Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. SINOPSIS
Kisah ini menceritakan tentang sebuah drama persahabatan antara tiga dara cantik yang
menghabiskan masa putih abu-abunya penuh tawa. Mereka bersahabat sudah hampir
tiga tahun ini. Selalu bersama kemanapun mereka pergi, mengerjakan tugas bersama
dan memiliki mimpi yang sama yaitu, bisa lulus bareng dari masa putih abu-abu ini dan
melajutkan ke jenjang yang lebih tinggi untuk meraih mimpi menjadi penerus bangsa
yang lebih berarti. Tetapi, waktu rupanya tidak berpihak kepada mereka. Mereka harus
berpisah sebelum mimpi mereka terwujudkan bersama. Ini semua hanya tentang
sebuah komitmen,kebersamaan,ketulusan dan perjuangan hidup untuk lebih
menghargai masa depan. A good friendship is when your friend embrace you to walk
towards better future.
Derap langkah kaki Salma menggema dikoridor sekolah yang sepi ini. Semua siswa
telah memasuki ruang kelasnya sejak sepuluh menit yang lalu dan Salma baru saja tiba
disekolah dua menit yang lalu. Ia mempercepat langkahnya dengan menenteng setumpuk buku
ditangganya.
BRUKK.. Salma tanpa sengaja menambrak seseorang yang berlawanan arah. Bukunya yang
dibawanya semua berserakan.
SCENE 2. Di kelas.
Kini Salma telah berdiri didepan kelasnya, ia ragu-ragu untuk mengetok pintu.Ia takut jika Pak
Roni guru killer itu akan memarahinya dan tidak membolehkan dirinya memasuki kelas hari
ini.
TOK..TOK..TOK..
Pak Roni : DIAM!! Monic kamu juga keluar dari kelas ini.
Sandra : Saya gimana pak?
Pak Roni : kenapa, pengen keluar juga?
Sandra : iya dong pak. Solidaritas tanpa batas. ( ucap Sandra mantap)
Akhirnya tiga sahabat itu keluar dari kelas, meninggalkan pelajaran Pak Roni dengan penuh
bahagianya.
SCENE 3. Di kantin.
Monic : tumben sal, lo kok terlambat ?
Salma : hmm. Gue tadi bangun kesiangan makanya gue terlambat.
Monic : kaya ada yang lo sembunyiin gitu?
Salma : iya, gue lagi nyembunyiin kapten yoo si jin dihati gue supaya nggak lo ambil. ( jawab
salma setengah berbisik)
Monic : Anjirr!! Dasar jomblo.
Salma bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
Sandra : bilang apa dia tadi kayak bisik-bisik gitu sama lo?
Monic : siniin kuping lo gue bisikin, soalnya ini rahasia.
Sandra mendekatkan indera pendengaranya ke Monic.
Monic : gue semalem— ( monic menggantungkan perkataannya )
Sandra : ngapain lo semalem? Jangan bilang lo semalem nunggu lilin. (ucapnya cukup keras)
Monic : lo kira gue babi berkepala tuyul apa. Rese’ lo.
Dengan gontai, Sandra dan Monic berjalan dibelakang Salma, mengikuti kemana arah langkah
kaki sahabatnya itu. Karena berjalan mengekor tepat dibelakang Salma dan ketika Salma
menghentikan langkahnya tiba-tiba, otomatis mereka saling bertubrukkan.
Ketiga sahabat itu menatap Nathan dengan tatapan malu dan segera berlalu meninggalkan
Nathan.
SCENE 6. Di kelas.
Semua siswa telah terduduk rapi dibangkunya masing-masing, termasuk tiga sahabat itu, kali
ini Salma tidak terlambat lagi sehingga bisa menerima pelajaran Pak Roni. Pak Roni berceloteh
menjelaskan tentang untung, rugi modal dan bunga bank. Hanya beberapa murid yang benar-
benar memperhatikan dan memahaminya. Salma dan Monic sedari tadi hanya berbicara sendiri
tanpa memperdulikan Pak Roni yang menjelaskan didepan kelas.
Pak Roni : salma, coba jelaskan yang ada dipapan tulis tentang keuntungan dan kerugian yang
didapat jika modalnya sekian.
Salma : mohon maaf banget pak sebelumnya. Maaaaf banget. Saya itu bukan tipe orang
yang perhitungan jadi saya nggak suka itung-itungan. Cuman orang pelit yang suka
perhitungan. Soal rejeki sudah ada yang ngatur pak, kalo untung ya alhamdulilah kalo rugi
yang disyukuri ajalah.
Monic : SETUJUU! (Seru monic bersemangat)
Pak Roni : KALIAN BERDUA KELUAR!!
Monic : lo nggak ikut kita keluar San?
Sandra : sorry, gue pengen memahami pelajaran ini dulu.
Salma : BAGUS! Belajar yang giat, biar besok bisa jadi presiden yang bisa memperhitungkan
nasib rakyatnya yang mati kelaparan hanya karena salah dalam pengelolahan Kas Negara.
(Salma berdalil dan langsung pergi meninggalkan kelas bersama Sandra)
Nathan terdiam, mencerna dengan baik setiap perkataan Salma. seakan sedang diruqyah,
Nathan berniat untuk berubah menjadi yang lebih baik.
SCENE 8. Di perpustakaan.
Sejak diceramahi salma, Nathan kini lebih giat dari sebelumnya ia tidak pernah bolos dan
terlambat lagi. Bahkan, Nathan lebih sering bersama dengan Salma dan sahabatnya.
Mengerjakan tugas bareng dan mempelajari materi UN, mereka mempersiapkannya dengan
baik.
SCENE 9 di sekolah.
Sudah dua minggu Salma tidak masuk sekolah. Ia berpamitan dengan sahabatnya untuk izin
tidak masuk seminggu, namun ini sudah lebih dari seminggu, bahkan dua minggu ini akan
segera berakhir. Padahal minggu depan sudah akan dilaksanakan Ujian Nasional. Salma
melarang sahabatnya untuk menghubunginya dia tidak ingin dinganggu untuk minggu ini.
Nathan : gue harus menelfon Salma karena dia tidak masuk sudah hampir dua minggu ini.
Monic : coba deh lo hubungin! Perasaan gue jadi nggak enak gini.
Sandra : percuma lo telfon nomernya udah nggak aktif sejak seminggu yang lalu.
Nathan : yaudah kita pergi sekarang ke rumahnya.
Rumah Salma terlihat sangat sepi, pintunya tertutup rapat tetapi suasananya sedikit aneh,
seperti baru saja ada orang yang meninggal. Pikiran kami kalang kabut sudah tak karuan,
karena didepan rumah Salma tercium aroma bunga yang biasa digunakan untuk menyekar.
Mereka terkulai lemas, dadanya sesak matanya terasa panas mendengar perkataan orang tadi.
Tanpa sengaja air mata mereka mengucur deras membasahi pipi.
Sandra langsung berlari kerumah salma dan diikuti Monic dan Nathan.
Nathan terduduk lemas, air matanya tak henti-hentinya berlinang. Ia baru saja kehilangan orang
yang bisa mengubah hidupnya sekaligus orang yang disayangnya.
Ibu salma : maaf tante, tidak mengabari kalian karena Salma yang melarang, ia tidak ingin jika
sahabatnya merasa downketika tahu bahwa dirinya telah tiada.
Nathan : dia meninggal karena apa tante?
Ibu salma : salma terkena leukemia stadium akhir. Satu tahun ini dia mengiklaskan penyakitnya
dan tidak melakukan kemo, dia pasrah akan hidupnya. Alasan dia hidup juga karena adanya
kalian para sahabatnya. (jelasnya parau)
Sandra : sal lo bener-bener jahat, lo tega ninggalin kita semua.
Ibu salma : salma meninggalkan secarik kertas ini untuk kalian.
Dengan lemas, mereka bertiga berjalan beriringan menuju kemakam salma. mereka meluapkan
semua tangis dan emosinya digundukan tanah yang mengubur sahabatnya itu. Sebelumnya
akhirnya mereka kembali ke rumah Salma dan membaca surat terakhir dari Salma.