Вы находитесь на странице: 1из 8

2.

1 DEFINISI
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiseluler
seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Air (H2O)
merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia.
Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun bergantung
kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai ini dapat
bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa. Di dalam tubuh, sel
yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan
organ-organ pada rongga badan seperti paru-paru atau jantung, sedangkan sel-sel
yang mempunyai konsentrasi rendah adalah sel tulang atau gigi (Irawan, 2007).
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air mempunyai 2
fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat nutrisi seperti karbohidrat vitamin, dan
mineral serta berfungsi sebagai pembawa oksigen (O2) ke dalam sel-sel tubuh.
Selain itu air juga berfungsi mengeluarkan produk samping hasil metabolisme
seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat. Air yang terdapat di dalam
tubuh juga berfungsi sebagai pelembab jaringan tubuh seperti mata, mulut, hidung,
pelumas cairan sendi, katalisator reaksi biologi sel, membantu menjaga tekanan
darah dan konsentrasi zat terlarut, serta menjaga agar suhu tubuh tetap berada
pada kondisi ideal yaitu ± 37°C.

2.2 FISIOLOGI CAIRAN TUBUH


2.2.1 Distribusi Cairan Tubuh
Air menyusun kurang lebih 60% berat badan. Presentase air tubuh total
(Total Body Water) secara fungsional dibagi menjadi cairan ekstraseluler
(ECF=20%TBW) dan cairan intraseluler (ICF=40% TBW) yang dipisahkan oleh
membrane sel. Cairan ekstraseluler (ECF) dibagi lagi menjadi cairan intravascular
dan cairan interstisial.Cairan intravascular(volume= 5-7%TBW) darah terdiri atas
komponen sel darah merah (hematokrit 40-45%) dan sel darah putih serta plasma
(55-60% dari volume darah) (Lobo et.al., ).
Gambar 1 Distribusi Cairan Tubuh ) (Lobo et.al., )

Cairan Intraselular
Cairan yang terkandung di dalam sel disebut cairan intraselular. Pada orang
dewasa, sekitar dua pertiga dari cairan di dalam tubuhnya terdapat di intraseluler
(sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kg),
sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
intraselular. Cairan intraselular terlibat dalam proses metabolik yang menghasilkan
energi yang berasal dari nutrient-nutrien dalam cairan tubuh.

Cairan ekstraselular
Cairan yang terdapat di luar sel disebut cairan ekstraselular. Cairan ekstraselular
berperan dalam mempertahankan sistem sirkulasi, mensuplai nutrient ke dalam sel,
dan membuang zat sisa yang bersifat toksik. Jumlah relative cairan ekstraselular
berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari cairan
tubuh terdapat di cairan ekstraselular. CAiran ekstraselular dibagi menjadi :
o Cairan interstitial
Cairan yang mengelilingi seldisebut cairan interstitial (sekitar 11-12 liter pada
orang dewasa/ tiga perempat cairan ekstraselular).Cairan limfe termasuk
dalam volume interstitial.
o Cairan intravaskular
Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah. Rata-rata
volume darah orang dewasa sekitar 5-6 L dimana 3 liternya merupakan
plasma, sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan platelet
o Cairan transelular
Merupakan cairan di dalam rongga tubuh tertentu seperti cairan dalam
rongga sinovia, peritoneum, pericardium, dan intraocular serta cairan
serebrospinal. Cairan tersebut biasanya dianggap sebagai cairan ekstrasel
khusus walaupun pada beberapa kasus komposisinya dapat sangat berbeda
dengan komposisi plasma atau cairan interstitial. Cairan transelular
seluruhnya berjumlah sekitar 1 sampai 2 liter (Guyton, 2008).

2.2.2 Komponen Cairan Tubuh


Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat, yaitu elektrolit dan non
elektrolit. Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam ciran dan menghantarkan
arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion poasitif (kation) dan ion negative (anion).
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian
yang lainnya, tetapi meskipun konsentrasi konsentrasi ion pada tiap-tiap bagian
berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan baha muatan negative harus sama
dengan jumlah muatan positif. Elektolit tubuh mencakup natrium (Na+), Kalium (K+),
Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+), Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3-), Fosfat (HPO42-
), Sulfat (SO42-). Sedangkan non elektrolit adalah zat yang tidak terurai di dalam
larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti protein, urea, glukosa, oksigen, arbon
dioksida, dan asam-asam organik.
Natrium
Natrium sebagai kation utama di dalam cairan ekstraselular dan paling banyak
berperandi dalam mengatur keseimbangancairan. Kadar natrium plasma : 135-145
mEq/liter. Kadar natrium dalam tubuh 58,5 mEq/kgBB dimana +70% atau 40,5
mEq/kgBB dapat berubah-ubah. Ekskresi natrium dalam urine 100-180 mEq/liter,
feses 35mEq/liter dan keringat 58mEq/liter. Kebtuhan setiap hari = 100 mEq (6-18
gram NaCl).
Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravascular dan interstitial maupun ke
dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mngeluarkan natrium (muntah, diare)
sedangkan pemasukan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai
kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti dengan
air dan natrium dari ciran interstitial. Apabila kehilangan cairan terus berlangsung, air
akan ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma tetap tidak dapat
dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi.

Kalium
Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan intraaselular berperan
penting dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium
dalam tubuh sekitar53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah sedangkan yang
tidak dapat berubah adalah kalium yang terikat dengan protein di dalam sel.
Kadar kalium plasma 3,5-5 mEq/liter,kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB .
Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan konsentrasi H+ ekstraselular.
Ekskresi kalium lewat urine 60-90mEq/liter, feses 72 mEq/liter, dan keringat 10
mEq/liter.

Kalsium
Kalsium didapatkan dari makanan dan minuman, terutama susu, 80-90%
dikeluarkan lewat feses dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini
tergantung pada intake , besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme kalsium
sangat dipengaruhi oleh kelenjar paratiroid, testis, ovarium, dan hipofisis. Sebagian
besar (99%) ditemukandi dalam gigi dan 1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak
terdapat di dalam sel.

Magnesium
Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan untuk pertumbuhan 10
mg/hari. Dikeluarkan melalui feses dan urine.

Klorida
Kadar berlebih di ruang ekstrasel. Membantu proses keseimbangan natrium.
Merupakan komponen utama dari sekresi kelenjar gaster. Sumber utama didapatkan
dari garam dapur

Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salahsatu hasilakhir
darimetabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat
yang dikeluarkan melalui urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paru dan sangat
penting perannya dalam keseimbangan asam basa.

Fosfat
Merupakan bagian dasi sistem buffer fosfat. Fosfat berfungsi untuk menjadi energy
pada metabolism sel, berdama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan
kekerasan tulang.

Tabel 1. Komposisi elektrolit cairan tubuh


2.2.3 Proses Perpindahan Cairan Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase, yaitu

a. Fase I
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
serta oksigen diambil dari paru dan traktus gastrointestinal.
b. Fase II
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
c. Fase III
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya pindah dari cairan
interstitialmasuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel
yang merupakan membrane semi permeable mampu memfilter sehingga
tidaksemua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara:
- Difusi
- Filtrasi
- Osmosis
- Transport aktif
Difusi dan osmosis merupakan mekanisme transport pasif. Hampir semua zat
berpindah melalui mekanisme transport pasif. Disfusi sederhana adalah
perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut
menembus membrane kapiler dan sel yaitu:
- Permeabilitas membrane kapiler dan sel
- Konsentrasi
- Potensial listrik
- Perbedaan tekanan

Osmosis adalah proses difusi air yang disebabkan oleh perbedaan


konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan konsentrasi zat terlarut
rendah ke daerah dengan konsentrasi terlarut tinggi.
Perpindahan zat terlarut melalui membrane sel yang melawan perbedaan
konsentrasi dan muatan listrik disebut transport aktif. Transport aktif berbeda
dengan transport pasif karena memerlukan energy dalam bentuk adenosine
trifosfat (ATP). Salah satunya adalah transportasi pompa natrium kalium.
Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstitial disebut ultrafiltasi.
Contoh proses filtrasi adalah pada filtasi glomerulus ginjal.

Gambar 3. Proses Perpindahan Cairan


Adelmen, R. D., Solhaug, M.J., 2000. Patofisiologi Cairan Tubuh dan Terapi Cairan.
In: Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Arvin, Ann.M., Ilmu Kesehatan Anak
Nelson ed 15, jilid 2. Jakarta : ECG; 258-266
Guyton A.C and Hall J.E.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. EGC:
Jakarta, Hal 307-310.
Irawan, M.Anwari. Cairan Tubuh, ELektrolit, dan Mineral. Sport Science Brief,
2007,Vol.1 : 1-5
Lobo, Dileep N., Lewington, Andrew J.P., Allison, Simon P. Basic Concepts of Fluid
and Electrolyte Therapy.

Вам также может понравиться