Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KIMIA POLIMER
“BAKELIT”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan ridha-
Nya makalah Bakelit ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas mata kuliah kimia polimer pada tengah
semester 5 tahun 2018 ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi
manfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Dra. Yusnaidar, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah kimia
polimer.
2. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberi dorongan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikium wr wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap orang pasti kenal dengan bahan yang satu ini, plastik. Peralatan di dapur, di
kamar mandi, di kamar kita, hampir semuanya terbuat dari plastik. Benda-benda di sekitar
kita banyak sekali yang terbuat dari plastik. Bahkan, wajah seseorang dapat dibuat bagus
sesuai keinginan dengan melakukan operasi plastik. Plastik ada yang bersifat lunak (seluloid).
Plastik jenis ini ditemukan oleh John Wesley Hyatt. Bahannya merupakan campuran dari
selulosa nitrat dan kamfor yang dilarutkan dalam alkohol, kemudian menghasilkan pastik
yang dinamakan seluloid. Seluloid ini mudah terbakar. Karena sifatnya yang kurang tahan
terhadap panas, dalam industri berbagai barang plastik ini digantikan oleh plastik jenis lain
yang sering kita temui sekarang yaitu bakelit.
Plastik yang tahan panas ini ditemukan pertama kali oleh Leo Hendrik Baekeland,
seorang ahli kimia warga Amerika berkebangsaan Belgia. Baekeland lahir di Ghent, Belgia,
pada tanggal 14 November 1863. Bakelit, yang penamaannya diambil dari nama Baekeland
ini sebenarnya bukanlah temuan yang pertamanya karena sebelumnya ia sudah menemukan
kertas foto yang dinamakan Velox.
Baekeland mereaksikan dua jenis bahan kimia yaitu formaldehid (H2CO) yaitu
sejenis bahan pengawet dan fenol (C6H5OH) yaitu sejenis bahan pembasmi kuman. Dengan
hati-hati ia memanaskannya, mengontrol suhu dan tekanannya. Hasilnya, terbentuklah suatu
bahan baru yang dapat dibengkokkan, dipilin, dan dibuat berbagai bentuk. Ia menamainya
bakelite (bakelit). Bakelit ini merupakan kopolimer yaitu polimer hasil reaksi monomer-
monomer yang lebih dari atu jenis. Polimer merupakan senyawa dengan massa molekul besar
yang terbentuk dari gabungan molekul-molekul sederhana (monomer-monomer).
Bakelit adalah polimer turunan yang tersusun atas fenol dan formaldehid. Bakelit
merupakan jenis plastik termoseting yang tahan terhadap guncangan, keras tetapi ringan.
Bakelit digunakan untuk peralatan listrik, kaca kapal perang, dan kaca jendela pesawat
terbang.
4
Bakelit yaitu suatu jenis polimer yang terbuat dari 2 jenis monomer yaitu fenol dengan
formaldehida. Polimer ini tergolong sangat keras, mempunyai titik lebur yang sangat tinggi
serta tahan terhadap api.
Bakelit merupakan polimer yang terbentuk dari monomer phenol dan formaldehyde.
Reaksi kondensasi antara kedua monomer tersebut dapat memungkinkan formaldehyde untuk
mengikat phenol menjadi polimer tiga dimensi. Setelah itu, bakelti bisa terbentuk pada saat
panas. Bakelit memiliki sifat yang tahan terhadap panas serta mudah untuk dibentuk.
Memiliki sifat yang keras serta tidak dapat lunak pada saat dikenai panas. Jadi
jika telah pecah tidak bisa disambung lagi.
Bakelit memiliki bentuk susuan rantai crosslinked. Polimer crosslinked ini terbentuk
karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya. Rantai
linier bargabung satu sama lain pada beberapa tempat dengan ikatan kovalen.
5
(Eka Maulana, 2014).
Jika sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka akan terbentuk sambung silang
tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan. Adakalanya pembentukan sambungan
silang dilakukan dengan sengaja melaluli proses industri untuk mengubah sifat polimer,
sebagaimana terjadi pada proses vulkanisasi karet. Banyak sistim polimer sifatnya sangat
ditentukan oleh pembentukan jaringan tiga dimensi, seperti misalnya bakelit yang merupakan
damar mengeras – bahang fenol – metanal. Dalam sistim polimer seperti itu pembentukan
sambungan silang tiga dimensi terjadi pada tahap akhir produksi. Proses ini memberikan sifat
kaku dan keras kepada polimer. Jika tahap akhir produksi melibatkan penggunaan panas,
polimer tergolong mengeras – bahang dan polimer disebut dimatangkan. Akan tetapi,
beberapa sistim polimer dapat dimatangkan pada keadaan dingin dan karena itu tergolong
polimer mengeras – dingin. Polimer lurus (hanya mengandung sedikit sekali sambungan
silang, atau bahkan tidak ada sama sekali) dapat dilunakkan dan dibentuk melalui
pemanasan. Polimer seperti itu disebut polimer lentur – bahang. Jika ikatan silang terjadi ke
berbagai arah maka terbentuk polimer sambung silang tiga dimensi atau yang sering disebut
polimer jaringan (Cowd, 1991). Struktur polimer jaringan ditunjukkan oleh gambar A dan
contohnya adalah bakelit yang ditunjukkan oleh gambar B.
Gambar. Setruktur polimer jaringan (A) dan struktur polimer Bakelit (B)
(Gabrelia,dalam http://www.academia.edu/9434699/Klasifikasi_polimer).
6
Pada awalnya, penambahan ikatan-silang antar rantai polimer akan menyebabkan
polimer bersifat lebih elastik. Misalnya, pada vulkanisasi karet, yang dilakukan melalui
penambahan atom-atom sulfur rantai pendek yang menghubungkan rantai polimer satu
dengan yang lainnya, seperti pada karet alam. Namun, seiring dengan penambahan ikatan
silang, pada tingkat tertentu polimer akan menjadi kaku dan bersifat lebih rigid. Alasan
pembedaan polimer bercabang dengan polimer yang berikatansilang adalah karena perbedaan
karakter rantai sampingnya. Pada polimer yang berikatan silang, rantai samping yang terdapat
pada suatu rantai polimer dapat menghubungkan rantai polimer lain yang bersebelahan.
Sedangkan pada polimer bercabang, tidak terjadi ikatan kovalen antar rantai polimer. Cara
termudah untuk membedakan polimer bercabang dengan polimer berikatan-silang (cross-
linked) adalah dengan mempelajari pengaruh pelarutan menggunakan pelarut tertentu
terhadap polimer tersebut. Polimer bercabang sering kali dapat larut dalam satu atau lebih
pelarut karena pemisahan antar rantai polimer dapat terjadi dengan mudah. Sebaliknya,
polimer yang berikatan-silang tidak larut dalam semua pelarut karena rantai polimer satu
dengan lainnya terikat oleh ikatan kovalen yang kuat.
(Galuh Yuliani)
Bakelit merupakan ppolimer yang tersusun dari fenol dan formaldehid, sehingga
sering orang mengganggap bahwa penataan ulang monomer bakelit masuk kedalam
kopolimer. Ketika fenol dan formaldehid direaksikan tidakakan langsung mnejadi polimer
akan tetapi akan menjadi navolak, kemudian navolak ini akan saling berikatan membentuk
bakelit. Jadi bakelit termasuk kedalam homopolimer, karena monomer penyusun dari bakelit
adalah navolak yang berikatan satu sama lain. Homopolimer adalah polimer yang tersusun atas
monomer tunggal, struktur polimernya . . . – A – A – A – A–A – A- . . .
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika
polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang
kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat
pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Polimer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang
7
pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk
kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer.
(Lasryza, 2014).
Proses pembuatan bakelit dengan cara kondensasi yaitu reaksi antara dua monomer
yang memiliki dua gugus fungsi dan hasil samping molekul kecil, pada sintesis bakelit akan
menghasilkan air (H20). Reaksi pembentukannya yaitu dengan cara mereaksikan fenol dan
formaldehid akan menghasilkan navolac, nantinya navolac ini akan saling berika satu sama
lain membentuk ikat silang dan ini lah yang dinamakan bakelit.
(Lasryza,2014).
Bakelit banyak digunakan untuk instalasi listrik serta alat-alat yang tahan terhadap suhu
tinggi seperti fiting lampu listrik dan asbak.
Bakelit dapat digunakan untuk bagian mebel, bagian mobil, gagang telepon, bahkan
perhiasan.
Bakelit digunakan untuk peralatan listrik seperti (stop kontak, saklar, senter listrik, radio,
peralatan fotografi), kaca kapal perang, dan kaca jendela pesawat terbang.
8
Radio Bakelit
Bakelit, atau resin Fenol, digunakan untuk barang-barang rumah tangga, seperti arloji
dan alat-alat listrik. Bakelit ini tahan panas dan memiliki sifat-sifat pelindung yang baik.
Resin fenol, selalu berwarna gelap. Bakelit mudh dibentuk dan semakin kuat jika
menggunakan pengisi seperti tekstil.
Film Plastik
Film yang terbuat dari selulosa nitrat diperkenalkan untuk film layar pada tahun 1887
dan untuk film bisu pada tahun berikutnya. Selulosa nitrat sangat5 mudah terbakar sehingga
film-film modern sudah dibuat dari plastik yang lebih aman, yaitu selulosa triasetat.
Kotak Rokok
9
Pada tahun 1920-an pencarian plastik berwarna terang yang memiliki sifat-sifat yang
sama dengan bakelit, yang selalu berwarna hitam atau coklat kemerah-merahan,
menghasilkan plastik-plastik ureaformaldehida. Dengan menggunakan pengisi selulosa dan
bahan warna yang sesuai, barang-barang, baik putih maupun berwarna, dapat dibuat.
Serat Sintesis
Sebagian plastik dapat ditarik membentuk serat. Tekstil biasanya dibuat dari serat-serat alam.
Selulosa yang dihasilkan dari larutan kental diperkenalkan pada tahun 1892. Bahan plastik ini
dapat dipompakan melalui sebuah lubang yang halus kedalam asam untuk menghaslkan
benang atau serat untuk tekstil. Produksi dalam ukuran besar sudah dimungkinkan dengan
diperkenalkannya kotak pemintal pada tahun 1900. Kotak pemintal ini menggulung benang
tanpa menimbulkan kekusustan pada benang.
10
11
BAB II
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penjabaran materi diatas maka yang dapat kita simpulkan adalah sebagai berikut:
1. Bakelit merupakan salah satu contoh dari polimer sintetis. Polimer sintetis adalah
polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik.
2. Bakelit merupakan salah satu jenis kopolimer karena tersusun dari dua jenis monomer
yang berbeda yaitu fenol dan formaldehida.
3. Polimerisasi bakelit dengan cara kondensasi kondensasi ikat silang dengan kombinasi
monomer fenol dan formaldehida membentuk resin fenol formaldehida.
4. Sifat dari bakelit yaitu : Tidak larut dalam pelarut apapun; Tahan terhadap asam
maupun basa; Keras karena mereka mempunyai ikatan silang antar rantai; Menjadi
lebih keras ketika dipanaskan karena pemanasan akan menyebabkan ikatan-ikatan
silang menjadi mudah terbentuk; Tidak dapat kembali kebentuk semula
5. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya
asbak dan fiting lampu listrik
3.2 SARAN
Dengan mengetahui peran dan manfaat BAKELIT diharapkan agar pembaca lebih
memahami dan dapat mengetahui pemaparan dari uraian materi yang telah disajikan.
Semoga makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan diaplikasikan
dalam kehidpan sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://lms.aau.ac.id/library/ebook/R_1931_03_PB/files/res/downloads/download_0055.pdf.
diakses pada tanggal 15 September 2018.
Maulana, Eka. 2014.Sifat dan Struktur Polimer untuk Material Elektronika Oganik.
http://maulana.lecture.ub.ac.id/files/2014/01/Sifat-dan-Struktur-Polimer-untuk-
Material-Elektronika-Organik.pdf. Diakses pada tanggal 15 September 2018.
Stevens, M.P. 2001. Kimia Polimer. PT. Pradnya Paramita, cetakan pertama, Jakarta.
13
Pertanyaan dan solusi
14
3. Desi itqun minanar
Apakah bakelit ini bersifat kopolimer atau homopolimer? Jelaskan
Jawab:
Bakelit termasuk kedalam homopolimer. Memang bakelit di buat dengan
mereaksikan dua monomer yaitu fenol dan formaldehid, hasil reaksi kedua monomer
tersebut bukan langsung dalam bentuk bakelit, akan tetapi dalam bentuk navolac.
Kemudian navolac-navolak tersebut akan berikatan satu sama lain dan membentuk
ikat silang inilah yang dinamakan dengan bakelit. Hal itulah yang menyebabkan
bakelit termasuk kedalam homopolimer karena monomer penyusun bakelit bukan
fenol dan formaldehid akan tetapi navolac.
15