Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,
biasanya berlangsung beberapa tahun. Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi
dengan etiologi yang beragam, yangn mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible serta umumnya berakhir dengan gagal ginjal (sukandar,SAK IPDI 2015).
Gagal ginjal kronik juga dikenal sebagai gagal ginjal yang bersifat progresif atau lambat
dari fungsi ginjal selama beberapa tahun yag akhirnya pasien memiliki atau menjadi gagal ginjal
yang permanen. Kidney disease outcomes quality initiative ( KDOQI) mendefinisikan gagal ginjal
kronik adalah kerusakan pada organ ginjal dimana terjadi penurunan tingkat filtrasi glomerolus
(glomerula rate-GFR) kurang dari 60 ml/mnt/1,73m2 dalam kurun waktu lebih dari 3 bulan.
Apapun etiologi yang mendasari, penghancuran masa ginjal dengan sklerosis irreversible dan
Sindrom gagal ginjal kronik (GGK) merupakan permasalahan bidang nefrologi dengan angka
kejadiannya masih cukup tinggi, etiologi luas dan komplek sering tanpa keluhan maupun
gejala klinik kecuali sudah masuk ke stadium terminal atau gagaal ginjal terminal. Adapun
yang menjadi definisi konseptual penyakit ginjal kronik(PGK) sesuai rekomendasi dialysis
histopatologi ginjal, petanda kerusakan ginjal meliputi kelainan komposisi darah dan
b. LFG < 60 ml/mnt/M3 m2 > 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Adapun yang menjadi definisi oprasional sesuai (KDOQI 2015) yaitu mengacu pada klasifikasi
derajat penurunan faal ginjal berdasarkan laju filtrasi glomerolus (LFG) seprti pada table
dibawah ini.
meninggi
2. Etiologi
Dalam pelaksanaan sindrom gagal ginjal kronik (GGK) beberapa aspek yang harus diidentifikasi
sebagai berikut:
b. Etiologi yang tidak mungkin dikoreksi tetapi dapat dihambat perjalanan penyakitnya
c. Beberapa factor resiko yang mungkin dapat memperburuk penurunan faal ginjal
Misalnya: infeksi saluran kemih dan ginjal, gangguan keseimbangan cairan dan elektrlit.
Menurut data yang sampai saat ini dikumpulkan oleh Indonesian Renal Registry (IRR)
pada tahun 2007 -2018 didapatkan urutan etiologi terbanyak sebagai berikut: glomerulonefritis
(25%), diabetes mellitus (23%), hipertensi(20%) dan ginjal polikistik (10%) (Roesli,2008 dalam
siregar,2012).
a. Glomerolunefritis kronik merupakan penyakit parenkim ginjal prigresif dan difus yang sering
kali berakhir dengan penyakit ginjsl kronik glomerolunefritis berhubungan dengan penyakit-
(glomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan penyakit ginjal kronik.
dibedakan primer dan sekunder. Glomerulonefritis primer apabila penyakit dasarnya berasal
dari ginjal sendiri sedangkan glomerulonefritis sekunder apabila kelainan ginjal terjadi akibat
penyakit sistemik lain seperti DM,LES ( lupus eritematosus sistemik), myeloma multiple atau
dari pemeriksaan urin rutin atau keluhan ringan atau keadaan tujuh darurat medic yang
b. Diabetes mellitus
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua duanya.
Diabetes mellitus menyerang struktur dan fungsi ginjal dalm berbagai bentuk. Nefropati
diabetic adalah istilah yang mencakup semua lesi yang terjadi di ginjal pada diabetes
mellitus. Glomerulosklerosis adalah lesi yang paling khas dan dapat terjadi secara defus atau
nodular glomerulisklerosis diabetik difus merupakan isi yang paling sering terjadi, terdiri
atas penebalan difus matrix mesangial dengan bahan eosinifilik disertai penebalan
membrane basalis kapiler. Glomeruloskerosis diabetik nodular (juga dikenal sebagai lesi
Kimmeisteil-Wilson) lebih jarang terjadi namun sangat spesifik untuk penyakit ini terdiri dari
bahan eosinofilik nodular ytang menumpuk pada dasarnya dan biasanya terletak dalam
perifer glomerolus didalam inti lobus kapiler. Kelainan non gl0merolus dalam nefropati
diabetik adalah nefritis tubulointertitial kronik, nekrosis papilaris, hialinosis arteri eferen dan
aferen, serta iskemia. Glomerulosklerosis diabetik hamper selalu didahului oleh retinopati
diabetik, yang ditandai dengan mikroaneurisma disekitar makula (Price, dan Wilson 2012).
c. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah
diastolic > 90 mmHg secara kronis. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua
golongan yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
atau idiopatik, dan hipertensi sekunder diakibatkan oleh suatu penyakit atau kelainan yang
mendasar, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal dan sebagainya (Tanto
penyakit ginjal kronik.insiden hipertensi esensial berat yang berahir dengan penyakit ginjal
D.Ginjal Polikistik
Kista adalah suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau material yang
semisolid. Polikistik berarti banyak kista. Pada keadaan ini dapat ditemukan kista-kista yang
tersebar di kedua ginjal,baik dikorteks maupun di medula. Selain oleh karena kelainan
genetik, kista dapat disebab kan oleh berbagai keadaan atau penyakit.Ginjal polikistik
merupakan kelainan sering genetic yang paling sering didapatkan. Nama lain yang lebih
dahulu dipakai adalah penyakit ginjal polikistik dewasa, oleh karena sebagian besar baru
dari PGK, yaitu sekitar 60%. Penyakit ginjal kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal
dan kiri columna vetebralis setinggi vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan terletak lebih
rendah dari ginjal kiri karena besar nya lobus hepar. Ginjal dibungkus oleh 3 lapisan jaringan.
Jaringan yang terdalam adalah kapsula renalis,jaringan pada lapisan kedua adalah adipose,
dan jaringan terluar adalah fascia renal. Ketiga lapisan jaringan ini berfungsi sebagai
Ginjal memiliki korteks ginjal dibagian luar yang berwarna coklat terang dan medulla ginjal
dibagian dalam yang berwarna coklat gelap. Korteks ginjal mengandung jutaan alat
penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari glomerolus dan tubulus. Medula
ginjal terdiri dari beberapa massa-massa triangular yang disebut piramida ginjal dengan
basis menghadap korteks dan bagian apeks yang menonjol kemedial, piramida ginjal
berguna untuk mengumpulkan hasil eksresi yang kemudian disalurkan ke tubulus kolektivus
b.Fisiologis
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia
darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara
selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomerolus
dengan reabsorbsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai disepanjang
tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air dieksresikan keluar tubuh dalam urin
Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian akan
mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil dari darah pun
diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Setelah ureter,
urin akan ditampung terlebih dahulu dikandung kemih. Bila orang tersebut merasakan
berkemih dan keadaan memungkinkan maka urin yang ditampung di kandung kemih
Tiga proses utama akan terjadi dinefron dalam pembentukan urin yaitu
filtrasi,reabsorbsi dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar
konsentrasinya pada filtrat glomerolus dalam kapsula bowmen hampir sama dengan
plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler glomerolus, tetapi tidak
(Sherwood, 2011).
3. klasifikasi
klasifikasi penyakit ginjal kronik menurut KDIGO clinical practice guideline for evaluation
and managemen of CKD2012, klasifikasi penyakit ginjal kronik dibagi menjadi tiga
kategori yaitu:
a. kategori penyebab
pada ginjal)
berganti ganti
sistemik
mikroaniopati, sklerosis
sistemik
Kista dan penyakit Polikista ginjal, sindrom Dysplasia ginjal, kista sum
podositopati
Catatan: bahwa ada banyak cara yanag berbeda dimana untuk mengklasifikasikan
CKD. Metode ini satu –satunya yang memisahkan penyakit sistemik dan penyakit
ginjal primer.
b. Kategori GFR (glomerolus filtration rate) atau LFG (laju filtrasi glomerolus)