Вы находитесь на странице: 1из 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

Oleh :

TAHUN AJARAN 2017/2018


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Ny. D, usia 35 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu
perusahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu,
suami Ibu D meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut,
Ibu D sering melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum
meninggal. Ibu D terlihat sering mengingkari kehilangan, dan
menangis. Selain itu, Ibu D juga tidak mau berinteraksi dengan orang
lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur.

2. Diagnosa Keperawatan
Kehilangan dan berduka

3. Rencana Tindakan Keperawatan


Ajarkan klien teknik distraksi

4. Tujuan
Klien merasa lebih tenang dengan teknik distraksi

B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Tahap Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi ibu, Perkenalkan nama saya ira, biasa dipanggil nrs
ira. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai
14.00 nanti dan saya akan merawat Ibu. Nama ibu siapa? Senang di
panggil apa?
b. Evaluasi dan Validasi
Baiklah Ibu, Bagaimana kondisi ibu hari ini? Saya melihat ibu
tampak sedih, apa yang ibu rasakan saat ini?

c. Kontrak
- Topik :
‘’Senang ya bisa berkenalan dengan ibu hari ini. Kalau begitu,
bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang
keadaan ibu? Tujuannya supaya ibu bisa lebih tenang bu
dalam menghadapi keadaan ini, dengan ibu mau berbagi cerita
dengan saya, kesedihan ibu mungkin bisa berkurang.’’

- Waktu :
‘’Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 15 menit?
Apakah ibu bersedia?

- Tempat :
Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? bagaimana
kalau di ruangan ini saja ibu?

2. Tahap Kerja
 “Baiklah Ibu, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan
Ibu saat ini? Apakah hanya sedih yang ibu rasakan?’’
 “Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi
kondisi sebenarnya memang suami Ibu telah meninggal. Sabar ya,
Bu ”
 “Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu
pikir, jika Ibu pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu
dengan suami Ibu karena beliau memang sudah meninggal. Itu
sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu harus berusaha menerima
kenyataan ini.”
 “Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan.
Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya
ataupun Ibu sendiri.’’
 ‘’Apakah ibu akan terus menerus larut dalam kesedihan ini ?
apakah ibu tau akibatnya jika ibu terus menerus larut dalam
kesedihan ini?’’
 “Kalau saya boleh tahu, seberapa penting peran suami ibu di
dalam keluarga ibu?’’
 “Untuk mengurangi rasa sedih Ibu, saya akan melatih teknik
distraksi. Sebelum melakukan teknik distraksi, saya akan melatih
ibu teknik distraksi.
 ‘’ coba ibu nafas dalam lalu tahan sebentar hembuskan lakukan
kurang lebih selama ibu masih merasa sedih’’
 “Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.”

3. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu sekarang?? Apa sudah lebih baik?”
b. Evaluasi Objektif
“Kalau begitu coba Ibu ulangi teknik distraksi yang telah kita
lakukan.”

2. Rencana tindak lanjut


“Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa sedih, Ibu dapat
melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak
terima dengan kenyataan ini, Ibu dapat mengingat kembali
perbincangan kita hari ini.’’
3. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
‘’Nah ibu, besok sore saya akan kesini lagi ya ibu dan
bagaimana kalau kita lanjutkan teknik distraksi yang telah kita
lakukan ini, besok, apakah ibu bersedia?’’

 Waktu :
Bu, jam berapa ibu mau melanjutkan perbincangan kita?
Bagaimana kalau jam 3 sore?

 Tempat :
Dimana ibu mau melakukan latihan relaksasi selanjutnya?
Bagimana kalau dibalai bengong ibu? agar suasananya sejuk
dan tenang.

Вам также может понравиться