCO2 Arteri
Pertama, volume paru biasanya meningkat, terutama jika ditambah dengan PEEP, dan traksi
radial pada jalan napas yang dihasilkan meningkatkan ruang mati anatomik. Kemudian,
tekanan jalan napas yang meningkat itu cenderung mengalihkan aliran darah dari daerah
yang berventilasi sehingga menyebabkan daerah dengan rasio ventilasi-perfusi tinggi atau
bahkan daerah tidak berperfusi. Kecenderungan PCO2 arterial meningkat akibat
peningkatan ruang mati dapat diatasi dengan mengatur ulang ventilator untuk
meningkatkan ventilasi total. Dalam praktik, banyak pasien yang diventilasi secara mekanik
mengalami PCO2 arteri abnormal rendah karena diventilasi berlebihan. PCO2 arteri yang
terlalu rendah perlu dihindari karena hal ini mengurangi aliran darah serebral sehingga
menyebabkan hipoksia serebral.
Bahaya lain ventilasi berlebihan pada pasien dengan retensi CO2 adalah kalium serum yang
rendah, yang mencetuskan irama jantung abnormal. Ketika CO2 ditahan, kalium bergerak
keluar sel ke dalam plasma dan diekskresi oleh ginjal. Jika PCO2 berkurang dengan cepat,
kalium kembali masuk ke dalam sel sehingga mengurangi plasma.
2. Peningkatan PO2 Arteri
Pada beberapa pasien gagal napas, PCO2 arterinya sering tidak meningkat dan tujuan
ventilasi mekanik adalah meningkatkan PO2. Dalam praktik, pasien seperti ini selalu
diventilasi dengan yang diperkaya oksigen, dan kombinasi ini biasanya efektif untuk
mengurangi hipoksemia. Konsentrasi oksigen inspirasi idealnya harus cukup untuk
meningkatkan PO2 arteri paling tidak menjadi 60 mmHg, tetapi konsenrasi inspirasi yang
terlalu tinggi perlu dihindari karena bahaya toksisitas oksigen dan atelektasis.
3. Efek pada Aliran Balik Vena
Ventilasi mekanik cenderung mengganggu kembalinya darah ke dalam toraks sehingga
mengurangi curah jatung. Pada pasien yang terlentang relaks, kembalinya darah ke toraks
bergantung pada perbedaan antara tekanan vena perifer dan tekanan intratoraks rata-rata.
Jika tekanan jalan napas ditingkatkan oleh ventilator, tekanan intratoraks rata-rata
meningkat dan menghambat aliran balik vena. Bahkan, jika tekanan jalan napas tetap sesuai
atmosfer, aliran balik vena cenderung turun karena tekanan vena prifer dikurangi oleh
tekanan negatif.
Determinan penting pada aliran balik vena adalah besarnya volume darah yang bersirkulasi.
Jika hal ini berkurang, misalnya karena perdarahan atau syok, ventilasi tekanan-positif sering
menyebabkan curah jantung sangat menurun dan terjadi hipotensi sistemik. Oleh karena
itu, deplesi volume harus dikoreksi dengan penggantian cairan yang sesuai. Tekanan vena
sentral sering dipantau sebagai panduan, tetapi sebaiknya berdasarkan dengan tekanan
jalan napas. Tekanan jalan napas positif sendiri meningkatkan tekanan vena sentral. Faktor
lain yang sering menyebabkan turunnya curah jantung selama ventilasi mekanik adalah
hipokapnia yang disebabkan ventilasi berlebihan.

Вам также может понравиться