Вы находитесь на странице: 1из 26

IMPLEMENTASI EVALUASI

NO DX Tanggal/jam Implementasi Tanggal/ Evaluasi


jam
1. Bersihan jalan napas tidak Sabtu, 03-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital
13.30 S: - pasien menunjukan batuk tudak
bernapas berhubungan Shif Pagi H : Td :120/70 mmHg efektif
dengan obstruksi jalan 08.00 N :120 x/i
napas S : 38,5oc O:
P : 40x/i - Garging (+), Wheezing (+),
08.30 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum Ronchi(+), menggunakan otot
dan sesudah suctioning. bantu pernafasan.
H: sebelum : wheezing (+) - Tachipneu (+), pasien bernafas
Setelah : wheezing (+) lewat mulut, lebih panjang
inspirasi daripada ekspirasi.
08.35 3. Melakukan fisioterapi dada
H : perkusi pada dada A : bersihan jalan nafas belum teratasi

08.45 4. Memposisikan pasien untuk P: lanjutkan intervensi


memaksimalkan ventilasi
1. Monitor tanda-tanda vital
H: posisi pasien semi fowler
2. Auskultasi suara nafas sebelum
09.00 5. Menginformasikan pada klien dan
dan sesudah suctioning.
keluarga tentang suctioning
3. Lakukan fisioterapi dada
H: keluarga pasien memahami
4. Posisikan pasien untuk
09.10 6. Menggunakan alat yang steril setiap
memaksimalkan ventilasi
melakukan tindakan
5. Informasikan pada klien dan
H: tidak terjadi infeksi nasokomial keluarga tentang suctioning
09.15 7. Mengeluarkan sekret dengan suction 6. Gunakan alat yang steril setiap
H : seceret berkurang melakukan tindakan
09.30 8. Memberikan O2 dengan 7. Keluarkan sekret dengan suction
menggunakan masker rebrithing 8. Berikan O2 dengan
untuk memfasilitasi suksion menggunakan nasal untuk
nasotrakeal memfasilitasi suksion
H: terpasang O2 10 l/m nasotrakeal

2. Ketidakefektifan perfusi 10.00 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap


13.45
jaringan serebral b/d H : Td :130/80 mmHg nyeri
kurangnya suplai O2 ke N :126 x/i O:
jaringan serebral S : 38,3oc - tingkat kesadaran pasien stupor
P : 38x/i - GCS 6 E1,V1,M4
10.10 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - Reaksi pupil isokor
orientasi - CRT: 5 detik
H: tingkat kesadaran Stupor dengan A: Masalah ketidakefektifan perfusi
GCS:6, E;1, V:1, M:4 jaringan serebral belum teratasi
10.15 3. Memperhatikan perubahan pasien P: Lanjutkan intervensi :
sebagai respons terhadap stimulus 1. Monitor ttv
H: Ada respon terhadap nyeri 2. Monitor tingkat kesadaran dan
10.25 4. Melakukan pengkajian neurologis orientasi
setiap 1 sampai 2 jam 3. Perhatikan perubahan pasien
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) sebagai respons terhadap
12.00 5. Mengukur suhu tubuh minimal setiap stimulus
4 jam 4. Lakukan pengkajian neurologis
H: badan teraba hangat dengan suhu setiap 1 sampai 2 jam
38,3oc 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap
12.05 6. Mempertahankan nutrisi yang adekuat 4 jam
H: susu dextrose 200cc /2jam /sonde 6. Tinggikan bagian kepala tempat
Aminofluide 500 cc /24jam /iv tidur pasien 30o
14.00 7. Mengukur asupan dan haluaran pasien 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
secara seksama 8. Ukur asupan dan haluaran pasien
H: intake = 2575 secara seksama
output = 1000, iwl = 975
BC = + 600

1. Bersihan jalan napas tidak Sabtu, 03-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital


20.30 S: - pasien menunjukan batuk tidak
bernapas berhubungan Shif siang H : Td :120/70 mmHg efektif
dengan obstruksi jalan 14.10 N :120 x/i
napas S : 38,5oc O:
P : 40x/i - Garging (+), Wheezing (+),
14.45 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum Ronchi(+), menggunakan otot
dan sesudah suctioning. bantu pernafasan.
H: sebelum : wheezing (+) - Tachipneu (+), pasien bernafas
Setelah : wheezing (+) lewat mulut, lebih panjang
inspirasi daripada ekspirasi.
14.50 3. Melakukan fisioterapi dada
H : perkusi pada dada A : bersihan jalan nafas belum teratasi
15.00 4. Memposisikan pasien untuk P: lanjutkan intervensi
memaksimalkan ventilasi
1. Monitor tanda-tanda vital
H: posisi pasien semi fowler
2. Auskultasi suara nafas sebelum
5. Menginformasikan pada klien dan
dan sesudah suctioning.
keluarga tentang suctioning
3. Lakukan fisioterapi dada
H: keluarga pasien memahami
4. Posisikan pasien untuk
6. Menggunakan alat yang steril setiap
memaksimalkan ventilasi
melakukan tindakan
5. Informasikan pada klien dan
H: tidak terjadi infeksi nasokomial
keluarga tentang suctioning
7. Mengeluarkan sekret dengan suction
6. Gunakan alat yang steril setiap
H : seceret berkurang
melakukan tindakan
8. Memberikan O2 dengan
7. Keluarkan sekret dengan suction
menggunakan masker rebrithing
8. Berikan O2 dengan
untuk memfasilitasi suksion
menggunakan nasal untuk
nasotrakeal
memfasilitasi suksion
H: terpasang O2 10 l/m
nasotrakeal
2. Ketidakefektifan perfusi 15.10 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap
20.45
jaringan serebral b/d H : Td :130/80 mmHg nyeri
kurangnya suplai O2 ke N :126 x/i O:
jaringan serebral S : 38,3oc - tingkat kesadaran pasien stupor
P : 38x/i - GCS 6 E1,V1,M4
15.25 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - Reaksi pupil isokor
orientasi - CRT: 5 detik
H: tingkat kesadaran Stupor dengan A: Masalah ketidakefektifan perfusi
GCS:6, E;1, V:1, M:3 jaringan serebral belum teratasi
3. Memperhatikan perubahan pasien P: Lanjutkan intervensi :
sebagai respons terhadap stimulus 1. Monitor ttv
H: Ada respon terhadap nyeri 2. Monitor tingkat kesadaran dan
15.35 4. Melakukan pengkajian neurologis orientasi
setiap 1 sampai 2 jam 3. Perhatikan perubahan pasien sebagai
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) respons terhadap stimulus
15.50 5. Mengukur suhu tubuh minimal setiap 4. Lakukan pengkajian neurologis
4 jam setiap 1 sampai 2 jam
H: badan teraba hangat dengan suhu 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap 4
38,3oc jam
16.05 6. Mempertahankan nutrisi yang 6. Tinggikan bagian kepala tempat
adekuat tidur pasien 30o
H: susu dextrose 200cc /2jam /sonde 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
Aminofluide 500 cc /24jam /iv 8. Ukur asupan dan haluaran pasien
20.10 7. Mengukur asupan dan haluaran secara seksama
pasien secara seksama
H: intake = 900
output = 1000, iwl = 975
BC = + 600
1. Bersihan jalan napas tidak Sabtu, 03-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital S: - pasien menunjukan batuk tudak
06. 30
bernapas berhubungan Shif Malam H : Td :120/60 mmHg efektif
dengan obstruksi jalan 21.00 N :123 x/i O:
napas S : 37,6oc - Garging (+), Wheezing (+),
P : 38x/i Ronchi(+), menggunakan otot
21.30 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum bantu pernafasan.
dan sesudah suctioning. - Tachipneu (+), pasien bernafas
lewat mulut, lebih panjang
H: sebelum : wheezing (+)
inspirasi daripada ekspirasi.
Setelah : wheezing (+)
A : bersihan jalan nafas belum teratasi
21.50 3. Melakukan fisioterapi dada
H : perkusi pada dada P: lanjutkan intervensi

22.35 4. Memposisikan pasien untuk 1. Monitor tanda-tanda vital


memaksimalkan ventilasi 2. Auskultasi suara nafas sebelum
H: posisi pasien semi fowler dan sesudah suctioning.
5. Menginformasikan pada klien dan 3. Lakukan fisioterapi dada
keluarga tentang suctioning 4. Posisikan pasien untuk
H: keluarga pasien memahami memaksimalkan ventilasi
6. Menggunakan alat yang steril setiap 5. Informasikan pada klien dan
melakukan tindakan keluarga tentang suctioning
H: tidak terjadi infeksi nasokomial 6. Gunakan alat yang steril setiap
22.50 7. Mengeluarkan sekret dengan suction melakukan tindakan
H : seceret berkurang 7. Keluarkan sekret dengan suction
8. Memberikan O2 dengan 8. Berikan O2 dengan
menggunakan masker rebrithing menggunakan nasal untuk
untuk memfasilitasi suksion memfasilitasi suksion
nasotrakeal nasotrakeal
H: terpasang O2 10 l/m

2. Ketidakefektifan perfusi 23.00 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap


06.45
jaringan serebral b/d H : Td :120/70 mmHg nyeri
kurangnya suplai O2 ke N :120 x/i O:
jaringan serebral S : 37,3oc - tingkat kesadaran pasien stupor
P : 38x/i - GCS 6 E1,V1,M4
23.20 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - Reaksi pupil isokor
orientasi - CRT: 5 detik
H: tingkat kesadaran Stupor dengan A: Masalah ketidakefektifan perfusi
GCS:6, E;1, V:1, M:3 jaringan serebral belum teratasi
23.35 3. Memperhatikan perubahan pasien P: Lanjutkan intervensi :
sebagai respons terhadap stimulus 1. Monitor ttv
H: Ada respon terhadap nyeri 2. Monitor tingkat kesadaran dan
01.05 4. Melakukan pengkajian neurologis orientasi
setiap 1 sampai 2 jam 3. Perhatikan perubahan pasien sebagai
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) respons terhadap stimulus
00.00 5. Mengukur suhu tubuh minimal setiap 4. Lakukan pengkajian neurologis
4 jam setiap 1 sampai 2 jam
H: badan teraba hangat dengan suhu 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap 4
37,3oc jam
02.00 6. Mempertahankan nutrisi yang 6. Tinggikan bagian kepala tempat
adekuat tidur pasien 30o
H: susu dextrose 200cc /2jam /sonde 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
Aminofluide 500 cc /24jam /iv 8. Ukur asupan dan haluaran pasien
06.00 7. Mengukur asupan dan haluaran secara seksama
pasien secara seksama
H: intake = 2575
output = 1000, iwl = 975
BC = + 600
IMPLEMENTASI EVALUASI

NO DX Tanggal/jam Implementasi Tanggal/ Evaluasi


jam
1. Bersihan jalan napas Minggu, 04-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital
13.30 S: - pasien menunjukan batuk tudak efektif
tidak bernapas Shif Pagi H : Td :130/70 mmHg
berhubungan dengan 08.00 N :120 x/i
O:
obstruksi jalan napas S : 37,2oc
- Garging (+), Wheezing (+),
P : 41x/i
Ronchi(+), menggunakan otot bantu
08.30 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum
pernafasan.
dan sesudah suctioning.
- Tachipneu (+), pasien bernafas
H: sebelum : wheezing (+) lewat mulut, lebih panjang inspirasi
Setelah : wheezing (+) daripada ekspirasi.

08.35 3. Melakukan fisioterapi dada A : bersihan jalan nafas belum teratasi


H : perkusi pada dada
P: lanjutkan intervensi
08.45 4. Memposisikan pasien untuk
1. Monitor tanda-tanda vital
memaksimalkan ventilasi
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
H: posisi pasien semi fowler
sesudah suctioning.
09.00 5. Menginformasikan pada klien dan
3. Lakukan fisioterapi dada
keluarga tentang suctioning
4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
H: keluarga pasien memahami
ventilasi
09.10 6. Menggunakan alat yang steril setiap
5. Informasikan pada klien dan keluarga
melakukan tindakan
tentang suctioning
H: tidak terjadi infeksi nasokomial 6. Gunakan alat yang steril setiap
09.15 7. Mengeluarkan sekret dengan suction melakukan tindakan
H : seceret berkurang 7. Keluarkan sekret dengan suction
8. Memberikan O2 dengan 8. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
menggunakan masker rebrithing untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
untuk memfasilitasi suksion
nasotrakeal
H: terpasang O2 10 l/m
2. Ketidakefektifan 10.00 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap nyeri
13.45
perfusi jaringan H : Td :120/80 mmHg O:
serebral b/d kurangnya N :122 x/i - tingkat kesadaran pasien stupor
suplai O2 ke jaringan S : 38,3oc - GCS 6 E1,V1,M4
serebral P : 38x/i - Reaksi pupil isokor
10.10 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - CRT: 5 detik
orientasi A: Masalah ketidakefektifan perfusi
H: tingkat kesadaran Stupor dengan jaringan serebral belum teratasi
GCS:6, E;1, V:1, M:4 P: Lanjutkan intervensi :
10.15 3. Memperhatikan perubahan pasien 1. Monitor ttv
sebagai respons terhadap stimulus 2. Monitor tingkat kesadaran dan
H: Ada respon terhadap nyeri orientasi
10.25 4. Melakukan pengkajian neurologis 3. Perhatikan perubahan pasien
setiap 1 sampai 2 jam sebagai respons terhadap stimulus
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) 4. Lakukan pengkajian neurologis
12.00 5. Mengukur suhu tubuh minimal setiap setiap 1 sampai 2 jam
4 jam 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap 4
H: badan teraba hangat dengan suhu jam
38,3oc 6. Tinggikan bagian kepala tempat
12.05 6. Mempertahankan nutrisi yang adekuat tidur pasien 30o
H: susu dextrose 200cc /2jam /sonde 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
Aminofluide 500 cc /24jam /iv 8. Ukur asupan dan haluaran pasien
13.15 7. Mengukur asupan dan haluaran pasien secara seksama
secara seksama
H: intake = 638
output = 500, iwl = 284
BC = -146

1. Bersihan jalan napas Minggu, 04-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital


20.30 S: - pasien menunjukan batuk tidak efektif
tidak bernapas Shif siang H : Td :110/70 mmHg
berhubungan dengan 14.10 N :120 x/i
O:
obstruksi jalan napas S : 37,5oc
- Garging (+), Wheezing (+),
P : 34x/i
Ronchi(+), menggunakan otot bantu
14.45 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum
pernafasan.
dan sesudah suctioning.
- Tachipneu (+), pasien bernafas
H: sebelum : wheezing (+) lewat mulut, lebih panjang inspirasi
Setelah : wheezing (+) daripada ekspirasi.
14.50 3. Melakukan fisioterapi dada
A : bersihan jalan nafas belum teratasi
H : perkusi pada dada
15.00 4. Memposisikan pasien untuk P: lanjutkan intervensi

memaksimalkan ventilasi 1. Monitor tanda-tanda vital


H: posisi pasien semi fowler 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
5. Menginformasikan pada klien dan sesudah suctioning.
keluarga tentang suctioning 3. Lakukan fisioterapi dada
H: keluarga pasien memahami 4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
6. Menggunakan alat yang steril setiap ventilasi
melakukan tindakan 5. Informasikan pada klien dan keluarga
H: tidak terjadi infeksi nasokomial tentang suctioning
7. Mengeluarkan sekret dengan suction 6. Gunakan alat yang steril setiap
H : seceret berkurang melakukan tindakan
8. Memberikan O2 dengan 7. Keluarkan sekret dengan suction
menggunakan masker rebrithing 8. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
untuk memfasilitasi suksion untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
nasotrakeal
H: terpasang O2 10 l/m
2. Ketidakefektifan 15.10 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap nyeri
20.45
perfusi jaringan H : Td :110/70 mmHg O:
serebral b/d kurangnya N :99 x/i - tingkat kesadaran pasien stupor
suplai O2 ke jaringan S : 37,3oc - GCS 6 E1,V1,M4
serebral P : 38x/i - Reaksi pupil isokor
15.25 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - CRT: 5 detik
orientasi A: Masalah ketidakefektifan perfusi
H: tingkat kesadaran Stupor dengan jaringan serebral belum teratasi
GCS:6, E;1, V:1, M:3 P: Lanjutkan intervensi :
3. Memperhatikan perubahan pasien 1. Monitor ttv
sebagai respons terhadap stimulus 2. Monitor tingkat kesadaran dan orientasi
H: Ada respon terhadap nyeri 3. Perhatikan perubahan pasien sebagai
15.35 4. Melakukan pengkajian neurologis respons terhadap stimulus
setiap 1 sampai 2 jam 4. Lakukan pengkajian neurologis setiap 1
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) sampai 2 jam
15.50 5. Mengukur suhu tubuh minimal setiap 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap 4 jam
4 jam 6. Tinggikan bagian kepala tempat tidur
H: badan teraba hangat dengan suhu pasien 30o
37,3oc 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
16.05 6. Mempertahankan nutrisi yang 8. Ukur asupan dan haluaran pasien secara
adekuat seksama
H: susu dextrose 200cc /2jam /sonde
Aminofluide 500 cc /24jam /iv
20.15 7. Mengukur asupan dan haluaran
pasien secara seksama
H: intake = 620
output = 300, iwl = 284
BC = + 36
1. Bersihan jalan napas Minggu, 04-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital
06.30 S: - pasien menunjukan batuk tudak efektif
tidak bernapas Shif Malam H : Td :120/60 mmHg
berhubungan dengan 21.00 N :118 x/i
O:
obstruksi jalan napas S : 37,6oc
- Garging (+), Wheezing (+),
P : 38x/i
Ronchi(+), menggunakan otot bantu
21.30 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum
pernafasan.
dan sesudah suctioning.
- Tachipneu (+), pasien bernafas
H: sebelum : wheezing (+) lewat mulut, lebih panjang inspirasi
Setelah : wheezing (+) daripada ekspirasi.

21.50 3. Melakukan fisioterapi dada A : bersihan jalan nafas belum teratasi


H : perkusi pada dada
P: lanjutkan intervensi
22.35 4. Memposisikan pasien untuk
1. Monitor tanda-tanda vital
memaksimalkan ventilasi
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
H: posisi pasien semi fowler
sesudah suctioning.
5. Menginformasikan pada klien dan
3. Lakukan fisioterapi dada
keluarga tentang suctioning
H: keluarga pasien memahami 4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
6. Menggunakan alat yang steril setiap ventilasi
melakukan tindakan 5. Informasikan pada klien dan keluarga
H: tidak terjadi infeksi nasokomial tentang suctioning
22.50 7. Mengeluarkan sekret dengan suction 6. Gunakan alat yang steril setiap
H : seceret berkurang melakukan tindakan
8. Memberikan O2 dengan 7. Keluarkan sekret dengan suction
menggunakan masker rebrithing 8. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
untuk memfasilitasi suksion untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
nasotrakeal
H: terpasang O2 10 l/m
2. Ketidakefektifan 23.00 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap nyeri
06.45
perfusi jaringan H : Td :120/70 mmHg O:
serebral b/d kurangnya N :104 x/i - tingkat kesadaran pasien stupor
suplai O2 ke jaringan S : 36.9oc - GCS 6 E1,V1,M4
serebral P : 31x/i - Reaksi pupil isokor
23.20 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - CRT: 5 detik
orientasi A: Masalah ketidakefektifan perfusi
H: tingkat kesadaran Stupor jaringan serebral belum teratasi
dengan GCS:6, E;1, V:1, M:3 P: Lanjutkan intervensi :
3. Memperhatikan perubahan pasien 1. Monitor ttv
sebagai respons terhadap stimulus 2. Monitor tingkat kesadaran dan orientasi
H: Ada respon terhadap nyeri 3. Perhatikan perubahan pasien sebagai
01.05 4. Melakukan pengkajian neurologis respons terhadap stimulus
setiap 1 sampai 2 jam 4. Lakukan pengkajian neurologis setiap 1
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) sampai 2 jam
00.00 5. Mengukur suhu tubuh minimal 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap 4 jam
setiap 4 jam 6. Tinggikan bagian kepala tempat tidur
H: suhu 36,9oc pasien 30o
6. Mempertahankan nutrisi yang 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
02.10 adekuat 8. Ukur asupan dan haluaran pasien secara
H: susu dextrose 200cc /2jam seksama
/sonde
Aminofluide 500 cc /24jam /iv
06.05 7. Mengukur asupan dan haluaran
pasien secara seksama
H: intake = 900
output = 200, iwl = 284
BC = + 416
IMPLEMENTASI EVALUASI

NO DX Tanggal/jam Implementasi Tanggal/ Evaluasi


jam
1. Bersihan jalan napas Senin, 05-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital
13.30 S: - pasien menunjukan batuk tudak efektif
tidak bernapas Shif Pagi H : Td :130/70 mmHg
berhubungan dengan 08.00 N :118 x/i
O:
obstruksi jalan napas S : 36,8oc
- Garging (+), Wheezing (+),
P : 31x/i
Ronchi(+), menggunakan otot bantu
08.30 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum
pernafasan.
dan sesudah suctioning.
- Tachipneu (+), pasien bernafas
H: sebelum : wheezing (+) lewat mulut, lebih panjang inspirasi
Setelah : wheezing (+) daripada ekspirasi.

08.35 3. Melakukan fisioterapi dada A : bersihan jalan nafas belum teratasi


H : perkusi pada dada
P: lanjutkan intervensi
08.45 4. Memposisikan pasien untuk
1. Monitor tanda-tanda vital
memaksimalkan ventilasi
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
H: posisi pasien semi fowler
sesudah suctioning.
5. Menginformasikan pada klien dan
3. Lakukan fisioterapi dada
keluarga tentang suctioning
4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
H: keluarga pasien memahami
ventilasi
09.10 6. Menggunakan alat yang steril setiap
5. Informasikan pada klien dan keluarga
melakukan tindakan
tentang suctioning
H: tidak terjadi infeksi nasokomial 6. Gunakan alat yang steril setiap
09.15 7. Mengeluarkan sekret dengan suction melakukan tindakan
H : seceret berkurang 7. Keluarkan sekret dengan suction
09.30 8. Memberikan O2 dengan 8. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
menggunakan masker rebrithing untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
untuk memfasilitasi suksion
nasotrakeal
H: terpasang O2 10 l/m
2. Ketidakefektifan 10.00 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap nyeri
13.45
perfusi jaringan H : Td :120/80 mmHg O:
serebral b/d kurangnya N :123 x/i - tingkat kesadaran pasien stupor
suplai O2 ke jaringan S : 37.1oc - GCS 6 E1,V1,M4
serebral P : 38,3x/i - Reaksi pupil isokor
10.10 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - CRT: 5 detik
orientasi A: Masalah ketidakefektifan perfusi
H: tingkat kesadaran Stupor dengan jaringan serebral belum teratasi
GCS:6, E;1, V:1, M:4 P: Lanjutkan intervensi :
10.15 3. Memperhatikan perubahan pasien 1. Monitor ttv
sebagai respons terhadap stimulus 2. Monitor tingkat kesadaran dan
H: Ada respon terhadap nyeri orientasi
10.25 4. Melakukan pengkajian neurologis 3. Perhatikan perubahan pasien
setiap 1 sampai 2 jam sebagai respons terhadap stimulus
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) 4. Lakukan pengkajian neurologis
12.00 5. Mengukur suhu tubuh minimal setiap setiap 1 sampai 2 jam
4 jam 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap 4
H: suhu 37,1oc jam
12.05 6. Mempertahankan nutrisi yang adekuat 6. Tinggikan bagian kepala tempat
H: susu dextrose 200cc /2jam /sonde tidur pasien 30o
Aminofluide 500 cc /24jam /iv 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
13.10 7. Mengukur asupan dan haluaran pasien 8. Ukur asupan dan haluaran pasien
secara seksama secara seksama
H: intake = 701
output = 150, iwl = 284
BC = + 267
1. Bersihan jalan napas Senin, 05-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital
20.30 S: - pasien menunjukan batuk tidak efektif
tidak bernapas Shif siang H : Td :110/70 mmHg
berhubungan dengan 14.10 N :122 x/i
O:
obstruksi jalan napas S : 37,5oc
- Garging (+), Wheezing (+),
P : 36x/i
Ronchi(+), menggunakan otot bantu
14.45 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum
pernafasan.
dan sesudah suctioning.
- Tachipneu (+), pasien bernafas
H: sebelum : wheezing (+) lewat mulut, lebih panjang inspirasi
Setelah : wheezing (+) daripada ekspirasi.

14.50 3. Melakukan fisioterapi dada A : bersihan jalan nafas belum teratasi


H : perkusi pada dada
P: lanjutkan intervensi
15.00 4. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi 1. Monitor tanda-tanda vital
H: posisi pasien semi fowler 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
5. Menginformasikan pada klien dan sesudah suctioning.
keluarga tentang suctioning 3. Lakukan fisioterapi dada
H: keluarga pasien memahami 4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
6. Menggunakan alat yang steril setiap ventilasi
melakukan tindakan 5. Informasikan pada klien dan keluarga
H: tidak terjadi infeksi nasokomial tentang suctioning
7. Mengeluarkan sekret dengan suction 6. Gunakan alat yang steril setiap
H : seceret berkurang melakukan tindakan
8. Memberikan O2 dengan 7. Keluarkan sekret dengan suction
menggunakan masker rebrithing 8. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
untuk memfasilitasi suksion untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
nasotrakeal
H: terpasang O2 10 l/m
2. Ketidakefektifan 15.10 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap nyeri
20.45
perfusi jaringan H : Td :120/70 mmHg O:
serebral b/d kurangnya N :96 x/i - tingkat kesadaran pasien stupor
suplai O2 ke jaringan S : 37,3oc - GCS 6 E1,V1,M4
serebral P : 29x/i - Reaksi pupil isokor
15.25 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - CRT: 5 detik
orientasi A: Masalah ketidakefektifan perfusi
H: tingkat kesadaran Stupor dengan jaringan serebral belum teratasi
GCS:6, E;1, V:1, M:3 P: Lanjutkan intervensi :
3. Memperhatikan perubahan pasien 1. Monitor ttv
sebagai respons terhadap stimulus 2. Monitor tingkat kesadaran dan orientasi
H: Ada respon terhadap nyeri 3. Perhatikan perubahan pasien sebagai
15.35 4. Melakukan pengkajian neurologis respons terhadap stimulus
setiap 1 sampai 2 jam 4. Lakukan pengkajian neurologis setiap 1
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) sampai 2 jam
15.50 5. Mengukur suhu tubuh minimal setiap 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap 4 jam
4 jam 6. Tinggikan bagian kepala tempat tidur
H: suhu 37,3oc pasien 30o
6. Mempertahankan nutrisi yang 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
16.05 adekuat 8. Ukur asupan dan haluaran pasien secara
H: susu dextrose 200cc /2jam /sonde seksama
Aminofluide 500 cc /24jam /iv
20.15 7. Mengukur asupan dan haluaran
pasien secara seksama
H: intake = 793
output = 200, iwl = 284
BC = + 309

1. Bersihan jalan napas Senin, 05-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital S: - pasien menunjukan batuk tudak efektif
06.30
tidak bernapas Shif Malam H : Td :120/80 mmHg O:
berhubungan dengan 21.00 N :120 x/i - Garging (+), Wheezing (+),
obstruksi jalan napas S : 36,8oc Ronchi(+), menggunakan otot bantu
P : 31x/i pernafasan.
21.30 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum - Tachipneu (+), pasien bernafas
lewat mulut, lebih panjang inspirasi
dan sesudah suctioning.
daripada ekspirasi.
H: sebelum : wheezing (+)
A : bersihan jalan nafas belum teratasi
Setelah : wheezing (+)
21.50 3. Melakukan fisioterapi dada P: lanjutkan intervensi

H : perkusi pada dada 1. Monitor tanda-tanda vital


22.35 4. Memposisikan pasien untuk 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
memaksimalkan ventilasi sesudah suctioning.
H: posisi pasien semi fowler 3. Lakukan fisioterapi dada
5. Menginformasikan pada klien dan 4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
keluarga tentang suctioning ventilasi
H: keluarga pasien memahami 5. Informasikan pada klien dan keluarga
6. Menggunakan alat yang steril setiap tentang suctioning
melakukan tindakan 6. Gunakan alat yang steril setiap
H: tidak terjadi infeksi nasokomial melakukan tindakan
22.50 7. Mengeluarkan sekret dengan suction 7. Keluarkan sekret dengan suction
H : seceret berkurang 8. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
8. Memberikan O2 dengan untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
menggunakan masker rebrithing
untuk memfasilitasi suksion
nasotrakeal
H: terpasang O2 10 l/m
2. Ketidakefektifan 23.00 1. Memonitor ttv S : pasien mnunjukan respon terhadap nyeri
06.45
perfusi jaringan H : Td :120/90 mmHg O:
serebral b/d kurangnya N :104 x/i - tingkat kesadaran pasien stupor
suplai O2 ke jaringan S : 37.2oc - GCS 6 E1,V1,M4
serebral P : 36x/i - Reaksi pupil isokor
23.20 2. Memonitor tingkat kesadaran dan - CRT: 5 detik
orientasi A: Masalah ketidakefektifan perfusi
H: tingkat kesadaran Stupor dengan jaringan serebral belum teratasi
GCS:6, E;1, V:1, M:3 P: Lanjutkan intervensi :
3. Memperhatikan perubahan pasien 1. Monitor ttv
sebagai respons terhadap stimulus 2. Monitor tingkat kesadaran dan orientasi
H: Ada respon terhadap nyeri 3. Perhatikan perubahan pasien sebagai
01.05 4. Melakukan pengkajian neurologis respons terhadap stimulus
setiap 1 sampai 2 jam 4. Lakukan pengkajian neurologis setiap 1
H: Babinski (+), kaku kuduk (-) sampai 2 jam
00.00 5. Mengukur suhu tubuh minimal setiap 4 5. Ukur suhu tubuh minimal setiap 4 jam
jam 6. Tinggikan bagian kepala tempat tidur
H: suhu 37,2oc pasien 30o
02.00 6. Mempertahankan nutrisi yang adekuat 7. Pertahankan nutrisi yang adekuat
H: susu dextrose 200cc /2jam /sonde 8. Ukur asupan dan haluaran pasien secara
Aminofluide 500 cc /24jam /iv seksama
06.10 7. Mengukur asupan dan haluaran pasien
secara seksama
H: intake = 2373
output = 950, iwl = 975
BC = + 448
IMPLEMENTASI EVALUASI

NO DX Tanggal/jam Implementasi Tanggal/ Evaluasi


jam
1. Bersihan jalan napas Selasa, 06-10-15 1. Memonitor tanda-tanda vital
11.00 S: pasien meninggal
tidak bernapas Shif Pagi H : Td :110/60 mmHg
berhubungan dengan 08.00 N :128 x/i
O: -
obstruksi jalan napas S : 36oc
P : 43x/i A:-
08.30 2. Mengauskultasi suara nafas sebelum
P: intervensi dihentikan
dan sesudah suctioning.
H: sebelum : wheezing (+)
Setelah : wheezing (+)
08.35 3. Melakukan fisioterapi dada
H : perkusi pada dada
08.45 4. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
H: posisi pasien semi fowler
5. Menginformasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning
H: keluarga pasien memahami
6. Menggunakan alat yang steril setiap
melakukan tindakan
H: tidak terjadi infeksi nasokomial
7. Mengeluarkan sekret dengan suction
H : seceret berkurang
8. Memberikan O2 dengan
menggunakan masker rebrithing
untuk memfasilitasi suksion
nasotrakeal
H: terpasang O2 10 l/m

Вам также может понравиться