Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pembebanan

Jenis beban yang bekerja pada gedung meliputi:

4.1.1 Beban mati

Beban mati sendiri elemen struktur (Self Weight) yang meliputi berat
balok,kolom dan plat. Serta beban mati elemen tambahan (Superinposed Load) yang
meliputi dinding, keramik, plesteran dan mekanikal elektrikal. Beban ini kemudian
dimasukkan kedalam SAP 2000

1. Beban Mati Pada Plat Lantai


Beban mati yang bekerja pada plat lantai gedung meliputi:
a. Beban spesi tebal 3 cm = 0,03 x 22 = 0,66 KN/m2
b. Beban keramik tebal 1 cm = 0,01 x 22 = 0,22 KN/m2
c. Beban instalasi ME = 0,25 KN/m2
d. Beban langit-langit penggantung = 0,2 KN/m2
Total beban mati pada plat lantai = 1,33 KN/m2
2. Beban Mati Pada Balok
Beban mati yang bekerja pada balok gedung meliputi:
a. Beban dinding pasangan ½ batu = 2,5 x 4 = 10 KN/m2
b. Beban dinding partisi (Cladding) = 0,2 x 4 = 0,8 KN/m2
c. Total beban mati pada plat lantai = 10,8 KN/m2

4.1.2 Beban hidup (Live load)

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian
suatu gedung. (SNI 03-2847-2002, Pasal 3.8)
4.1.3 Beban gempa (Earthquake load)
Ditinjau dari beban gempa statik dan dinamik Standar ini menentukan
pengaruh Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung
serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Akibat pengaruh Gempa
Rencana, struktur gedung secara keseluruhan harus masih berdiri, walaupun sudah
berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Gempa Rencana ditetapkan
mempunyai perioda ulang 500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada 10%
selama umur gedung 50 tahun. Untuk menghitung pengaruh gempa terdapat
beberapa tahapan yakni sebagai berikut

1. Menentukan wilayah gempa


Gedung hanggar DTS di Yogyakarta terletak pada wilayah Gempa 3 yang
memiliki percepatan puncak batuan dasar sebesar 0,15g sesuai peta wilayah
gempa Indonesia menurut SNI 03-1726-2012 dan berdiri di atas tanah keras
dengan percepatan muka tanah sebesar 0,18.
Gambar 4.1 Peta wilayah kegempaan Indonesia sesuai SNI 03-1726-2012 dengan
periode ulang 500 tahun

2. Jenis Tanah
Jenis tanah pada zona 3 yakni tanah Keras. Desain kurva respons spektrum
untuk zona gempa 3 dengan kondisi tanah keras adalah sebagai berikut

Tabel 4.2 Respons Spektrum Wilayah Gempa 3

T (detik) SA (g)
0 0.099
0.113 0.497
0.565 0.497
0.665 0.597
0.765 0.697
0.865 0.797
0.965 0.897
1.065 0.997
1.165 1.097
1.265 1.197
1.365 1.297
1.465 1.397
1.565 1.497
1.665 1.597
1.765 1.697
1.865 1.797
1.965 1.897
2.065 1.997
2.165 2.097
2.265 2.197
2.365 2.297
2.465 2.397
2.565 2.497
2.665 2.597
2.765 2.697
2.865 2.797
2.965 2.897
3.065 2.997
3.165 3.097
3.265 3.197
3.365 3.297
3.465 3.397
3.565 3.497
3.665 3.597
3.765 3.697
3.865 3.797
3.965 3.897
4 3.997
Tabel 4.3 Percepatan Puncak Batuan Dasar Dan Percepatan Puncak Muka
Tanah Untuk Masing-Masing Wilayah Gempa Indonesia

Gambar 4.2 Spektrum Respon Wilayah Gempa 3

Tabel 4.3 Spektrum Respon Gempa Rencana


4.2. Analisis kekuatan Kolom dan Balok
4.2.1. Hasil Analisis kolom

Dari hasil analisis SAP 2000 maka diperoleh Mu dan Pu. Data hasil
analisis ditunjukkan seperti tabel di bawah ini.

Gambar 4.3 Hasil Analisis SAP 2000

Berikut adalah tabel hasil analis kekuatan kolom

Tabel 4.4 Hasil Analisis Kekuatan Kolom

Mu
No Komponen Pu (kN) Status
(kNm)

1 Kolom I 35x35 22,656 880,205 Aman

2 Kolom II 35x45 17,979 698,494 Aman

Dari hasil analisis dengan menggunakan software SAP 2000 maka diperoleh hasil
bahwa kolom memenuhi syarat “aman”, seperti grafik di bawah ini.
3000.00

2500.00

2000.00

1500.00
kapasitas
Pn

beban
1000.00
seimbang

500.00

0.00
0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00

-500.00
Mn

Gambar 4.4 Grafik Diagram interaksi kolom 35x45

2500.00

2000.00

1500.00
kapasitas
Pn

1000.00
beban

500.00 seimbang

0.00
0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00
-500.00
Mn

Gambar 4.5 Grafik Diagram interaksi kolom 35x35


4.2.2. Metode Penyambungan Kolom menggunakan Anchor Hilti

Calbond adalah cairan pekat berwarna putih dengan komposisi


bahan kimia yang mengandung bahan utama Polyvinyl Acetate dengan
material pengisi lainnya yang sangat matang dan berguna untuk mengikat
plesteran yang meliputi antara lain :

1. Melekatkan berbagai macam plesteran pada permukaan yang tidak kasar.


2. Melekatkan plesteran pada batu-batu, beton tembok tanpa perlu
mengasarkan permukaan.
3. Memperbaiki keretakan-keretakan dan kegagalan pada tembok.
4. Sebagai bahan campuran atau adukan beton yang perlu elastisitas dan
lebih liat.
5. Melekatkan porselen, mosaik, marmer, ubin, karpet, pada plesteran
asbes, enternite, plywood.
6. Melekatkan asbes dengan asbes, enternite dengan enternite, plywood
dengan plywood.
7. Sebagai bahan penyambung beton yang lama dengan beton baru.

Salah satu dari kegunaan yang dapat diterapkan dalam perbaikan gedung
yang akan ditingkatkan yaitu sebagai bahan penyambung beton yang
lama dengan beton yang baru.

Cara pengaplikasian lem calbond sebagai penyambung beton yaitu :

1. Calbond dicampur dengan semen portland hingga kental sekali.


2. Campuran semen dengan lem calbond dilaburkan pada permukaan beton
lama yang akan dicor.
3. Campuran lem semen dengan perbandingan sebagai berikut : 1 bagian
calbond ditambah dengan 1 bagian air ditambah dengan 1 bagian semen
portland.Langkah pengaplikasian penggunaan calbond dalam lapangan
yaitu :

1. Bor dinding beton yang akan diberi angkur menggunakan carbide bit.
2. Gunakan pembersih debu untuk meniupkan lubang yang telah dibor agar
puing-puing debu keluar dari lubang.

3. Bersihkan lubang dengan sikat kawat, pembersihan lubang merupakan hal


yang penting.

4. Gunakan pembersih debu untuk meniupkan kembali lubang dan


mengeluarkan sisa-sisa puing dengan tekanan udara.

5. Letakkan foil pack kedalam pegangan foil pack. Buka penutup tembakan
foil.
6. Memasang sekrup pada mixer statis.

7. Meletakkan foil kedalam tabung secara tepat.

8. Pertama, mencoba menarik pelatuk tembakan untuk mengetes isi foil.

9. Memasukkan tembakan perekat kedalam lubang yang sudah dibor. Untuk


menghindari rongga udara, cara mengaplikasikan lem calbond dengan cara
½ pengisian, 2/3 pengisian, lalu dipenuhkan. Gunakan pengisi tabung
tambahan untuk mencapai dasar lubang.
10 Setelah dilakukan penginjeksian, lakukan penguncian tabung degan cara
menekan tombol pelepas.

11 memasukkan batang baja dengan cara memutar batang dan pengencangan


dapat disesuaikan sampai gel mengeras.

12 Hindari menekan angkur selama gel belum mengering.


13 Setelah waktu pengeringan, pastikan angkur sudah terpasang dengan baik
dan tidak terlepas dari gel.

4.2.3. Hasil Analisis Balok

Perencanaan balok untuk lantai 2, lantai 3, dan lantai 4 adalah


menggunakan Balok IWF 400x200x8x13.Di dalam perencanaan ini
berfokus pada penyambungan balok baja dengan kolom beton Berikut ini
adalah hasil perencanaan dari SAP 2000

Gambar 4.6 Hasil analisis balok

4.2.4. Perencanaan Balok Baja IWF 400x200x8x13

a. Dimensi Kolom 350x450 mm


b. Balok induk menggunakan profil WF 400.200.8.13
h = d = 400 mm
b = mm
tw = 8 mm
tf = 13 mm
ro = 20 mm
As = 84.1 cm2
Ix = 23700 cm2
Iy = 18740 cm2
Mutu baja, BJ 41
fy = 250 MPa
fu = 410 MPa
Misal gunakan 8 buah baut Ø12 dan tebal las 3 mm dengan mutu BJ 37
Nu = 0,143 kN
Vu = 29,5 kN
Mu = 23.183 kNm.

1. Jarak antar baut dan tebal profil penyambung


Direncanakan:
Tebal Plat, t ≥ (h +b) / 90 SNI 03-1729-2002 hal 131
t ≥ (400 + 200) / 90 = 6,67 mm
t ≥ 7 mm

Jarak maksimum Jarak minimum


S1 < 150 mm S1 > 1,5db 30 mm

S1 < 4.tp 100 mm = 127 mm S > 3db = 60

S < 200
Diambil S1 = 127 mm; S = 146 mm

2. Sambungan Las

Tebal las (tw) = 3 mm


Lw1 = (96x8) + (200 x 2) = 1168 mm

Lw2 = 374x4 = 1496 mm

Lw = Lw1 + Lw2

= 1168 +1496
= 2664 mm

Mutu las
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Tn1 = ɵ (fu.0, 707.tw.Lw1 )

= 0, 75.(0, 6.370.0, 707.3.1168)


= 412475.11 N
Tn2 = ɵ ( fu.0, 707.tw.Lw2 )

= 0, 75.(0, 6.370.0, 707.3.1496)


= 528307.16 N
Tn = Tn1 + Tn2

= 412475.11+ 528307.16
= 940782.28 N
= 940, 782 kN Vu (238, 000 kN)

M R =. ɵ Mn

Mnlas = Zxlas . fylas

Zxlas = 2.(200.3.395) + 4.(96.3.380) + 4.(96.3.8) + 4.(374.3.193.5)


= 1791708 mm3
Mnlas = 1791708x240

= 430009920 Nmm
= 430,009920 kNm
Mnlas = 0, 9x430.009920

= 387.008928 kNm > Mu (23.183 kNm)

3. Sambungan Baut

Nu = 0,143 kN
Vu = 29, 55kN

Mu = 23,183 kNm
fu b 370 Mpa

Gmbar 3.7 Sambungan Baut pada Balok Induk Melintang

- Kuat geser baut


Rnv = 0,5. fu.Ab

1
= 0,5.370.( ..122 )
4
= 20912,4 N
= 20,9124 kN
- Kuat tarik baut
Rnt = 0, 75. fu.Ab

1
= 0, 75.370.( ..122 )
4
= 31368.6 N
= 31.3686 kN
- Gaya lintang dipikul bersama oleh baut

𝑉𝑢
Ruv =
𝑛
29,55
=
8
= 3,69 kN
- Gaya normal dipikul bersama oleh baut
𝑁𝑢
Rut =
𝑛
0,143
=
8
= 0,0178 kN
- Gaya tarik akibat momen

y1 = y2 = (146x2) + (127 x 2) + 114 = 660 mm

y 3 = y 4 = (146x1) (127 x 2) + 114 = 514 mm

Sigma y 2 = 2.(6602 + 5142 ) = 1399592 mm 2

23.183x660x103
Rut =
`1399592x106
Rut = 10.932 kN
Rut = 10,932 + 0,0178 = 10, 95019

0.05564375 < 1 . . .(Ok)

Hasil perhitungan balok baja adalah

a. Jumlah baut = 8 buah


b. Dimeter baut = 12 mm
c. Tebal plat 7 mm
d. Tebal las = 3 mm
4.2.5. Perencanaan Shear Connector

Diketahui :
- d=12 mm
- F’c = 22.5 Mpa
- a=
- L = 6m
- Tp = 120mm
- Fy = 250 Mpa
- Fu = 410 Mpa

Penyelesaian
a. Shear Connector pada Mn+
Ec= 0.041 w1.5 √𝑓′𝑐
= 0.041(2400)1.5 √22.5
= 22866.09 Mpa
1
Asc = 4 𝑥πxd2

= ¼ x 3.14 x 122
= 113.04 mm2
Qn = 0.5 Asc √𝑓 ′ 𝑐. 𝐸𝑐

= 0.5 x 113.04 x √22.5 𝑥 22866.09


= 40540.52 N
Asc X Fu = 113.04 x 410
= 46346.4 N
Dari niai Qn dan Asc x Fu diambil nilai yang terkecil yaitu 40540.52 N
Menghitung nilai a
𝐴𝑠.𝑓𝑦
a= 0.85.𝑓′ 𝑐.𝑏𝐸
2187.250
= 0.85.22.5.1200

= 23.82 mm
Vhc = 0.85 x F’c x Ac
= 0.85 x f’c x a x bE
= 0.85 x 22.5 x 23.82 x 1200
=546669 N
Vhs = As.fy
= 2187 x 250
= 546750 N
Dari hasil perhitungan Vhc dan Vhs diambil nilai terkecil yaitu = 546669 N
Maka,
𝑉ℎ
n= 𝑄𝑛
546669
= 40540.52

= 13.48 buah dibuilatkan jadi 14 buah


Smin = 6d
= 6 x 12
= 72 mm
Smaks = 8tp
= 8x120
= 960 mm

L/4 = 6/4=1.5 m = 1500mm


Jarak Shear Conector yang digunakan adalah 750 mm
Total shear connector daerah momen postif adalah 14 buah

b. Shear Connector pada Mn-


Dengan peritungan Ec dan Asc yang sama maka di dapatkan nilai Qn dan
Asc x Fu yang sama juga, sehingga nilai Qn yang dipakai = 40540.52 N
Asr = 12 x ¼ x π x d2
= 12 x ¼ x 3.14 x 122
= 1356.48 mm2
Vh = Asr x fyr
= 1356.48 x 250
= 339120 N
Sehingga,
𝑉ℎ
n= 𝑄𝑛
339120
= 40540.52= 8.36 dibulatkan jadi 10 buah
Smin = 6d
= 6x12
= 72 mm
Smaks = 8 x tp
= 8 x 120
= 960 mm
Karena L/4 = 1500mm maka dapat digunakan jaraka 100mm, 1 baris
Total shear connector daerah momen negative = 2x10

Вам также может понравиться