Вы находитесь на странице: 1из 6

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

1. Sangat efektif, revesibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : CuT-
380A ).
2. Haid menjadi lebih lama dan banyak.
3. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
4. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
5. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular seksual
(IMS).
Jenis
1. AKDR CuT-380A
2. Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh
kawat
3. halus terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di indonesia dan dimana-mana.
4. AKDR lain yang beredar di indonesia ialah NOVA T ( Schering).
5. Selanjutnya yang akan dibahas adalah CuT-380A.

Cara Kerja
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
2. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

Keuntungan
1. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi
2. Sangat efektif--- 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
3. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
4. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT -380A dan tidak perlu
diganti).
5. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
6. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
7. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
8. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
9. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
10. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
11. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir )
12. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
13. Membantu mencegah kehamilan ektopik

Kerugian
Efek samping yang umum terjadi :
1. Perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan )
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan (spotting) antarmenstruasi
4. Saat haid lebih sakit

Komplikasi lain :
1. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
2. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar )
4. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
5. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
6. Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR. PRP dapat memicu infertilitas
7. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
AKDR.
8. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
9. Sedikit nyeridan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR.
10. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
11. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
12. Petugas kesehatan terlatih yang harus melakukan AKDR
13. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera sesudah melahirkan)
14. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
15. mencegah kehamilan normal
16. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini

PERSYARATAN PEMAKAIAN

Yang dapat menggunakan


1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6. Setelah mengalami aborsus dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Risiko rendah dari IMS
8. Tidak menghendaki metode hormonal
9. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (lihat kontrasepsi
darurat)

Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.
AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
1. Perokok
2. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
3. Sedang memakai antibiotika atau anti kejang
4. Gemuk ataupun yang kurus
5. Sedang menyusui

Begitu juga ibu dalam keadaan seperti dibawah ini dapat menggunakan AKDR
1. Penderita tumor jinak payudara
2. Penderita kanker payudara
3. Pusing-pusing, sakit kepala
4. Tekanan darah tinggi
5. Varises ditungkai atau di vulva
6. Penderiata penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi
antibiotika sebelum pemasangan AKDR)
7. Pernah menderita stroke
8. Penderita diabetes
9. Penderita penyakit hati atau empedu
10. Malaria
11. Skistosomiasis (tanpa anemia)
12. Penyakit tiroid
13. Epilepsi
14. Nonpelvik TBC
15. Setelah kehamilan ektopik
16. Setelah pembedahan pelvik
Catatan : semua keadaan tersebut sesuai dengan kriteria WHO, WHO Eligibility Criteria
category

Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan AKDR


1. Sedang hamil ( diketahui hamil atau kemungkinan hamil )
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi )
3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis )
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septik
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
6. Penyakit trofoblas yang ganas
7. Diketahui menderita TBC pelvik
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
10. Kita pernah mengenal program insersi AKDR (IUD) postpartum di mana pasien
mendapat insersi AKDR pasca persalinan. Program tersebut tidak pernah di
kembangkan lagi
11. Dengan adanya cara yang relatif baru yaitu insersi AKDR post-placenta
mungkin mempunyai harapan dan kesempatan bagi banyak ibu yang tak ingin
hamil lagi. Teknik ini cukup aman. Hanya sebagian kecil (3-8%) ibu yang
menginginkan anak lagi. Bagi indonesia dengan kesulitan hidup yang cukup
tinggi (30% miskin), dan banyaknya unmet need (8,6%) maka teknologi ini
perlu ditawarkan, pasien hendaknya mendapat konseling sebelum persalinan.
12. Pemasangan AKDR dapat dilakukan juga pada saat seksio sesarea. Peningkatan
penggunaan AKDR akan mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan dimasa
depan, sehingga akan mengurangi angka kematian ibu di indonesia.
Efektifitas
1. AKDR post-placenta telah dibuktikan tidak menambah risiko infeksi, perforasi
dan perdarahan
2. Diakui bahwa ekspulsi lebih tinggi (6-10%) dan ini harus disadari oleh pasien;
bila mau akan dapat dipasang lagi
3. Kemampuan penolong meletakkan difundus amat memperkecil risiko ekspulsi.
Oleh karena itu diperlukan pelatihan
4. ·Kontraindikasi pemasangan post-plasenta ialah : ketuban pecah lama, infeksi
intrapartum,perdarahan post partum

Teknologi
AKDR umumnya Cu-T dimasukkan ke dalam fundus uteri dalam 10 menit setelah
plasenta lah Penolong telah menjepit AKDR diujung jari tengah dan telunjuk yang
selanjutnya menyusuri sampai ke fundus
Pastikan bahwa AKDR diletakkan dengan benar di fundus. Tangan kiri penolong
memegang fundus dan menekan ke bawah. Jangan lupa memotong benang AKDR
sepanjang 6 cm sebelum insersi
Pemantauan
Klien hendaknya diberikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko AKDR. Bila
terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali dipasang. Pemeriksaan AKDR dapat di lakukan
setiap tahun atau bila terdapat keluhan ( nyeri, perdarahan, demam, demam, dsb)

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/metode-kb-iud-akdr-alat-
kontrasepsi.html#ixzz2V6bFp8MQ

Вам также может понравиться