Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg RR : 18x/menit
Nadi : 68x/menit Suhu : 36,7 ‘C
Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam, Distribusi merata, Tidak mudah dicabut
Mata
Page 1 of 15
Palpebra : Edema -/-
Telinga
Bentuk : Normal, serumen -/-,
Mukosa : Tidak Hiperemis
Hidung
Bentuk : Simetris
Deviasi septum : (-)
Concha : Hiperemis (-) ; Hipertrofi(-), edema (-)
Mulut
Bibir : Mukosa lembab
Lidah : Coated tongue (-),
Tonsil : T1-T1
Mukosa faring hiperemis (-)
Leher
KGB : Tidak teraba membesar
Kel. Thyroid : Tidak teraba membesar
JVP : 5-2 Cm H2O
Thoraks
Paru
Perkusi : Sonor
Jantung
Abdomen
Inspeksi : Datar, Jejas (-), distensi (-)
Page 2 of 15
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Ekstremitas
Atas
Akral : Hangat
Sianosis : (-)
Perfusi : Normal
Edema : (-)
Bawah
Akral : Hangat
Sianosis : (-)
Perfusi : Normal
Edema : (-)
B. Status Lokalis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 12,4 g/dl
Ht : 38 %
Leukosit : 9.200/ul
Trombosit : 293.000/ul
Page 3 of 15
Masa perdarahan / Masa pembekuan : 2’/13’
DIAGNOSIS KERJA
Ganglion dorsal wrist sinistra
DIAGNOSIS BANDING
Lipoma
Dermatofibroma
PENATALAKSANAAN
Non farmakologi:
Eksisi tumor
Farmakologi:
PROGNOSIS
Page 4 of 15
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari
kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip
dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering
didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau
pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki
hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista
bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan
menghilang. Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat
lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista sehingga
kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang. Ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini:
Page 5 of 15
Anatomi
Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui mengenai anatomi sendi.
Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang merupakan jenis sendi yang dapat
digerakkan dengan bebas dan ditemukan paling sering pada wrist joint. Hal ini mungkin
diakibatkan banyaknya gerakan yang dilakukan oleh wrist joint sehingga banyak gesekan
yang terjadi antar struktur di daerah tersebut sehingga memungkinkan terjadinya reaksi
inflamasi dan pada akhirnya mengakibatkan timbulnya ganglion. Selain itu wrist joint
merupakan sendi yang kompleks karena terdiri dari beberapa tulang sehingga kemungkinan
timbulnya iritasi atau trauma jaringan lebih besar. Jenis sendi diartrodial mempunyai unsur-
unsur seperti rongga sendi dan kapsul sendi. Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa
padat serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi dan
membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium tidak terlalu meluas melampaui
permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh.
Lapisan-lapisan bursa di seluruh persendian membentuk sinovium. Sinovium menghasilkan
cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya
bening, tidak membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang ditemukan pada tiap sendi relatif
sedikit (1-3 ml). Asam hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas
cairan sinovial dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan
sinovial diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai
sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Page 6 of 15
Epidemiologi
Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering ditemukan pada
tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi pada berbagai usia termasuk anak-
anak; kurang lebih 15% terjadi pada usia di bawah 21 tahun. Tujuh puluh persen terjadi pada
dekade kedua dan keempat kehidupan. Perempuan tiga kali lebih banyak menderita
dibandingkan laki-laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan dan kiri, dan
tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun referensi lain
menyebutkan bahwa ganglion banyak ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang
besar pada pergelangan tangan.
Etiologi
Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui, namun
ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentum yang melewati selubung tendon
atau kapsul sendi baik akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak
diketahui sebelumnya.
Patofisiologi
Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus. Biasanya memiliki
dinding yang mulus, jernih dan berwarna putih. Isi kista merupakan musin yang jernih dan
terdiri dari asam hialuronik, albumin, globulin dan glukosamin. Dinding kista terbuat dari
serat kolagen. Kista dengan banyak lobus dapat saling berhubungan melalui jaringan duktus.
Page 7 of 15
Tidak terdapat nekrosis dinding atau selularitas epitel atau sinovia yang terjadi.
Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam
sebuah kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa sebab yang
jelas, terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut. Cairan tersebut kental seperti
madu, dan jika kebocoran tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta
gigi –jika pasta gigi ditekan, walaupun lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental,
maka akan mengalir keluar- dan begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini
bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan mengisi ruang di luar area lubang.
Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas dan
menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan tersebut- ini
dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras tulang.
Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental dan pekat
dan menyulitkan tubuh untuk me-reabsorbsi jika terjadi kebocoran. Tubuh akan
mencoba untuk menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya sanggup menyerap air
yang terkandung di dalamnya sehingga membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada
saat benjolan cukup besar untuk dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.
Kadang disebutkan bahwa ganglion berasal dari protrusi dari membran sinovial sendi
atau dari selubung suatu tendo. Namun, kami tidak dapat memperlihatkan adanya hubungan
antara rongga kista dengan selubung tendon atau sendi yang berhubungan. Namun, terdapat
kemungkinan bahwa kista berasal dari bagian kecil membran sinovia yang mengalami
protrusi dan kemudian terjadi strangulasi sehingga terpisah dari tempat asalnya; bagian ini
kemudian berdegenerasi dan terisi oleh materi koloid yang berakumulasi dan membentuk
kista.
Page 8 of 15
Manifestasi Klinis
Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat berupa
keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion umumnya soliter, dan jarang
berdiameter di atas 2 cm. Dapat melibatkan hampir semua sendi pada tangan dan pergelangan
tangan. Dorsal wrist, volar wrist, volar retinakular dan distal interfalangeal merupakan kista
ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Ganglion
terbesar terletak di belakang lutut dan biasa disebut Kista Baker.
Sebagian pasien mengeluhkan benjolan di bawah kulit yang sebagian besar terletak
Page 9 of 15
pada bagian belakang pergelangan tangan, sisi telapak pada pergelangan tangan, di atas
tendon pada dasar jari pada sisi telapak tangan, atau pada sendi jari terdekat ke ujung jari.
Ganglion umumnya tidak nyeri; namun dapat menyebabkan nyeri ketika digerakkan atau
menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang gerak) tergantung dari lokasi ganglion
tersebut. Kista ganglion memiliki kecenderungan untuk membesar dan mengecil,
kemungkinan karena cairan yang terdapat dalam kista terserap kembali ke dalam sendi atau
tendon untuk kemudian diproduksi kembali. Masalah terbesar dengan ganglion adalah
ketakutan pasien bahwa benjolan tersebut merupakan sesuatu yang gawat.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan kadang melalui
pemeriksaan radiologik. Dari anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun
kadang ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan. Pada pemeriksaan
fisis ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan. Melalui transiluminasi diketahui
bahwa isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi merupakan cairan. Pada aspirasi
diperoleh cairan dengan viskositas yang tinggi dan jernih. Sering juga ditemukan adanya
gangguan pergerakan dan parestesia dan kelemahan pada pergelangan tangan ataupun lengan.
Diagnosis Banding
Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang mungkin didapatkan
di tangan seperti lipoma, kista, dermatofibroma, dan nevus pigmentosus.
- Lipoma
Suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri dari lemak.
Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), namun juga dapat dijumpai
pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat muncul dimanapun
pada tubuh ini. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke permukaan kulit
(superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau
lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot,
saraf, sendi, ataupun tendon.
- Dermatofibroma
Page 10 of 15
Dermatofibroma adalah tumor kulit jinak yang teridiri dari sel sel fibroblas (sel-sel
yang membentuk jaringan lunak di bawah kulit). Dermatofibroma tampak sebagi
benjolan kecil berwarna merah sampai coklat. Paling sering ditemukan di tungkai atau
lengan. Kadang menimbulkan gatal-gatal.
Penatalaksanaan
Terapi
1. Konservatif
2. Operatif
Page 11 of 15
Gambar : Aspirasi cairan ganglion
Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf
(hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul
kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas kista,
identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung tendo atau kapsul
sendi dari mana kista tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi
kista ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi
kista dan apakah kista tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau
tendon.
Page 12 of 15
Setelah dasar kista teridentifikasi, klem, jangan sampai
tendon terpotong
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion.
Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak
seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa rekurensi
walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan
gerak, kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah.
Prognosis
• Kista yang berasal dari selaput tendon lebih mudah sembuh dengan suntikan kortikosteroid
dibandingkan dengan yang berasal dari sendi
• Kista dari pergelangan tangan bagian depan (volar wrist ganglion) akan lebih mudah
kembali setelah pembedahan dibandingkan kista pada bagian dorsal.
Tingkat rekurensi setelah penanganan nonoperatif mencapai 30-60% dibandingkan dengan
Page 13 of 15
yang dioperasi (5-15%). Total ganglionektomi menghasilkan angka kesembuhan 85-95% jika
kista dan akar diangkat bersamaan dengan pemotongan sedikit dari kapsul tendo. Rekurensi
setelah operasi biasanya diakibatkan oleh pengangkatan kapsul atau membrane sinovial yang
tidak lengkap.
Page 14 of 15
D A F TA R P U S TA K A
1. Widodo,djoko. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Penerbit : Fk UI. Jakarta.
2007.
2. Staf pengajar FK UI. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Penerbit :Fk UI. Jakarta. 2005.
3. Sjamsuhidaja R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II Penerbit : EGC. Jakarta.
2005.
4. Shines,Schwartz. Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Penerbit : EGC.
Jakarta. 2006.
5. Snell RS; editor bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto...(et al.). Anatomi klinik untuk
mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006
Page 15 of 15